Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

ALQUR'AN ONLINE

Kamis, 23 Desember 2010

ILMU HADITS

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Umat Islam mengalami kemajuan pada zaman kalsik (650-1250). Dalam sejarah, puncak kemajuan ini terjadi pada sekitar tahun 650-1000 M. Pada masa ini telah hidup ulama besar, yang tidak sedikit jumlahnya, baik di bidang tafsir, hadits, fiqih, ilmu kalam, filsafat, tasawuf, sejarah maupun bidang pengetahuan lainnya . Berdasarkan bukti histories ini menggambarka bahwa periwayatan dan perkembangan pengetahuan hadits berjalan seiirng dengan perkembangan pengetahuan lainnya.
Menatap prespektif keilmuan hadis, sungguh pun ajaran hadis telah ikut mendorong kemajuan umat Islam. Sebab hadits Nabi, sebagaimana halnya Al-Qur’an telah memerintahkan orang-orang beriman menuntut pengetahuan. Dengan demikian prespektif keilmuan hadits, justru menyebabkan kemajuan umat Islam. Bahkan suatu kenyataan yang tidak boleh luput dari perhatian, adalah sebab-sebab dimana al-Qur’an diturunkan. Bertolak dari kenyataan ini, Prof. A. Mukti Ali menyebutkan sebagai metode pemahaman terhadap suatu kepercayaan, ajaran atau kejadian dengan melihatnya sebagai suatu kenyataan yang mempunyai kesatuan mutlak dengan waktu, temapat, kebudayaan, golongan dan lingkungan dimana kepercayaan, ajaran dan kejadian itu muncul. Dalam dunia pengetahuan tentang agama Islam, sebenarnya benih metode sosio-historis telah ada pengikutsertaan pengetahuan asbab al nuul (sebab-sebab wahyu diturunakan) untuk memahami al-Qur’an, dan asbab al-wurud (sebab-sebab hadits diucapkan) untuk memahami al-Sunnah.
Meskipun asbab al-Nuzul dan asbab al –Wurud terbatas pada peristiwa dan pertanyaan yang mendahului nuzul (turun) Al-Qur’an dan wurud (disampaikannya) hadits, tetapi kenyataannya justru tercipta suasana keilmuan pada hadits Nabi SAW. Tak heran jika pada saat ini muncul berbagai ilmu hadits serta cabang-cabangnya untuk memahami hadits Nabi, sehingga As-Sunnah sebagai sumber hukum Islam yang kedua dapat dipahami serta diamalkan oleh umat Islam sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Rasulullah.
B. TUJUAN PEMBAHASAN
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah:
1. mengetahui definisi ilmu hadits
2. mengetahui cabang-cabang ilmu hadits serta penjelasannya
3. mengetahui kegunaan mempelajari ilmu-ilmu hadits
4. mengetahui otentitas hadits

C. RUMUSAN MASALAH
Adapun batasan-batasan masalah atau batasan pembahasan makalah ini adalah:
1. Apa definisi ilmu hadits?
2. Apa saja cabang-cabang ilmu hadits itu?
3. Apa saja kegunaan mempelajari ilmu hadits
4. bagaimana otentitas hadits Nabi?


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ILMU HADITS
Ilmu hadits adalah ilmu yang membahas kaidah-kaidah untuk mengetahui kedudukan sanad dan matan, apakah diterima atau ditolak. Menurut Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, ilmu hadits, yakni illmu yang berpautan dengan hadits, banyak ragam macamnya.
Sebagai diketahui, banyak istilah untuk menyebut nama-nama hadits sesuai dengan fungsinya dalam menetapkan syariat Islam. Ada hadits shahih, hadits hasan, dan hadits dhoif. Masing-masing memiliki persyaratannya sendiri-sendiri. Persyaratan itu ada yang berkaitan dengan persambungan sanad, kualitas para periwayat yang dilalui hadits, dan ada pula yang berkaitan dengan kandungan hadits itu sendiri. Maka persoalan yang ada dalam ilmu hadits ada 2. Pertama berkaitan dengan sanad, kedua berkaitan dengan matan. Ilmu yang berkaitan dengan sanad akan mengantar kita menelusuri apakah sebuah hadits itu bersambung sanadnya atau tidak, dan apakah para periwayat hadits yang dicantumkan di dalam sanad hadits itu orang-orang terpercaya atau tidak. Adapun ilmu yang berkaitan denga matan akan membantu kita mempersoalkan dan akhirnya mengetahui apakah informasi yang terkandung di dalamnya berasal dari Nabi atau tidak. Misalnya, apakah kandungan hadits bertentangan dengan dalil lain atau tidak.

B. CABANG-CABANG ILMU HADITS
Menurut Dr. Mustofa As-Siba’i bahwa terdapat disiplin ilmu yang lain dalam kajian tentang sunnah beserta penuturannya,pembelaannya, dan penelitian pangkall dan sumbernya. Abu ‘Abdullah Al-Hakim dalam kitabnya Ma’rifatul ‘Ulum Al-Hadits, merinci disiplin ini menjadi lima puluh dua bagian, dan al-Nawawi dalam kitabnya al-Taqrib, merincinya menjadi enam puluh lima bagian.
Menurut Anwar dalam bukunya Ilmu Mushthalah Hadits, dijelaskan bahwa ilmu hadits dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Ilmu Dirayatul Hadits, atau Ilmu Ushulur Riwayah dan disebut juga dengan Ilmu Musthalah Hadits
Menurut kata sebagian ulama Tahqiq, Ilmu Dirayatul Hadits adalah ilmu yang membahas cara kelakuan persambungan hadits kepada Shahibur Risalah, junjungan kita Muhammad SAW dari sikap perawinya, mengenai kekuatan hafalan dan keadilan mereka, dan dari segi keadaan sanad, putus dan bersambungnya, dan yang sepertinya.
Muhammad Abu Zahwu dalam kitabnya Al-Haditsu wal Muhadditsun, memberikan definisi Ilmu Ushulur Riwayah atau Ilmu Riwayatul Hadits adalah ilmu yang membahas tentang hakikat periwayatan, syarat-syaratnya, macam-macamnya, hukum-hukumnya, dan keadaan perawi-perawinya dan syarat-syaratnya, macam-macam yang diriwayatkan dan hal-hal yang berhubungan dengan itu.
Adapun obyek Ilmu Hadits Dirayah ialah meneliti kelakuan para rawi dan keadaan marwinya (sanad dan matannya). Dari aspek sanadnya, diteliti tentang ke'adilan dan kecacatannya, bagaimana mereka menerima dan menyampaikan haditsnya serta sanadnya bersambung atau tidak. Sedang dari aspek matannya diteliti tentang kejanggalan atau tidaknya, sehubungan dengan adanya nash-nash lain yang berkaitan dengannya.
Dalam penjelasannya, beliau mengatakan bahwa yang dimaksud dengan:
a. hakikat periwayatan adalah menyampaikan berita dan menyandarkannya kepada orang yang menjadi sumber berita itu.
b. Syarat-syarat periwayatan adalah syarat-syarat perawi di dalam menerima hal-hal yang diriwayatkan oleh gurunya, apakah dengan jalan mendengar langsung atau dengan jalan ijazah, atau lainnya.
c. Macam-macam periwayatan, apakah sanadnya itu bersambung-sambung atau putus dan sebagainya.
d. Hukum-hukumnya, artinya diterima atau ditolaknya apa yang diriwayatkannya itu.
e. Keadaan perawi dan syarat-syaratnya, yaitu adil tidaknya dan syarat-syarat menjadi perawi baik tatkala menerima hadits maupun menyampaikan hadits.
f. Macam-macam yang diriwayatkan, ialah apakah yang diriwayatkannya itu berupa hadits Nabi, atsar atau yang lain.
g. Hal-hal yang berhubungan dengan itu, ialah istilah-istilah yang dipakai oleh ahli-ahli hadits.
Pemindahan hadits berdasarkan sanadnya kepada orang yang dinisbahkan dilakukan secara riwayat atau khabar dan selainnya.
Syarat-syaratnya memindahkan hadits berdasarkan sanadadalah sebagi berikut: Perawi menerima apa yang diriwayatkan kepadanya melalui salah satu dari cara meriwayatkan Hadis samada melalui pendengaran, pembentangan, ijazah atau sebagainya.
Bagian-bagiannya: Ittisal (bersambung) serta Ingqita' (terputus) dan sebagainya.

b. Ilmu Riwayatul Hadits
Ilmu Riwayatul Hadits ialah ilmu yang memuat segala penukilan yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, kehendak, taqrir ataupun berupa sifatnya.
Menurut Syaikh Manna’ A-Qhaththan, obyek pembahasan ilmu riwayatul hadits: sabda Rasulullah, perbuatan beliau, ketetapan beliau, dan sifat-sifat beliau dari segi periwayatannya secara detail dan mendalam. Faidahnya : menjaga As-Sunnah dan menghindari kesalahan dalam periwayatannya .
Sementara itu, obyek Ilmu Hadits Riwayah, ialah membicarakan bagaimana cara menerima, menyampaikan pada orang lain dan memindahkan atau membukukan dalam suatu Kitab Hadits. Dalam menyampaikan dan membukukan Hadits, hanya dinukilkan dan dituliskan apa adanya, baik mengenai matan maupun sanadnya.
Adapun kegunaan mempelajari ilmu ini adalah untuk menghindari adanya kemungkinan yang salah dari sumbernya, yaitu Nabi Muhammad Saw. Sebab berita yang beredar pada umat Islam bisa jadi bukan hadits, melainkan juga ada berita-berita lain yang sumbernya bukan dari Nabi, atau bahkan sumbernya tidak jelas sama sekali.
.
Menurut Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Cabang-cabang besar yang tumbuh dari ilmu Hadits Riwayah dan Dirayah ialah:
a. Ilmu Rijalul Hadits
Ialah ilmu yang membahas para perawi hadits, dari sahabat, dari tabi’in, maupun dari angkatan sesudahnya.
Dengan ilmu ini kita dapat mengetahui, keadaan para perawi yang menerima hadits dari Rasulullah dan keadaan perawi yang menerima hadits dari sahabat dan seterusnya.
Dalam ilmu ini diterangkan tarikh ringkas dari riwayat hidup para perawi, madzhab yang dipegangi oleh para perawi dan keadaan-keadaan para perawi itu menerima hadits.
b. Ilmu Jarhi wat Ta’dil
Ilmu yang menerangkan tentang hal cacat-cacat yang dihadapkan kepada para perawi dan tentang penta’dilannya (memandang adil para perawi) dengan memakai kata-kata yang khusus dan tentang martabat kata-kata itu.
Ilmu Jarhi wat Ta’dil dibutuhkan oleh para ulama hadits karena dengan ilmu ini akan dapat dipisahkan, mana informasi yang benar yang datang dari Nabi dan mana yang bukan.


c. Ilmu Fannil Mubhammat
Ilmu fannil Mubhamat adalah ilmu untuk mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut dalam matan, atau di dalam sanad.
Di antara yang menyusun kitab ini, Al-Khatib Al Baghdady. Kitab Al Khatib itu diringkas dan dibersihkan oleh An-Nawawy dalam kitab Al-Isyarat Ila Bayani Asmail Mubhamat.
Perawi-perawi yang tidak tersebut namanya dalam shahih bukhari diterangkan dengan selengkapnya oleh Ibnu Hajar Al-Asqallanni dalam Hidayatus Sari Muqaddamah Fathul Bari.
d. Ilmu ‘Ilalil Hadits
Adalah ilmu yang menerangkan sebab-sebab yang tersembunyi, tidak nyata, yang dapat merusakkan hadits.
Yakni: menyambung yang munqathi’, merafa’kan yang mauquf, memasukkan suatu hadits ke dalam hadits yang lain dan yang serupa itu. Semuanya ini, bila diketahui dapat merusakkan hadits.
Ilmu ini, ilmu yang berpautan dengan keshahihan hadits. Tak dapat diketahui penyakit-penyakit hadits, melainkan oleh ulama, yang mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang martabat-martabat perawi dan mempunyai malakah yang kuat terhadap sanad dan matan-matan hadits.
Menurut Syaikh Manna’ Al-Qaththan bahwa cara mengetahui ‘illah hadits adalah dengan mengumpulkan beberapa jalan hadits dan mencermati perbedaan perawinya dan kedhabithan mereka, yang dilakukan oleh orang orang yang ahli dalam ilmu ini. Dengan cara ini akan dapat diketahui apakah hadits itu mu’tal (ada ‘illatnya) atau tidak. Jika menurut dugaan penelitinya ada ‘illat pada hadits tersebut maka dihukuminya sebagai hadits tidak shahih .


e. Ilmu Ghoriebil Hadits
Yang dimaksudkan dalam ilmu haddits ini adalah bertujuan menjelaskan suatu hadits yang dalam matannya terdapat lafadz yang pelik, dan yang sudah dipahami karena jarang dipakai, sehingga ilmu ini akan membantu dalam memahami hadits tersebut.
f. Ilmu Nasikh wal Mansukh
Adalah ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah dimansukhkan dan menasikhkannya.
Apabila didapati sesuatu hadits yang maqbul tak ada perlawanan, dinamailah hadits tersebut muhkam. Dan jika dilawan oleh hadits yang sederajat, tapi mungkin dikumpulkan dengan tidak sukar maka hadits itu dinamai muhtaliful hadits. Jika tidak mungkin dikumpul dan diketahui mana yang terkemudian, maka yang terkemudian itu dinamai nasikh dan yang terdahulu dinamai mansukh.
g. Ilmu Talfiqil hadits
Yaitu ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan antar hadits yang berlawanan lahirnya.
Dikumpulkan itu ada kalanya dengan mentahsikhkan yang ‘amm, atau mentaqyidkan yang mutlak, atau dengan memandang banyak kali terjadi.
h. Ilmu Tashif wat Tahrif
Yaitu ilmu yang menerangkan tentang hadits-hadits yang sudah diubah titiknya (dinamai mushohaf), dan bentuknya (dinamai muharraf).
i. Ilmu Asbabi Wurudil Hadits
Yaitu ilmu yang membicarakan tentang sebab-sebab Nabi menuturkan sabda beliau dan waktu beliau menuturkan itu.
Menurut Prof Dr. Zuhri ilmu Asbabi Wurudil Hadits dalah ilmu yang menyingkap sebab-sebab timbulnya hadits. Terkadang, ada hadits yang apabila tidak diketahui sebab turunnya, akan menimbulkan dampak yang tidak baik ketika hendak diamalkan.
Disamping itu, ilmu ini mempunyai fungsi lain untuk memahami ajaran islam secara komprehensif. Asbabul Wurud dapat juga membantu kita mengetahui mana yang datang terlebih dahulu di antara dua hadits yang “Pertentangan”. Karenanya tidak mustahil kalau ada beberapa ulama yang tertarik untuk menulis tema semacam ini.Misalnya, Abu Hafs Al- Akbari (380-456H), Ibrahim Ibn Muhammad Ibn Kamaluddin, yang lebih dikenal dengan Ibn hamzah Al-Husainy Al-Dimasyqy (1054-1120H) denagn karyanya Al-Bayan Wa Al Ta’rif Fi Asbab Wurud Al- hadits Al-Syarif.
j. Ilmu Mukhtalaf dan Musykil Hadits
Yaitu ilmu yang menggabungkan dan memadukan antara hadits yang zhahirnya bertentangan atau ilmu yang menerangkan ta’wil hadits yang musykil meskipun tidak bertentangan dengan hadits lain.
Oleh sebagaian ulama dinamakan dengan “Mukhtalaf Al-Hadits” atau “Musykil Al-Hadits”, atau semisal dengan itu. Ilmu ini tidak akan muncul kecuali dari orang yang menguasai hadits dan fiqih .

C. KEGUNAAN MEMPELAJARI ILMU HADITS
Adapun beberapa manfaat / kegunaan mempelajari ilmu-ilmu hadits adalah:
Untuk mengakses dan mendownload tugas kuliah ini selengkapnya anda harus berstatus Paid Member

Kamis, 12 Agustus 2010

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

Keutamaan Bulan Ramadhan

Beberapa keutamaan Ramadhan adalah:

1. Bulan Tarbiyah untuk mencapai derajat taqwa.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (QS Al Baqarah: 183).
2. Bulan diturunkannya Al Qur’an.
Bulan Ramadhan, yang pada bulan itu Al Qur’an diturunkan sebagai petunjuk buat manusia dan penjelasan tentang petunjuk itu, dan sebagai pemisah (yang haq dan yang batil) (QS Al Baqarah: 185).
3. Bulan yang paling utama, bulan penuh berkah.
Bulan yang paling utama adalah bulan Ramadhan, dan hari yang paling utama adalah hari Jum’at (HR At-Thabarani) . Dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa Rasulullah saw -pada suatu hari, ketika Ramadhan telah tiba- bersabda: Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan yang penuh berkah, pada bulan itu Allah swt memberikan naungan-Nya kepada kalian. Dia turunkan Rahmat-Nya, Dia hapuskan kesalahan-kesalahan, dan Dia kabulkan do’a. pada bulan itu Allah swt akan melihat kalian berpacu melakukan kebaikan. Para malaikat berbangga dengan kalian, dan perlihatkanlah kebaikan diri kalian kepada Allah. Sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang pada bulan itu tidak mendapat Rahmat Allah swt”. (HR Ath-Thabarani) .
4. Bulan ampunan dosa, bulan peluang emas melakukan ketaatan.
Rasulullah saw bersabda: Shalat lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at, dari Ramadhan ke Ramadhan, dapat menghapuskan dosa-dosa, apabila dosa-dosa besar dihindari. (HR Muslim). Barang siapa yang melakukan ibadah di malam hari bulan Ramadhan, karena iman dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni. (Muttafaqun ‘alaih). Apabila Ramadhan datang, maka pintu-pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syaithon-syaithon dibelenggu. (Muttafqun ‘alaih).
5. Bulan dilipat gandakannya amal shaleh.
Rabb-Mu berkata: “Setiap perbuatan baik dilipat gandakan pahalanya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa, puasa itu untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai yang melindungi dari api neraka. Bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi dari pada parfum misik. Apabila orang bodoh berlaku jahil kepada seseorang diantara kamu yang tengah berpuasa, hendaknya ia katakan: “Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa”. (HR At-Tirmidzi).Khutbah Rasulullah saw menyongsong bulan suci Ramadhan sebagai bulan mulia, bulan ibadah, bulan santunan. Dari Salman RadhiyaLlahu ‘anhu, katanya: Rasulullah saw berkhutbah di tengah-tengah kami pada akhir bulan Sya’ban, beliau saw bersabda: “Hai manusia, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah telah menaungi. Bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang padanya Allah mewajibkan berpuasa. Qiyamullail disunnahkan.Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Bulan Ramadhan adalah bulan sabar, sabar itu balasannya syurga, Ramadhan adalah bulan santunan.

Bulan ditambahkannya rizqi orang mukmin. Siapa yang memberikan makanan untuk berbuka kepada seorang yang berpuasa, balasannya adalah ampunan terhadap dosa-dosanya, dirinya dibebaskan dari neraka, dan dia mendapatkan pahala sebesar yang didapat oleh orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang tersebut. Sahabat berkomentar, kata mereka: “Ya Rasulullah, tidak setiap kami memiliki makanan untuk berbuka yang dapat diberikan kepada orang yang berpuasa? Sabda Rasulullah saw: “Pahal tersebut akan diberikan Allah, meskipun yang diberikan untuk berbuka bagi yang berpuasa hanya satu buah kurma, atau seteguk air, atau sesendok mentega.

Bulan Ramadhan awalnya rahmat, tengahnya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka, siapa yang memberikan keringanan bagi hamba sahayanya pada bulan itu, Allah akan ampuni dosanya, dan dia dibebaskan dari neraka. Pada bulan ini, perbanyaklah empat hal, dua diantaranya membuat kamu diridhai Rabbmu, dan dua yang lainnya sesuatu yang sangat kamu butuhkan.

Dua hal yang membuat kamu diridhai Rabbmu adalah:
1. Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan
2. Kamu meminta ampunan kepada-Nya.

Sedangkan dua hal lainnya yang sangat kamu butuhkan adalah:
1. Kamu meminta syurga kepada Allah, dan
2. Kamu minta dilindungi dari neraka.

Siapa yang memberikan minum kepada orang yang berpuasa, Allah akan memberikan minuman kepadanya dari telagaku yang tidak akan menjadi haus sampai dia masuk syurga”. (HR Ibnu Khuzaimah).
6. Ramadhan bulan jihad, bulan kemenangan.
Sejarah mencatat, bahwa pada bulan suci Ramadhan inilah beberapa kesuksesan dan kemenangan besar diraih ummat Islam, yang sekaligus membuktikan bahwa Ramadhan bukan bulan malas dan lemah, tapi merupakan bulankuat, bulan jihad, bulan kemenangan. Perang Badar Kubro yang diabadikan dalam Al Qur’an sebagai yaumul furqan, dan ummat Islam saat itu meraih kemenangan besar, terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah. Dan saat itu, gembong kebatilan: Abu Jahal, terbunuh.Pada bulan Ramadhan pula fathu Makkah terjadi, yang dibadaikan dalam Al Qur’an sebagai Fathan Mubiiina, tepatnya pada tanggal 10 Ramadhan tahun 8 (delapan) Hijriyah. Serangkaian peristiwa besar lainnya juga terjadi pada bulan Ramadhan, seperti: beberapa pertempuran dalam perang Tabuk, terjadi pada bulan Ramadhan tahun 9 (sembilan) Hijriyah. Tersebarnya Islam di Yaman pada bulan Ramadhan tahun 10 Hijriyah. Khalid bin Al Walid menghancurkan berhala Uzza pada tanggal 25 Ramadhan tahun 8 (delapan) Hijriyah. Dihancurkannya berhala Latta pada bulan Ramadhan tahun 9 Hijriyah.Ditaklukkannya Andalus (Spanyol sekarang) di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad pada tanggal 28 Ramadhan tahun 92 Hijriyah. Peperangan ‘Ain Jalut, dimana untuk pertama kalinya pasukan Islam berhasil mengalahkan bangsa Mongol Tartar, yang sebelumnya sempat dianggap mustahil, juga terjadi pada bulan Ramadhan tahun 658 Hijriyah. Dan masih banyak lagi yang lainnya

Rabu, 21 Juli 2010

AMALAN-AMALAN BULAN SYA'BAN

SYA’BAN adalah bulan yang sangat mulia dan disebut bulan Rasulullah saw. Beliau selalu berpuasa pada bulan ini hingga datang bulan Ramadhan. Beliau bersabda, “Sya’ban adalah bulanku. Sesiapa berpuasa satu hari pada bulanku ini, surga adalah miliknya.”
Diriwayatkan dari Imam Shadiq as bahwa ketika bulan Sya’ban tiba, Imam Ali Zainul Abidin as mengumpulkan para sahabat beliau seraya berkata kepada mereka, “Wahai sahabat-sahabatku, tahukah kalian bulan apa ini? Ini adalah bulan Sya’ban. Rasulullah saw selalu bersabda, ‘Sya’ban adalah bulanku.’ Maka, berpuasalah pada bulan ini demi kecintaan kalian kepada beliau dan untuk bertaqarrub kepada Tuhan kalian. Demi Allah yang jiwa Ali bin Husain berada di genggaman tangan-Nya, aku pernah mendengar ayahku, Husain bin Ali as berkata, ‘Aku pernah mendengar dari Amirul Mukminin as bahwa sesiapa berpuasa pada bulan Sya’ban demi kecintaannya kepada Rasulullah dan untuk bertaqarrub kepada Allah, niscaya Ia akan mencintanya, mendekatkannya kepada kemuliaannya pada hari kiamat, dan menganugerahkan surga kepadanya.”

Amalan-amalan Umum
Amalan-amalan umum (pada bulan ini) adalah sebagai berikut.
1. Membaca (zikir berikut) sebanyak tujuh puluh kali dalam setiap hari.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَ أَسْأَلُهُ التَّوْبَةَ
Astaghfirullaha wa as-aluhut-taubah
2. Membaca (zikir berikut) sebanyak tujuh puluh kali dalam setiap hari.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astaghfirullahalladzî lâ ilâha illa huwarrahmânurrahîm al-hayyul-qayyûmu wa atuubu ilaihi
Menurut sebagian hadis, al-hayyul qayyûm dibaca sebelum ar-rahmânur rahîm. Jika dibaca dengan kedua cara tersebut, justru lebih baik. Dari sebagian hadis dapat dipahami bahwa doa dan zikir terbaik di bulan ini adalah istighfar, dan sesiapa membaca istighfar sebanyak tujuh puluh kali dalam setiap harinya, pahalanya sama dengan membaca istighfar sebanyak tujuh puluh ribu kali di bulan-bulan lain.
3. Bersedekah meskipun dengan setengah biji kurma sehingga Allah akan mengharamkan badan kita dari api jahanam. Diriwayatkan bahwa Imam Shadiq as pernah ditanya tentang keutamaan berpuasa di bulan Rajab. Beliau berkata, “Mengapa kalian lupa dengan puasa di bulan Sya’ban?” Perawi berkata, “Wahai putra Rasulullah, apakah pahala orang yang berpuasa satu hari di bulan Sya’ban?” “Demi Allah, surga adalah pahalanya,” tegas beliau. Ia bertanya kembali, “Wahai Putra Rasulullah, apakah amalan terbaik di bulan ini?” Beliau berkata, “Bersedekah dan istighfar. Sesiapa bersedekah di bulan Sya’ban, Allah Swt akan memelihara sedekah tersebut sebagaimana salah seorang dari kalian memelihara anak untanya sehingga pada hari kiamat sedekah tersebut sampai di tangan pemiliknya seperti Gunung Uhud besarnya.”
4. Membaca bacaan (berikut ini) sebanyak seribu kali di sepanjang bulan karena ia memiliki pahala yang tak terhingga. Di antaranya, ibadah seribu tahun akan ditulis di catatan amalnya.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ

Laa ilaaha illallahu wa laa na’budu illa iyyahu mukhlishiina lahuddiinaa wa law karihal musyrikuuna
(Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali Ia dengan memurnikan agama hanya bagi-Nya meskipun kaum musyrikin menentang [kami])
5. Mendirikan dua rakaat shalat di setiap hari Kamis. Pada setiap raka’at, setelah membaca surah al-Fâtihah, bacalah surah at-Tauhîd sebanyak seratus kali. Setelah membaca salam, bacalah shalawat sebanyak seratus kali.
6. Banyak membaca shalawat.
7. Membaca shalawat yang diriwayatkan dari Imam Zainul Abidin as.

KEUTAMAAN BULAN SYA'BAN

Rasulullah saw bersabda:
“…Bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku…”(Mafatihul Jinan, bab 2, Sya’ban)

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: Ketika bulan Sya’ban tiba Ali Zainal Abidin (sa) mengumpulkan para sahabatnya kemudian berkata: “Wahai sahabat-sahabatku, tahukah kamu bulan apakah ini? Bulan ini adalah bulan Sya’ban, Nabi saw bersabda: ‘Bulan Sya’ban adalah bulanku, berpuasalah kamu di bulan ini karena cinta kepada Nabimu dan mendekatkan diri kepada Tuhanmu’. Aku bersumpah, demi Zat yang diriku dalam kekuasaan-Nya, sungguh aku mendengar ayahku Al-Husein (sa) berkata: ‘Aku mendengar Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as) berkata: ‘Barangsiapa yang berpuasa di bulan Sya’ban karena cinta kepada Rasulullah saw dan mendekatkan diri kepada Allah, Dia mendekatkannya pada kemuliaan-Nya pada hari kiamat dan mewajibkan baginya surga’.” (Mafatihul Jinan, bab 2, Sya’ban)

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan Allah. Barangsiapa yang berpuasa satu hari, maka wajib baginya surga. Barangsiapa yang dua hari, maka ia akan menjadi sahabat para nabi dan shiddiqin pada hari kiamat. Barangsiapa yang berpuasa penuh satu bulan dan bersambung dengan bulan Ramadhan, maka dosa-dosa diampuni, dosa kecil maupun dosa besarnya walaupun ia berasal dari darah haram.”

Hadis ini bersumber dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) dari ayahnya dari bapak-bapaknya dari Imam Ali bin Abi Thalib (sa). (Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 55)

Rabu, 16 Juni 2010

- Kedatangan Bulan Rojab

Dalam setahun penuh, hari-hari yang kita lalui, seluruhnya adalah laksana sebatang pohon. Ketika datang bulan Rajab, tibalah hari-hari untuk menyirami. Ketika datang bulan Sya'ban, tibalah hari-hari putik berganti buah. Dan ketika datang bulan Ramadlan, tibalah hari-hari untuk memetik hasilnya.
Setiap kali Baginda Nabi saw. memasuki bulan Rajab, beliau berdoa,
اللَّهمّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
"Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan kami pada bulan Ramadlan!" (HR. Ibnu Ahmad, Baihaqi, dan Ibnu Majah)
Doa Nabi saw. di atas menegaskan adanya harapan kuat agar kita diberkahi, ditambahkan kebaikan, di bulan Rajab dan Sya'ban, karena pada dasarnya kedua bulan tersebut adalah bulan penuh kebaikan, kemudian kita memohon untuk lebih ditambahkan lagi kebaikan yang ada. Bahkan Nabi saw. mengajari kita untuk memiliki tekad kuat, berharap selalu, agar tambahan kebaikan itu tidak hanya di hari-hari Rajab dan Sya'ban, namun terus dirasakan hingga pada hari-hari yang lain, pada bulan Ramadlan. Ini terlihat dari doa beliau, "dan sampaikan kami pada bulan Ramadlan!"
Bukankah Rajab adalah syahrullâh, bulan yang dinisbatkan kepada Allah Swt. Karena Rajab adalah bagian dari asyhur al-hurum sebagaimana Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, dan Muharam, bulan-bulan yang dimuliakan Allah.
Jika Rajab dinisbatkan kepada Allah Swt., maka Sya'ban disebut Nabi saw. sebagai bulan yang dinisbatkan kepadanya. Sedangkan Ramadlan, bulan yang mulia dan penuh berkah ini, dinisbatkan kepada umatnya. Suatu kebanggaan tersendiri bagi kita sebagai umat Muhammad saw.
Menurut Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani bulan Rajab adalah lambang dari suatu makna yang memiliki rahasia tafsirannya tersendiri. Kata "Rajab" yang bila ditulis dalam bahasa Arab (رجب) ini terdiri dari tiga huruf, masing-masing memiliki makna yang dalam dan agung. Râ adalah rahmatullâh, kasih sayang Allah. Jîm adalah jûdullâh, kemurahan Allah. Dan Bâ adalah birrullâh, kebaikan Allah atau keramahan-Nya. Maka dari awal hingga akhir bulan penuh berkah ini, Allah menganugerahi para hamba-Nya tiga karunia. Pertama rahmat tanpa azab. Kedua kemurahan tanpa kebakhilan. Ketiga kebaikan atau keramahan tanpa kekasaran.
Jika Rajab adalah kesempatan untuk meninggalkan kekasaran dan keburukan tabiat kita, maka Sya'ban adalah kesempatan untuk meningkatkan amal dan membuktikan kesetiaan diri sebagai hamba. Sebagaimana Ramadlan adalah kesempatan untuk bersungguh hati dan menjernihkan diri dari keruh kehidupan yang ada.
Jika Rajab adalan bulan untuk bertaubat, maka Sya'ban adalah bulan untuk memperoleh kasih sayang, dan Ramadlan adalah bulan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Rajab adalah bulan penghormatan, Sya'ban adalah bulan pengabdian, dan Ramadlan adalah bulan keni'matan.
Rajab adalah bulan untuk beribadah, Sya'ban adalah bulan untuk meninggalkan kesenangan dunia, dan Ramadlan adalah bulan untuk memperoleh kebaikan yang penuh berkah.
Pada bulan Rajab, dilipatgandakanlah setiap kebaikan; pada bulan Sya'ban, dileburlah seluruh keburukan; dan pada bulan Ramadlan, kita menanti turunnya segala kemuliaan.
Rajab adalah syahr al-sâbiqîn, bulan peluang bagi mereka yang berusaha lebih dahulu meraih kebaikan. Sya'ban adalah syahr al-muqtashidîn, bulan peluang bagi mereka yang pertengahan. Dan Ramadlan adalah syahr al-'âshîn, bulan peluang bagi mereka yang berlumur dosa dan alpa, untuk segera memperbaiki diri, hingga lebih baik dari sebelumnya.
Maka, kini kita sedang berada di hari-hari Rajab yang cerah, secerah peluang untuk menanti nafahât, mengharap jawâiz, meminta 'athâyâ, dan merindukan mawâhib. Menanti hembusan rahmat, mengharap hadiah, meminta anugerah, dan merindukan karunia dari Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, lagi Maha Pemberi segala harapan hamba-Nya.
Kita sedang berada di musim istighfar, musim saatnya memperbanyak permintaan ampun. Kita berada di musim shalat, musim saatnya menambah kualitas, kuantitas ruku' dan sujud, demi membuktikan diri sebagai seorang hamba sejati. Dan kita juga berada di musim shiyâm, musim saatnya memperbanyak puasa sunnah.
Inilah Rajab, musim saatnya menanam benih-benih kebaikan. Kemudian disiram, dipupuk, dan dirawat hingga Sya'ban menjelang. Karena ketika Ramadlan datang, tibalah saatnya untuk menuai setiap amal yang ditanam.

Senin, 14 Juni 2010

- Model Pembelajaran Tematik

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
KELAS AWAL SD














SD/MI/SDLB
















DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NASIONAL
PUSAT KURIKULUM



KATA PENGANTAR

Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada satuan pendidikan untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35, mengenai standar nasional pendidikan.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bentuk nyata dari desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah diberikannya kewenangan kepada satuan pendidikan untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunannya maupun pelaksanaannya di satuan pendidikan.
Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada standar nasional pendidikan: standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Salah satu tugas Pusat Kurikulum adalah mengembangkan model-model kurikulum berdiversifikasi sebagai bahan pertimbangan bagi BSNP untuk dapat menetapkan model-model kurikulum. Model-model tersebut adalah sebagai berikut ini.
1. Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran.
2. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar.
3. Model Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal.
4. Model Pengembangan Diri.
5. Model Pembelajaran Terpadu IPA SMP.
6. Model Pembelajaran Terpadu IPS SMP.
7. Model Integrasi Pendidikan Kecakapan Hidup SMP dan SMA.
8. Model Penilaian Kelas.
9. Model KTSP SD
10. Model KTSP SMP
11. Model KTSP SMA
12. Model KTSP SMK
13. Model KTSP Pendidikan Khusus
Model-model ini bersama sumber-sumber lain dimaksudkan sebagai pedoman sekolah/madrasah dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, sehingga pengembangan kurikulum pada satuan pendidikan dapat memberi kesempatan peserta didik untuk : (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Salah satu model diatas adalah Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Model ini memberi contoh bagi guru di kelas awal SD untuk menyusun program kegiatan dan pelaksanaan kegiatan serta penilaiannya.
Pusat Kurikulum menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada banyak pakar yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi, Direktorat di lingkungan Depdiknas, kepala sekolah, pengawas, guru, dan praktisi pendidikan, serta Depag. Berkat bantuan dan kerja sama yang baik dari mereka, contoh-contoh KTSP dan model-model ini dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat.



Kepala Pusat Kurikulum
Badan Penelitian dan Pengembangan
Depdiknas,



Diah Harianti







DAFTAR ISI


Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Pembelajaran Tematik ………………………….. 2
B. Tujuan ……………………………………………………………. 2
C. Ruang Lingkup …………………………………………………….2
BAB II : KERANGKA BERPIKIR…………………………………………….3
A. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Kelas Awal SD………….3
B. Cara Anak Belajar……………………………………………….…3
C. Belajar dan Pembelajaran Bermakna………………………………4
D. Pengertian Pembelajaran Tematik…………………………………4
E. Landasan Pembelajaran Tematik…………………………………..5
F. Arti penting Pembelajaran Tematik………………………………..6
G. Karakteristik Pembelajaran tematik…………………………….….6
H. Rambu-Rambu………………………………………………….….7
BAB III : IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK…..…………………..8
A. Implikasi bagi Guru……………………………………………….8
B. Implikasi Bagi Siswa…………………………………………...…8
C. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media...8
D. Implikasi terhadap pengaturan ruangan …………………………..8
E. Implikasi terhadap pemilihan metode …………………………….9
BAB IV : TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN …………………………10
A. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dalam tema.............................……………………………………10
B. Menetapkan Jeringan Tema …………………………………......11
C. Penyusunan Silabus ……………………………………...……...11
D. Penyususnan Rencana Pembelajaran ……………………………11
BAB V : TAHAP PELAKSANAAN ………………………………………...12
A. Tahapan Kegiatan………………………………………………..12
B. Pengaturan Jadwal Pelajaran …………………………………....13
BAB VI : PENILAIAN ……………………………………...………………...14
A. Pengertian …………………..……………………………………14
B. Tujuan……………………………………..……………………..14
C. Prinsip …………………………………………………………...14
D. Alat Penilaian ……………………………...………………….....14
E. Aspek Penilaian ………………………………...………………..15
PENUTUP …………………………………………………………………………...…15

LAMPIRAN
1 Contoh Pemetaan Standar Kompetensi Dengan Tema ……….………………………17
2. Contoh Jaringan Tema ………………………………………..………………………27
3. Contoh Silabus ………………………………………………………………………..31
4. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………...………….34



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Pembelajaran Tematik

Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.

Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I – III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik.

Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang terpisah, muncul permasalahan pada kelas rendah (I-III) antara lain adalah tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah. Angka mengulang kelas dan angka putus sekolah peserta didik kelas I SD jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain. Data tahun 1999/2000 memperlihatkan bahwa angka mengulang kelas satu sebesar 11,6% sementara pada kelas dua 7,51%, kelas tiga 6,13%, kelas empat 4,64%, kelas lima 3,1%, dan kelas enam 0,37%. Pada tahun yang sama angka putus sekolah kelas satu sebesar 4,22%, masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas dua 0,83%, kelas tiga 2,27%, kelas empat 2,71%, kelas lima 3,79%, dan kelas enam 1,78%.

Angka nasional tersebut semakin memprihatinkan jika dilihat dari data di masing-masing propinsi terutama yang hanya memiliki sedikit taman Kanak-kanak. Hal itu terjadi terutama di daerah terpencil. Pada saat ini hanya sedikit peserta didik kelas satu sekolah dasar yang mengikuti pendidikan prasekolah sebelumnya. Tahun 1999/2000 tercatat hanya 12,61% atau 1.583.467 peserta didik usia 4-6 tahun yang masuk Taman Kanak-kanak, dan kurang dari 5 % Peserta didik berada pada pendidikan prasekolah lain.

Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kesiapan sekolah sebagian besar peserta didik kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang telah masuk Taman Kanak-Kanak memiliki kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak mengikuti pendidikan Taman Kanak-Kanak. Selain itu, perbedaan pendekatan, model, dan prinsip-prinsip pembelajaran antara kelas satu dan dua sekolah dasar dengan pendidikan pra-sekolah dapat juga menyebabkan peserta didik yang telah mengikuti pendidikan pra-sekolah pun dapat saja mengulang kelas atau bahkan putus sekolah.

Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran tematik yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan model pelaksanaan pembelajaran tematik untuk SD/MI kelas I hingga kelas III.


B. Tujuan

Tujuan penyusunan dokumen model pengembangan silabus tematik pada kelas awal Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran tematik.
2. Memberikan pemahaman kepada guru tentang pembelajaran tematik yang sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas awal Sekolah Dasar.
3. Memberikan keterampilan kepada guru dalam menyusun perencanaan, melaksanakan dan melakukan penilaian dalam pembelajaran tematik.
4. Memberikan wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi pihak terkait, sehingga diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran pelaksanaan pembelajaran tematik

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengembangan pembelajaran tematik meliputi seluruh mata pelajaran pada kelas I - III Sekolah Dasar, yaitu: Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, serta Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan.


BAB II
KERANGKA BERPIKIR


A. Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD

Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.

Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

B. Cara Anak Belajar

Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.

Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:

1. Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.

2. Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.

3. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi .

C. Belajar dan Pembelajaran Bermakna

Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.

Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.

Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan.

D. Pengertian Pembelajaran Tematik

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awl SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;
3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;
5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;
7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.


E. Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan Pembelajaran tematik mencakup:

Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).

F. Arti Penting Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: 1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: 1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, 2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, 3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. 4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat,

G. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

H. RAMBU-RAMBU

1. Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan
2. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester pada kelas yang sama
3. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan, namun dapat dibelajarkan melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
4. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral
5. Setiap kegiatan pembelajaran hendaknya selalu mempergunakan alat peraga yang sesuai dengan tujuan
6. Judul maupun jumlah tema yang dipilih atau yang ditentukan oleh masing-masing sekolah, disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat
7. Agar pelaksanaan dapat optimal, jumlah peserta didik disesuaikan dengan jumlah guru di kelas



BAB III
IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK


Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi yang mencakup:

A. Implikasi bagi guru

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.


B. Implikasi bagi siswa

1. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.
2. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah

C. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media

1. Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.
2. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).
3. Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
4. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi


D. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
• Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
• Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung
• Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet
• Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas
• Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
• Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.


E. Implikasi terhadap Pemilihan metode

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.



BAB IV
TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN


Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

A. Pemetaan Kompetensi Dasar
Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:


1. Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator
Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
• Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
• Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati


2. Menentukan tema
a. cara penentuan tema
Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:

Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.

Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

b. Prinsip Penentuan tema
Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
• Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:
• Dari yang termudah menuju yang sulit
• Dari yang sederhana menuju yang kompleks
• Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
• Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa
• Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya


3. Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator
Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.


B. Menetapkan Jaringan Tema
Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.


C. Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.



D. Penyusunan Rencana Pembelajaran

Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi:
1. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).

2. Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.


3. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.

4. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup).


5. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.

6. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian).



BAB V
TAHAP PELAKSANAAN


1. Tahapan kegiatan
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit)

a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi

b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.

c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.


Contoh jadwal pelaksanaan pembelajaran perhari dapat dijabarkan menjadi:

Contoh 1:

Kegiatan Jenis kegiatan
Kegiatan pembukaan Anak berkumpul bernyanyi sambil menari mengikluti irama musik

Kegiatan inti • Kegiatan untuk pengembangan membaca
• Kegiatan untuk pengembangan menulis
• Kegitan untuk pengembangan berhitung•
Kegiatan penutup Mendongeng atau membaca cerita dari buku cerita











Contoh 2:
Kegiatan Jenis kegiatan
Kegiatan pembukaan Waktu berkumpul (anak m,enceritakan pengalkaman, menyanyi, melakukan kegiatan fisik sesuai dengan tema)

Kegiatan inti • Pengembnagan kemmapuan menulis (kegiatan kelompok besar)
• Pengembnagan kemampuan berhitung kegiatan kelompok kecil atau berpasangan)
• Melakukan pengamatan sesuai dengan tema, misalnya mengamati jenis kendaraan yang lewat pada tema transporasi, menggambar hewan hasil pengamatan

Kegoiatan penutup • Mendongeng
• Pesan-pesan moral
• Musik/menyanyi

2. Pengaturan Jadwal pelajaran
Untuk memudahkan administrasi sekolah terutama dalam penjadwalan. Guru bersama dengan guru mata pelajaran pendidikan agama, guru pendidikan Jasmani dan guru muatan lokal perlu bersama-sama menyusun Jadwal pelajaran. Contoh jadwal yang dapat dikembangkan adalah:


Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
7-7.35 Matematika
B. Indo Mat BI Penjaskes IPA
7.35-8.10 Matematika
B. Indo Mat BI penjaskes IPA
8.10-8.45 Matematika
B. Indo Mat KTK P. Agama mulok
8.45-9.00
Istirahat

9.00-9.35 B. Ind Mat
IPS KTK P. Agama mulok
9.35-10.10 B. Ind Mat
IPS KTK


BAB VI
PENILAIAN


A. Pengertian

Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.

B. Tujuan

Tujuan Penilaian pembelajaran tematik adalah:
1. Mengetahui percapaian indikator yang telah ditetapkan
2. Memperoleh umpan balik bagi guru, untuk pengetahui hambatan yang terjadi dalam pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa
4. Sebagai acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial, pengayaan, dan pemantapan).

C. Prinsip

1. Penilaian di kelas I dan II mengikuti aturan penilaian mata-mata pelajaran lain di sekolah dasar. Mengingat bahwa siswa kelas I SD belum semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian di kelas I tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis.
2. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas I dan II. Oleh karena itu, penguasaan terhadap ke tiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.
3. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing Kompetensi Dasar dan Hasil Belajar dari mata-mata pelajaran.
4. Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses belajar mengajar berlangsung, misalnya sewaktu siswa bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti dan menyanyi pada kegiatan akhir.
5. Hasil karya/kerja siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam mengambil keputusan siswa misalnya: Penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun angka.


D. Alat Penilaian

Alat penilaian dapat berupa Tes dan Non Tes. Tes mencakup: tertulis, lisan, atau perbuatan, catatan harian perkembangan siswa, dan porto folio. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal penilaian yang lebih banyak digunakan adalah melalui pemberian tugas dan portofolio. Guru menilai anak melalui pengamatan yang lalu dicatat pada sebuiah buku bantu. Sedangkan Tes tertulis digunakan untuk menilai kemampuan menulis siswa, khususnya untuk mengetahui tentang penggunaan tanda baca, Jean, kata atau angka

Berikut adalah contoh penilaian yang dapat dilakukan guru:

A. Kewarganegaraan dan
Pengetahuan Sosial : Tes Lisan
• Menyebutkan peristiwa/kegiatan yang dialami
• Mengemukakan peristiwa/kegiatan yang berkesan
• Mengekspresikan perasaan waktu memberi kesan.

B. Bahasa Indonesia : Perbuatan
• Kelancaran membaca
• Melafalkan kata
• Melagukan/intonasi
• Cara bertanya jawab
Tugas
• Melengkapi kalimat

C. Ilmu Pengetahuan Alam : Perbuatan
• Mendemonstrasikan cara menggosok gigi
: Lisan
• Menyebutkan cara memelihara gigi
• Menjelaskan manfaat menggosok gigi



E. Aspek Penilaian

Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan Indikator mata pelajaran.

Nilai akhir pada laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada kelas satu dan dua Sekolah Dasar, yaitu: Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan.


PENUTUP
Pedoman ini merupakan acuan minimal, sehingga sekolah dan guru dapat mengembangan sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing.



LAMPIRAN-LAMPIRAN:

1. CONTOH PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI DENGAN TEMA
2. CONTOH JARINGAN TEMA
3. CONTOH SILABUS
4. CONTOH RENCANA PEMBELAJARAN





PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I

Mata pelajaran Standar Kompetensi (*)
Kompetensi Dasar (**)
Indikator (***) Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri Keluar ga Ling-kung an Tran spor-tasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Pekerja-an Gejala Alam dan Pe-ristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi
4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 2
Matematika Bilangan
Melakukan
Penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 Membilang banyak benda • Membilang atau menghitung secara urut        -   
• Menyebutkan banyak benda        -   
• Membandingkan dua kumpulan benda melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sasma banyak        -   
• Membaca dan menulis lambang bilangan -    -  - - - - 
• Menyatakan masalah sehari-hari yang terkait penjumlahan dan pengurangan sampai 20 -      - -  - 
Geometri dan pengukuran
Mengguna
kan pengukuran waktu dan panjang
Menentukan waktu (pagi, siang, malam), hari, dan jam ( bulat)
• Menceritakan pengalaman saat pagi, siang atau malam hari v v v v v - v - v - -
• Menyebutkan perbedaan antara pagi dan malam hari v v v v v - v - v - -
Mengelompokkan berbagai bangun ruang sederhana (balok, prisma, tabung, bola, dan kerucut)
• Membedakan berbagai bentuk sesuai dengan cirinya - v v v v - v v - v v
• Menyebutkan hasil pengelompokkan bangun ruang sederhana - v v v v - v v - v v
Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan Permainan dan olahraga
Mempraktekkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana/
Aktivitas jasmani dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya
Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari dan lompat dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri. • Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.          -- 
• Berjalan dengan berbagai pola langkah dan kecepatan.          -- 
• Berlari dengan berbagai pola langkah dan kecepatan.         -- 
• Melompat ke berbagai arah.          -- 



PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I

Mata pelajaran Standar Kompetensi (*)
Kompetensi Dasar (**)
Indikator (***)

Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri Keluar ga Ling-kung an Tran spor-tasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Peker-jaan Gejala Alam dan Peristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi
4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 2
Pengetahuan sosial Memahami identitas diri dan keluarga, serta skikap saling menghormamati dalam kemajemukan Keluarga Mengiden-tifikasi identitas diri, keluarga, dan kerabat • Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan   --   -    
• Menyebutkan nama ayah, ibu, saudara dan wali.      -    
• Menyebutkan alamat tempat tinggal.      -    
• Menyebutkan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.      -    


PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I

Mata Pelajaran Standar Kompetensi (*)
Kompetensi Dasar (**)
Indikator (***)

Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri Keluar ga Lingkung- an Tran spor-tasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Pekerja-an Gejala Alam dan Pe-ristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi
4 2 4 2 4 3 2 2
3 2 2
Ilmu Pengetahuan Alam Makhluk Hidup dan proses kehidupan
Mengenal anggota tubuh serta kegunaannya serta cara perawatannya 1.1 Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya • Menyebutkan nama bagian-bagian tubuh   -   - - -  - -
• menceritakan kegunaan bagian-bagian tubuh   -   - - -  - -
• Menyebutkan anggota gerak tubuh.   -   - - -  - -
Benda dan Sifatnya
Mengenal berbagai sifat benda dan kegunaannya melalui pengamatan perubahan bentuk benda




Mengidentifikasi benda yang ada di lingkungan sekitar berdasarkan cirinya melalui pengamatan • Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak v v v v v v v v
• Menunjuk sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu - v v v - v v - v v v
• Memasangkan benda sesuai dengan pasangannya v v - v v v - - v v -

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I

Mata Pelajaran Standar kompetensi (*)
Kompetensi Dasar (**)
Indikator (***)

Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri Keluar ga Ling-kung an Tran spor-tasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Pekerja-an Gejala Alam dan Pe-ristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi
4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 2

Seni
Budaya
dan Keterampilan Seni rupa
Mengapresiasi karya seni rupa 1.1 Meng-identi-fikasi unsur rupa pada benda di alam sekitar • Mengelompokkan berbagai jenis: bintik gari, bidang, warna dan bentuk pada benda dua dan tiga dimensi di alam sekitar. - -    - - -  - 
• Mengelompokkan berbagai ukuran: bintik, garis, bidang, warna dan bentuk pada benda dua dan tiga dimensi di alam sekitar. - -    - - -  - 
• Menyebutkan unsur rupa di lingkungan sekolah. - -    - - -  - 
Seni musik
Mengapresiasi karya seni musik Mengiden-tifikasi unsur/elemen musik dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia • Bertepuk tangan dengan pola
Seni Tari
Mengapresiasi karya seni tari Mengiden-tifikasi fungsi tubuh dalam melaksanakan gerak di tempat • Bergerak bebas sesuai irama musik


PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I

Mata Pelajaran Standar Kompetensi (*)
Kompetensi Dasar (**)
(Contoh)
Indikator (***)

Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri Keluar ga Ling-kung an Tran sportasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Pekerja-an Gejala Alam dan Pe-ristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi
4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 2
Bahasa Indonesia Mende-ngarkan
Memahami bunyi bahasa, perintah, an dongeng yang dilisankan
Membedakan bunyi bahasa • Membedakan berbagai bunyi/suara tertentu secara tepat.        -  - 
• Menirukan bunyi/suara tertentu seperti: suara burung, ombak, kendaraan, dan lain-lain.        -  - 
• Mengenal bunyi bahasa.        -  - 
• Membedakan bunyi bahasa.        -  - 
• Melafalkan bunyi bahasa secara tepat.        -  - 
Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi, secara lisan dengan perkenalan dan tegur sapa, pengenalan benda dan fungsi anggota tubuh. Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun • Menyebutkan data diri (nama, kelas, sekolah, dan tempat tinggal) dengan kalimat sederhana     - - - - - - -
• Menyebutkan nama orangtua dan saudara kandung.     - - - - - - -
• Menanyakan data diri dan nama oratua serta saudara teman sekelas     - - - - - - -
Membaca
Memahami teks pendek dengan membaca nyaring Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat • Mengenali huru-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata dan kalimat sederhana.           
• Membaca nyaring satu paragraf dengan lafal dan intonasi yang tepat.           
• Membaca teks pendek dengan lafal dan intonasi yang benar           
Menulis
Menulis permulaan dengan menciplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi dan menyalin Menjiplak berbagai bentuk gambar,
lingkaran dan bentuk huruf • Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf.           
• Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf.           


PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I


Mata Pelajaran Standar Kompetensi (*) Kompetensi Dasar (**)
Indikator (***)

Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri Keluar ga Ling-kung an Tran sportasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Pekerja-an Gejala Alam dan Pe-ristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi
4 2 4 2 4 3 2 2 2 2 2

Kewarganegaraan
1.1 Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama dan suku bangsa • Menyebutkan berdasarkan jenis kelamin anggota keluarga.   - - - - - - -  -
• Meyebutkan agama-agama yang ada di Indonesia.   - - - - - - -  -

Keterangan:
* : Diambil dari SK-KD
** : Diambil dari SK-KD
*** : Diambil dari penjabaran SK-KD ke dalam indikator













Lampiran3: CONTOH SILABUS

Mata Pelajaran KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KEGIATAN BELAJAR SARANA/SUMBER PENILAIAN
BAHASA INDONESIA MENDENGARKAN
Membedakan bunyi bahasa • Menirukan bunyi/suara tertentu seperti: suara burung, ombak, kendaraan, dan lain-lain. • Menirukan bunyi suara burung
• Bermain peran menjadi berbagai kendaraan
• Menirukan suara ombak Kaset dan tape Pengamatan
BERBICARA
Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun • Menyebutkan nama orangtua dan saudara kandung • tanya jawab tentang nama orang tuanya dan saudara kandungnya (berpasangan)

• Menanyakan data diri dan nama orangtua serta saudara teman sekelas • tanya jawab tentang nama orang tuanya dan saudara kandungnya (berpasangan)
• melakukan permainan menanyakan data diri temannya

• Menyebutkan data diri (nama, kelas, sekolah, dan tempat tinggal) dengan kalimat sederhana • melakukan permainan menanyakan data diri
• bercerita tentang data dirinya
MENULIS
Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran dan bentuk huruf • Menjiplak berbagai bentuk gambat, lingkaran, dan bentuk huruf • Menjiplak kartu kata
• Menjiplah bentuk-bentuk gambar
• Menjiplak bentuk-bentuk geometri • Kartu kata
• Kartu bentuk gambar
• Kartu bentuk geometri
MATEMATIKA Membilang banyak benda • Membilang atau menghitung secara urut • Membilang benda-benda di kelas
• Membilang sambil Memantulkan bola • Bola
• Menyebutkan banyak benda • Mengamati lalu menyebutkan nama benda yang dilihatnya
• Membandingkan dua kumpulan benda melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sasma banyak • Praktek langsung mengambil dua kumpulan benda lalu dihitung • Batu-batuan
Menentukan waktu (pagi, siang, malam, hari dan jam (bulat) • Menceritakan pengalamannya saat pagi, siang atau malam hari • Bercerita tentnag pengalamannya
IPS Menguindentifikasi identitas diri,keluarga, dan kerabat • Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan • Menyebutkan nama lengkapnya
• Menyebutkan alamat tempat tinggal • Menyebutkan alamat rumahnya
IPA Makhluk Hidup dan Proses kehidupannya
Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya • Menyebutkan nama bagian-bagian tubuh • Menggambarkan tubuhnya lalu
• menyebutkan nama bagian-bagian tubuhnya dan kegunaannya
• Menyebutkan kegunaan bagian-bagian tubuh
Mengindetifikasi benda yang ada di lingkungan sekitar berdasarkan cirinya melalui pengamatannya • Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak. • Praktek pengelompokkan Batu, daun, biji salak
• Menunjukkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu
• • Praktek langsung mengamati lingkungan dan menyebutkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari dan loncat dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri • Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.

• • Praktek langsung Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.

• Berjalan dengan berbagai pola langkah dan kecepatan
• Praktek langsung berjalan dengan pola
SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN SENI RUPA
Mengidentifikasi unsur rupa pada benda di alam sekitar • Menyebutkan unsur rupa di lingkungan sekolah
• Mengamati lingkungan lalu menyebutkan benda-benda yang dilihatnya
• Mengelompokkan berbagai jenis: bintik gari, bidang, warna dan bentuk pada benda dua dan tiga dimensi di alam sekitar
• Mengamati lingkungan lalu mengelompokkan benda berdasarkan garis, bintik dsb
SENI MUSIK
Mengidentifikasi unsur/elemen musik dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia • Bertepuk tangan dengan pola • Bermain tepuk tangan dengan berbagai pola yang dicontohkan
SENI TARI
Mengidentifikasi fungsi tubuh dalam melaksanaan gerak di tempat • Bergerak bebas sesuai irama musik
• Mendengarkan musik dan bergerak bebas mengikuti irama
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN • Menyebutkan jenis kelamin anggota keluarga.
• Menyebutkan jenis kelamin teman sebangkunya
• Meyebutkan agama-agama yang ada di Indonesia • Menyebutkan agama yang dikenalnya

Lampiran 4: Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS : I
TEMA : LINGKUNGAN
MINGGU/HARI : I/Senin
ALOKASI WAKTU : 5 x 35 menit

INDIKATOR:
Bahasa Indonesia:
• Menanyakan data diri dan nama orangtua serta saudara teman sekelas
• Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf
Matematika:
• Membilang atau menghitung secara urut
• Menyebutkan banyak benda
• Menceritakan pengalamannya saat pagi, siang atau malam hari
IPA
• Menunjukkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu
IPS
• Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan
SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN
• Bertepuk tangan dengan pola
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
• Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.

SARANA DAN SUMBER BELAJAR:
• Kartu-kartu kata
• Lembar kerja (jam)
• Bola

STRATEGI KEGIATAN

A. Pembukaan (1 X 35 menit)
• Berdoa bersama
• Menyanyi lagu kasih ibu sambil bertepuk dengan variasi 1-2-1-2
• Guru meminta beberapa anak untuk menyebutkan identitas dirinya seperti nama dan alamatnya, dan menceritakan suatu pengalaman yang menyenangkan dirinya
• Guru meminta anak untuk berkeliling di kelas sambil melompat satu kaki dengan membilang (menghitung secara urut) lompatannya
• Guru meminta beberapa anak mengemukakan tentang kegiatan yang dapat dilakukan pada waktu pagi hari, siang hari dan malam hari


B. Inti (3 x 35 menit)
• Di kelas anak secara individual diminta untuk mengamati berbagai benda yang ada dalam kelasnya. memilih benda yang ada di kelas, menghitungnya dan menuliskan lambang bilangan dari jumlah benda yang dihitungnya (kegiatan ini dilakukan beberapa kali)
• Kegiatan berikutnya (atau bagi yang sudah menyelesaikan kegiatan pertama) dapat membaca kalimat sederhana dari kartu-kartu kata yang sudah disiapkan guru
• Guru meminta anak untuk melihat jam dinding dikelasnya, lalu anak diminta untuk menggambarkan jam didinding tersebut dilengkapi dengan penunjukkan jarum jam pada saat anak melihat dan menggambarkannya.

C. Penutup (1 x 35 menit)
• Guru bercerita tentang perlunya air bagi makhluk hidup, yang dilanjutkan dengan tanya jawab
• Pesan-pesan moral bagi anak misalnya tentang perlunya hemat air, perlunya mandi/menjaga kebersihan

- Menciptakan Lingkungan Kelas yang Poduktif

MENCIPTAKAN LIKUNGAN KELAS YANG PRODUKTIF:
MANAJEMEN KELAS
OLEH: PROF. MUDJIARTO


A. POKOK BAHASAN
(1) manajemen kelas dan konstribusinya pada kelas produktif
(2) Perencanaan untuk merancang manajemen kelas yang efektif
(3) Komunikasi dengan orang tua,
(4) Berhubungan dengan anak nakal ; intervensi
(5) Masalah – masalah serius tentang kekerasan.

B. MANAJEMEN KELAS
Teori yang paling awal mengenai manajemen kelas dikemukakan oleh Jacob Kounin (1970), yang menyimpulkan bahwa kunci untuk mengelola kelas secara efektif adalah kemampuan guru untuk mencegah masalah-masalah yang terjadi dikelas termasuk menangani tindakan yang yang tidak tepat .

C. KONSTRIBUSI MANAJEMEN KELAS
1. dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar
2. mengurangi prilaku yang tidak tepat
3. mempertingi fungsi atau kegunaan waktu pembelajaran
4. meningkatkan prestasi siswa
5. merupakan faktor penting dalam membentuk sekolah efektif.

C. KOMPLEKSITAS KELAS : MEMBUTUHKAN MANAJEMEN KELAS
karekteristik kelas sangat kompleks:
(1) Multidimensional dan serentak
(2) Cepat
(3) Tidak bisa diperkirakan.
(4) Bersifat umum



E. PERENCANAAN UNTUK MANAJEMEN KELAS YANG EFEKTIF






F. MENCIPTAKAN DAN MENGAJARKAN PERATURAN: STRATEGI PENGAJARAN

Pendekatan kognitif dalam manajemen menegaskan bahwa para siswa harus mengerti alasan dibalik peraturan-peraturan yang dibuat guru. Hal ini dimaksudkan supaya mereka dapat menerima pertanggung jawaban dari prilaku mereka sendiri. Berikut ini merupakan prinsip – prinsip yang dapat digunakan oleh guru agar para siswa dapat mengerti terhadap peraturan yang ada:(1) Nyatakan peraturan secara positif. (2) Buatlah peraturan sesedikit mungkin. (3) Perhatikan masukan dari siswa. (4) Berikan penjelasan tentang alasan peraturan yang dibuat.(5) Ajarkan peraturan-peraturan tersebut sebagai suatu konsep.(6) Monitorlah peraturan yang telah dibuat tersebut sepanjang tahun ajaran

G. KOMONIKASI DENGAN ORANG TUA
Komunikasi antara guru dan orang tua bukan merupakan tambahan pengajaran, melainkan merpakan bagian yang tidak terpisahkan dari aspek belajar mengajar dan manajemen kelas yang akan berdampak meningkatnya prstasi dan motifasi belajar siswa.
Penelitian menunjukkan bahwa terdapat setidaknya empat keuntungan yang bisa diperoleh siswa dari kerjasama antara rumah dan sekolahan: (1) Meningkatnya prestasi akademik. (2) Perilaku yang lebih positif. (3) Rata-rata kehadiran yang lebih baik. (4) Besarnya minat untuk mengerjakan PR.

G.1 Melibatkan Orang Tua: Strategi Pembelajaran
Sebenarnya semua sekolah memiliki pola komunikasi formal dengan fihak orang tua. Biasanya sekolah menyelenggarakan pertemuan orang tua atau wali murid diawal tahun pelajaran, Memberikan laporan (raport) pada setiap akhir periode pelajaran, Surat pemberitahuan kebijakan sekolah, dan lain-lain. Namun secara individu sebagai seorang guru kita meningkatkan proses komunikasi dengan orang tua. Prinsip-prinsip berikut ini dapat anda jadikan acuan: (1) Membangun komunikasi lebih dini dengan orang tua melalui surat bertanda tangan. Surat yang bertanda tangan orang tua dan anak dapat dijadikan alat untuk menjaga komitmen orang tua dalam membantu tugas sekolah anak-anak mereka.(2) Pro aktiflah dalam membangun komunikasi dengan fihak rumah. Sala satu cara yang baik untuk proaktif berkomunkasi dengan fihak keluarga termasuk orang tua dirumah adalah dengan menelfon secara pribadi diwaktu luang misalnya sore atau malam hari. Guru bisa meminta orang tua agar lebih intensif memonitor si anak.(3) Berusahalah menyelesaikan tugas secara positif. Jika guru memanggil orang tua karena masalah anaknya, maka usahakan lah menyelesaikan tiap masalah tersebut dengan kerangka positif. Tiap orang tua butuh rasa bangga kepada anak-anak mereka, karena itu jika ada masalah kemukakan pula hal-hal positif yang menggembirakan orang tua.

G.2 Hambatan Komunikasi dengan Orang Tua
Ruang kelas dengan jumlah siswa yang cukup banyak dengan latar belakang budaya yang berbeda, menghadirkan tantangan komunikasi yang unik. Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan justru mendorong partisipasi orang tua lebih menantang.
Hambatan ketelibatan oang tua berdasarkan penelitian antara lain adalah masalah ekonomi,kebiasaan dan bahasa.
Keterlibatan orang tua jelas memerlukanwaktu khusus. Penelitian menunjukkan bahwa kesibukan orang tua menghalangi mereka dalam membantu anak-anak mengejakan tugas sekolah. Begitu juga jika orang tua siswa tergolong dalam ekonomi lemah, maka mereka memiliki keterbatasan sarana dan prasarana seperti telephon, dan kendaraan tentu hal ini juga merupakan sumber hambatan komunikasi dengan sekolah.
Kebiasaan yang berbeda-beda juga dapat menjadi hambatan komunikasi dengan orang tua. Orang tua mungkin saja memiliki pengalaman persekolahan yang jauh berbeda dengan anak-anak mereka. Hampir semua orang tua pasti merupakan seorang murid pada jaman dulu. Bahkan terkadang ada masalah serius dengan masa lalu orang tua sehingga mereka ada yang suka datang kesekolah ada juga yang datang dengan tidak bahagia. Bahkan ada peneliti yang melaporkan orang tua yang datang kesekolah dan langsung muntah-muntah sakit perut. Bukan disebabkan masalah anaknya tapi karena ketika datang kesekolah teringat masa lalunya yang tidak mengenakkan.
Bahasa juga dapat menjadi kendala komunikasi orang tua dengan sekolah. Orang tua yang memiliki anak dengan kemapuan dua bahasa sedang orang tua belum menguasai bahasa tersebut kecuali bahasa ibu.

H. BERHUBUNGAN DENGAN PRILAKU YANG MENYIMPANG: INTERVENSI
Dalam pembahasan ini menekankan bagaimana manajemen kelas dalam menghadapi prilaku anak nakal. Karena betapapun sudah sangat baik apa yang dilakukan guru, tetapi masalah manajemen tetap masih akan muncul. Oleh karena itu guru juga harus terlibat dalam menyelesaikan masalah adanya prilaku yang tidak diinginkan dari siswa. Ada tiga pandangan yang akan dijadikan acuan untuk membahas masalah ini: (1) Pedoman Umum Untuk Sukses Dalam Intervensi. (2) Pendekatan kognitif dalam itervensi. (3) Pendekatan behavioristik dalam intervensi

H.1 Pedoman Umum Untuk Sukses Dalam Intervensi
(1) Withitness ( mata dibelakang kepala anda).
(2) Lindungilah kehormatan siswa.
(3) Konsistenlah.
(4) Lakukan Yang Sudah Anda Katakan Dan Yang Akan Anda Kerjakan. (5) Lakukan Intervensi Sesingkat Mungkin.
(6) Hindarilah Perdebatan.



H.2 Pendekatan Kognitif dalam Intevensi
Pemahaman adalah kata kunci pendekatan kognitif.
KOGNITIF = MEMBENTUK PEMAHAMAN & KESADARAN SISWA TERHADAP PERATURAN.

H.3 Pendekatan Behavioristik dalam Intervensi
Pendekatan ini menggunakan hukuman untuk menyadarkan siswa.
Hal yang perlu diperhatikan:
(1) Gunakan hukuman seminimal atau sejarang mungkin untuk menghindari reaksi negatif.
(2) Hindari menggunakan sarana belajar sebagai alat menghukum.
(3) Lakukan lah hukuman secara logis, sistematisdan jangan sampai menghukum karena marah.
(4) Jelaskan alternatif contoh tindakan kepada siswa.

H.4 Merancang Sebuah Sistem Manajemen Behavioristik
Untuk merancang sebuah sistem manajemen yang berdasarkan behavioristik, ikutilah tahapan-tahapan berikut ini: (1) Siapkan lah daftar peraturan yang spesifik. (2) Buatlah hal-hal yang dapat menguatkan kepatuhan terhadap peraturan tersebut secara spesifik dan tentukan pula hukuman jika melanggar peraturan (sebagai konsequensinya). (2) Pajanglah peraturan dan prosedur tersebut, Serta jelaskan konsquensi-konsquensi yang akan diterima oleh siswa. (3) Terapkanlah konsequensi – konsequensi yang telah dibuat secara konsisten.

H.5 Perbedaan Pendekatan Behavioristik Vs Pendekatan Kognitif
Untuk membuat kedisiplinan yang tegas, peraturan harus dirancang dengan jelas dan spesifik serta mengarah pada standar-standar prilaku. Sebuah sistem behavioristik tidak menekan kan pada kefahaman siswa terhadap peraturan yang ada. Hal ini bertolak belakang dengan pendekatan kognitif. Pendekatan ini terfokus pada penerapan konsekwensi dari suatu perbuatan.
Dalam mendesain sistem manajemen yang menyeluuh, para guru biasanya menggabungkan kedua isstem pendekatan baik behavioristik maupun kognitif. Pendekatan behavioristik memiliki kelebihan yaitu dapat langsung diterapkan. Dan pendekatan ini sesuai untuk menangani masalah tertentu khususnya yang kepada siswa yang masih anak-anak. Dan juga berguna untuk mengatasi masalah kenakalan yang sangat parah. Sedangkan pendekatan kognitif memerlukan waktu yang lebih lama untuk melihat hasilnya. Namun pendekatan kognitif nampaknya lebih dapat mengembangkan tanggungjawab siswa.

H.6 Intervensi Kontinum
Pelanggaran bermacam-macam jenis dan dampaknya nya, mulai dari kejadian yang tersembunyi (seperti bisikan) hingga pelanggaran yang parah (seperti berkali kalimenendang siswa lain). Karena pelanggaran bervariasi, maka reaksi guru pun harus bervariasi pula. Agar waktu pembelajaran tetap dapat digunakan secara maksimal, maka intervensi seharusnya dilakukan sesingkat mungkin.
Berikut ini gambaran tentang intervensi kontinum.

Pelanggaran Pelanggaran
Kecil serius


v



I. ASSESSMENT DAN PEMBELAJARAN
Assessment merupakan salah satu data penting yang digunakan untukmengambil keputusan. Biasanya memfokuskan kepada kemajuan pembelajaran, namun terkadang didalam asssesment memuat segala informasi yang berharga yang dibutuhkan oleguru dan siswa.
Assessment perlu menyediakan segala informasi tentang keefektifan dari manajmen yang dibuat oleh guru, bidang-bidang yang perlu ditingkatkan, dan kemajuan yang dibuat dalam mencapai tujuan manajemen. Assessment juga memeuat kemajuan individual siswa dalam menjalankan peraturan.
Karena kelas begitu kompleks, maka assessment dari sistem manajemen sangat menantang. Guru mungkin tidak dapat memperoleh gambaran seberapa baik sistem manajemen yang telah diterapkan, dan inilah peran assessment. Informasi yang akurat sangat membantu para guru untuk membuat suatu keputusan. Para guru bisa memperoleh informasi dengan cara mengidentifikasi berbagai masalah yang terjadi pada waktu atau tempat tertentu.
Assessment juga dapat menyediakan berbagai informasi berharga yang dibutuhkan oleh para siswa, sehingga mereka dapat mengembangkan tingkah lakunya berhubungan dengan sistem manajemen.

J. MASALAH-MASALAH YANG SERIUS DALAM MANAJEMEN
Dalam menghadapi kasus kekerasan dan penyerangan, maka solusi yang dapat kita lakukan adalah (1) Segera bertindak, dan (2) Solusi jangka panjang.
Tindakan yang cepat meliputi tiga tahap; (1) menghentikan perkara jika memungkinkan, (2) melindungi korban, (3) meminta pertolongan. Guru harus melakukan intervensi terhadap masalah kekerasan dengan segera melakukan tiga langkah tersebut. Jika tidak maka orang tua bisa menuntut jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kendati demikian guru tidak diperkenankan secara hukum melakukan intervensi secara fisik untuk menghentikan perkelahian. Segera melaporkan kepada kepala sekolah jika memang diperlukan.
Solusi jangka panjang bisa dilakukan dengan mengajarkan siswa tentang kemampuan-kemampuan sosial seperti pengendalian diri, dan kesadaran sosial, dan juga problem solving. Para pakarjuga menyarankan untuk melibatkan peran serta orang tua sebagai salah satu upaya yang efektif dalam mengurangi tindakan kekerasan disekolah.

= = = = = = = = T a m a t = = = = = = = =

perpus mayak ponorogo's Fan Box

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates