tag:blogger.com,1999:blog-52493264909696835332024-03-07T21:41:13.869-08:00Perpustakaan Pon.Pes "Darul Huda" Mayak Ponorogo Jawa Timperpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.comBlogger17125tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-60766321356762704542011-04-07T18:47:00.001-07:002011-04-07T18:49:19.517-07:00PESANTREN TRADISIONAL DI TENGAH TANTANGAN MODERNISASIPESANTREN TRADISIONAL DI TENGAH TANTANGAN MODERNISASI<br />Oleh: KH. Abdus Sami’ Hasyim.<br /><br /><br />A. PENDAHULUAN<br />Dunia pesantren adalah dunia yang mewarisi dan memelihara kontinuitas tradisi Islam yang dikembangkan ulama dari masa ke masa, dan hal tersebut tidak terbatas pada periode tertentu dalam sejarah Islam, karenanya tidak sulit bagi dunia pesantren untuk melakukan penyesuaian terhadap berbagai perubahan yang terjadi. Maka itu kemamupuan pesantren untuk tetap bertahan dalam setiap perubahan, bukan sekedar karena karakteristiknya yang khas, tetapi juga karena kemampuannya dalam melakukan perbaikan terus menerus secara otodidak.<br />Pondok Pesantren dalam proses pendidikannya lebih menitikberatkan pada ajaran Agama, tetapi pada perkembangannya sekarang pendapat ini sedikit berubah mengingat beberapa pesantren telah mencoba menerapkan system sekolah baik madrasah maupun diniyah yang juga mengajarkan ilmu umum. Serta telah dilengkapinya pendidikan dengan peralatan laiknya sekolah modern seperti adanya laboratorium, komputerisasi, dll sehingga lulusan pesantren diharapkan memiliki kualitas yang sama dengan lulusan sekolah biasa. Jenis pesantren ini disebut dengan pesantren modern yang beberapa kalangan menilai sebagai pesantren ideal.<br />Hanya saja, perkembangan pesantren kearah yang modern ini seringkali melupakan khittahnya sebagai basis Agama sehingga tak jarang pesantren yang telah menerapkan system modern (barat) ini seperti kehilangan ruh, nilai dan jiwa. Sehingga tak jarang lulusan dari pesantren masih berkepribadian dengan moral yang jauh dari harapan. Hal ini bisa disebabkan barangkali karena banyak santri yang masuk berasal dari golongan kaya yang notabene selalu bersikap mewah, tidak mandiri, dan individualis. Kumpulan santri yang mempunyai sifat sama ini kemudian sedikit banyak menggerus jiwa kesederhanaan, dan kemandirian pondok.<br /><br />B. DINAMIKA PESANTREN<br />1. Pengertian Pondok Pesantren<br /><br />Pondok pesantren adalah salah satu pendidikan Islam di Indonesia yang mempunyai ciri-ciri khas tersendiri. Definisi pesantren sendiri mempunyai pengertian yang bervariasi, tetapi pada hakekatnya mengandung pengertian yang sama.<br />Perkataan pesantren berasal dari bahasa sansekerta yang memperoleh wujud dan pengertian tersendiri dalam bahasa Indonesia. Asal kata san berarti orang baik (laki-laki) disambung tra berarti suka menolong, santra berarti orang baik baik yang suka menolong. Pesantren berarti tempat untuk membina manusia menjadi orang baik.<br />Sementara itu ada juga yang memberikan batasan pesantren sebagai gabungan dari berbagai kata pondok dan pesantren, istilah pesantren diangkat dari kata santri yang berarti murid atau santri yang berarti huruf sebab dalam pesantren inilah mula-mula santri mengenal huruf, sedang istilah pondok berasal dari kata funduk (dalam bahasa Arab) mempunyai arti rumah penginapan atau hotel. Akan tetapi pondok di Indonesia khususnya di pulau jawa lebih mirip dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana yang dipetak-petak dalam bentuk kamar-kamar yang merupakan asrama bagi santri.<br />Dalam catatan sejarah, Pondok Pesantren dikenal di Indonesia sejak zaman Walisongo. Ketika itu Sunan Ampel mendirikan sebuah padepokan di Ampel Surabaya dan menjadikannya pusat pendidikan di Jawa. Para santri yang berasal dari pulau Jawa datang untuk menuntut ilmu agama. Bahkan di antara para santri ada yang berasal dari Gowa dan Talo, Sulawesi.<br />Pesantren Ampel merupakan cikal bakal berdirinya pesantren-pesantren di Tanah Air. Sebab para santri setelah menyelesaikan studinya merasa berkewajiban mengamalkan ilmunya di daerahnya masing-masing. Maka didirikanlah pondok-pondok pesantren dengan mengikuti pada apa yang mereka dapatkan di Pesantren Ampel.<br />Kesederhanaan pesantren dahulu sangat terlihat, baik segi fisik bangunan, metode, bahan kajian dan perangkat belajar lainnya. Hal itu dilatarbelakangi kondisi masyarakat dan ekonomi yang ada pada waktu itu. Yang menjadi ciri khas dari lembaga ini adalah rasa keikhlasan yang dimiliki para santri dan sang Kyai. Hubungan mereka tidak hanya sekedar sebagai murid dan guru, tapi lebih seperti anak dan orang tua. Tidak heran bila santri merasa kerasan tinggal di pesantren walau dengan segala kesederhanaannya. Bentuk keikhlasan itu terlihat dengan tidak dipungutnya sejumlah bayaran tertentu dari para santri, mereka bersama-sama bertani atau berdagang dan hasilnya dipergunakan untuk kebutuhan hidup mereka dan pembiayaan fisik lembaga, seperti lampu, bangku belajar, tinta, tikar dan lain sebagainya.<br />Materi yang dikaji adalah ilmu-ilmu agama, seperti fiqih, nahwu, tafsir, tauhid, hadist dan lain-lain. Biasanya mereka mempergunakan rujukan kitab klasik atau yang dikenal dengan kitab kuning. Di antara kajian yang ada, materi nahwu dan fiqih mendapat porsi mayoritas. Hal itu karena mereka memandang bahwa ilmu nahwu adalah ilmu kunci. Seseorang tidak dapat membaca kitab kuning bila belum menguasai nahwu. Sedangkan materi fiqih karena dipandang sebagai ilmu yang banyak berhubungan dengan kebutuhan masyarakat (sosiologi). Tidak heran bila sebagian pakar meneyebut sistem pendidikan Islam pada pesantren dahulu umumnya berorientasi pada fiqih (fiqih orientied) atau berorientasi pada nahwu (nahwu orientied).<br />Masa pendidikan tidak tertentu, yaitu sesuai dengan keinginan santri atau keputusan sang Kyai bila dipandang santri telah cukup menempuh studi padanya. Biasanya sang Kyai menganjurkan santri tersebut untuk nyantri di tempat lain atau mengamalkan ilmunya di daerah masing-masing. Para santri yang tekun biasanya diberi “ijazah” dari sang Kyai.<br />Lokasi pesantren model dahulu tidaklah seperti yang ada kini. Ia lebih menyatu dengan masyarakat, tidak dibatasi pagar (komplek) dan para santri berbaur dengan masyarakat sekitar. Bentuk ini masih banyak ditemukan pada pesantren-pesantren kecil di desa-desa Banten, Madura dan sebagian Jawa Tengah dan Timur.<br />Pesantren dengan metode dan keadaan di atas kini telah mengalami reformasi, meski beberapa materi, metode dan sistem masih dipertahankan. Namun keadaan fisik bangunan dan masa studi telah terjadi pembenahan.<br /><br />2. Komponen Pondok Pesantren<br />Secara umum pesantren memiliki komponen-komponen kyai, santri, masjid, pondok dan kitab kuning. Berikut ini pengertian dan fungsi masing-masing komponen. Sekaligus menunjukkan serta membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya, yaitu :<br />a. Pondok :<br />Definisi singkat istilah ‘pondok’ adalah tempat sederhana yang merupakan tempat tinggal kyai bersama para santrinya.<br />Salah satu niat pondok selain dari yang dimaksudkan sebagai tempat asrama para santri adalah sebagai tempat latihan bagi santri untuk mengembangkan ketrampilan kemandiriannya agar mereka siap hidup mandiri dalam masyarakat sesudah tamat dari pesantren.<br />Sistem asrama ini merupakan ciri khas tradisi pesantren yang membedakan sistem pendidikan pesantren dengan sistem pendidikan Islam.<br />b. Masjid<br />Dalam konteks ini, masjid adalah sebagai pusat kegiatan amaliyah seperti ibadah dan belajar mengajar. Masjid yang merupakan unsur pokok kedua dari pesantren, disamping berfungsi sebagai tempat melakukan sholat berjamaah setiap waktu sholat, juga berfungsi sebagai tempat belajar mengajar. Biasanya waktu belajar mengajar berkaitan dengan waktu shalat berjamaah, baik sebelum maupun sesudahnya.<br />c. Santri<br />Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, tentang santri ini biasanya terdiri dari dua kelompok :<br />1. Santri mukim; ialah santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.<br />2. Santri kalong (laju); ialah santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masing setiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.<br />d. Kyai<br />Peran penting kyai dalam pendirian, pertumbuhan, perkembangan dan pengurusan sebuah pesantren berarti dia merupakan unsur yang paling esensial. Sebagai pemimpin pesantren, watak dan keberhasilan pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu, karismatik dan wibawa, serta ketrampilan kyai. Dalam konteks ini, pribadi kyai sangat menentukan sebab dia adalah tokoh sentral dalam pesantren<br />e. Kitab-kitab Islam klasik<br />Unsur pokok lain yang cukup membedakan peantren dengan lembaga lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab Islam klasik atau yang sekarang terkenal dengan sebutan kitab kuning, yang dikarang oleh para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Kitab-kitab yang merupakan warisan agung dari para ulama’ terdahulu tersebut terus dipertahankan dan dilestarikan.<br />Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam. Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis-jenis kitab-kitab yang diajarkan.<br />3. Tipologi Pondok Pesantren<br />Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mengalami perkembangan bentuk sesuai dengan perubahan zaman, terutama sekali adanya dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan bentuk pesantren bukan berarti sebagai pondok pesantren yang telah hilang kekhasannya. Dalam hal ini pondok pesantren tetap merupakan lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat untuk masyarakat.<br />Secara faktual ada beberapa tipe pondok pesantren yang berkembang dalam masyarakat, yang meliputi:<br />a. Pondok Pesantren Tradisional (Salafiyah)<br />Pondok pesantren ini masih tetap mempertahankan bentuk aslinya dengan semata-mata mengajarkan kitab yang ditulis oleh ulama’ pada abad ke 15 M dengan menggunakan bahasa arab.<br />b. Pondok Pesantren Modern<br />Pondok pesantren ini merupakan pengembangan tipe pesantren karena orientasi belajaranny cenderung mengadopsi seluruh sistem belajar secara klasik dan meninggalkan sistem belajar tradisional. Penerapan sistem belajar modern ini terutama nempak pada bangunan kelas-kelas belajar baik dalam bentuk madrasah maupun sekolah.<br />Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum sekolah atau madrasah yang berlaku secara nasional. Santrinya ada yang menetap ada yang tersebar di sekitar desa itu. Kedudukan para kyai sebagai koordinator pelaksana proses belajar mengajar langsung di kelas. Perbedaannya dengan sekolah dan madrasah terletak pada porsi pendidikan agama dan bahasa Arab lebih menonjol sebagai kurikulum lokal.<br />c. Pondok Pesantren Komprehensif<br />Sistem pesantren ini merupakan sistem pendidikan dan pengajaran gabungan antara yang tradisional dan yang modern. Artinya di dalamnya diterapkan pendidikan dan pengajaran kitab kuning dengan metode sorogan, bandongan dan wektonan, namun secara reguler sistem persekolahan terus dikembangkan. Bahkan pendidikan ketrampilan pun diaplikasikan sehingga menjadikannya berbeda dari tipologi kesatu dan kedua<br />4. Metode Pembelajaran Pesantren Salaf<br />Metode tradisional adalah berangkat dari pola pelajaran yang sangat sederhana dan sejak semula timbulnya, yakni pola pengajaran sorogan, bandongan dan wetonan dalam mengkaji kitab-kitab agama yang ditulis oleh para ulama’ pada zaman abad pertengahan dan kitab-kitab itu dikenal dengan istilah “kitab kuning”.<br />a. Metode Sorogan<br />Sorogan berasal dari kata sorog (bahasa jawa) yang berarti menyodorkan, sebab setiap santri menyodorkan kitabnya dihadapan kyai atau pembantunya (badal, asisten Kyai). Sistem sorogan ini termasuk belajar secara individual, dimana seorang santri berhadapan dengan seorang guru, dan terjadi interaksi saling mengenal diantara keduanya. Sistem sorogan ini terbukti sangat efektif sebagai taraf pertama bagi seorang murid yang bercitacita menjadi alim. Sistem ini memungkinkan seorang guru mengawasi, menilai dan membimbing secara maksimal kemampuan seorang santri dalam menguasai materi pembelajaran. Sorogan merupakan kegiatan pembelajaran bagi para santri yang lebih menitik beratkan pada pengembangan kemampuan perorangan (individual), di bawah bimbingan seorang Kyai atau ustadz. Pelaksanaannya, santri yang banyak itu datang bersama, kemudian mereka antri menunggu gilirannya masing-masing, sambil mempelajari materyang akan di soroggan. Dengan sistem pengajaran secara sorogan ini memungkinkan hubungan kyai dengan santri sangat dekat, sebab kyai dapat mengenal kemampuan pribadi santri secara satu satu persatu. Kitab yang disorogkan kepada kyai oleh santri yangsatu dengan santri yang lain tidak harus sama.<br />b. Metode Wetonan/bandongan<br />Istilah weton berasal dari kata wektu (bahasa jawa) yang berarti waktu, sebab pengajian tersebut diberikan pada waktu-waktu tertentu, yaitu sebelum dan atau sesudah melakukan shalat fardu. Metode weton ini merupakan metode kuliah, dimana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling kyai yang menerangkan pelajaran, Santri menyimak kitab masing-masing dan membuat cacatan padanya. Istilah wetonan ini di Jawa Barat di sebut dengan bandongan. Tetapi sekarang ini banyak pesantren telah menggunakan metode pengajaran dengan memadukan antara model yang lama dengan model pengajaran yang modern yaitu dengan memadukan metode klasikal yang bertingkat.<br />c. Halaqah/Musyawarah<br />Halaqah, sistem ini merupakan kelompok kelas dari sistem bandongan. Halaqah yang arti bahasanya lingkaran murid, atau sekelompok siswa yang belajar di bawah bimbingan seorang guru atau belajar bersama dalam satu tempat.<br />Metode ini dimaksudkan sebagai penyajian bahan pelajaran dengan cara murid atau santri membahasnya bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah tertentu yang ada dalam kitab kuning. Dalam metode ini, kiai atau guru bertindak sebagai “moderator”. Metode diskusi bertujuan agar murid atau santri aktif dalam belajar. Melalui metode ini, akan tumbuh dan berkembang pemikiran-pemikiran kritis, analitis, dan logis.<br />d. Hafalan/Tahfidz.<br />Metode hapalan yang diterapkan di pesantren-pesantren, umumnya dipakai untuk menghafal kitab-kitab tertentu, misalnya Alfiyah Ibn Malik. Metode hafalan juga sering diterapkan untuk pembelajaran al-Qur`an-Hadits. Dalam pembelajaran al-Qur'an metode ini biasa disebut metode Tahfizh al-Qur'an. Biasanya santri diberi tugas untuk mengh fal beberapa bait dari kitab alfiyah, dan setelah beberapa hari baru dibacakan di depan kyai/ustadnya. Dalam pengembangan metode Hafalan atau Tahfizh ini, pola penerapannya tidak hanya menekankan hafalan tekstual dengan berbagai variasinya, tetapi harus juga melibatkan atau menyentuh ranah yang lebih tinggi dari kemampuan belajar. Artinya, hafalan tidak saja merupakan kemampuan intelektual sebatas ingatan tetapi juga sampai kepada pemahaman, analisis, dan evaluasi. Bagaimanapun, hafalan sebagai metode pembelajaran maupun sebagai hasil belajar tidak dapat diremehkan, seperti yang sering terdengar dari pernyataanpernyataan sumbang para pengamat pembelajaran. Hafalan harus dipandang sebagai basis untuk mencapai kemampuan intelektuan yang lebih tinggi.<br />e. Bahtsul Masa’il<br />Suatu metode yang belajar untuk memecahkan masalah secara bersama-sama dalam bentuk diskusi. Masalah yang disikapi adalah masalah-masalah sosial apapun yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dan menuntut kejelasan hukum. Biasanya juga adalah masalah terkini yang belum pernah terjadi sebelumnya.<br />Hal ini biasanya setiap peserta mencoba menjawab masalah yang sedang dibahas dengan menjadikan sumber dasar ajaran agama dan produk pemikiran ulama’ kontemporer sebagai rujukan/refrensi.<br />Hanya saja untuk santri di lingkungan pesantren, bahtsul masail menjadi media pembelajaran dan masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan ilmiah untuk memahami kitab-kitab kuning.<br />5. Peranan dan Fungsi Pesantren<br />Realitas menunjukkan bahwa perkembangan pesantren terus menapaki tangga kemajuan, ini terbukti di sebagian pesantren telah mengembangkan kelembagaannya dengan membuka sistem madrasah, sekolah umum, dan diantaranya ada juga yang membuka semacam lembaga pendidikan kejuruan seperti bidang pertanian, peternakan, teknik dan sebagainya.<br />Meskipun perjalanan pesantren mengalami adaptasi dan penyesuaian, pada tataran praktis pesantren tetap memiliki fungsi-fungsi sebagai:<br />a. Lembaga pendidikan yang melakukan transfer dan transformasi ilmu-ilmu agama (tafaqquh fid din) dan nilai-nilai Islam (Islamic values)<br />b. Lembaga keagamaan yang melakukan kontrol sosial (social control)<br />Agar masyarakat berperilaku sesuai dengan pedoman, pengendalian sosial merupakan mekanisme untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan mengarahkan anggota masyarakat untuk bertindak menurut norma-¬norma dan nilai-nilai yang telah melembaga.<br />Pengendalian sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Apabila pengendalian sosial tidak diterapkan, akan mudah terjadi penyimpangan sosial dan tindakan amoral lainnya. Dalam hal ini pesanren sebagai lembaga keagamaan berperan dalam kontrol sosial tersebut. Hal ini karena di daalm pesantren terdapat kyai yang ditokohkan oleh masyarakat yang dapat menjadi panutan bagi mereka.<br />c. Lembaga keagamaan yang melakukan rekayasa sosial (social engineering).<br />Sebagai lembaga keagamaan yang mempunyai peran dalam rekayasa sosial, pesantren berupaya untuk wujudnya kondisi sosial yang diharapkan. Keinginan untuk merancang kondisi sosial ini muncul ketika kondisi faktual berjalan tidak seperti apa yang diharapkan. Atau dalam kata lain terdapat gap antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi yang ada.<br />Relevan dengan peran pesantren pada zamannya fungsi pesantren secara garis besar terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai:<br />a. Lembaga pendidikan<br />b. Lembaga sosial<br />c. Lembaga penyiaran agama.<br />6. Nilai-nilai yang Berkembang di Pesantren<br />a. Sikap Hormat dan Ta’dzim<br />Sikap horrnat, ta’dzim dan kepatuhan kepada kyai adalah salah satu nilai pertama yang ditanamkan pada setiap santri. Kepatuhan itu diperluas lagi, sehingga mencakup penghormatan kepada para ulama sebelumnya dan ulama yang mengarang kitab-kitab yang dipelajari.<br />b. Persaudaraan dan Kebersamaan<br />Dalam tradisi pesantren persaudaraan menjadi ruh yang mendasari seluruh kegiatan santri sehingga tercipta persaudaraan yang kokoh anatar semua keluarga pondok, tidak hanya di pondok saja bhakan ketika mereka sudah kembali ke pondok. Hal ini terlihat di antaranya dari antusias mereka dalam bersama-sama bergotong royong dalam membangun fisik pondok.<br />c. Keikhlasan<br />Dalam tradisi pesantren seorang kyai atau ustadz mengajarkan ilmu kepada santrinya dengan penuh ketekunan dan ketulusan, ia mengajar betul-betul tanpa pamrih. Dengan nilai inilah pesantren bisa menjadi rujukan untuk menuntut ilmu bagi siapapun, tanpa memandang status sosial, sehingga pesantren betul-betul dapat dinikmati oleh semua lapisan.<br />Jiwa keikhlasan ini akan melahirkan sebuah iklim yang sangat kondusif, harmonis disemua tingkat, dari tingkat atas sampai tingkat yang paling bawah sekalipun, suasana yang harmonis antara tiga unsur yang tidak terpisahkan, yaitu sosok Kyai yang penuh kharismatik dan disegani, para asatidz yang tak pernah bosan untuk membimbing dan santri yang penuh cinta, taat dan hormat. Jiwa dan sikap ini akan mencetak santri yang militan siap terjun berjuang di jalan Allah kapan saja dan dimana saja.<br />Keikhlasan memiliki nilai yang tinggi dalam pandangan agama islam. Jiwa ikhlas kyai dalam menegakkan agama serta keikhlasan yang ditanamkan pada jiwa santri menjadikan pesantren mampu melahirkan intelektual-intelektual muslim yang berakhlakl karimah.<br />d. Kesederhanaan<br />Ksederhanaan atau dalam istilah pesantren disebut tawassuth atau iqtishad. Nilai ini tampak dalam kehidupan sehari-hari kiai dan santri-santrinya. Mereka menggunakan segala sesuatu dengan sederhana dan apa adanya.<br />Kesederhanaan menjadi nilai dasar pesantren, karena dengan sikap inilah kecemberuan sosial yang bersifat material bisa dikikis habis. Kesederhanaan di sini meliputi kesederhanaan dalam pola hidup, pola pikir, pola perasaan, pola perilaku.<br />Dibalik kesederhanaan itu akan terpancar jiwa besar, berani maju dan pantang mundur dalam segala kondisi sesulit apapun, bahkan pada jiwa kesederhanaan inilah hidup dan tumbuhnya mental dan karakter yang kuat sebagai syarat mutlak untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam semua ruang lingkup kehidupan. Sikap sederhana inilah yang menjiwai pesantren sehingga eksis hingga kini.<br />e. Nilai Kemandirian<br />Baik santri maupun pihak pesantren memiliki jiwa kemandirian dalam kehidupannya, sehingga santri tidak cengeng, dan bisa berkembang menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah menyerah.<br />f. Nilai Keteladanan<br />Nilai keteladanan memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan di pesantren. Kyai merupakan teladan bagi para santri begitu pula santri saling meneladani antara satu dengan yang lainnya. Sehingga pesantren sebagai lembaga pendidikan agama lebih mudah dalam mewujudkan santri yang berakhlak mulia. Hal ini dikarenakan adanya konsep bahwa mengamalkan ilmu adalah hal yang wajib setelah ilmu itu sendiri.<br /><br />C. PESANTREN SALAFI DI TENGAH TANTANGAN MODERNISASI<br /><br />1. Pesantren Di Tengah Globalisasi dan Modernisasi<br />Globalisasi dan Modernisasi adalah dua sisi dari satu mata uang, Ia juga menawarkan sebuah pilihan yang ambivalen, satu sisi membawa kebaikan kalau mamang kita siap, dan mungkin juga membawa petaka kalau kita gagap. Globalisasi juga menawarkan berbagaai macam pilihan bisa menguntungkan juga bisa membahayakan. Globalisasi adalah sebuah keniscayaan yang nyata yang mau tak mau akan kita hadapi bersama, Ia tak terelakkan.<br />Menghadapi tantangan ini pesantren dituntut untuk bertindak bijak. Kalau serta merta menolak globalisasi dengan melestarikan kostruksi lama dan tidak mau melihat sesuatu yang baru sangat jelas ini akan merugikan pesantren di kemudian hari, karena orang moderen sebagai mana disebutkan di atas lebih memenitingkan nilai-nilai instrumental.<br />2. Upaya Mempertahankan Sistem Pesantren<br />Mengikuti perkembangan zaman akhir-akhir ini pesantren telah membuka diri. Jika dahulu pesantren hanya sebagai tempat mengaji ilmu agama melalui sistem sorogan, wetonan, dan bandongan, maka saat ini telah membuka pendikan sistem klasikal dan bahkan program baru yang berwajah modern dan formal seperti madrasah, sekolah, dan bahkan universitas. Sekalipun pendidikan modern telah masuk ke pesantren, akan tetapi tidak boleh menggeser tradisinya, yakni gaya kepesantrenan. Sebaliknya, kehadiran lembaga pendidikan formal ke dalam pesantren dimaksudkan untuk memperkokoh tradisi yang sudah ada, yaitu pendidikan model pesantren. Adaptasi adalah suatu bentuk keniscayaan tanpa menghilangkan ciri khas yang dimiliki pesantren (al-muhâfazhah `ala al-qadîm as-shâlih wa al-akhdzu bi al-jadîd al-ashlah).<br />Tradisi yang dimaksud untuk selalu dipertahankan oleh pesantren adalah pengajaran agama secara utuh. Pendidikan pesantren sejak awal memang bukan dimaksudkan untuk menyiapkan tenaga kerja terampil pada sektor-sektor modern sebagaimana diangankan sekolah dan universitas pada umumnya. Melainkan diorientasikan kepada bagaimana para santri dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam secara baik. Pendidikan pesantren adalah pendidikan Islam yang berusaha mengantarkan para santri menjadi alim dan shalih, bukan menjadi pegawai atau pejabat.<br />Dalam perkembangannya ke depan, yang harus selalu diingat adalah bahwa pesantren harus tetap menjadi ‘rumah’ dalam mengembangkan pertahanan mental spiritual sesuai dengan perkembangan jaman dan tuntutan masa. Selain itu, ilmu yang diajarkan di pesantren harus memiliki pola perpaduan (umum-agama) yang dilandasi karakteristik keilmuan Islam , diantaranya bersumber dari Allah SWT, bersifat duniawi dan ukhrawi, berlaku umum untuk semua komunitas manusia, realistis, dan terpadu (integral); artinya tidak membeda-bedakan pada dimensi keilmuannya, serta universal sehingga dapat melahirkan konsep-konsep keilmuwan di segala bidang dan semua kebutuhan manusia. Dan, yang tak kalah pentingnya adalah pesantren, yang merupakan pendidikan berbasis agama (Islam), harus mampu memaksimalkan aspek da’wah karena da’wah merupakan bagian dari Islam dan tidak bisa dipisahkan dengan ilmu-ilmu keislaman.<br /><br />D. PENGALAMAN PONDOK PESANTREN DARUL HUDA<br />1. Sejarah Pondok<br />Pondok Pesantren Darul Huda merupakan salah satu dari sekian banyak pondok pesantren yang ada di Kabupaten Ponorogo, berdiri sejak tahun 1968 Oleh K.H. Hasyim Sholeh. Pada awalnya berdirinya mempunyai pengertian yang sederhana sekali yaitu sebagai tempat pendidikan yang mempelajari pengetahuan agama islam di bawah bimbingan seorang guru atau Kyai. Sejalan dengan perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat dewasa ini, lembaga pendidikan Pondok Pesantren masih tetap bertahan di dalam pendidikan modern, bahkan semakin eksis berkembang sedemikian rupa baik jumlah santrinya, tujuannya, maupun sistem pendidikan yang diselenggarakannya.<br />Belajar dari pengalaman bahwa banyak pondok pesantren yang termasyhur tetapi kemudian tenggelam setelah meninggalnya Pengasuh, maka menurut pengalaman KH. Hasyim Sholeh pelimpahan tanggung jawab mengasuh pesantren turun temurun lewat garis ahli waris adalah penyebab masalah tersebut. Oleh karena itu, untuk mempertahankan kelangsungan hidup Pondok Pesantren Darul Huda, sejak tahun 1984 sistem ahli waris di Pondok Pesantren Darul Huda dihapus dan diganti dengan pengelolaan Yayasan. Dengan dikelolanya Pondok Pesantren Darul Huda dalam sebuah payung yayasan maka tidak lagi menjadi milik pribadi Kyai tetapi milik seluruh umat Islam. Selanjutnya kaderisasi tidak hanya terbatas pada sistem keluarga semata, tetapi berdasarkan kemampuan serta bakat dan minat.<br />Pondok Pesantren Darul Huda terus berevolusi secara bertahap baik dalam perkembangan sistem pendidikan maupun perkembangan sarana fisiknya. Perubahan serta pembaharuan yang dilakukan Pondok Pesantren Darul Huda semakin cepat terutama setelah dibukanya lembaga baru pada tahun 1989. Hal tersebut dimaksudkan sebagai kesiapan pesantren dalam menghadapi tantangan dan tuntutan zaman yang semakin kompleks. Karena itu, demi kelangsungan pada masa- masa yang akan datang dibutuhkan persiapan yang lebih matang.<br />Sesuai dengan orientasi Pondok Pesantren Darul Huda yaitu pemasyarakatan, maka pembinaan dan perbekalan yang diberikan kepada santri difokuskan pada masalah- masalah kemasyarakatan dengan harapan semoga mereka yang telah menyelesaikan pendidikan di Pondok Pesantren<br />Darul Huda mau berjuang ditengah- tengah masyarakat dengan segala kemampuan yang dimilikinya.<br /><br />2. Dasar- Dasar Dan Tujuan Pendidikan<br />Dasar Pondok Pesantren Darul Huda yang menganut sistem Salafiyah Haditsah adalah ِا Al-muhâfazhah `ala al-qadîm as-shâlih wa al-akhdzu bi al-jadîd al-ashlah artinya melestarikan metode yang lama yang baik dan mengambil metode baru yang lebih baik. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai oleh Pondok Pesantren Darul Huda adalah mendidik santri supaya berilmu, beramal, dan bertaqwa yang dilandasi dengan akhlakul karimah.<br />3. Sistem Pendidikan<br />Pondok pesantren Darul Huda sejak awal berdirinya memegang teguh sistem pendidikan salaf (Tradisional) sebagaimana pondok salaf pada umumnya. Pada awal mula berdirinya pondok pesantren Darul Huda hanya mengajarkan kitab-kitab klasik warisan para auliya terdahulu. Metode pembelajarnnyapun masih sebatas pada metode pembelajaran salaf, yaitu metode sorogan dan wekton. Bahkan para santri pada saat itu masih belum terfokus pada belajar, tapi mereka sambil nyambi bekerja guna mencukupi kebutuhan sehari-hari di pondok.<br />Seiring dengan perkembangan zaman yang dihadapkan pada tantangan modernisasi dan globalisasi yang terus melaju, maka Pondok Pesantren Darul Huda berupaya untuk beradaptasi. Pengembangan dan inovasi pada berbagai komponen di Pondok Pesantren Darul Huda terus di lakukan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Mulai dari sistem pedidikan hingga tingkat manajemen kepemimpinannya.<br />Pengembangan dan inovasi yang dilakukan tidak berarti berupaya melemahkan nilai-nilai dan sistem pendidikan tradisional yang sejak awal dianutnya, tapi justru sebagai usaha mempertahankan dan mengukuhkannya.<br />Dengan berpedoman pada qaidah “Al-muhâfazhah `ala al-qadîm as-shâlih wa al-akhdzu bi al-jadîd al-ashlah” Darul Huda terus berusaha untuk memegang prisip-prisip pendidikan tradisional (salaf) sebagai model pendidikan asli dan khas di Indonesia. Dan berlandaskan pada qaidah ini pula Darul Huda mengepakkan sayapnya dalam rangka mewujudkan sebuah lembaga pendidikan alternatif yang mempertahankan tradisi dan nilai salaf (tradsional) nya dan tetap mapu bertahan di tengah tantangan globalisasi dan modernisasi yang menggiurkan.<br />Salah satu wujud dari upaya pengembangan tersebut adalah diselenggarakannya pendidikan formal dengan mengacu pada kurikulum DEPAG. Maka pada tahun 1989 dibukalah Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Darul Huda.<br />Dengan dibukanya lembaga pendidikan baru ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi sistem yang diterapkan di Darul Huda, dan bukan sebaliknya. Karena, diakui maupun tidak, pesantren dengan sistem yang justru dianggap tradisional (kuno) telah mampu melahirkan intelektual-intelektual muslim yang hingga di zaman serba modern ini nama mereka tetap harum. Sebuah sytem pendidikan unik nan tradisionil yang hampir tidak ada bandingannya di negeri asalnya ini. Sehingga dengan bahasa lain dapat dikatakan bahwa kehadiran dua lembaga formal yang termasuk pada kategori sistem modern tersebut adalah sebagai upaya adaptasi, sehingga sistem tradisional yang ada dapat dipertahankan dan diterima oleh masyarakat serta tidak dipandang sebelah mata.<br />4. Visi Dan Misi<br />Visi pondok pesantren Darul Huda adalah berilmu, beramal dan bertaqwa dengan dilandasi akhlaqul karimah.<br />Misi Pondok Pesantren Darul Huda adalah: Menumbuhkan budaya ilmu, amal dan Taqwa diserta Akhlaqul karimah pada jiwa santri dalam pengabdiannya dalam Agama dan masyarakat Menumbuhkan budaya ilmu, amal dan Taqwa diserta Akhlaqul karimah pada jiwa santri dalam pengabdiannya dalam Agama dan masyarakat<br />5. Lembaga Pendidikan<br />a. Pondok Putra dan Putri<br />Sistem pendidikan di Darul Huda melalui lembaga ini adalah pedidikan melaui sistem tradisional. Santri mendapat pendidikan melaui pembiasaan keseharian. Rutinitas santri di asrama secara umum diatur oleh ketentuan yang berlaku di pondok, kehidupan santri di pondok tidak lepas dari aturan pondok. Secara umum prinsip pendidikan di asrama dapat digambarkan sebagai berikut:<br />1. Dengan prisip berilmu, beramal, bertaqwa, dan berakhlakul karimah, pendidikan di Darul Huda tidak hanya diarahkan pada penguasaan ilmu belaka, akan tetapi lebih dari itu membing santri dalam mengamalkan segala ilmu yang diperoleh, sehingga dapat memiliki jiwa taqwa yang selanjutnya pasti akan melahirkan akhlaqul karimah. Itulah sebabnya Darul Huda lebih menekankan pada proses perolehan ilmu yang bermanfaat dari pada ilmu itu sendiri. Sehingga Darul Huda masih memegang erat nilai-nilai yang terkandung dalam kitab Ta’limul Muta’allim.<br />2. Kedhidupan santri di pondok dibimbing oleh pengurus sebagai kepanjangan tangan dari pengasuh yang dilanjutkan oleh santri senior yang disebut dengan “Bapak Kamar” atau “Musyrif”<br />3. Dalam menjalankan kehidupan di pondok, santri terikat oleh seperangkat aturan sebagai sarana mendidik mental mereka sehingga memiliki jiwa yang taqwa dan berakhlakul karimah. Selain itu juga aturan-aturan tersebut sebagai sarana riyadlah santri. Sehingga dapat dikatakan bahwa salah satu riydlah santri adalah “menaati peraturan”.<br />4. Dalam rangka meningkatkan kualitas spiritual santri mereka diwajibkan menjalankan ibadah yang menjadi rutinitas di pondok, diantaranya:<br />a. Shalat Jamaah beserta wiridnya sebagai rutinitas harian.<br />b. Mujahadah dan zyarah Auliya’ sebagai rutinitas bulanan dan tahunan.<br />c. Dzibaan dan membaca aurad burdah sebagai rutinitas mingguan<br />d. Khataman al Qur’an sebagai rutinitas bulanan<br />5. Pendalaman kitab kuning melalui sistem:<br />a. Sorogan<br />Sistem sorogan yang diterapkan di pondok pesantren Darul Huda adalah sistem “santri aktif”. Santri membaca dihadapan ustadz, kemudian ustadz menanyakan beberapa persoalan yang berkaitan dengan materi yang telah dibaca. Secara yang dikaji dengan melalui sistem sorogan adalah al Qur’an bagi pemula dan kitab bagi santri lanjutan. Kitab yang dikaji melalui metode ini adalah Safinatunnaja (menekankan pada pemahaman nahwu sharaf), Sulam Taufiq (menekankan pada pemahaman teks) dan Fathul Qorib (menekankan pada pemahaman teks dan masail waq’iyyah).<br />Selain sebagai sarana untuk mendalami kitab kuning, kegiatan sorogan juga dijadikan sebagai wahana pembinaan akhlaq santri oleh ustadz pembimbingnya masing-masing. Kegiatan ini dilaksanakan empat malam dalam satu minggu.<br />b. Wekton<br />Sistem wekton yang diterapkan adalah sistem kuliah, dimana ustadz membacakan kitab sementara santri memberikan ma’na pada kitab yang dikaji dan mencatat beberapa keterangan yang diperlukan. Sistem wekton yang ditapkan dapat dibedakan ke dalam beberapa kegiatan, yaitu: (1) Wekton setelah shalat (subuh, dzuhur dan isya’), (2) pengajian kilat pada waktu tertentu dan (3) pengajian pondok Romadlon. Di antara kitab yang dikaji dalam kegiatan wekton harian adalah: Tafsir Jalalain, Shahih Bukhori, Sirojut Thalibi, Tanbihul Ghafilin, dll.<br />c. Takror<br />Istilah takror digunakan oleh Darul Huda sebagai penyebutan sebuah kegiatan musyawarah santri guna membahas pelajaran yang diperoleh di Madrasah Diniyah. Kegiatan ini selain sebagai sarana mengulang pelajaran yang telah diajarkan juga melatih santri untuk kritis dalam belajar. Dengan kegiatan ini pula santri senior mendapatkan kesempatan untuk membimbing adik-adiknya..<br />d. Syawir<br />Syawir adalah kegiatan musyawarah bagi santri tingkat mahasiswa guna membahas kitab-kitab tertentu. Kegiatan ini berguna untuk melatih santri tingkat mahasiswa untuk berjiwa kritis terutama dalam mendalami Fiqih dan ilmu alat (Nahwu dan Shorof).<br />e. Bahtsul Kitab (Bedah Kitab)<br />Bahtsul Kitab adalah kegiatan pengkajian suatu kitab secara global agar kandungannya dapat segera dimengerti dan diterapkan oleh santri tanpa melaui proses yang ketat dan akurat. Selain itu juga kegiatan ini dimaksudkan untuk memberiakan informasi lebih dalam perihal kitab yang dikaji sehingga dapat memberikan motovasi yang besar kepada santri agar kedepan mereka mengkajinya secara mendalam, ketat dan akurat.<br />f. Bahtsul Masail<br />Bahstul Masail diselenggarakan guna membahas persoalan-persoalan kekinian untuk diketahui setatus hukumnya dan sekaligus landasan hukumnya.<br />6. Pengembangan bagasa Arab dan Ingris melalui pembinaan asrama bahasa.<br />7. Peningkatan kreativitas santri melaui kegiatan-kegiatan di luar kegiartan pokok, di antaranya: kaligrafi, hadrah, qiro’ah, olah raga, muhadlarah, berbagai pelatihan maupun seminar, dll.<br />b. Madrasah Diniyah “Miftahul Huda”<br />Madrasah Miftahul Huda yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan MMH, adalah merupakan realisasi dari pola pendidikan di pondok pesantren Darul Huda, ‘ala nahjis salafiyah haditsah dengan motto : Al Muhafadzatu Ala al Qadim ash Shalih wa Al Akhdzu bil Jadid Al Ashlah (Melestarikan hal-hal lama yang baik dan mengembangkan hal-hal baru yang lebih baik dan bermanfaaat) dengan melalui pembelajaran kitab-kitab kuning mu’tabaroh hasil ijtihad ulama-ulama besar islam, dengan tujuan untuk menjaga warisan dan kesinambungan kekayaan khazanah intelektual islam yang diwarisakn secara terus menrus dari generasi ke generasi.<br />MMH yang merupakan cikal bakal pondok pesantren Darul Huda pada mulanya berbentuk madrasah diniyah sederhana yang santrinya adalah warga mayak dan sekitarnya. Baru kemudian setelah tahun 1968 dengan manajemen yang modern mengalami perkembangan pesat sampai sekarang. Dan oleh sebab itulah santri yang mondok di Darul Huda, maka wajib menempuh sekolah di MMH, berbeda dengan MA/MTs “ Darul Huda “.<br />Sejarah telah mencatat bahwa pada awal berdirinya, jenjang pendidikan di MMH sangat lama tidak jauh berbeda dengan pendidikan di pondok-pondok salaf pada umumnya yakni :<br />1. Tingkan sekolah persiapan ( SP ) : selama 2 tahun<br />2. Tingkat Tsanawiyah : selama 3 tahun<br />3. tingkat Aliyah : selama 3 tahun<br />Dengan demikian santri baru bisa tamat/lulus di MMH harus menempuh pendidikan selama 8 tahun. Seiring dengan perkembangan zaman yang terus menuntut adanya perubahan, maka pada tahun ajaran 2009/2000 pola pendidikan di MMH juga mengalami perubahan menjadi 6 tahun dengan kelas tambahan berupa :<br />1. Kelas Exsperimen diperuntukkan bagi siswa MA/sederajat yang sudah memiliki kemampuan membaca kitab kuning ( sudah pernah sekolah diniyah sebelumnya )<br />2. Kelas SP ( sekolah persiapan ) yang diperuntukkan bagi mereka yang belum pernah / belum bisa membaca serta tulis menulis Arab.<br />Setelah 6 tahun kemudian dilanjutkan dengan program Takhasus (pendalaman kitab-kitab kuning ) selama 2 tahun. Namun perubahan pola itu tidak mengurangi kualitas pendidikan madrasah yang diberikan pada tahun-tahun sebelumnya.<br />Perubahan pola pendidikan tersebut terjadi dengan semakin pesatnya perkembangan jumlah santri di pondok DARUL HUDA yang umumnya setingkat MTs / MA ” DARUL HUDA ” yang ketika mereka sudah lulus, akan tetapi di MMH-nya belum lulus dengan lama pendidikan selama 8 tahun. dengan perubahan tersebut diharapkan santri ketika 6 tahun di MTs / MA ” DARUL HUDA ” juga bisa menamatkan pendidikan di MMH, sehingga di harapkan lulusan pondok pesantren ” DARUL HUDA ” merupakan lulusan siap pakai dan bisa mewarnai masyarakatnya dengan bekal ilmu yang didapat baik ilmu umum maupun ilmu agama. Dan disinilah nilai plus pondok pesantren ” Darul Huda ” dibandingkan dengan lainnya.<br />Selain mengajarkan kitab-kitab klasi, MMH juga memberikan pelatihan keorganisasian melalui “Himpunan Murid Miftahul Huda (HIMMAH)” dan “Ikatan Santri Tahkassus(IKHSANT) dan berbagai pelatihan yang lain guna menunjang dan menuntaskan mata pelajaran di MMH seperti, pelatihan manasik haji, pelatihan tajhiz janazah, Fiqhun Nisa’, Bahtsul Kutub, dll.<br />c. Madarasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah<br />Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Darul Huda adalah dua lembaga yang berbeda yang keduanya sama-sama berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Darul. Lembaga ini merupakan lembaga pendidikan dengan sistem moderen. Kurikulum yang diterapkan pun mengacu pada DEPAG. Keberadan MTs Darul Huda diharapkan mampu mengiringi sekaligus melengkapi sytem tradisional yang sejak awal dianut oleh Darul Huda. Segala pelajaran yang diberikan di MTs Darul Huda diharapkan juga mampu mewujudkan santri yang bertaqwa dan berakhlakul karimah. Sistem pendidikannya yang moderen diharapkan tidak hanya mampu mendidik santri pada ranah kognitif saja (sebagaimana yang dialami kebanyakan lembaga pendidikan formal) tapi juga pada ranahafektif dan psikomotorik. sehingga mampu melahirkan insan kamil.<br />Materi pelajaran yang bersifat umum diharapkan mampu diarahkan pada upaya memperkokoh keimanan santri seperti lebih mengarahkannya sebagai sarana tafakkur fi khalqillah dari pada sebagai sarana mengisi daftar nilai.<br /><br />E. PENUTUP<br />Betapapun pesantren berkembang dengan segala bentuknya masing, namun upaya mempertahankan tradisi salafiyah hendaklah terus dilakukan. Pengaruh globalisasi dan modernisasi yang merajalela hendaklah disikapi dengan bijak, karena tanpa adanya mawas diri dengan perkembangan yang ada dikhawatirkan akan melunturkan kemurnian prinsip pesantren sebagai lembaga pendidikan yang telah diwariskan oleh para wali songo dan ulam’ terdahulu. Namun demikian tidak pula tepat pesantren menutup mata dengan perkemban<span style="font-weight:bold;"><span style="font-weight:bold;"><span style="font-weight:bold;"></span></span></span>gan tersebut.<br /><br /><br />BAHAN BACAAN:<br />Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai, Jakarta, LP3ES,1984<br />Haedari, Amin, Drs, M.Pd, H, dan El Saha, Ishom, MA, Peningkatan Mutu Terpadu Pesantren dan Madrasah Diniyah,Jakarta, Diva Pustaka, 2006.<br />Tim Penyusun, Bunga Rampai Pesantren: Kumpulan Tulisan dan Karangan Abdul Rahman Wahid, Jakarta, CV. Dharma Bhakti, 1399 H.<br />Haedari, Amin, Drs, M.Pd, H, Panorama Pesantren dalam Cakrawala Modern, Jakarta, Diva Pustaka,2004.perpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-80152055908855881972010-12-23T15:19:00.000-08:002011-04-06T20:36:09.001-07:00ILMU HADITSBAB I<br />PENDAHULUAN<br />A. LATAR BELAKANG<br />Umat Islam mengalami kemajuan pada zaman kalsik (650-1250). Dalam sejarah, puncak kemajuan ini terjadi pada sekitar tahun 650-1000 M. Pada masa ini telah hidup ulama besar, yang tidak sedikit jumlahnya, baik di bidang tafsir, hadits, fiqih, ilmu kalam, filsafat, tasawuf, sejarah maupun bidang pengetahuan lainnya . Berdasarkan bukti histories ini menggambarka bahwa periwayatan dan perkembangan pengetahuan hadits berjalan seiirng dengan perkembangan pengetahuan lainnya.<br />Menatap prespektif keilmuan hadis, sungguh pun ajaran hadis telah ikut mendorong kemajuan umat Islam. Sebab hadits Nabi, sebagaimana halnya Al-Qur’an telah memerintahkan orang-orang beriman menuntut pengetahuan. Dengan demikian prespektif keilmuan hadits, justru menyebabkan kemajuan umat Islam. Bahkan suatu kenyataan yang tidak boleh luput dari perhatian, adalah sebab-sebab dimana al-Qur’an diturunkan. Bertolak dari kenyataan ini, Prof. A. Mukti Ali menyebutkan sebagai metode pemahaman terhadap suatu kepercayaan, ajaran atau kejadian dengan melihatnya sebagai suatu kenyataan yang mempunyai kesatuan mutlak dengan waktu, temapat, kebudayaan, golongan dan lingkungan dimana kepercayaan, ajaran dan kejadian itu muncul. Dalam dunia pengetahuan tentang agama Islam, sebenarnya benih metode sosio-historis telah ada pengikutsertaan pengetahuan asbab al nuul (sebab-sebab wahyu diturunakan) untuk memahami al-Qur’an, dan asbab al-wurud (sebab-sebab hadits diucapkan) untuk memahami al-Sunnah.<br />Meskipun asbab al-Nuzul dan asbab al –Wurud terbatas pada peristiwa dan pertanyaan yang mendahului nuzul (turun) Al-Qur’an dan wurud (disampaikannya) hadits, tetapi kenyataannya justru tercipta suasana keilmuan pada hadits Nabi SAW. Tak heran jika pada saat ini muncul berbagai ilmu hadits serta cabang-cabangnya untuk memahami hadits Nabi, sehingga As-Sunnah sebagai sumber hukum Islam yang kedua dapat dipahami serta diamalkan oleh umat Islam sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Rasulullah.<br />B. TUJUAN PEMBAHASAN<br />Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah:<br />1. mengetahui definisi ilmu hadits<br />2. mengetahui cabang-cabang ilmu hadits serta penjelasannya<br />3. mengetahui kegunaan mempelajari ilmu-ilmu hadits<br />4. mengetahui otentitas hadits <br /><br />C. RUMUSAN MASALAH<br />Adapun batasan-batasan masalah atau batasan pembahasan makalah ini adalah:<br />1. Apa definisi ilmu hadits?<br />2. Apa saja cabang-cabang ilmu hadits itu?<br />3. Apa saja kegunaan mempelajari ilmu hadits<br />4. bagaimana otentitas hadits Nabi?<br /><br /><br />BAB II<br />PEMBAHASAN<br /><br />A. PENGERTIAN ILMU HADITS<br />Ilmu hadits adalah ilmu yang membahas kaidah-kaidah untuk mengetahui kedudukan sanad dan matan, apakah diterima atau ditolak. Menurut Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, ilmu hadits, yakni illmu yang berpautan dengan hadits, banyak ragam macamnya.<br />Sebagai diketahui, banyak istilah untuk menyebut nama-nama hadits sesuai dengan fungsinya dalam menetapkan syariat Islam. Ada hadits shahih, hadits hasan, dan hadits dhoif. Masing-masing memiliki persyaratannya sendiri-sendiri. Persyaratan itu ada yang berkaitan dengan persambungan sanad, kualitas para periwayat yang dilalui hadits, dan ada pula yang berkaitan dengan kandungan hadits itu sendiri. Maka persoalan yang ada dalam ilmu hadits ada 2. Pertama berkaitan dengan sanad, kedua berkaitan dengan matan. Ilmu yang berkaitan dengan sanad akan mengantar kita menelusuri apakah sebuah hadits itu bersambung sanadnya atau tidak, dan apakah para periwayat hadits yang dicantumkan di dalam sanad hadits itu orang-orang terpercaya atau tidak. Adapun ilmu yang berkaitan denga matan akan membantu kita mempersoalkan dan akhirnya mengetahui apakah informasi yang terkandung di dalamnya berasal dari Nabi atau tidak. Misalnya, apakah kandungan hadits bertentangan dengan dalil lain atau tidak.<br /><br />B. CABANG-CABANG ILMU HADITS<br />Menurut Dr. Mustofa As-Siba’i bahwa terdapat disiplin ilmu yang lain dalam kajian tentang sunnah beserta penuturannya,pembelaannya, dan penelitian pangkall dan sumbernya. Abu ‘Abdullah Al-Hakim dalam kitabnya Ma’rifatul ‘Ulum Al-Hadits, merinci disiplin ini menjadi lima puluh dua bagian, dan al-Nawawi dalam kitabnya al-Taqrib, merincinya menjadi enam puluh lima bagian. <br />Menurut Anwar dalam bukunya Ilmu Mushthalah Hadits, dijelaskan bahwa ilmu hadits dibagi menjadi 2, yaitu:<br />a. Ilmu Dirayatul Hadits, atau Ilmu Ushulur Riwayah dan disebut juga dengan Ilmu Musthalah Hadits<br />Menurut kata sebagian ulama Tahqiq, Ilmu Dirayatul Hadits adalah ilmu yang membahas cara kelakuan persambungan hadits kepada Shahibur Risalah, junjungan kita Muhammad SAW dari sikap perawinya, mengenai kekuatan hafalan dan keadilan mereka, dan dari segi keadaan sanad, putus dan bersambungnya, dan yang sepertinya. <br />Muhammad Abu Zahwu dalam kitabnya Al-Haditsu wal Muhadditsun, memberikan definisi Ilmu Ushulur Riwayah atau Ilmu Riwayatul Hadits adalah ilmu yang membahas tentang hakikat periwayatan, syarat-syaratnya, macam-macamnya, hukum-hukumnya, dan keadaan perawi-perawinya dan syarat-syaratnya, macam-macam yang diriwayatkan dan hal-hal yang berhubungan dengan itu. <br />Adapun obyek Ilmu Hadits Dirayah ialah meneliti kelakuan para rawi dan keadaan marwinya (sanad dan matannya). Dari aspek sanadnya, diteliti tentang ke'adilan dan kecacatannya, bagaimana mereka menerima dan menyampaikan haditsnya serta sanadnya bersambung atau tidak. Sedang dari aspek matannya diteliti tentang kejanggalan atau tidaknya, sehubungan dengan adanya nash-nash lain yang berkaitan dengannya.<br />Dalam penjelasannya, beliau mengatakan bahwa yang dimaksud dengan:<br />a. hakikat periwayatan adalah menyampaikan berita dan menyandarkannya kepada orang yang menjadi sumber berita itu. <br />b. Syarat-syarat periwayatan adalah syarat-syarat perawi di dalam menerima hal-hal yang diriwayatkan oleh gurunya, apakah dengan jalan mendengar langsung atau dengan jalan ijazah, atau lainnya.<br />c. Macam-macam periwayatan, apakah sanadnya itu bersambung-sambung atau putus dan sebagainya.<br />d. Hukum-hukumnya, artinya diterima atau ditolaknya apa yang diriwayatkannya itu.<br />e. Keadaan perawi dan syarat-syaratnya, yaitu adil tidaknya dan syarat-syarat menjadi perawi baik tatkala menerima hadits maupun menyampaikan hadits.<br />f. Macam-macam yang diriwayatkan, ialah apakah yang diriwayatkannya itu berupa hadits Nabi, atsar atau yang lain.<br />g. Hal-hal yang berhubungan dengan itu, ialah istilah-istilah yang dipakai oleh ahli-ahli hadits.<br />Pemindahan hadits berdasarkan sanadnya kepada orang yang dinisbahkan dilakukan secara riwayat atau khabar dan selainnya.<br />Syarat-syaratnya memindahkan hadits berdasarkan sanadadalah sebagi berikut: Perawi menerima apa yang diriwayatkan kepadanya melalui salah satu dari cara meriwayatkan Hadis samada melalui pendengaran, pembentangan, ijazah atau sebagainya. <br /> Bagian-bagiannya: Ittisal (bersambung) serta Ingqita' (terputus) dan sebagainya. <br /><br />b. Ilmu Riwayatul Hadits<br />Ilmu Riwayatul Hadits ialah ilmu yang memuat segala penukilan yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, kehendak, taqrir ataupun berupa sifatnya. <br />Menurut Syaikh Manna’ A-Qhaththan, obyek pembahasan ilmu riwayatul hadits: sabda Rasulullah, perbuatan beliau, ketetapan beliau, dan sifat-sifat beliau dari segi periwayatannya secara detail dan mendalam. Faidahnya : menjaga As-Sunnah dan menghindari kesalahan dalam periwayatannya .<br />Sementara itu, obyek Ilmu Hadits Riwayah, ialah membicarakan bagaimana cara menerima, menyampaikan pada orang lain dan memindahkan atau membukukan dalam suatu Kitab Hadits. Dalam menyampaikan dan membukukan Hadits, hanya dinukilkan dan dituliskan apa adanya, baik mengenai matan maupun sanadnya.<br /> Adapun kegunaan mempelajari ilmu ini adalah untuk menghindari adanya kemungkinan yang salah dari sumbernya, yaitu Nabi Muhammad Saw. Sebab berita yang beredar pada umat Islam bisa jadi bukan hadits, melainkan juga ada berita-berita lain yang sumbernya bukan dari Nabi, atau bahkan sumbernya tidak jelas sama sekali. <br />.<br />Menurut Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Cabang-cabang besar yang tumbuh dari ilmu Hadits Riwayah dan Dirayah ialah:<br />a. Ilmu Rijalul Hadits<br />Ialah ilmu yang membahas para perawi hadits, dari sahabat, dari tabi’in, maupun dari angkatan sesudahnya.<br />Dengan ilmu ini kita dapat mengetahui, keadaan para perawi yang menerima hadits dari Rasulullah dan keadaan perawi yang menerima hadits dari sahabat dan seterusnya.<br />Dalam ilmu ini diterangkan tarikh ringkas dari riwayat hidup para perawi, madzhab yang dipegangi oleh para perawi dan keadaan-keadaan para perawi itu menerima hadits.<br />b. Ilmu Jarhi wat Ta’dil<br />Ilmu yang menerangkan tentang hal cacat-cacat yang dihadapkan kepada para perawi dan tentang penta’dilannya (memandang adil para perawi) dengan memakai kata-kata yang khusus dan tentang martabat kata-kata itu.<br />Ilmu Jarhi wat Ta’dil dibutuhkan oleh para ulama hadits karena dengan ilmu ini akan dapat dipisahkan, mana informasi yang benar yang datang dari Nabi dan mana yang bukan.<br /><br /><br />c. Ilmu Fannil Mubhammat<br />Ilmu fannil Mubhamat adalah ilmu untuk mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut dalam matan, atau di dalam sanad.<br />Di antara yang menyusun kitab ini, Al-Khatib Al Baghdady. Kitab Al Khatib itu diringkas dan dibersihkan oleh An-Nawawy dalam kitab Al-Isyarat Ila Bayani Asmail Mubhamat.<br />Perawi-perawi yang tidak tersebut namanya dalam shahih bukhari diterangkan dengan selengkapnya oleh Ibnu Hajar Al-Asqallanni dalam Hidayatus Sari Muqaddamah Fathul Bari.<br />d. Ilmu ‘Ilalil Hadits<br />Adalah ilmu yang menerangkan sebab-sebab yang tersembunyi, tidak nyata, yang dapat merusakkan hadits.<br />Yakni: menyambung yang munqathi’, merafa’kan yang mauquf, memasukkan suatu hadits ke dalam hadits yang lain dan yang serupa itu. Semuanya ini, bila diketahui dapat merusakkan hadits.<br />Ilmu ini, ilmu yang berpautan dengan keshahihan hadits. Tak dapat diketahui penyakit-penyakit hadits, melainkan oleh ulama, yang mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang martabat-martabat perawi dan mempunyai malakah yang kuat terhadap sanad dan matan-matan hadits.<br />Menurut Syaikh Manna’ Al-Qaththan bahwa cara mengetahui ‘illah hadits adalah dengan mengumpulkan beberapa jalan hadits dan mencermati perbedaan perawinya dan kedhabithan mereka, yang dilakukan oleh orang orang yang ahli dalam ilmu ini. Dengan cara ini akan dapat diketahui apakah hadits itu mu’tal (ada ‘illatnya) atau tidak. Jika menurut dugaan penelitinya ada ‘illat pada hadits tersebut maka dihukuminya sebagai hadits tidak shahih .<br /><br /><br />e. Ilmu Ghoriebil Hadits<br />Yang dimaksudkan dalam ilmu haddits ini adalah bertujuan menjelaskan suatu hadits yang dalam matannya terdapat lafadz yang pelik, dan yang sudah dipahami karena jarang dipakai, sehingga ilmu ini akan membantu dalam memahami hadits tersebut.<br />f. Ilmu Nasikh wal Mansukh<br />Adalah ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah dimansukhkan dan menasikhkannya. <br />Apabila didapati sesuatu hadits yang maqbul tak ada perlawanan, dinamailah hadits tersebut muhkam. Dan jika dilawan oleh hadits yang sederajat, tapi mungkin dikumpulkan dengan tidak sukar maka hadits itu dinamai muhtaliful hadits. Jika tidak mungkin dikumpul dan diketahui mana yang terkemudian, maka yang terkemudian itu dinamai nasikh dan yang terdahulu dinamai mansukh.<br />g. Ilmu Talfiqil hadits<br />Yaitu ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan antar hadits yang berlawanan lahirnya.<br />Dikumpulkan itu ada kalanya dengan mentahsikhkan yang ‘amm, atau mentaqyidkan yang mutlak, atau dengan memandang banyak kali terjadi.<br />h. Ilmu Tashif wat Tahrif<br />Yaitu ilmu yang menerangkan tentang hadits-hadits yang sudah diubah titiknya (dinamai mushohaf), dan bentuknya (dinamai muharraf).<br />i. Ilmu Asbabi Wurudil Hadits<br />Yaitu ilmu yang membicarakan tentang sebab-sebab Nabi menuturkan sabda beliau dan waktu beliau menuturkan itu.<br />Menurut Prof Dr. Zuhri ilmu Asbabi Wurudil Hadits dalah ilmu yang menyingkap sebab-sebab timbulnya hadits. Terkadang, ada hadits yang apabila tidak diketahui sebab turunnya, akan menimbulkan dampak yang tidak baik ketika hendak diamalkan. <br />Disamping itu, ilmu ini mempunyai fungsi lain untuk memahami ajaran islam secara komprehensif. Asbabul Wurud dapat juga membantu kita mengetahui mana yang datang terlebih dahulu di antara dua hadits yang “Pertentangan”. Karenanya tidak mustahil kalau ada beberapa ulama yang tertarik untuk menulis tema semacam ini.Misalnya, Abu Hafs Al- Akbari (380-456H), Ibrahim Ibn Muhammad Ibn Kamaluddin, yang lebih dikenal dengan Ibn hamzah Al-Husainy Al-Dimasyqy (1054-1120H) denagn karyanya Al-Bayan Wa Al Ta’rif Fi Asbab Wurud Al- hadits Al-Syarif. <br />j. Ilmu Mukhtalaf dan Musykil Hadits<br />Yaitu ilmu yang menggabungkan dan memadukan antara hadits yang zhahirnya bertentangan atau ilmu yang menerangkan ta’wil hadits yang musykil meskipun tidak bertentangan dengan hadits lain.<br />Oleh sebagaian ulama dinamakan dengan “Mukhtalaf Al-Hadits” atau “Musykil Al-Hadits”, atau semisal dengan itu. Ilmu ini tidak akan muncul kecuali dari orang yang menguasai hadits dan fiqih .<br /><br />C. KEGUNAAN MEMPELAJARI ILMU HADITS<br />Adapun beberapa manfaat / kegunaan mempelajari ilmu-ilmu hadits adalah:<br />Untuk mengakses dan mendownload tugas kuliah ini selengkapnya anda harus berstatus Paid Memberperpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-36009724965902387562010-08-12T00:57:00.000-07:002010-08-12T01:11:58.790-07:00KEUTAMAAN BULAN RAMADHANKeutamaan Bulan Ramadhan<br /><br />Beberapa keutamaan Ramadhan adalah:<br /><br /> 1. Bulan Tarbiyah untuk mencapai derajat taqwa.<br /> Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (QS Al Baqarah: 183).<br /> 2. Bulan diturunkannya Al Qur’an.<br /> Bulan Ramadhan, yang pada bulan itu Al Qur’an diturunkan sebagai petunjuk buat manusia dan penjelasan tentang petunjuk itu, dan sebagai pemisah (yang haq dan yang batil) (QS Al Baqarah: 185).<br /> 3. Bulan yang paling utama, bulan penuh berkah.<br /> Bulan yang paling utama adalah bulan Ramadhan, dan hari yang paling utama adalah hari Jum’at (HR At-Thabarani) . Dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa Rasulullah saw -pada suatu hari, ketika Ramadhan telah tiba- bersabda: Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan yang penuh berkah, pada bulan itu Allah swt memberikan naungan-Nya kepada kalian. Dia turunkan Rahmat-Nya, Dia hapuskan kesalahan-kesalahan, dan Dia kabulkan do’a. pada bulan itu Allah swt akan melihat kalian berpacu melakukan kebaikan. Para malaikat berbangga dengan kalian, dan perlihatkanlah kebaikan diri kalian kepada Allah. Sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang pada bulan itu tidak mendapat Rahmat Allah swt”. (HR Ath-Thabarani) .<br /> 4. Bulan ampunan dosa, bulan peluang emas melakukan ketaatan.<br /> Rasulullah saw bersabda: Shalat lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at, dari Ramadhan ke Ramadhan, dapat menghapuskan dosa-dosa, apabila dosa-dosa besar dihindari. (HR Muslim). Barang siapa yang melakukan ibadah di malam hari bulan Ramadhan, karena iman dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni. (Muttafaqun ‘alaih). Apabila Ramadhan datang, maka pintu-pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syaithon-syaithon dibelenggu. (Muttafqun ‘alaih).<br /> 5. Bulan dilipat gandakannya amal shaleh.<br /> Rabb-Mu berkata: “Setiap perbuatan baik dilipat gandakan pahalanya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa, puasa itu untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai yang melindungi dari api neraka. Bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi dari pada parfum misik. Apabila orang bodoh berlaku jahil kepada seseorang diantara kamu yang tengah berpuasa, hendaknya ia katakan: “Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa”. (HR At-Tirmidzi).Khutbah Rasulullah saw menyongsong bulan suci Ramadhan sebagai bulan mulia, bulan ibadah, bulan santunan. Dari Salman RadhiyaLlahu ‘anhu, katanya: Rasulullah saw berkhutbah di tengah-tengah kami pada akhir bulan Sya’ban, beliau saw bersabda: “Hai manusia, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah telah menaungi. Bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang padanya Allah mewajibkan berpuasa. Qiyamullail disunnahkan.Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Bulan Ramadhan adalah bulan sabar, sabar itu balasannya syurga, Ramadhan adalah bulan santunan.<br /><br /> Bulan ditambahkannya rizqi orang mukmin. Siapa yang memberikan makanan untuk berbuka kepada seorang yang berpuasa, balasannya adalah ampunan terhadap dosa-dosanya, dirinya dibebaskan dari neraka, dan dia mendapatkan pahala sebesar yang didapat oleh orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang tersebut. Sahabat berkomentar, kata mereka: “Ya Rasulullah, tidak setiap kami memiliki makanan untuk berbuka yang dapat diberikan kepada orang yang berpuasa? Sabda Rasulullah saw: “Pahal tersebut akan diberikan Allah, meskipun yang diberikan untuk berbuka bagi yang berpuasa hanya satu buah kurma, atau seteguk air, atau sesendok mentega.<br /><br /> Bulan Ramadhan awalnya rahmat, tengahnya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka, siapa yang memberikan keringanan bagi hamba sahayanya pada bulan itu, Allah akan ampuni dosanya, dan dia dibebaskan dari neraka. Pada bulan ini, perbanyaklah empat hal, dua diantaranya membuat kamu diridhai Rabbmu, dan dua yang lainnya sesuatu yang sangat kamu butuhkan.<br /><br /> Dua hal yang membuat kamu diridhai Rabbmu adalah:<br /> 1. Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan<br /> 2. Kamu meminta ampunan kepada-Nya.<br /><br /> Sedangkan dua hal lainnya yang sangat kamu butuhkan adalah:<br /> 1. Kamu meminta syurga kepada Allah, dan<br /> 2. Kamu minta dilindungi dari neraka.<br /><br /> Siapa yang memberikan minum kepada orang yang berpuasa, Allah akan memberikan minuman kepadanya dari telagaku yang tidak akan menjadi haus sampai dia masuk syurga”. (HR Ibnu Khuzaimah).<br /> 6. Ramadhan bulan jihad, bulan kemenangan.<br /> Sejarah mencatat, bahwa pada bulan suci Ramadhan inilah beberapa kesuksesan dan kemenangan besar diraih ummat Islam, yang sekaligus membuktikan bahwa Ramadhan bukan bulan malas dan lemah, tapi merupakan bulankuat, bulan jihad, bulan kemenangan. Perang Badar Kubro yang diabadikan dalam Al Qur’an sebagai yaumul furqan, dan ummat Islam saat itu meraih kemenangan besar, terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah. Dan saat itu, gembong kebatilan: Abu Jahal, terbunuh.Pada bulan Ramadhan pula fathu Makkah terjadi, yang dibadaikan dalam Al Qur’an sebagai Fathan Mubiiina, tepatnya pada tanggal 10 Ramadhan tahun 8 (delapan) Hijriyah. Serangkaian peristiwa besar lainnya juga terjadi pada bulan Ramadhan, seperti: beberapa pertempuran dalam perang Tabuk, terjadi pada bulan Ramadhan tahun 9 (sembilan) Hijriyah. Tersebarnya Islam di Yaman pada bulan Ramadhan tahun 10 Hijriyah. Khalid bin Al Walid menghancurkan berhala Uzza pada tanggal 25 Ramadhan tahun 8 (delapan) Hijriyah. Dihancurkannya berhala Latta pada bulan Ramadhan tahun 9 Hijriyah.Ditaklukkannya Andalus (Spanyol sekarang) di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad pada tanggal 28 Ramadhan tahun 92 Hijriyah. Peperangan ‘Ain Jalut, dimana untuk pertama kalinya pasukan Islam berhasil mengalahkan bangsa Mongol Tartar, yang sebelumnya sempat dianggap mustahil, juga terjadi pada bulan Ramadhan tahun 658 Hijriyah. Dan masih banyak lagi yang lainnyaperpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-84233229576746074052010-07-21T01:26:00.000-07:002010-07-21T01:27:33.253-07:00AMALAN-AMALAN BULAN SYA'BANSYA’BAN adalah bulan yang sangat mulia dan disebut bulan Rasulullah saw. Beliau selalu berpuasa pada bulan ini hingga datang bulan Ramadhan. Beliau bersabda, “Sya’ban adalah bulanku. Sesiapa berpuasa satu hari pada bulanku ini, surga adalah miliknya.”<br />Diriwayatkan dari Imam Shadiq as bahwa ketika bulan Sya’ban tiba, Imam Ali Zainul Abidin as mengumpulkan para sahabat beliau seraya berkata kepada mereka, “Wahai sahabat-sahabatku, tahukah kalian bulan apa ini? Ini adalah bulan Sya’ban. Rasulullah saw selalu bersabda, ‘Sya’ban adalah bulanku.’ Maka, berpuasalah pada bulan ini demi kecintaan kalian kepada beliau dan untuk bertaqarrub kepada Tuhan kalian. Demi Allah yang jiwa Ali bin Husain berada di genggaman tangan-Nya, aku pernah mendengar ayahku, Husain bin Ali as berkata, ‘Aku pernah mendengar dari Amirul Mukminin as bahwa sesiapa berpuasa pada bulan Sya’ban demi kecintaannya kepada Rasulullah dan untuk bertaqarrub kepada Allah, niscaya Ia akan mencintanya, mendekatkannya kepada kemuliaannya pada hari kiamat, dan menganugerahkan surga kepadanya.”<br /><br />Amalan-amalan Umum<br />Amalan-amalan umum (pada bulan ini) adalah sebagai berikut.<br />1. Membaca (zikir berikut) sebanyak tujuh puluh kali dalam setiap hari.<br />أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَ أَسْأَلُهُ التَّوْبَةَ<br />Astaghfirullaha wa as-aluhut-taubah<br />2. Membaca (zikir berikut) sebanyak tujuh puluh kali dalam setiap hari.<br />أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ<br />Astaghfirullahalladzî lâ ilâha illa huwarrahmânurrahîm al-hayyul-qayyûmu wa atuubu ilaihi<br />Menurut sebagian hadis, al-hayyul qayyûm dibaca sebelum ar-rahmânur rahîm. Jika dibaca dengan kedua cara tersebut, justru lebih baik. Dari sebagian hadis dapat dipahami bahwa doa dan zikir terbaik di bulan ini adalah istighfar, dan sesiapa membaca istighfar sebanyak tujuh puluh kali dalam setiap harinya, pahalanya sama dengan membaca istighfar sebanyak tujuh puluh ribu kali di bulan-bulan lain.<br />3. Bersedekah meskipun dengan setengah biji kurma sehingga Allah akan mengharamkan badan kita dari api jahanam. Diriwayatkan bahwa Imam Shadiq as pernah ditanya tentang keutamaan berpuasa di bulan Rajab. Beliau berkata, “Mengapa kalian lupa dengan puasa di bulan Sya’ban?” Perawi berkata, “Wahai putra Rasulullah, apakah pahala orang yang berpuasa satu hari di bulan Sya’ban?” “Demi Allah, surga adalah pahalanya,” tegas beliau. Ia bertanya kembali, “Wahai Putra Rasulullah, apakah amalan terbaik di bulan ini?” Beliau berkata, “Bersedekah dan istighfar. Sesiapa bersedekah di bulan Sya’ban, Allah Swt akan memelihara sedekah tersebut sebagaimana salah seorang dari kalian memelihara anak untanya sehingga pada hari kiamat sedekah tersebut sampai di tangan pemiliknya seperti Gunung Uhud besarnya.”<br />4. Membaca bacaan (berikut ini) sebanyak seribu kali di sepanjang bulan karena ia memiliki pahala yang tak terhingga. Di antaranya, ibadah seribu tahun akan ditulis di catatan amalnya.<br />لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ<br /><br />Laa ilaaha illallahu wa laa na’budu illa iyyahu mukhlishiina lahuddiinaa wa law karihal musyrikuuna<br />(Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali Ia dengan memurnikan agama hanya bagi-Nya meskipun kaum musyrikin menentang [kami])<br />5. Mendirikan dua rakaat shalat di setiap hari Kamis. Pada setiap raka’at, setelah membaca surah al-Fâtihah, bacalah surah at-Tauhîd sebanyak seratus kali. Setelah membaca salam, bacalah shalawat sebanyak seratus kali.<br />6. Banyak membaca shalawat.<br />7. Membaca shalawat yang diriwayatkan dari Imam Zainul Abidin as.perpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-56282598654350618632010-07-21T01:19:00.000-07:002010-07-21T01:21:27.963-07:00KEUTAMAAN BULAN SYA'BANRasulullah saw bersabda:<br />“…Bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku…”(Mafatihul Jinan, bab 2, Sya’ban)<br /><br />Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: Ketika bulan Sya’ban tiba Ali Zainal Abidin (sa) mengumpulkan para sahabatnya kemudian berkata: “Wahai sahabat-sahabatku, tahukah kamu bulan apakah ini? Bulan ini adalah bulan Sya’ban, Nabi saw bersabda: ‘Bulan Sya’ban adalah bulanku, berpuasalah kamu di bulan ini karena cinta kepada Nabimu dan mendekatkan diri kepada Tuhanmu’. Aku bersumpah, demi Zat yang diriku dalam kekuasaan-Nya, sungguh aku mendengar ayahku Al-Husein (sa) berkata: ‘Aku mendengar Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as) berkata: ‘Barangsiapa yang berpuasa di bulan Sya’ban karena cinta kepada Rasulullah saw dan mendekatkan diri kepada Allah, Dia mendekatkannya pada kemuliaan-Nya pada hari kiamat dan mewajibkan baginya surga’.” (Mafatihul Jinan, bab 2, Sya’ban)<br /><br />Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:<br />“Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan Allah. Barangsiapa yang berpuasa satu hari, maka wajib baginya surga. Barangsiapa yang dua hari, maka ia akan menjadi sahabat para nabi dan shiddiqin pada hari kiamat. Barangsiapa yang berpuasa penuh satu bulan dan bersambung dengan bulan Ramadhan, maka dosa-dosa diampuni, dosa kecil maupun dosa besarnya walaupun ia berasal dari darah haram.”<br /><br />Hadis ini bersumber dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) dari ayahnya dari bapak-bapaknya dari Imam Ali bin Abi Thalib (sa). (Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 55)perpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-12426738904655269402010-06-16T21:50:00.000-07:002010-06-18T18:20:41.340-07:00- Kedatangan Bulan RojabDalam setahun penuh, hari-hari yang kita lalui, seluruhnya adalah laksana sebatang pohon. Ketika datang bulan Rajab, tibalah hari-hari untuk menyirami. Ketika datang bulan Sya'ban, tibalah hari-hari putik berganti buah. Dan ketika datang bulan Ramadlan, tibalah hari-hari untuk memetik hasilnya.<br />Setiap kali Baginda Nabi saw. memasuki bulan Rajab, beliau berdoa,<br />اللَّهمّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ<br />"Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan kami pada bulan Ramadlan!" (HR. Ibnu Ahmad, Baihaqi, dan Ibnu Majah)<br />Doa Nabi saw. di atas menegaskan adanya harapan kuat agar kita diberkahi, ditambahkan kebaikan, di bulan Rajab dan Sya'ban, karena pada dasarnya kedua bulan tersebut adalah bulan penuh kebaikan, kemudian kita memohon untuk lebih ditambahkan lagi kebaikan yang ada. Bahkan Nabi saw. mengajari kita untuk memiliki tekad kuat, berharap selalu, agar tambahan kebaikan itu tidak hanya di hari-hari Rajab dan Sya'ban, namun terus dirasakan hingga pada hari-hari yang lain, pada bulan Ramadlan. Ini terlihat dari doa beliau, "dan sampaikan kami pada bulan Ramadlan!"<br />Bukankah Rajab adalah syahrullâh, bulan yang dinisbatkan kepada Allah Swt. Karena Rajab adalah bagian dari asyhur al-hurum sebagaimana Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, dan Muharam, bulan-bulan yang dimuliakan Allah.<br />Jika Rajab dinisbatkan kepada Allah Swt., maka Sya'ban disebut Nabi saw. sebagai bulan yang dinisbatkan kepadanya. Sedangkan Ramadlan, bulan yang mulia dan penuh berkah ini, dinisbatkan kepada umatnya. Suatu kebanggaan tersendiri bagi kita sebagai umat Muhammad saw.<br />Menurut Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani bulan Rajab adalah lambang dari suatu makna yang memiliki rahasia tafsirannya tersendiri. Kata "Rajab" yang bila ditulis dalam bahasa Arab (رجب) ini terdiri dari tiga huruf, masing-masing memiliki makna yang dalam dan agung. Râ adalah rahmatullâh, kasih sayang Allah. Jîm adalah jûdullâh, kemurahan Allah. Dan Bâ adalah birrullâh, kebaikan Allah atau keramahan-Nya. Maka dari awal hingga akhir bulan penuh berkah ini, Allah menganugerahi para hamba-Nya tiga karunia. Pertama rahmat tanpa azab. Kedua kemurahan tanpa kebakhilan. Ketiga kebaikan atau keramahan tanpa kekasaran.<br />Jika Rajab adalah kesempatan untuk meninggalkan kekasaran dan keburukan tabiat kita, maka Sya'ban adalah kesempatan untuk meningkatkan amal dan membuktikan kesetiaan diri sebagai hamba. Sebagaimana Ramadlan adalah kesempatan untuk bersungguh hati dan menjernihkan diri dari keruh kehidupan yang ada.<br />Jika Rajab adalan bulan untuk bertaubat, maka Sya'ban adalah bulan untuk memperoleh kasih sayang, dan Ramadlan adalah bulan untuk mendekatkan diri kepada Allah.<br />Rajab adalah bulan penghormatan, Sya'ban adalah bulan pengabdian, dan Ramadlan adalah bulan keni'matan.<br />Rajab adalah bulan untuk beribadah, Sya'ban adalah bulan untuk meninggalkan kesenangan dunia, dan Ramadlan adalah bulan untuk memperoleh kebaikan yang penuh berkah.<br />Pada bulan Rajab, dilipatgandakanlah setiap kebaikan; pada bulan Sya'ban, dileburlah seluruh keburukan; dan pada bulan Ramadlan, kita menanti turunnya segala kemuliaan.<br />Rajab adalah syahr al-sâbiqîn, bulan peluang bagi mereka yang berusaha lebih dahulu meraih kebaikan. Sya'ban adalah syahr al-muqtashidîn, bulan peluang bagi mereka yang pertengahan. Dan Ramadlan adalah syahr al-'âshîn, bulan peluang bagi mereka yang berlumur dosa dan alpa, untuk segera memperbaiki diri, hingga lebih baik dari sebelumnya.<br />Maka, kini kita sedang berada di hari-hari Rajab yang cerah, secerah peluang untuk menanti nafahât, mengharap jawâiz, meminta 'athâyâ, dan merindukan mawâhib. Menanti hembusan rahmat, mengharap hadiah, meminta anugerah, dan merindukan karunia dari Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, lagi Maha Pemberi segala harapan hamba-Nya.<br />Kita sedang berada di musim istighfar, musim saatnya memperbanyak permintaan ampun. Kita berada di musim shalat, musim saatnya menambah kualitas, kuantitas ruku' dan sujud, demi membuktikan diri sebagai seorang hamba sejati. Dan kita juga berada di musim shiyâm, musim saatnya memperbanyak puasa sunnah.<br />Inilah Rajab, musim saatnya menanam benih-benih kebaikan. Kemudian disiram, dipupuk, dan dirawat hingga Sya'ban menjelang. Karena ketika Ramadlan datang, tibalah saatnya untuk menuai setiap amal yang ditanam.perpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-50495682365890464432010-06-14T21:48:00.000-07:002010-06-18T18:22:15.643-07:00- Model Pembelajaran TematikMODEL PEMBELAJARAN TEMATIK <br />KELAS AWAL SD<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />SD/MI/SDLB <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL<br />BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NASIONAL<br />PUSAT KURIKULUM<br /><br /><br /> <br />KATA PENGANTAR<br /><br />Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada satuan pendidikan untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35, mengenai standar nasional pendidikan. <br />Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bentuk nyata dari desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah diberikannya kewenangan kepada satuan pendidikan untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunannya maupun pelaksanaannya di satuan pendidikan. <br />Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada standar nasional pendidikan: standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.<br />Salah satu tugas Pusat Kurikulum adalah mengembangkan model-model kurikulum berdiversifikasi sebagai bahan pertimbangan bagi BSNP untuk dapat menetapkan model-model kurikulum. Model-model tersebut adalah sebagai berikut ini.<br />1. Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran.<br />2. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar.<br />3. Model Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal.<br />4. Model Pengembangan Diri.<br />5. Model Pembelajaran Terpadu IPA SMP.<br />6. Model Pembelajaran Terpadu IPS SMP.<br />7. Model Integrasi Pendidikan Kecakapan Hidup SMP dan SMA.<br />8. Model Penilaian Kelas.<br />9. Model KTSP SD<br />10. Model KTSP SMP<br />11. Model KTSP SMA<br />12. Model KTSP SMK<br />13. Model KTSP Pendidikan Khusus<br />Model-model ini bersama sumber-sumber lain dimaksudkan sebagai pedoman sekolah/madrasah dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, sehingga pengembangan kurikulum pada satuan pendidikan dapat memberi kesempatan peserta didik untuk : (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.<br />Salah satu model diatas adalah Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Model ini memberi contoh bagi guru di kelas awal SD untuk menyusun program kegiatan dan pelaksanaan kegiatan serta penilaiannya.<br />Pusat Kurikulum menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada banyak pakar yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi, Direktorat di lingkungan Depdiknas, kepala sekolah, pengawas, guru, dan praktisi pendidikan, serta Depag. Berkat bantuan dan kerja sama yang baik dari mereka, contoh-contoh KTSP dan model-model ini dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat.<br /><br /><br /><br /> Kepala Pusat Kurikulum<br /> Badan Penelitian dan Pengembangan<br /> Depdiknas,<br /><br /><br /><br /> Diah Harianti<br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /> <br />DAFTAR ISI<br /><br /><br />Kata Pengantar<br />Daftar Isi<br />BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………………… 1<br />A. Latar Belakang Pembelajaran Tematik ………………………….. 2<br />B. Tujuan ……………………………………………………………. 2<br />C. Ruang Lingkup …………………………………………………….2<br />BAB II : KERANGKA BERPIKIR…………………………………………….3<br />A. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Kelas Awal SD………….3<br />B. Cara Anak Belajar……………………………………………….…3<br />C. Belajar dan Pembelajaran Bermakna………………………………4<br />D. Pengertian Pembelajaran Tematik…………………………………4<br />E. Landasan Pembelajaran Tematik…………………………………..5<br />F. Arti penting Pembelajaran Tematik………………………………..6<br />G. Karakteristik Pembelajaran tematik…………………………….….6<br />H. Rambu-Rambu………………………………………………….….7<br />BAB III : IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK…..…………………..8<br />A. Implikasi bagi Guru……………………………………………….8<br />B. Implikasi Bagi Siswa…………………………………………...…8<br />C. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media...8<br />D. Implikasi terhadap pengaturan ruangan …………………………..8<br />E. Implikasi terhadap pemilihan metode …………………………….9<br />BAB IV : TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN …………………………10<br />A. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dalam tema.............................……………………………………10<br />B. Menetapkan Jeringan Tema …………………………………......11<br />C. Penyusunan Silabus ……………………………………...……...11<br />D. Penyususnan Rencana Pembelajaran ……………………………11<br />BAB V : TAHAP PELAKSANAAN ………………………………………...12<br />A. Tahapan Kegiatan………………………………………………..12<br />B. Pengaturan Jadwal Pelajaran …………………………………....13<br />BAB VI : PENILAIAN ……………………………………...………………...14<br />A. Pengertian …………………..……………………………………14<br />B. Tujuan……………………………………..……………………..14<br />C. Prinsip …………………………………………………………...14<br />D. Alat Penilaian ……………………………...………………….....14<br />E. Aspek Penilaian ………………………………...………………..15<br />PENUTUP …………………………………………………………………………...…15<br /><br />LAMPIRAN<br />1 Contoh Pemetaan Standar Kompetensi Dengan Tema ……….………………………17<br />2. Contoh Jaringan Tema ………………………………………..………………………27<br />3. Contoh Silabus ………………………………………………………………………..31<br />4. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………...………….34<br /><br /><br /> <br />BAB I <br />PENDAHULUAN<br /><br /><br />A. Latar Belakang Pembelajaran Tematik<br /><br />Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung. <br /><br />Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I – III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik. <br /><br />Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang terpisah, muncul permasalahan pada kelas rendah (I-III) antara lain adalah tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah. Angka mengulang kelas dan angka putus sekolah peserta didik kelas I SD jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain. Data tahun 1999/2000 memperlihatkan bahwa angka mengulang kelas satu sebesar 11,6% sementara pada kelas dua 7,51%, kelas tiga 6,13%, kelas empat 4,64%, kelas lima 3,1%, dan kelas enam 0,37%. Pada tahun yang sama angka putus sekolah kelas satu sebesar 4,22%, masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas dua 0,83%, kelas tiga 2,27%, kelas empat 2,71%, kelas lima 3,79%, dan kelas enam 1,78%. <br /><br />Angka nasional tersebut semakin memprihatinkan jika dilihat dari data di masing-masing propinsi terutama yang hanya memiliki sedikit taman Kanak-kanak. Hal itu terjadi terutama di daerah terpencil. Pada saat ini hanya sedikit peserta didik kelas satu sekolah dasar yang mengikuti pendidikan prasekolah sebelumnya. Tahun 1999/2000 tercatat hanya 12,61% atau 1.583.467 peserta didik usia 4-6 tahun yang masuk Taman Kanak-kanak, dan kurang dari 5 % Peserta didik berada pada pendidikan prasekolah lain. <br /><br />Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kesiapan sekolah sebagian besar peserta didik kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang telah masuk Taman Kanak-Kanak memiliki kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak mengikuti pendidikan Taman Kanak-Kanak. Selain itu, perbedaan pendekatan, model, dan prinsip-prinsip pembelajaran antara kelas satu dan dua sekolah dasar dengan pendidikan pra-sekolah dapat juga menyebabkan peserta didik yang telah mengikuti pendidikan pra-sekolah pun dapat saja mengulang kelas atau bahkan putus sekolah. <br /><br />Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran tematik yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan model pelaksanaan pembelajaran tematik untuk SD/MI kelas I hingga kelas III. <br /><br /><br />B. Tujuan <br /><br />Tujuan penyusunan dokumen model pengembangan silabus tematik pada kelas awal Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:<br />1. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran tematik.<br />2. Memberikan pemahaman kepada guru tentang pembelajaran tematik yang sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas awal Sekolah Dasar.<br />3. Memberikan keterampilan kepada guru dalam menyusun perencanaan, melaksanakan dan melakukan penilaian dalam pembelajaran tematik.<br />4. Memberikan wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi pihak terkait, sehingga diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran pelaksanaan pembelajaran tematik<br /><br />C. Ruang Lingkup <br /><br />Ruang lingkup pengembangan pembelajaran tematik meliputi seluruh mata pelajaran pada kelas I - III Sekolah Dasar, yaitu: Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, serta Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan. <br /><br /> <br />BAB II<br />KERANGKA BERPIKIR<br /><br /><br />A. Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD<br /><br />Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. <br /><br />Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri. <br /><br />Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu. <br /><br />B. Cara Anak Belajar <br /><br />Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya. <br /><br />Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.<br /><br />Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu: <br /><br />1. Konkrit <br />Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. <br /><br />2. Integratif <br />Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian. <br /><br />3. Hierarkis <br />Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi .<br /><br />C. Belajar dan Pembelajaran Bermakna<br /><br />Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. <br /><br />Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. <br /><br />Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan. <br /><br />Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan. <br /><br />D. Pengertian Pembelajaran Tematik<br /><br />Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awl SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:<br /> 1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, <br />2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama; <br />3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; <br />4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa; <br />5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; <br />6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; <br />7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan. <br /><br /><br />E. Landasan Pembelajaran Tematik<br /><br /> Landasan Pembelajaran tematik mencakup: <br /><br />Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya. <br /><br />Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. <br /><br />Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).<br /><br />F. Arti Penting Pembelajaran Tematik<br /><br />Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. <br /><br />Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). <br /><br />Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: 1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.<br /><br />Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: 1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, 2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, 3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. 4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat, <br /><br />G. Karakteristik Pembelajaran Tematik <br /><br />Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: <br />1. Berpusat pada siswa<br />Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. <br />2. Memberikan pengalaman langsung<br />Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. <br />3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas<br />Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.<br />4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran <br />Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. <br />5. Bersifat fleksibel<br />Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.<br />6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa<br />Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.<br />7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan<br /><br />H. RAMBU-RAMBU<br /><br />1. Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan<br />2. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester pada kelas yang sama<br />3. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan, namun dapat dibelajarkan melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.<br />4. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral<br />5. Setiap kegiatan pembelajaran hendaknya selalu mempergunakan alat peraga yang sesuai dengan tujuan<br />6. Judul maupun jumlah tema yang dipilih atau yang ditentukan oleh masing-masing sekolah, disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat<br />7. Agar pelaksanaan dapat optimal, jumlah peserta didik disesuaikan dengan jumlah guru di kelas<br /><br /><br /> <br />BAB III<br />IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK<br /><br /><br />Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi yang mencakup:<br /><br />A. Implikasi bagi guru<br /><br />Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. <br /><br /><br />B. Implikasi bagi siswa<br /><br />1. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal. <br />2. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah<br /><br />C. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media<br /><br />1. Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. <br />2. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization). <br />3. Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak. <br />4. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi <br /><br /><br />D. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan <br /><br />Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:<br />• Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan. <br />• Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung<br />• Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet<br />• Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas<br />• Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar<br />• Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.<br /><br /><br />E. Implikasi terhadap Pemilihan metode<br /><br />Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap. <br /> <br /><br /> <br />BAB IV<br />TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN<br /><br /><br />Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. <br /><br />A. Pemetaan Kompetensi Dasar<br />Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:<br /><br /><br />1. Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator<br />Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: <br />• Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik<br />• Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran<br />• Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati<br /><br /><br />2. Menentukan tema<br />a. cara penentuan tema<br />Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni: <br /><br />Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. <br /><br />Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. <br /><br />b. Prinsip Penentuan tema<br />Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu: <br />• Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:<br />• Dari yang termudah menuju yang sulit<br />• Dari yang sederhana menuju yang kompleks<br />• Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.<br />• Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa <br />• Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya<br /><br /><br />3. Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator<br />Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.<br /><br /><br />B. Menetapkan Jaringan Tema <br />Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema. <br /><br /><br />C. Penyusunan Silabus <br />Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian. <br /><br /><br /><br />D. Penyusunan Rencana Pembelajaran<br /><br />Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi: <br />1. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan). <br /><br />2. Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.<br /><br /><br />3. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator. <br /><br />4. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup). <br /><br /><br />5. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.<br /><br />6. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian). <br /><br /><br /> <br />BAB V<br />TAHAP PELAKSANAAN<br /><br /><br />1. Tahapan kegiatan<br />Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit)<br /><br />a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan<br />Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. <br /><br />Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi<br /><br />b. Kegiatan Inti <br />Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.<br /><br />c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut<br />Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.<br /><br /><br />Contoh jadwal pelaksanaan pembelajaran perhari dapat dijabarkan menjadi:<br /><br />Contoh 1:<br /><br />Kegiatan Jenis kegiatan<br />Kegiatan pembukaan Anak berkumpul bernyanyi sambil menari mengikluti irama musik<br /><br />Kegiatan inti • Kegiatan untuk pengembangan membaca<br />• Kegiatan untuk pengembangan menulis<br />• Kegitan untuk pengembangan berhitung• <br />Kegiatan penutup Mendongeng atau membaca cerita dari buku cerita<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Contoh 2:<br />Kegiatan Jenis kegiatan<br />Kegiatan pembukaan Waktu berkumpul (anak m,enceritakan pengalkaman, menyanyi, melakukan kegiatan fisik sesuai dengan tema)<br /><br />Kegiatan inti • Pengembnagan kemmapuan menulis (kegiatan kelompok besar)<br />• Pengembnagan kemampuan berhitung kegiatan kelompok kecil atau berpasangan)<br />• Melakukan pengamatan sesuai dengan tema, misalnya mengamati jenis kendaraan yang lewat pada tema transporasi, menggambar hewan hasil pengamatan<br /><br />Kegoiatan penutup • Mendongeng<br />• Pesan-pesan moral<br />• Musik/menyanyi<br /><br />2. Pengaturan Jadwal pelajaran<br />Untuk memudahkan administrasi sekolah terutama dalam penjadwalan. Guru bersama dengan guru mata pelajaran pendidikan agama, guru pendidikan Jasmani dan guru muatan lokal perlu bersama-sama menyusun Jadwal pelajaran. Contoh jadwal yang dapat dikembangkan adalah:<br /><br /><br />Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu<br />7-7.35 Matematika<br /> B. Indo Mat BI Penjaskes IPA<br />7.35-8.10 Matematika<br /> B. Indo Mat BI penjaskes IPA<br />8.10-8.45 Matematika<br /> B. Indo Mat KTK P. Agama mulok<br />8.45-9.00 <br />Istirahat<br /><br />9.00-9.35 B. Ind Mat<br /> IPS KTK P. Agama mulok<br />9.35-10.10 B. Ind Mat<br /> IPS KTK <br /><br /> <br />BAB VI<br />PENILAIAN<br /><br /><br />A. Pengertian<br /><br />Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar. <br /><br />B. Tujuan <br /><br />Tujuan Penilaian pembelajaran tematik adalah:<br />1. Mengetahui percapaian indikator yang telah ditetapkan <br />2. Memperoleh umpan balik bagi guru, untuk pengetahui hambatan yang terjadi dalam pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran<br />3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa<br />4. Sebagai acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial, pengayaan, dan pemantapan).<br /> <br />C. Prinsip <br /><br />1. Penilaian di kelas I dan II mengikuti aturan penilaian mata-mata pelajaran lain di sekolah dasar. Mengingat bahwa siswa kelas I SD belum semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian di kelas I tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis.<br />2. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas I dan II. Oleh karena itu, penguasaan terhadap ke tiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.<br />3. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing Kompetensi Dasar dan Hasil Belajar dari mata-mata pelajaran.<br />4. Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses belajar mengajar berlangsung, misalnya sewaktu siswa bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti dan menyanyi pada kegiatan akhir.<br />5. Hasil karya/kerja siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam mengambil keputusan siswa misalnya: Penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun angka. <br /><br /><br />D. Alat Penilaian<br /><br />Alat penilaian dapat berupa Tes dan Non Tes. Tes mencakup: tertulis, lisan, atau perbuatan, catatan harian perkembangan siswa, dan porto folio. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal penilaian yang lebih banyak digunakan adalah melalui pemberian tugas dan portofolio. Guru menilai anak melalui pengamatan yang lalu dicatat pada sebuiah buku bantu. Sedangkan Tes tertulis digunakan untuk menilai kemampuan menulis siswa, khususnya untuk mengetahui tentang penggunaan tanda baca, Jean, kata atau angka<br /><br />Berikut adalah contoh penilaian yang dapat dilakukan guru: <br /><br />A. Kewarganegaraan dan<br />Pengetahuan Sosial : Tes Lisan<br /> • Menyebutkan peristiwa/kegiatan yang dialami <br />• Mengemukakan peristiwa/kegiatan yang berkesan<br />• Mengekspresikan perasaan waktu memberi kesan. <br /><br />B. Bahasa Indonesia : Perbuatan<br /> • Kelancaran membaca <br />• Melafalkan kata <br />• Melagukan/intonasi <br />• Cara bertanya jawab <br />Tugas<br />• Melengkapi kalimat <br /><br />C. Ilmu Pengetahuan Alam : Perbuatan<br /> • Mendemonstrasikan cara menggosok gigi <br /> : Lisan<br /> • Menyebutkan cara memelihara gigi<br />• Menjelaskan manfaat menggosok gigi<br /><br /><br /><br />E. Aspek Penilaian <br /><br />Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan Indikator mata pelajaran.<br /><br />Nilai akhir pada laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada kelas satu dan dua Sekolah Dasar, yaitu: Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan. <br /> <br /><br />PENUTUP <br />Pedoman ini merupakan acuan minimal, sehingga sekolah dan guru dapat mengembangan sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing.<br /><br /> <br /><br />LAMPIRAN-LAMPIRAN:<br /><br />1. CONTOH PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI DENGAN TEMA<br />2. CONTOH JARINGAN TEMA<br />3. CONTOH SILABUS<br />4. CONTOH RENCANA PEMBELAJARAN<br /><br /><br /><br /> <br /><br />PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA <br />KELAS I<br /><br />Mata pelajaran Standar Kompetensi (*) <br />Kompetensi Dasar (**) <br />Indikator (***) Tema dan Waktu Per Minggu<br /> Diri Sendiri Keluar ga Ling-kung an Tran spor-tasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Pekerja-an Gejala Alam dan Pe-ristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi<br /> 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 2<br />Matematika Bilangan<br />Melakukan<br />Penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 Membilang banyak benda • Membilang atau menghitung secara urut - <br /> • Menyebutkan banyak benda - <br /> • Membandingkan dua kumpulan benda melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sasma banyak - <br /> • Membaca dan menulis lambang bilangan - - - - - - <br /> • Menyatakan masalah sehari-hari yang terkait penjumlahan dan pengurangan sampai 20 - - - - <br /> Geometri dan pengukuran<br />Mengguna<br />kan pengukuran waktu dan panjang<br /> Menentukan waktu (pagi, siang, malam), hari, dan jam ( bulat)<br /> • Menceritakan pengalaman saat pagi, siang atau malam hari v v v v v - v - v - -<br /> • Menyebutkan perbedaan antara pagi dan malam hari v v v v v - v - v - -<br /> Mengelompokkan berbagai bangun ruang sederhana (balok, prisma, tabung, bola, dan kerucut)<br /> • Membedakan berbagai bentuk sesuai dengan cirinya - v v v v - v v - v v<br /> • Menyebutkan hasil pengelompokkan bangun ruang sederhana - v v v v - v v - v v<br />Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan Permainan dan olahraga<br />Mempraktekkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana/<br />Aktivitas jasmani dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya<br /> Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari dan lompat dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri. • Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat. -- <br /> • Berjalan dengan berbagai pola langkah dan kecepatan. -- <br /> • Berlari dengan berbagai pola langkah dan kecepatan. -- <br /> • Melompat ke berbagai arah. -- <br /><br /><br /> <br />PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA <br />KELAS I<br /><br />Mata pelajaran Standar Kompetensi (*) <br />Kompetensi Dasar (**) <br />Indikator (***)<br /><br /> Tema dan Waktu Per Minggu<br /> Diri Sendiri Keluar ga Ling-kung an Tran spor-tasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Peker-jaan Gejala Alam dan Peristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi<br /> 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 2<br />Pengetahuan sosial Memahami identitas diri dan keluarga, serta skikap saling menghormamati dalam kemajemukan Keluarga Mengiden-tifikasi identitas diri, keluarga, dan kerabat • Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan -- - <br /> • Menyebutkan nama ayah, ibu, saudara dan wali. - <br /> • Menyebutkan alamat tempat tinggal. - <br /> • Menyebutkan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. - <br /><br /> <br />PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA <br />KELAS I<br /><br />Mata Pelajaran Standar Kompetensi (*) <br />Kompetensi Dasar (**) <br />Indikator (***)<br /><br /> Tema dan Waktu Per Minggu<br /> Diri Sendiri Keluar ga Lingkung- an Tran spor-tasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Pekerja-an Gejala Alam dan Pe-ristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi<br /> 4 2 4 2 4 3 2 2 <br />3 2 2<br />Ilmu Pengetahuan Alam Makhluk Hidup dan proses kehidupan<br />Mengenal anggota tubuh serta kegunaannya serta cara perawatannya 1.1 Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya • Menyebutkan nama bagian-bagian tubuh - - - - - -<br /> • menceritakan kegunaan bagian-bagian tubuh - - - - - -<br /> • Menyebutkan anggota gerak tubuh. - - - - - -<br /> Benda dan Sifatnya<br />Mengenal berbagai sifat benda dan kegunaannya melalui pengamatan perubahan bentuk benda<br /> <br /><br /><br /><br />Mengidentifikasi benda yang ada di lingkungan sekitar berdasarkan cirinya melalui pengamatan • Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak v v v v v v v v<br /> • Menunjuk sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu - v v v - v v - v v v<br /> • Memasangkan benda sesuai dengan pasangannya v v - v v v - - v v -<br /><br />PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA <br />KELAS I<br /><br />Mata Pelajaran Standar kompetensi (*) <br />Kompetensi Dasar (**) <br />Indikator (***)<br /><br /> Tema dan Waktu Per Minggu<br /> Diri Sendiri Keluar ga Ling-kung an Tran spor-tasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Pekerja-an Gejala Alam dan Pe-ristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi<br /> 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 2<br /><br />Seni <br />Budaya <br />dan Keterampilan Seni rupa<br />Mengapresiasi karya seni rupa 1.1 Meng-identi-fikasi unsur rupa pada benda di alam sekitar • Mengelompokkan berbagai jenis: bintik gari, bidang, warna dan bentuk pada benda dua dan tiga dimensi di alam sekitar. - - - - - - <br /> • Mengelompokkan berbagai ukuran: bintik, garis, bidang, warna dan bentuk pada benda dua dan tiga dimensi di alam sekitar. - - - - - - <br /> • Menyebutkan unsur rupa di lingkungan sekolah. - - - - - - <br /> Seni musik<br />Mengapresiasi karya seni musik Mengiden-tifikasi unsur/elemen musik dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia • Bertepuk tangan dengan pola <br /> Seni Tari<br />Mengapresiasi karya seni tari Mengiden-tifikasi fungsi tubuh dalam melaksanakan gerak di tempat • Bergerak bebas sesuai irama musik <br /><br /> <br />PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA <br />KELAS I<br /><br />Mata Pelajaran Standar Kompetensi (*) <br />Kompetensi Dasar (**) <br />(Contoh)<br />Indikator (***)<br /><br /> Tema dan Waktu Per Minggu<br /> Diri Sendiri Keluar ga Ling-kung an Tran sportasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Pekerja-an Gejala Alam dan Pe-ristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi<br /> 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 2<br />Bahasa Indonesia Mende-ngarkan<br />Memahami bunyi bahasa, perintah, an dongeng yang dilisankan<br /> Membedakan bunyi bahasa • Membedakan berbagai bunyi/suara tertentu secara tepat. - - <br /> • Menirukan bunyi/suara tertentu seperti: suara burung, ombak, kendaraan, dan lain-lain. - - <br /> • Mengenal bunyi bahasa. - - <br /> • Membedakan bunyi bahasa. - - <br /> • Melafalkan bunyi bahasa secara tepat. - - <br /> Berbicara<br />Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi, secara lisan dengan perkenalan dan tegur sapa, pengenalan benda dan fungsi anggota tubuh. Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun • Menyebutkan data diri (nama, kelas, sekolah, dan tempat tinggal) dengan kalimat sederhana - - - - - - -<br /> • Menyebutkan nama orangtua dan saudara kandung. - - - - - - -<br /> • Menanyakan data diri dan nama oratua serta saudara teman sekelas - - - - - - -<br /> Membaca<br />Memahami teks pendek dengan membaca nyaring Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat • Mengenali huru-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata dan kalimat sederhana. <br /> • Membaca nyaring satu paragraf dengan lafal dan intonasi yang tepat. <br /> • Membaca teks pendek dengan lafal dan intonasi yang benar <br /> Menulis<br /> Menulis permulaan dengan menciplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi dan menyalin Menjiplak berbagai bentuk gambar, <br />lingkaran dan bentuk huruf • Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf. <br /> • Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf. <br /><br /> <br />PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA <br />KELAS I<br /><br /><br />Mata Pelajaran Standar Kompetensi (*) Kompetensi Dasar (**) <br />Indikator (***)<br /><br /> Tema dan Waktu Per Minggu<br /> Diri Sendiri Keluar ga Ling-kung an Tran sportasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Pekerja-an Gejala Alam dan Pe-ristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi<br /> 4 2 4 2 4 3 2 2 2 2 2<br /><br />Kewarganegaraan <br />1.1 Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama dan suku bangsa • Menyebutkan berdasarkan jenis kelamin anggota keluarga. - - - - - - - -<br /> • Meyebutkan agama-agama yang ada di Indonesia. - - - - - - - -<br /><br />Keterangan:<br />* : Diambil dari SK-KD<br />** : Diambil dari SK-KD<br />*** : Diambil dari penjabaran SK-KD ke dalam indikator<br /><br /><br /> <br /> <br /><br /> <br /><br /> <br /><br /><br /> <br /><br /><br />Lampiran3: CONTOH SILABUS<br /><br />Mata Pelajaran KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KEGIATAN BELAJAR SARANA/SUMBER PENILAIAN<br />BAHASA INDONESIA MENDENGARKAN<br />Membedakan bunyi bahasa • Menirukan bunyi/suara tertentu seperti: suara burung, ombak, kendaraan, dan lain-lain. • Menirukan bunyi suara burung<br />• Bermain peran menjadi berbagai kendaraan<br />• Menirukan suara ombak Kaset dan tape Pengamatan<br /> BERBICARA<br />Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun • Menyebutkan nama orangtua dan saudara kandung • tanya jawab tentang nama orang tuanya dan saudara kandungnya (berpasangan) <br /> <br /> • Menanyakan data diri dan nama orangtua serta saudara teman sekelas • tanya jawab tentang nama orang tuanya dan saudara kandungnya (berpasangan) <br />• melakukan permainan menanyakan data diri temannya<br /> <br /> • Menyebutkan data diri (nama, kelas, sekolah, dan tempat tinggal) dengan kalimat sederhana • melakukan permainan menanyakan data diri<br />• bercerita tentang data dirinya <br /> MENULIS<br />Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran dan bentuk huruf • Menjiplak berbagai bentuk gambat, lingkaran, dan bentuk huruf • Menjiplak kartu kata<br />• Menjiplah bentuk-bentuk gambar<br />• Menjiplak bentuk-bentuk geometri • Kartu kata<br />• Kartu bentuk gambar<br />• Kartu bentuk geometri <br />MATEMATIKA Membilang banyak benda • Membilang atau menghitung secara urut • Membilang benda-benda di kelas<br />• Membilang sambil Memantulkan bola • Bola <br /> • Menyebutkan banyak benda • Mengamati lalu menyebutkan nama benda yang dilihatnya <br /> • Membandingkan dua kumpulan benda melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sasma banyak • Praktek langsung mengambil dua kumpulan benda lalu dihitung • Batu-batuan <br /> Menentukan waktu (pagi, siang, malam, hari dan jam (bulat) • Menceritakan pengalamannya saat pagi, siang atau malam hari • Bercerita tentnag pengalamannya <br />IPS Menguindentifikasi identitas diri,keluarga, dan kerabat • Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan • Menyebutkan nama lengkapnya <br /> • Menyebutkan alamat tempat tinggal • Menyebutkan alamat rumahnya <br />IPA Makhluk Hidup dan Proses kehidupannya<br />Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya • Menyebutkan nama bagian-bagian tubuh • Menggambarkan tubuhnya lalu <br />• menyebutkan nama bagian-bagian tubuhnya dan kegunaannya <br /> • Menyebutkan kegunaan bagian-bagian tubuh <br /> Mengindetifikasi benda yang ada di lingkungan sekitar berdasarkan cirinya melalui pengamatannya • Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak. • Praktek pengelompokkan Batu, daun, biji salak <br /> • Menunjukkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu<br />• • Praktek langsung mengamati lingkungan dan menyebutkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu <br />PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari dan loncat dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri • Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.<br /><br />• • Praktek langsung Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.<br /> <br /> • Berjalan dengan berbagai pola langkah dan kecepatan<br /> • Praktek langsung berjalan dengan pola <br />SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN SENI RUPA<br />Mengidentifikasi unsur rupa pada benda di alam sekitar • Menyebutkan unsur rupa di lingkungan sekolah<br /> • Mengamati lingkungan lalu menyebutkan benda-benda yang dilihatnya <br /> • Mengelompokkan berbagai jenis: bintik gari, bidang, warna dan bentuk pada benda dua dan tiga dimensi di alam sekitar <br /> • Mengamati lingkungan lalu mengelompokkan benda berdasarkan garis, bintik dsb <br /> SENI MUSIK<br />Mengidentifikasi unsur/elemen musik dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia • Bertepuk tangan dengan pola • Bermain tepuk tangan dengan berbagai pola yang dicontohkan <br /> SENI TARI<br />Mengidentifikasi fungsi tubuh dalam melaksanaan gerak di tempat • Bergerak bebas sesuai irama musik<br /> • Mendengarkan musik dan bergerak bebas mengikuti irama <br />PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN • Menyebutkan jenis kelamin anggota keluarga.<br /> • Menyebutkan jenis kelamin teman sebangkunya <br /> • Meyebutkan agama-agama yang ada di Indonesia • Menyebutkan agama yang dikenalnya <br /> <br />Lampiran 4: Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran<br /><br />RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN<br /><br />KELAS : I<br />TEMA : LINGKUNGAN <br />MINGGU/HARI : I/Senin<br />ALOKASI WAKTU : 5 x 35 menit<br /><br />INDIKATOR:<br />Bahasa Indonesia:<br />• Menanyakan data diri dan nama orangtua serta saudara teman sekelas<br />• Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf <br />Matematika:<br />• Membilang atau menghitung secara urut <br />• Menyebutkan banyak benda <br />• Menceritakan pengalamannya saat pagi, siang atau malam hari<br />IPA<br />• Menunjukkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu<br />IPS<br />• Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan <br />SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN<br />• Bertepuk tangan dengan pola<br />PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN<br />• Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.<br /><br />SARANA DAN SUMBER BELAJAR:<br />• Kartu-kartu kata<br />• Lembar kerja (jam)<br />• Bola<br /><br />STRATEGI KEGIATAN<br /><br />A. Pembukaan (1 X 35 menit)<br />• Berdoa bersama<br />• Menyanyi lagu kasih ibu sambil bertepuk dengan variasi 1-2-1-2<br />• Guru meminta beberapa anak untuk menyebutkan identitas dirinya seperti nama dan alamatnya, dan menceritakan suatu pengalaman yang menyenangkan dirinya<br />• Guru meminta anak untuk berkeliling di kelas sambil melompat satu kaki dengan membilang (menghitung secara urut) lompatannya<br />• Guru meminta beberapa anak mengemukakan tentang kegiatan yang dapat dilakukan pada waktu pagi hari, siang hari dan malam hari <br /><br /><br />B. Inti (3 x 35 menit)<br />• Di kelas anak secara individual diminta untuk mengamati berbagai benda yang ada dalam kelasnya. memilih benda yang ada di kelas, menghitungnya dan menuliskan lambang bilangan dari jumlah benda yang dihitungnya (kegiatan ini dilakukan beberapa kali)<br />• Kegiatan berikutnya (atau bagi yang sudah menyelesaikan kegiatan pertama) dapat membaca kalimat sederhana dari kartu-kartu kata yang sudah disiapkan guru<br />• Guru meminta anak untuk melihat jam dinding dikelasnya, lalu anak diminta untuk menggambarkan jam didinding tersebut dilengkapi dengan penunjukkan jarum jam pada saat anak melihat dan menggambarkannya. <br /><br />C. Penutup (1 x 35 menit)<br />• Guru bercerita tentang perlunya air bagi makhluk hidup, yang dilanjutkan dengan tanya jawab<br />• Pesan-pesan moral bagi anak misalnya tentang perlunya hemat air, perlunya mandi/menjaga kebersihanperpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-31462269105019296402010-06-14T21:45:00.000-07:002010-06-18T18:32:02.634-07:00- Menciptakan Lingkungan Kelas yang PoduktifMENCIPTAKAN LIKUNGAN KELAS YANG PRODUKTIF:<br />MANAJEMEN KELAS<br />OLEH: PROF. MUDJIARTO<br /><br /><br />A. POKOK BAHASAN<br /> (1) manajemen kelas dan konstribusinya pada kelas produktif<br />(2) Perencanaan untuk merancang manajemen kelas yang efektif <br />(3) Komunikasi dengan orang tua, <br />(4) Berhubungan dengan anak nakal ; intervensi<br />(5) Masalah – masalah serius tentang kekerasan.<br /> <br />B. MANAJEMEN KELAS<br /> Teori yang paling awal mengenai manajemen kelas dikemukakan oleh Jacob Kounin (1970), yang menyimpulkan bahwa kunci untuk mengelola kelas secara efektif adalah kemampuan guru untuk mencegah masalah-masalah yang terjadi dikelas termasuk menangani tindakan yang yang tidak tepat .<br /><br />C. KONSTRIBUSI MANAJEMEN KELAS<br /> 1. dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar<br />2. mengurangi prilaku yang tidak tepat<br />3. mempertingi fungsi atau kegunaan waktu pembelajaran<br />4. meningkatkan prestasi siswa<br />5. merupakan faktor penting dalam membentuk sekolah efektif. <br /><br />C. KOMPLEKSITAS KELAS : MEMBUTUHKAN MANAJEMEN KELAS<br /> karekteristik kelas sangat kompleks: <br />(1) Multidimensional dan serentak<br />(2) Cepat <br />(3) Tidak bisa diperkirakan. <br />(4) Bersifat umum<br /><br /><br /><br />E. PERENCANAAN UNTUK MANAJEMEN KELAS YANG EFEKTIF <br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br />F. MENCIPTAKAN DAN MENGAJARKAN PERATURAN: STRATEGI PENGAJARAN<br /><br /> Pendekatan kognitif dalam manajemen menegaskan bahwa para siswa harus mengerti alasan dibalik peraturan-peraturan yang dibuat guru. Hal ini dimaksudkan supaya mereka dapat menerima pertanggung jawaban dari prilaku mereka sendiri. Berikut ini merupakan prinsip – prinsip yang dapat digunakan oleh guru agar para siswa dapat mengerti terhadap peraturan yang ada:(1) Nyatakan peraturan secara positif. (2) Buatlah peraturan sesedikit mungkin. (3) Perhatikan masukan dari siswa. (4) Berikan penjelasan tentang alasan peraturan yang dibuat.(5) Ajarkan peraturan-peraturan tersebut sebagai suatu konsep.(6) Monitorlah peraturan yang telah dibuat tersebut sepanjang tahun ajaran<br /><br />G. KOMONIKASI DENGAN ORANG TUA<br /> Komunikasi antara guru dan orang tua bukan merupakan tambahan pengajaran, melainkan merpakan bagian yang tidak terpisahkan dari aspek belajar mengajar dan manajemen kelas yang akan berdampak meningkatnya prstasi dan motifasi belajar siswa.<br /> Penelitian menunjukkan bahwa terdapat setidaknya empat keuntungan yang bisa diperoleh siswa dari kerjasama antara rumah dan sekolahan: (1) Meningkatnya prestasi akademik. (2) Perilaku yang lebih positif. (3) Rata-rata kehadiran yang lebih baik. (4) Besarnya minat untuk mengerjakan PR.<br /><br />G.1 Melibatkan Orang Tua: Strategi Pembelajaran<br /> Sebenarnya semua sekolah memiliki pola komunikasi formal dengan fihak orang tua. Biasanya sekolah menyelenggarakan pertemuan orang tua atau wali murid diawal tahun pelajaran, Memberikan laporan (raport) pada setiap akhir periode pelajaran, Surat pemberitahuan kebijakan sekolah, dan lain-lain. Namun secara individu sebagai seorang guru kita meningkatkan proses komunikasi dengan orang tua. Prinsip-prinsip berikut ini dapat anda jadikan acuan: (1) Membangun komunikasi lebih dini dengan orang tua melalui surat bertanda tangan. Surat yang bertanda tangan orang tua dan anak dapat dijadikan alat untuk menjaga komitmen orang tua dalam membantu tugas sekolah anak-anak mereka.(2) Pro aktiflah dalam membangun komunikasi dengan fihak rumah. Sala satu cara yang baik untuk proaktif berkomunkasi dengan fihak keluarga termasuk orang tua dirumah adalah dengan menelfon secara pribadi diwaktu luang misalnya sore atau malam hari. Guru bisa meminta orang tua agar lebih intensif memonitor si anak.(3) Berusahalah menyelesaikan tugas secara positif. Jika guru memanggil orang tua karena masalah anaknya, maka usahakan lah menyelesaikan tiap masalah tersebut dengan kerangka positif. Tiap orang tua butuh rasa bangga kepada anak-anak mereka, karena itu jika ada masalah kemukakan pula hal-hal positif yang menggembirakan orang tua.<br /><br />G.2 Hambatan Komunikasi dengan Orang Tua <br /> Ruang kelas dengan jumlah siswa yang cukup banyak dengan latar belakang budaya yang berbeda, menghadirkan tantangan komunikasi yang unik. Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan justru mendorong partisipasi orang tua lebih menantang.<br /> Hambatan ketelibatan oang tua berdasarkan penelitian antara lain adalah masalah ekonomi,kebiasaan dan bahasa. <br /> Keterlibatan orang tua jelas memerlukanwaktu khusus. Penelitian menunjukkan bahwa kesibukan orang tua menghalangi mereka dalam membantu anak-anak mengejakan tugas sekolah. Begitu juga jika orang tua siswa tergolong dalam ekonomi lemah, maka mereka memiliki keterbatasan sarana dan prasarana seperti telephon, dan kendaraan tentu hal ini juga merupakan sumber hambatan komunikasi dengan sekolah.<br /> Kebiasaan yang berbeda-beda juga dapat menjadi hambatan komunikasi dengan orang tua. Orang tua mungkin saja memiliki pengalaman persekolahan yang jauh berbeda dengan anak-anak mereka. Hampir semua orang tua pasti merupakan seorang murid pada jaman dulu. Bahkan terkadang ada masalah serius dengan masa lalu orang tua sehingga mereka ada yang suka datang kesekolah ada juga yang datang dengan tidak bahagia. Bahkan ada peneliti yang melaporkan orang tua yang datang kesekolah dan langsung muntah-muntah sakit perut. Bukan disebabkan masalah anaknya tapi karena ketika datang kesekolah teringat masa lalunya yang tidak mengenakkan.<br /> Bahasa juga dapat menjadi kendala komunikasi orang tua dengan sekolah. Orang tua yang memiliki anak dengan kemapuan dua bahasa sedang orang tua belum menguasai bahasa tersebut kecuali bahasa ibu. <br /><br />H. BERHUBUNGAN DENGAN PRILAKU YANG MENYIMPANG: INTERVENSI<br /> Dalam pembahasan ini menekankan bagaimana manajemen kelas dalam menghadapi prilaku anak nakal. Karena betapapun sudah sangat baik apa yang dilakukan guru, tetapi masalah manajemen tetap masih akan muncul. Oleh karena itu guru juga harus terlibat dalam menyelesaikan masalah adanya prilaku yang tidak diinginkan dari siswa. Ada tiga pandangan yang akan dijadikan acuan untuk membahas masalah ini: (1) Pedoman Umum Untuk Sukses Dalam Intervensi. (2) Pendekatan kognitif dalam itervensi. (3) Pendekatan behavioristik dalam intervensi<br /><br />H.1 Pedoman Umum Untuk Sukses Dalam Intervensi<br /> (1) Withitness ( mata dibelakang kepala anda). <br />(2) Lindungilah kehormatan siswa. <br />(3) Konsistenlah. <br />(4) Lakukan Yang Sudah Anda Katakan Dan Yang Akan Anda Kerjakan. (5) Lakukan Intervensi Sesingkat Mungkin. <br />(6) Hindarilah Perdebatan. <br /><br /><br /><br />H.2 Pendekatan Kognitif dalam Intevensi <br />Pemahaman adalah kata kunci pendekatan kognitif. <br />KOGNITIF = MEMBENTUK PEMAHAMAN & KESADARAN SISWA TERHADAP PERATURAN. <br /><br />H.3 Pendekatan Behavioristik dalam Intervensi<br /> Pendekatan ini menggunakan hukuman untuk menyadarkan siswa.<br />Hal yang perlu diperhatikan: <br />(1) Gunakan hukuman seminimal atau sejarang mungkin untuk menghindari reaksi negatif.<br />(2) Hindari menggunakan sarana belajar sebagai alat menghukum. <br />(3) Lakukan lah hukuman secara logis, sistematisdan jangan sampai menghukum karena marah.<br />(4) Jelaskan alternatif contoh tindakan kepada siswa.<br /><br />H.4 Merancang Sebuah Sistem Manajemen Behavioristik<br /> Untuk merancang sebuah sistem manajemen yang berdasarkan behavioristik, ikutilah tahapan-tahapan berikut ini: (1) Siapkan lah daftar peraturan yang spesifik. (2) Buatlah hal-hal yang dapat menguatkan kepatuhan terhadap peraturan tersebut secara spesifik dan tentukan pula hukuman jika melanggar peraturan (sebagai konsequensinya). (2) Pajanglah peraturan dan prosedur tersebut, Serta jelaskan konsquensi-konsquensi yang akan diterima oleh siswa. (3) Terapkanlah konsequensi – konsequensi yang telah dibuat secara konsisten.<br /> <br />H.5 Perbedaan Pendekatan Behavioristik Vs Pendekatan Kognitif<br /> Untuk membuat kedisiplinan yang tegas, peraturan harus dirancang dengan jelas dan spesifik serta mengarah pada standar-standar prilaku. Sebuah sistem behavioristik tidak menekan kan pada kefahaman siswa terhadap peraturan yang ada. Hal ini bertolak belakang dengan pendekatan kognitif. Pendekatan ini terfokus pada penerapan konsekwensi dari suatu perbuatan.<br /> Dalam mendesain sistem manajemen yang menyeluuh, para guru biasanya menggabungkan kedua isstem pendekatan baik behavioristik maupun kognitif. Pendekatan behavioristik memiliki kelebihan yaitu dapat langsung diterapkan. Dan pendekatan ini sesuai untuk menangani masalah tertentu khususnya yang kepada siswa yang masih anak-anak. Dan juga berguna untuk mengatasi masalah kenakalan yang sangat parah. Sedangkan pendekatan kognitif memerlukan waktu yang lebih lama untuk melihat hasilnya. Namun pendekatan kognitif nampaknya lebih dapat mengembangkan tanggungjawab siswa.<br /><br />H.6 Intervensi Kontinum<br /> Pelanggaran bermacam-macam jenis dan dampaknya nya, mulai dari kejadian yang tersembunyi (seperti bisikan) hingga pelanggaran yang parah (seperti berkali kalimenendang siswa lain). Karena pelanggaran bervariasi, maka reaksi guru pun harus bervariasi pula. Agar waktu pembelajaran tetap dapat digunakan secara maksimal, maka intervensi seharusnya dilakukan sesingkat mungkin.<br /> Berikut ini gambaran tentang intervensi kontinum.<br /><br />Pelanggaran Pelanggaran <br />Kecil serius<br /><br /><br /> v<br /><br /> <br /><br />I. ASSESSMENT DAN PEMBELAJARAN<br /> Assessment merupakan salah satu data penting yang digunakan untukmengambil keputusan. Biasanya memfokuskan kepada kemajuan pembelajaran, namun terkadang didalam asssesment memuat segala informasi yang berharga yang dibutuhkan oleguru dan siswa.<br /> Assessment perlu menyediakan segala informasi tentang keefektifan dari manajmen yang dibuat oleh guru, bidang-bidang yang perlu ditingkatkan, dan kemajuan yang dibuat dalam mencapai tujuan manajemen. Assessment juga memeuat kemajuan individual siswa dalam menjalankan peraturan.<br /> Karena kelas begitu kompleks, maka assessment dari sistem manajemen sangat menantang. Guru mungkin tidak dapat memperoleh gambaran seberapa baik sistem manajemen yang telah diterapkan, dan inilah peran assessment. Informasi yang akurat sangat membantu para guru untuk membuat suatu keputusan. Para guru bisa memperoleh informasi dengan cara mengidentifikasi berbagai masalah yang terjadi pada waktu atau tempat tertentu.<br /> Assessment juga dapat menyediakan berbagai informasi berharga yang dibutuhkan oleh para siswa, sehingga mereka dapat mengembangkan tingkah lakunya berhubungan dengan sistem manajemen. <br /><br />J. MASALAH-MASALAH YANG SERIUS DALAM MANAJEMEN<br /> Dalam menghadapi kasus kekerasan dan penyerangan, maka solusi yang dapat kita lakukan adalah (1) Segera bertindak, dan (2) Solusi jangka panjang.<br /> Tindakan yang cepat meliputi tiga tahap; (1) menghentikan perkara jika memungkinkan, (2) melindungi korban, (3) meminta pertolongan. Guru harus melakukan intervensi terhadap masalah kekerasan dengan segera melakukan tiga langkah tersebut. Jika tidak maka orang tua bisa menuntut jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kendati demikian guru tidak diperkenankan secara hukum melakukan intervensi secara fisik untuk menghentikan perkelahian. Segera melaporkan kepada kepala sekolah jika memang diperlukan.<br /> Solusi jangka panjang bisa dilakukan dengan mengajarkan siswa tentang kemampuan-kemampuan sosial seperti pengendalian diri, dan kesadaran sosial, dan juga problem solving. Para pakarjuga menyarankan untuk melibatkan peran serta orang tua sebagai salah satu upaya yang efektif dalam mengurangi tindakan kekerasan disekolah.<br /><br />= = = = = = = = T a m a t = = = = = = = =perpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-74696342778105393772010-06-14T21:40:00.001-07:002010-06-18T18:34:12.012-07:00- Sistem Pendidikan Pancasila (Mendesain Pembelajaran Berkualitas Dunia)SISTEM PENDIDIKAN PANCASILA<br />(MENDESAIN PEMBELAJARAN BERKUALITAS DUNIA)<br />I. LATAR BELAKANG<br />Manusia dan bangsa berbudaya dan beradap, merdeka dan berdaulat senantiasa mengembangkan (menegakkan) sistem kehidupannya dengan suatu sistem kenegaraan. System kenegaraan ini ditegakkan berdasarkan suatu system nilai dan atau ajaran system filsafat (yang dikembangkan dan ditegakkan sebagai system ideologi negara, ideologi nasional.<br />Bangsa-bangsa modern menyaksikan berbagai system filsafat dan atau ideology yang menjiwai berbagai bangsa dan Negara, seperti ajaran theokratisme, liberalism-kapitalisme, sosialisme, marxisme-komunisme-atheisme; zionisme, zaniisme-fascisme, fundamentalisme . . . dan sudah tentu Pancasila.<br />Setiap system filsafat berkembang sebagai nilai fundamental yang dipercaya sebagai ajaran tentang kebenaran hakiki; karenanya dijadikan filsafat hidup (pandangan hidup, weltanschauung), yang memberikan identitas dan jati diri bangsa itu (jatidiri nasional); bahkan sebagai perwujudan jiwa bangsa (Volksgeist). Nilai-nilai fundamental inilah yang menjadikan sumber cita-cita nasional dan cita kenegaraan; karenanya dijadikan dasar Negara (filsafat Negara, ideology Negara). Karenanya, nilai fundamental ini memancarkan integritas nasional dan integritas system kenegaraan.<br />Demikianlah asas fundamental system filsafat dan atau system ideology yang menjadi identitas dan integritas berbagai system kenegaraan bangsa-bangsa modern. Antar mereka, dalam kehidupan internasional dengan kebangsaan nasional masing-masing --- setiap menganut ideology berwatak dogmatis dan fanatis, dalam makna mereka percaya superioritas (keunggulan) system filsafatnyasekaligus system kenegaraanya! Fenomena menjadi dinamika pergaulan (baca: kompetisi) dan dinamika internasional! Antar bangsa sesungguhnya terjadi perjuangan merebut sumpremasi ideology; yang bermuara sebagai neo-imperialisme!<br />Melalui berbagai bidang kehidupan nasional mereka menggelar keunggulanya - - - sebagai propaganda! --- untuk memikat (baca: menggoda, melanda dan menaklukkan) bangsa-bangsa yang lemah, yang tidak memiliki kebanggaan nasional dan integritas nasional! Mereka, terutama bangsa-bangsa yang mendominasi gelanggang politik internasional; bahkan mengendalikan berbagai kelembagaan dunia; seperti: IMF, Wordl Bank, ADB, APEC, sampai menjangkau intervensi politik --- bandingkan : bagaimana USA dan UE melalui organ PBB menekan berbagai Negara merdeka atas politiknya yang dipandangnya sebagai ancaman masa depanya, seperti: Iraq, Iran, Korea Utara, dan berbagai Negara yang dihujat sebagai sarang teroris! ---.<br />Sesungguhnya dunia abad XXI yang ditandai era globalisasi –liberalisasi dan postmodernisme bukanlah dinamika alamiah ( natural ); melainkan sebuah dinamika yang direkayasa berdasarkan strategi dan tujuan demi: supremasi ideology dan neo-imperialisme --- sebagai pengganti kolonialisme-imperialisme yang telah diturunkan oleh gerakan bangsa-bangsa merdeka dan berdaulat! --- yang selama 4 abad menjadi sumber eksplorasi demi kekayaan kapitalisme!<br />Kepercayaan, keyakinan dan kebanggaan nasional ini menjadi sumber motivasi bagi semua warga Negara RI untuk senantiasa menegakkan asas moral filsafat pancasila sebagaimana diwariskan dan diamanatkan oleh the founding fathers, istimewa PPKI sebagai pendiri Negara. Amanat ini secara filosofis-ideologis dan konstitusional bersifat imperative, menjiwai, melandasi dan memandu tatanan nasional secara formal dan fungsional. Essensi amanat UUD Proklamasi seutuhnya terkandung didalam filsafat negara Pancasila dan terjabar secara konstitusional di dalam UUD Proklamasi seutuhnya.<br />II. LANDASAN FILOSOFIS-IDEOLOGIS DAN KONSTITUSIONA<br />Tiap bangsa mewarisi mulai nilai-nilai alam lingkungan hidup sebagai sumber daya alam (ALH-SDA); tatanan nilai sosio-budaya dan filosofis ideologis sampaisisten konstitusional kenegaraanya.<br />Ajaran sisten filsafat yang diwarisi sebagai system filsafat hidup (pandangan hidup, Weltanschauung Lebensalwelt) bangsa yang berkembang menjiwai kehidupan nasionalnya. Karenanya, diakui sebagai jiwa bangsa(Volksgeist, jati diri bangsa) atau identitas dan integritas nasional!<br />Nilai-nilai fundamental ini memancarkan integritas dan martabat nasional sekaligus sebagai perwujudan nilai terbaik bangsa! Secara filosofis nilai fundamental dijadikan dasar negara (ideology Negara, ideology nasional). Nilai-nilai fundamental ini juga berfungsi sebagai metateori dan atau megateori (Grandtheory ); sekaligus sebagai Grundnorm bangsa dan Negara !<br />Mulai dasar Negara sampai cita-cita nasional dan tujuan Negara; termasuk tujuan dan tujuan pendidikan nasional sesungguhnya ialah jabaran Dasar Negara dan ideology Negara --- in casu bagi bangsa Indonesia dan NKRI ialah filsafat Negara Pancasila !--- demikian pula dalam sistem kenegaraan di dunia modern, telah mapan sistem liberalism-kapitalisme, sistem sosialisme, zionisme, marxisme-komunisme-atheisme; dsb ---<br />Berdasarkan asas-asas fundamental demikian bangsa dan Negara ditegakkan; sekaligus SDM warga Negara generasi muda sebagai generasi penerus dididik dan dibina secara melembaga dalam sistem pendidikan nasional! Asas demikian bermakna bahwa asas filosofis pendidikan nasional (=filsafat pendidikan nasional) secara filosofis ideologis dan konstitusional imperatife) dan a-priori atau niscaya adalah nilai filsafat hidup (filsafat Negara, ideology Negara, ideologi nasional)! --- bukan sistem atau ajaran filsafat non-Pancasila!---.<br />Berdasarkan ajaran dan atau sistem filsafat hidup masing-masing bangsa dan Negara, maka dikembangkanlah potensi jepribadian SDM sebagai warga bangsa dan Negara demi penegak integritas nasional, kedaulatan dan martabat bangsa Negara! SDM sebagai subyek penegak kemerdekaan dan kedaulatan adalah pemilik tunggal bangsa, budaya dan sistem kenegaraanya dengan segala martabatnya! Karenanya, SDM yang dicita-citakan bansa dan Negara, senantiasa dijiwai dan berorientasi(berwawasan) nilai-nilai fundamental bangsa dan Negara. Demikian pula tujuan dan metode pendidikanya dijiwai dan dilandasi nilai fundamental nasional; demi integritas dan jatidiri nasional!<br />A. Wawasan Manusia<br />Manusia pribadi (keluarga ) dan bangsa senantiasa mewarisi nilai-nilai sosia budaya yang mebjadi identitas kepribadianya; mulai sosio-budaya, peradaban, nilai filsafat dan atau ideology nasional; lebih-lebih nilai moral keagamaan. Berdasarkan nilai-nilai fundamental ini terbentuklah sikap, karakter dan kepribadianya; yang senantiasa memberikan pedoman dan wawasan hidupnya! Analisis filosofis dan psokologis demikian dapat di kembangkan dan di lengkapidengan analisis ilmu jiwa dalam (depth psychologi, analitical psychologi) yang dikembangkan oleh Sigmund Freud, juga sebagai oleh Adler dan Edwar Sparager termasuk Fristz Kunkel.<br />Analisis filosofis dan psokologis demikian dapat di kembangkan dan di lengkapidengan analisis ilmu jiwa dalam (depth psychologi, analitical psychologi) yang dikembangkan oleh Sigmund Freud, juga sebagai oleh Adler dan Edwar Sparager termasuk Fristz Kunkel.<br />Ternyata atau terbukti bahwa kesimpulan ara pakar ilmu jiwa akan sinergis dengan kesimpulan dan asas−asas berbagai ajaran filsapfat manusia (antropologia metafisika). Karenanya, kesimpulan atas berbagai bidang keilmuanitu di angap signifikan dan valid.<br />Untuk meningkatkan kualitas penghayatan dan apresiasi manusia atas manusia; atas potensi dan martabat kepribadian manusia dan intergritas−kualitas ungul, agung dan mulia wajarlah manusia menerima informasi yang agamis. Ternyata, manusia bukan hanya berkedudukan sebagai khalifah, melainjkan juga sebagaimahluk termmulia bahkan di banding dengan malaikat .<br />Meskipun demikian wawasan filosofis, psikologis maupun paedagogis tetap mengakui adanya ruang yang mengandung misteri manusia: mulia kerokhaniannya, sebagai akal budi nurani. Puncak martabat kepribadian manusia pterpancar buakan hanya pada karya dan adikarya, melaikan pada moralitas dan pengabdian berdasarkan ketulusan… kepasrahan dalam harapan.<br />Untuk memahami dan menghayati fungsi martabat kepribadian manusia, secara teoritis dan praktis dapat dihayati nilai−nilai yang terlukis dalam sekema 1. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />SDM orang tua, guru dan pendidik secara natural dan sosial−kultural mewarisi dan memiliki wawasan (kepribadianya) sebagai manusia. Bagaimana nilai dan scope secara intregitas nilainya, amat ditentukan oleh latar belakang intergritas nilai−nilai pengetahuan, budaya dan filsafat hidupnya lebih−lebih moral keagamannya! <br />Bagaimanapun umat manusia hidup dan berkembang (berketurunan, berkarya) hanya dalam munkin dalam suatu wilayah alamiyah, uyang penulis sebut : alam− linkungan−hidup, sebagai sumber daya alam (=ALH−SDH). Tanpa ALH−SDH baik individu manusia, apalagi bangsa dan negara; bahkan budaya dan peradapan tidak mungkin dan berkembang!<br />Cermati dan hayati unsur komponen−komponen ALH−SDH dalam skema 2, dengan klarifikasi rinkas berikut:<br />Berkat ke−7 unsur/komponen ALH−SDA di atas umat manusia hidup dengan sejahtera. ALH−SDA menurut teori filsafat hukum alam (Natural Law Theory) Bagi umat manusia yang beragama, ALH−SDA addlah anugrah dan rahmat Allah Ynag Maha Rahman dan Rahim, Allah Yang Maha Berdaulat. Karenanya, sebagai anugrah ALH−SDA sekaligus adalah amanat untuk disyukuri, dinikmati dan plihara demi keberlangsungan kehidupan umat manusia dalam peradapan yang sejahtera! <br />Penigkatan budaya dan peradapan umat manusia, SDM juga menikmati beberpa nilai fundamental sebagai puncak kepribadiannya; terutama potensi jasmani (indera) nilai IPTEK (Ilmu pengetahuan dan tehnologi dan seni); nilai−nilai filsafat dan ideologi; berpuncak dengan nilai sepritual−kerokhanian sebagai martabat manusia, yakni kepercayaan kepada nilai agama (nilai sepiritual dan, niali suprasional)!<br /> Hanya dengan demikian integritas martabat kepribadian SDM dapat dianggap berkualitas!<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />*) Nilai Kultural Dan Suprakultural, Supranatural: Theisme−Religius<br />Skema 2<br />B. Wawasan Kependidikan Nasional<br />Sebagai bangsa yang mewarisi nilai budaya, peradapan dan sisitem filsafat/sisitem idiologi, Bangsa Indonesia mengembangkan wawasan kependidikan nasional sebagai kelanjutan dan peningkatan wawasan manusia di atas. Makanya, bagaimana bangsa secara melembaga meningkat dan membudayakan wawasan manusia di atas. Maknanya, bagaimana bangsa secara melembaga meningkatkan dan membudayakan wawasan manusia yang berdasarkan sisitem nilai yang berkembang dan kita cita−citakan untuk mennjadi integritas dan martabat nasional.<br />Wawasan pendidikan nasional di maksud baru dianggap valid terpercaya dengan kriteria komprehensif dan mendasar,terutama :<br />1. bahwa kepribadian manusia (SDM,Personality/P) berkembang menurut hkum ilmu jiwa : P = f (H x E ) = Personality = fungsi kerjasama antara faktor Hereditas dengan factor Environment. <br /> SDM berkembang berkat factor eksternal (=FX) = ALH-SDA sebagai kodrat alamiah dan anugrah,dimana SDM dilahirkan dan hidup serta berkembang :antar- benua ,antar-negara :antar-daerah ;bahaka di kutub utara dan selatan!Bagaimana kondisi dan tingkat perkembangannya _ _ _ berkat pendidikannya_ _ _ akan senantiasa di tentukan oleh FX = ALH-SDA.Kita menyaksikan :bagaimana rakyat dan bangsa-bangsa di Afrika;terutama afrika tengah ;demikian Pulau bangsa di kutub utara (Eskimo)! Bersyukurlah dan banggalah kita menerima anugrah yang amat kaya dan sempurna;sekaligus membanggakan !<br />2. Potensi (nilai-nilai alamiah) ALH-SDA yang berwujud 7 (skema2) akan dinikmati dan di kembangkan menjadi nilai yang ke -8 = Budaya dan Peradapan .Maknanya berkat tersedianya ALH-SDA umat manusia mampu menciptakan dan mengembangkan budaya (culture).jadi,semua menjadi budaya ;missal :kayu dan hutan di kembangkan menjadi peralatan rumah tangga sampai kertas …tanah dikembangkan sebagai pertanian dan perkebunan;di dalam tanah ada berbagai tambang….dsb.<br />3. ALH-SDA secara total :termasuk alam semesta menjadi sumber dan unsure dasar IPTEKS; missal : astronomi,fisika ,biologi,ilmu pertanian,energi (temasuk listrik),kimia,ekonomi,kelautan;angkasa luar;dsb<br />4. SDM sebagai bangsa mewarisi pula nilai-nilai nasional ;sosiokultural : budaya local :budaya nasional. Bangsa sebagai bagian komunitas dunia (internasional) dan pergaulan sesame umat manusia mewarisi peradaban dunia secara universal! Tegasnya, antar nilai-nilai budya ini tetap memberikan identitas kepribadian manusia!<br />5. Sebagai kepribadian manusia (SDM) yang diciptakan dalam integritas jasmani-rohani, maka manusia menghayati potensi diri dan jati diri: bahkan cita-cita dan tujuan hidupnya: juga martabat kepribadiannya yang sejati. SDM hidup dalam kesementaraan untuk dharmabhakti dan kebijakan (amal ibadah) sebagai fungsi kerohanian, spiritual, budi nurani, iman dan pengabdian kepada maha pencipta!<br /> Kesadaran nilai-nilai mental spiritual ini adalah kesadaran moral dan martabat manusia yang unggul-agung-mulia (=martabatnya kerokhaniannya hidup abadi di alam posthumous); alam supranatural alam keabadian<br />Berdasarkan wawasan manusia yang ditimgkatkan dalam Wawasan Kependidikan Nasional, system pendidikan nasional secara normative mengamanatkan kepda semua komponen pelaksanaannya untuk senantiasa mendidik SDM generasi muda bangsa sesuai dengan nilai-nilai fundamental di atas dalam jabarannya yang signifikan!<br /><br />Uraian ringkasan di atas (ad.1 sampai 5) sebagai jabaran klarifikasi isi nilai yang terkandung dalam skema 3.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />SDM DALAM KESEMESTAAN - MARTABAT DAN KEABADIAN<br /> <br />Fisika – Natural – Metafisika (supranatural)<br /> <br />Pradunia – Alam Semesta-Pascadunia (Keabadian)<br /><br /> <br />+ = Rasional<br />* = Suprarasional<br /> skema 3 <br />III. AMANAT FILOSOFIS-IDIOLOGIS SEBAGAI SUMBER DAN LANDASAN SISTEM NASIONAL<br /> Senbagai bangsa dan negara merdeka dan berdaulat berdasarkan pancasila-UUD Proklamasi 45: maka sistem kenegaraan Indonesia dapat dinamakan dengan predikat sebagai : sistem Pancasila-UUD Proklamasi 45, dengan integritas-martabatnya, visi-misinya sebagi tujuan nasional demi integritas kebangsaan, martabat kenegaraannya dengan menegakkan budaya dan moral politik nasionalnya!.<br /><br />A. Sistem Kenegaraan Pancasila, Asas Normatif Filosofi-Idiologi dan Konstitusional dengan fungsi Kelembagaannya.<br />Sistem Kenegaraan Pancasila berdasarkan amanat UUD Proklamasi 45. dapat dilukiskskan dalam skema berikut <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />*)= N= sejumlah sistem nasional, terutama :<br />1. Sistem filsafat Pancasila<br />2. Sistem ideologi Pancasila<br />3. Sistem Pendidikan Nasional (berdasarkan) Pancasila<br />4. Sistem hukum (berdasarkan) pancasila<br />5. Sistem ekonomi Pancasila<br />6. Sistem politik Pancasila (= demokrasi pancasila)<br />7. Sistem budaya Pancasila<br />Skema 4<br />Menegakkan sistem kenegaraan Pancasila berdasarkan asas normatif dalam kebijaksanaan strategis, konsepsional dan fungsional:<br />1. Mengembangkan secara normatif dan konsepsional fungsional semua sistem nasional yang diamanatkan konstitusi secara terpadu dan sinergis, mengingat antar komponen sistem saling mendukung. Misal: bidang ekonomi (sistem ekonomi pancasila) berkembang memadai bila didukung oleh sistem politik nasionl dan sistem hukum nasional yang mantab; tanpa komponen-komponen ini, ekonomi nasional akan tetap krisis dan terpuruk. Demikian berlanjut dengan berbagai bidang kehidupan sebagai yang dimaksud sistem nasional. Bila mungkin sistem-nasional dimaksud ditetapkan berdasarkan undang-undang (pra-amandemen melalui Tap MPR RI) sehingga dapat menjadi pedoman penyelenggaraan tiap bidang kehidupan (1-7 bidang).<br />2. Mengembangkan N-sistem nasional keseluruhan; prioritas 1-6 supaya tegak tatanan kebangsaan dan kenegaraan berdasarkan asas normatif-filosofis-idiologis pancasila sebagai diamanatkan UUD proklamasi secara imperatif. Artinya, semua kelembagaan negara berkewajiban mewujudkan konsepsi N-sistem nasional dan menegakkan secara konsisten. Sikap dan praktek demikian adalah bukti kesetiaan (loyalitas) warga negara kepada sistem kenegaraannya.<br /> Amanat visi-misi mencerdaskan kehidupan bangsa secara melembaga akan terpercaya melalui sistem pendidikan nasional<br />3. Sistem pendidikan nasional ditegakkan dan di kembangkan dengan komponen-komponen:<br /> Hukum perundangan sebagai landasan dan pedoman pelaksanaan;<br /> Tata kelembagaan (organisasi dan pengelolaan): internal, horisontal dan vertikal;<br /> Sumber daya manusia (ketenagaan: profesional, pakar/keahlian) sebagai subyek pelaksanaan: kuantitas-kualitas memadai;<br /> Sumber dana yang memadai, terutama dari negara (APBN) dan didukung oleh masyarakat.<br />B. Amanat Filosofi-ideologis sebagai sumber dan landasan sistem Nasional<br />Amanat filosofi-idiologis dan konstitusional dalam Pembukaan UUD Proklamasi 45; tentang peningkatan kesejahteraan rakyat dan mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama:” memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.....” dapat dijabarkan sebagai visi-misi nation and caracter building.<br />Makna amanat fundamental ini fokus, berpusat kepada pemberdayaan SDM bangsa indonesia sebagai subyek penegak, pewaris dan bhayangkari NKRI sebagai sistem kenegaraan pancasila –UUD Proklamasi 45 yang merdeka, berdaulat dan bermartabat!<br />Demi terlaksananya amanat fundamental ini dapat dijabarkan dalam visi- misi sebagai landasan tujuan pendidikan nasional Indonesia Raya!.<br /><br /><br /><br /><br /><br /> Visi-misi ini terutama sebagai amanat nasional, dapat dijabarkan secara mendasar, terutama:<br />1. Memajukan kesejahteraan umum, berarti :<br />a. seluruh rakyat warganegara terjamin kesejahteraan sosial ekonominya (sila V) Pancasila;<br />b. bahw kesejahteraan adalah prasyarat untuk sehat dan cerdas, berkemampuan sosial ekonomi untuk meraih pendidikan yang memadai.<br />c. Dengan kondisi sejahtera semua warganegara lebih mampu melaksanakan visi-misinasional dan menegakkan kedaulatan dan ketahanan Nasional!.<br />2. mencerdaskan kehidupan bangsa, bermakna :<br /> a. cerdas secara mental-moral, berbudi luhur sesuai dengan sila I dan agama masing-masing : bermartabat, dan bertaqwa, dan tegaknya kepemimpinan ang memiliki integritas dalam NKRI !<br />b. cerdas secara sosial politik : mampu menegakkan kepemimpinan dan pengelolaan yang efektif sebgai subyek pemimpin yang adil dan beradab dalam NKRI dan dalam pergaulan antar bangsa dan negara dengan kesadaran dan kebanggan nasional.<br />c. cerdas secara ilmiah dan kebudaaan : kreatif, mandiri, unggul, dan bermartabat dalam peradaban modern.<br />Visi-misi nasional untuk membina bangsa dan watak bangsa ini dikembangakan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Negara sebagai kelembagaan nasional berkeawajiban melaksanakannya dalam sistem pendidikan nasional sebagai wujud tanggung jawab negara --- in casu :<br />Visi-misi nation and character building dapat bermakna :<br />1. Terbinanya SDM berkepribadian mandiri, unggul, dan bermartabat (dengan integritas-adil-beradab- dan taqwa)*<br />2. SDM unggul sinergis dalam pergaulan dunia modern sebagaimana dikehendaki dalam tujuan MDG’s dan UNESCO ---- namun sebagai SDM yang setia dan bangga dengan jati diri nasionalnya! ---<br />Catatan 1 :<br />Penamaan Departemen Pendidikan Nasional dalam era reformasi, menurut kami tidak tepat (dan tidak bijaksana) bedasarkan alasan :<br />1. Secara internasional Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan (Department of Education and Culture) ; dalam makna :<br />a. Nama Departemen Pendidikan sebagai kelembagaan (kementrian,secara nasional, membawahi semua provinsi RI); sebagai lembaga tertinggi penanggung jawab dan pengelola bidang pendidikan nasional!<br />b. Nama gandanya : dan kebudayaan mewujudkan i s i (content) yang berwujud nilai-nilai kebudayaan --- baik nasional, maupun universal; baik ilmiah maupun humaniora dan filsafat ---.<br />c. Sedangkan Depdiknas sekarang, hanya ada kelembagaan pengelola dengan scope wilayah nasional (nusantara,NKRI). Fungsinya melaksankan pendidikan masalah : tujuan dan isi pendidikan belum tentu terkandung dalam visi-misi kelembagaannya, dalam makna : sebagai isi dan wujud kebudayaan (culture, dan atau civilization).<br />Catatan 2 :<br />Dulu ada yang menjawab : bahwa kebudayaan sudah dimasukkan dalam Departemen/Menteri Negara Pariwisata dan Kebudayaan.<br />Jawaban Kami:<br />1. Kebudayaan dalam Menteri Negara Pariwisata dan Kebudayaan, adalah kebudayaan sebagai --- wujud budaya yang sudah ada, untuk dipasarkan bagi para turis/wisatawan sebagai industri pariwisata.<br />2. Sedangkan kebudayaan dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah sebagai nilai dan isi yang menjadi Bagian dari tujuan pendidikan nasional untuk diwariskan, dikembangkan, ditingkatkan (kuantitas dan kualitasnya) yang pada gilirannya akan dipasarkan oleh Menteri Negara Pariwisata dan Kebudayaan sebagai industri Pariwisata.<br />Berdasarkan analisis rasional dan Normatif-Konstitusional, supaya NKRI tidak terasing dalam pergaulan Negara-negara di dunia modern, wajarlah nama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ditegakkan kembali!<br />Demi system kenegaraan yang bermartabat, hendaknya semua nama Departemen dalam NKRI sebagai cabinet setiap Lembaga Kepresidenan RI imperative ditetapkan dengan Undang-undang ---- jadi bukan menurut selera Tuan Presiden secara Subyektif!-----<br /><br />IV. LANDASAN FISOLOSFIS-IDEOLOGIS DAN KONSTITUSIONAL SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA RAYA <br />Amanat nasional demi tegaknya sistem pendidikan nasional Indonesia sebagaimana terumus dalam pembukaan UUD Proklamasi 45, yang diuraikan atas akan dilaksanakan dengan berbagai landasan dan pedoman berikut:<br />A. Landasan Filosofis-Ideologis dan Konstitusional<br />Meliputi, terutama: (1) Nilai filsafat pendidikan Pancasila; (2) UUD Proklamasi 45, terutama Pasal 31; (3) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; (4) Penjabaran UUD dan UU melalui: PP dan Kepment; (5) N-pedoman pelaksanaannya.<br />B. Asas-asas Kelembagaan Sistem Pendidikan Nasional<br />1. Asas Tripusat Kependidikan Indonesia: fungsionalisasi yang sinergis antar-lembaga kehidupan: keluarga (orang tua), lembaga pendidikan (sekolah pemerintah dan swasta); dan masyarakat.<br />2. Asas-asas proses kependidikan, yang secara normatif-praktis oelh pendidik dan tenaga profesional pengelola pendidikan, dengan menegakkan budaya dan moral asasi berikut:<br />(a) Asas cinta, dalam makna kasih sayang kepada siswa (anak didik, sebagai anak manusia, potensi generasi bangsa masa depan) sebagai subyek penerus regenerasi bangsa; (b) Asas penuh pengertian (understanding): orang tua dan guru wajib lebih memahami pribadi anak, potensi dan perasaannya. Karenanya, pelayanan didasarkan asas individual; (c) Asas kesabaran, mendidik dan membimbing dengan kesabaran,sesuai dengan kondisi dan potensi siswa; (d) Asas ketulusan (ikhlas), sebai sikap dan kepercayaan bahwa kerja yang tulus bernilai ibadah; (e) Asas pengabdian: Dr. Ki Hadjar Dewantara mengajarkan: Pendidik wajib mengabdi kepada sang anak!. Kita sebagai orang tua dan pendidik berkewajiban mengabdi kepada anak (yang tidak pernah minta untuk dilahirkan dan tidak mengerti dirinya dan tujuan hidupnya); (f) Asas kemandirian, niat dan motifasi pendidik, terutama orang tua terutama yang mengembangkan kemandirian kepada siswa; karenanya asa ini dikembangkan dan dibudidayakan.(g) Asas kekeluargaan; dilembaga pendidikan wajib dihayati sebagai statu wadah kekeluargaan, tempat hidup antar guru dan siswa dalam moral kekeluargaan (= sekolah adalah rumah kedua bagi siswa; dan guru adalah orang tua kedua bagi mereka).<br />C. Komponen Pelaksana Pendidikan dan Pengajaran<br />Sesuai dengan ketentuan berikut dan jabarannya, diamanatkan dan dipercayakan pelaksanaannya dengan berpedoman kepada: (1) UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional; (2) pencabaran UUD dan UU melalui: PP dan Kepment; (3) N-pedoman pelaksanaannya.<br />Oleh semua kompinen pelaksana di tingkat pusat dan daerah.<br /><br />V. POLA DASAR PEMBELAJARAN BERKUALITAS <br />Berdasarkan asas bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu normatif, demikian pula praktik mendidik berdasarkan asas normatif; terjabar dalam pembalajaran.<br />A. Landasan dan Tujuan Pendidikan Nasional<br />Dijiwai dan dilandasi Pancasila-UUD Proklamasi dan pedoman kepada UU No. 30 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, negara (in casu Departemen Pendidikan Nasional) melaksanakan amanat mencerdaskan kehidupan bangsa. Asas-asas pendidikan nasional: mulai asas tripusat pendidikan, tridharma Perguruan Tinggi dan pendidikan seumur hidup (life long education) menjadi budaya kerja fungsi kependidikan. Asas-asas demikian dijabarkan secara fungsional dengan konsisten (bukan: menciptakan ide baru tanpa bersumber asas-asas normatif-filosofis-idiologis dan konstitusional) yang diamanatkan NKRI.<br />Komponen fungsional pelaksanaan pendidikan nasional berdasarkan visi-misi nation and character building melalui upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama:<br />B. Tujuan Pendidikan Nasional<br />Visi-misi nation and character building adalah jabatan dari amanat UUD, sebagai tersurat dalam penjelasan: “……mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budipekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita. Moral rakyat yang luhur”.<br />Kemudian, nilai fundamental dalam rumusan tujuan pendidikan nasional ini menjadi dasar dan kriteria SDM-berkualitas yang dikembangkan NKRI: sebagai integritas nilai moral, mental-nasional-kultural dan iptek. Asas dan wawasan demikian dijabarkan dan dikembangkan dalam kurikulum. <br />Secara normatif UU No. 20 tahun 2003 menetapkan:<br />“Bab II Dasar, Fungsi dan Tujuan<br />Pasal 3 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”<br />Untuk mewujudkan nilai dan isi tujuan, dirumuskan kurikulum nasional (kurikulum dasar, kurikulum inti; kurikulum pokok dan kurikulum pelengkap)<br />MEMORANDUM<br />Wajib menjadi pusat perhatian semua komponen pelaksanaan visi-misi kependidikan: bahwa SDM = aset bangsa utama dan pertama (primer) sebagai subjek pemilik NKRI dan Nusantara Indonesia Raya, penegak kemerdekaan, kedaulatan dan martabat nasional sebagai sistem kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45.<br />Karenannya standar bermutu wajib sungguh-sungguh diperhatikan, sebagai integritas nilai berikut:<br />1. Mutu dalam bidang IPTEKS dan Budaya<br />2. Penghayatan dan pengamalan nilai-nilai sosio-budaya nasional dalam komunikasi budaya global dan universal untuk menjamin identitas, jatidiri dan integritas nasional.<br />3. integritas mental-moral dengan kebanggaan jatidiri nasional berdasarkan filsafat Pancasila (ideologi nasional yang dijiwai moral Ketuhanan yang Maha Esa (sebagai sistem filsafat Theisme-Religius) yang memancarkan integritas moral keagamaan!<br /><br />C. Kurikulum dan Kelembagaan Pendidikan (Pendidikan Dasar --- Pendidikan Tinggi)<br />”Bab X Kurikulum<br />Pasal 36 (3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Persatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan taqwa; (b) peningkatan akhlaq mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.<br />Pasal 37 (1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: (a) Pendidikan agama; (b) pendidikan kewarganegaraan; (+ Pendidikan Filsafat Pancasila-UUD NKRI 1945), dari penyaji makalah! (c) bahasa; (d) matematika; (e) ilmu pengetahuan alam; (f) ilmu pengetahuan sosial; (g) seni dan budaya; (h) pendidikan jasmani dan olahraga; (i) ketrampilan/ kejuruan; dan (j) muatan lokal.<br /><br />Catatan penyaji makalah:<br />1. kurikulum setiap lima tahun wajib dikembangkan (revisi, mengayaan) sesuai kemajuan dan penemuan IPTEKS dunia. <br />2. Konsekuensinya, perbukuannya (bahan ajar: untuk SD-SMP-SMA-SMK) juga wajib dikembangkan sejalan dengan perkembangan budaya IPTEKS dimaksud.<br />3. demikian pula komponen guru dan pendidik, berkewajiban mengikuti pendidikan lanjutan.<br />Kewajiban kelembagaan pendidikan (guru dan pengelola lainnya) mengupayakan pelaksanaannya yang memadai. <br />Jadi, tujuan ialah terminal pendidikan ... untuk selanjutnya manusia terdidik pada masing-masing jenjang diharapkan mampu: melanjutkan pendidikan dan atau mengabdi (bekerja), dalam proses pendidikan seumur hidup (life long education)!<br />D. Hukum, Kebijaksanaan dan Strategi, Program sebagai Pedoman Kerja<br /> Memperhatikan UU No. 20 tahun 2003, berbagai pasal memerlukan jabaran sebagai pedoaman operasional: baik berwujud PP maupun keppres maupun kepmen dan ataupun kepmen, termasuk berbagai kebijakan (secara imperatif bersumber dari asas filosofis-ideologis-konstitusional; sebaliknya bila bertentangan = inkonstitusional). <br />Perhatikan berbagai PP dan RUU tentang penyelenggaraan pendidikan nasional amat konstroversial: misal PP No. 61 tahun 1999 tentang PTN sebagai BHMM; dan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar nasional pendidikan ( yang sekarang dilaksanakan oleh BSNP); kemudian ditingkatkan menjadi UU No. 9 tahun 2009 tentang BHP untuk semua kelembagaan pendidikan Indonesia --- yang menurut kami tidak bersumber dari filsafat pancasila-UUD Proklamsi 45---.<br />E. SDM dan Pengelola Pendidikan <br />Mulai tenaga kependidikan (guru TK, SD, SMP, SMA sampai PT) bersama tenaga profesional (berbagai program diploma); dan staf administrasi + tenaga teknis dengan Subyek pelaksana: sebagai tenaga profesional dan tenaga fungsional akademik<br />Perlu dikembangkan budaya MSDM-MIB bagi dosen pembina PTN atau PTS. Seyogyanya ada perhatian khsusus pemerintah untuk menjamin kesejahteraan mereka secara lebih adil ---dibandingkan dengan berbagai tenaga pada komponen lain: departemen keuangan: Pajak, Beacukai; BUMN; dsb---. Fenomena soal ekonomi dapat dirasakan sebagai diskriminatif, karenanya memprihatinkan ...... dan tidak memotifasi semangat kerja dan pengabdian bidang kependidikan..... (apalagi bial dibandingkan dengan beberapa negara: malaysia, jepang.....)<br />F. Pola Desain Pembelajaran Berkualitas <br />Dikembangkan pola dasar pembelajaran yang komunikatif-kontekstual-fungsional; dalam proses dialogis dan demokratis dengan memperhatikan tingkatan/ hierarkhi sumber nilai belajar mengajar secara universal; sampai bagaimana kesadaran hubungan guru dan siswa dapat dilukiskan dalam skema 5.<br />HIERARKHI SUMBER DAN TINGKAT IPTEKS<br />Maha Sumber Kebenaran dan ipteks sebagai karunia –<br />Hidayah ( hikmah ): supranatural – suprarasional – hakiki<br />1<br /><br />Alam semesta dan hukum alam, lingkungan alam,<br />2. Sistem budaya, sistem kenegaraan,<br />Sebagai sumber primer;<br />( nilai alamiah – universal dan nasional )<br /><br />Disiplin atau bidang ipteks, kepustakaan, dan<br />3 Dokumentasi, sebagai sumber sekunder;<br />( khasanah budaya & peradaban )<br /><br />Cendekiawan, pakar dan narasumber sebagai<br />4 Sumber tertier; ( amanat cultural – moral )<br /><br />Antarhubungan komunikatif dan demokratis<br />5 Antar subyek belajar ( siswa – guru )<br />Kondisi dan suasana kelembagaan<br />Kependidikan konvensional<br />( Fungsional kependidikan kekeluargaan )<br />Skema 5 (MNS, 1980; 2000)<br /><br />Mohon perhatian isi nilai dan tingkatannya dalam proses mendidik dan pembelajaran; supaya guru sebagai pendidik menghayati kedudukan, fungsi dan kewajiban dirinya dengan asas Tut Wuri Handayani; bukan cenderung menunjukkan otoritas dan wibawa keguruannya! (Guru = digugu lan ditiru).<br />G. Media dan Sumber Belajar - Mengajar<br />Khasanah ipteks dapat ditransformasikan secara efektif melalui media dan sumber belajar mengajar yang memadai; buku, perpustakaan; laboratorium; teknologi; media komunikasi, audio visual-aids canggih; juga membudayakan reality based learning, dan ICT based learning dalam khasanah dan kualitas modern.<br />H. Dana dan Sarana<br />Dana dan sarana pendidikan adalah fasilitas pendukung primer, karenanya cukup prioritas dan mendesak demi terlaksananya fungsi kependidikan. (amanat UUD Pasal 31 wajib dilaksanakan secara bertahap) sebaliknya, UU BHP dan berbagai PP dapat tidak sesuai/bertentangan dengan isi amanat Pasal 31 seutuhnya; bahkan bertentangan dengan hak rakyat untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya (sebagai diamanatkan Pembukaan UUD Proklamasi 45)!<br />1. Evaluasi (Ujian)<br />Sebagai proses dinamika dan promosi (kemajuan) siswa senantiasa ada proses evaluasi atau penilaian yang berkelanjutan. Sesungguhnya evaluasi yang valid banyak ditentukan faktor instrumen dan criteria norma tes dan dasar penilaian. Evaluasi dapat dilaksanakan efektif:<br />1. Evaluasi sehari-hari : baik oleh siswa sendiri (self evaluation), maupun oleh guru; atau siswa bersama guru.<br />2. Evaluasi berkala (semester) : evaluasi kumulatif.<br />3. Evaluasi kenaikan kelas : sebaiknya kenaikan progresif berkelanjutan (sesuai dengan kemampuan dan prestasi siswa).<br />4. Evaluasi akhir (sekarang : Ujian Nasional / UNAS) : sebaiknya dihentikan!<br />5. Evaluasi di lembaga PTN-PTS relatif akuntabel.<br />Catatan :<br />1. UNAS amat mahal dengan banyak mengorbankan siswa. Karena, dengan dasar mutu nasional (standar nasional, oleh BSPN) sesungguhnya sangat tidak adil. Sebab nusantara Indonesia yang amat luas (33 Provinsi, 455 Kabupaten/Kota) dengan jumlah siswa SD sekitar 35 juta; SMP 6 juta; dan SMA 5 juta; jumlah guru relative cukup---tanpa mahasiswa PTN-PTS---. Di daerah Jawa saja belum semua daerah atau desa tercukupi : guru, lokal, buku pelajaran dan sarana belajar-mengajar … bagaimana siswa dinilai dengan standar nasional?; padahal pelayanan hanya standar lokal!<br />Adil dan bijaksanakah Pemerintah menilai dan menguji dengan standar nasional! Saya berpendapat sungguh tidak adil (mungkin dzolim!)<br />Adalah tidak adil orang tua sebagai pendidik yang tidak mau mengerti kondisi dan perasaan anak didiknya, padahal mereka adalah generasi penerus masa depan.<br />Demikian pula untuk tingkat perguruan tinggi (PTN dan PTS) dengan data berikut :<br />2. Depdiknas mengelola PTN “hanya” sekitar 80 PTN; akan dijadikan BHMN yang mandiri ……… bermuara menjadi beban masyarakat!<br />3. Rakyat, masyarakat RI mengelola PTS 2500 dengan swadaya dan swadana masyarakat ……… yang termotivasi melaksanakan tripusat pendidikan, menegakkan kemitraan masyarakat dan negara (rakyat dan Pemerintah); …… ternyata negara (ic. Pemerintah, Depdiknas mau lepas tanggungjawab ……… supaya sepenuhnya swadaya dan swadana masyarakat atas nama kemandirian?).<br />Apakah ini ethis dan adil ……… ?<br />4. Meskipun kita diberi pedoman oleh Ditjen Dikti dengan Pedoman HELTS, namun pelaksanaannya juga belum memadai. Hendaknya Penguasa Depdiknas meningkatkan kesadaran kewajibannya demi masa depan bangsa. Tantangan ini menjadi mendesak bila kita membandingkan dengan kualitas : mulai HDI Indonesia sampai berbagai PTN terkemuka kita yang dinilai amat memprihatinkan.<br />5. Lebih adil dan lengkap bila kita bandingkan dengan income tenaga dosen dan Guru Besar di PTN! --- terhadap berbagai jabatan kelembagaan Negara, lebih-lebih pejabat berbagai Komisi Ad-Hoc dalam era reformasi!<br />PENUTUP<br />Kita percaya dengan menegakkan sistem kenegaraan Pancasila sebagai terjabar dalam UUD Proklamasi 45, insya Allah NKRI tegak mengayomi seluruh rakyat dan nusantara dalam mencapai cita-cita nasionalnya.<br />Amanat mendidik anak sebagai generasi penerus adalah amanat alamiah (natural) dan cultural; bahkan konstitusional/kenegaraan dan moral; demi integritas dan martabat nasional masa depan bangsa dalam sistem kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45.<br />Semoga pokok-pokok pikiran di atas dapat menjadi renungan sekaligus sebagai bahan pertimbangan dan tantangan dalam melaksanakan amanat nasional: sebagai visi-misi Negara Proklamasi 45 yang terkandung dalam nilai : nation and character building!<br />Untuk memantapkan motivasi dan tekad bangsa, terutama para pendidik, cendekiawan, dan pemimpin nasional, kami lampirkan bagaimana tantangan abad XXI dalam dinamika globalisasi-liberalisasi dan postmodernisasi yang menggoda dan melanda dunia --- terutama bangsa dan Negara berkembang --- sebagai sasaran politik supremasi ideologi neo-liberalisme yang bermuara sebagai neo-imperialisme! Lebih memprihatinkan bahwa tantangan demikian sinergis dengan kebangkitan neo-PKI/KGB dalam era reformasi terhadap integritas NKRI sebagai sistem kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 45.<br />Maknanya, apabila bangsa Indonesia terus mengalami degradasi nasional dan erosi ideologi Pancasila; bangsa Indonesia dapat mengalami degradasi jatidiri nasional; bahkan degradasi moral dan martabat nasional! --- menjadi SDM yang membudayakan : politik dan demokrasi liberal, atas nama kebebasa (= Liberalisme) dan HAM (yang hakekatnya = HAMPA); berpuncak dengan : materialisme-sekularisme-atheisme! Inilah wujud tragedi moral dan martabat kemanusiaan; bahkan tragedi peradaban!<br />Semoga uraian ringkas ini memberi pencerahan, wawasan dan cakrawala cultural, filosofis-ideologis dan moral-theisme-religious sebagai terkandung dalam filsafat Pancasila, dasar Negara Indonesia Raya.<br />Visi-misi pendidikan nasional adalah kubu dan benteng terpecaya untuk menghadapi tantangan demikian!<br />Malang, 27 Juni 2009<br />Laboratorium Pancasila Univ. Negeri Malang<br />Ketua,<br /><br />Prof. Dr. Mohammad Noor Syam, SH<br />130220550<br />LAMPIRAN<br />Renungkan dan hayati bagaimana keunggulan sistem filsafat Pancasila sebagai bagian dari filsafat moral universal dunia yang integral dengan nilai-nilai religious yang bersumber dari Timur Tengah (Skema 6).<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />SUMBER DAN PUSAT PERKEMBANGAN FILSAFAT<br />Pusat Pengembangan Ipteks dalam Wawasan Filsafat<br /><br />O N T O L O G Y --- E P I S T E M O L O G Y --- A X I O L O G Y <br /><br />S P A C E ( R U A N G ) d a n T I M E ( W A K T U )<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> *) = Sumur madu peradaban umat manusia, dibandingkan:<br /> Eropa: sebagai sumur susu peradaban<br /> <br />INTEGRITAS NASIONAL DAN NKRI<br />KEMERDEKAAN DAN KEDAULATAN (NASIONAL) INDONESIA RAYA<br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />*) = UUD 45 Amandemen = Presiden, MPR, DPR, DPD, MK, MA dan BPK (+ KY)<br />+ = UU No. 27 Tahun 1999 tentang Keamanan Negara (yang direvisi): teruatama Pasal 107a – 107f<br /> Sebagai jabaran UUD 45 dan Tap MPRS No. XXV / MPRS / 1966 (karenanya dapat ditegakkan sebagaimana mestinya).perpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-80037246366094941302010-06-14T21:40:00.000-07:002011-04-06T17:15:25.063-07:00- Contoh PTK Agama IslamBAB I<br />PENDAHULUAN<br /><br />A. Latar Belakang Masalah<br />Menurut teori psikologi, anak yang rasional selalu bertindak sesuai tingkatan perkembangan umur mereka. Ia mengadakan reaksi-reaksi terhadap lingkungannya, atau adanya aksi dari lingkungan maka ia melakukan kegiatan atau aktivitas. Dalam pendidikan kuno aktivitas anak tidak pernah diperhatikan karena menurut pandangan mereka anak dilahirkan tidak lain sebagai “orang dewasa dalam bentuk kecil”. Ia harus diajarkan menurut kehendak orang dewasa. Karena itu ia harus menerima dan mendengar apa-apa yang diberikan dan disampaikan orang dewasa/guru tanpa dikritik. Anak tak obahnya seperti gelas kosong yang pasif menerima apa saja yang dituangkan ke dalamnya.<br />Pandangan yang lebih maju (modern) menganggap hal tersebut di atas sesuatu yang keterlaluan, menyiksa serta mengingkari harkat kemanusiaan anak. Aliran modern ini merombak dan mengubah pandangan itu dan mengantikannya dengan penekanan pada kegiatan anak dalam proses pembelajaran. Anak aktif mencari sendiri dan bekerja sendiri. dengan demikian anak akan lebih bertanggung jawab dan beani mengambil keputusan sehingga pengertain mengenai suatu persoalan benar-benar mereka pahami dengan baik. Walaupun mereka mengambil keputusan sendiri berdasarkan pertingan kata hatinya, namun putusan mereka tersebut berhubungan juga dengan masyarakat, sebab individu itu baru berarti kalau ia telah berada dalam masyarakat. <br />Di dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. <br />Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instrukstur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Di dalam kenyataan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau massage lisan kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan serta sikap. Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang diguanakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan. <br />Kita mengenal bermacam-macam teknik penyajian dari yang tradisional, yang digunakan sejak dahulu kala, tetapi juga yang modern, yang digunakan baru akhir-akhir ini saja.<br />Perkembangan selanjutnya para ahli masih tersu mengadakan penelitian dan eksperimen agar dapat menemukan teknik penyajian yang dipandang paling efektif untuk pelajaran tertentu. apakah hal itu akan terjawab, kita serahkan pada hasil penelitian para ahli tersebut.<br />Dari bermacam-macam teknik mengajar itu, ada yang menekankan peranan guru yang utama dalam pelaksanaan penyajian, tetapi ada pula yang menekankan pada media hasil teknologi meoderen seperti televise, radio, kasset, video-tape, film, head-projector, mesin-belajar dan lain-lain, bahkan telah menggukanan bantuan satelit. Ada pula teknik penyajian yang hanya digunakan untuk sejumlah siswa yang terbatas, tetapi ada pula yang digunakan untuk sejumlah siswa yang tidak terbatas.<br />Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumuan tujuan intruksional khusus. Sebab dalam kegiaatan belajar mengajar, mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.<br />Agar belajar menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud) <br />Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan.<br />Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan tersebut diatas, maka dalam penelitian ini penulis penulis mengambil judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Menerapkan Model Pengajaran Tuntas Pada Siswa Kelas IV SDN ABC Kec. Kota Jakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.”<br />B. Rumusan Masalah<br />Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahnnya sebagi berikut:<br />1. Apakah penerapan model pembelajaran tuntas dapat meningkatkan prestasi siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa Kelas IV SDN ABC Kec. Kota Jakarta?<br />2. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran tuntas dalam meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa Kelas IV SDN ABC Kec. Kota Jakarta?<br /><br />C. Pemecahan Masalah <br />Untuk meningkatkan prestasi dan motivasi siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam, khususnya di SDN ABC Kec. Kota Jakarta, salah satunya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran tuntas. Dengan menerapkan model pembelajaran ini diharapkan prestasi serta motivasi belajar Pendidikan Agama Islam dapat meningkat.<br />D. Batasan Masalah <br />1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas IV SDN ABC Kec. Kota Jakarta tahun pelajaran 2009/2010.<br />2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April semester genap tahun palajaran 2009/2010.<br />3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan kisah-kisah Nabi.<br />E. Tujuan Penelitian<br />Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:<br />1. Ingin mengetahui bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam setelah diterapkannya model pembelajaran tuntas pada siswa Kelas IV SDN ABC Kec. Kota Jakarta.<br />2. Ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran tuntas dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama Islam setelah diterapkan model pembelajaran tuntas pada siswa Kelas IV SDN ABC Kec. Kota Jakarta.<br /><br />F. Manfaat Penelitian<br />Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:<br />1. Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan proses belajar-mengajar Pendidikan Agama Islam.<br />2. Meningkatkan pestasi prestasi dan motivasi pada pelajaran Pendidikan Agama Islam <br />3. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar Pendidikan Agama Islam<br />4. Sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.<br />5. Menerapkan metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam.<br />G. Definisi Operasional Variabel<br />Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:<br />1. Model Pengajaran Tuntas adalah:<br />Merupakan model pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas, dengan asumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan yang dipelajari (Ramayulis, 193:2005).<br />2. Motivasi belajar adalah:<br />Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. <br />2. Prestasi belajar adalah:<br />Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.<br /><br /> <br />BAB II<br />KAJIAN PUSTAKA<br /><br />A. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar<br />1. Pengertian Belajar<br />Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan. Yang dimaksud belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal serta fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi belajar merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perubahan pada sikap dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk.<br />Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan harus merupakan akhir dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Belajar merupakan suatu proses yang tideak dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seserorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar bukan tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam diri individu dalam mengusahakan memperoleh hubungan-hubungan baru.<br /><br /><br />2. Pengertian Prestasi Belajar<br />Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu.<br />Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedang pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan. Kemampuan di sini berarti yan dimampui individu dalam mengerjakan sesuatu. <br />3. Pedoman Cara Belajar<br />Untuk memperoleh prestasi/hasil belajar yang baik harus dilakukan dengan baik dan pedoman cara yang tapat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam hal kemampuan, kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran.<br />Oleh karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi faktor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus mempunyai kebiasaan belajar yang baik.<br />B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar<br />1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar<br /> Adapun faktor-faktor itu, dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:<br />a. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang kita sebut faktor individu. <br />Yang termasuk ke dalam faktor individu antara lain faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.<br />b. Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor sosial<br />Sedangkan yang faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru, dan cara dalam mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang ada atau tersedia dan motivasi sosial.<br />Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas menunjukkan bahwa belajar itu merupaka proses yang cukup kompleks. Artinya pelaksanaan dan hasilnya sangat ditentukan oleh faktor-faktor di atas. Bagi siswa yang berada dalam faktor yang mendukung kegiatan belajar akan dapat dilalui dengan lancar dan pada gilirannya akan memperoleh prestasi atau hasil belajar yang baik.<br />Sebaliknya bagi siswa yang berada dalam kondisi belajar yang tidak menguntungkan, dalam arti tidak ditunjang atau didukung oleh faktor-faktor diatas, maka kegiatan atau proses belajarnya akan terhambat atau menemui kesulitan.<br />C. Movitasi Belajar <br />1. Pengertian Motivasi <br />Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang tekandung dalam stimulasi tindakaan ke arah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar atau internal dan insentif di luar diri individu atau hadiah. Sebagai suatu masalah di dalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat.<br />Suatu prinsip yang mendasari tingkah laku ialah bahwa individu selalu mengambil jalan terpendek menuju suatu tujuan. Orang dewasa mungkin berpandangan bahwa di dalam kelas para siswa harus mengabdikan dirinya kepada penguasaan kurikulum. Akan tetapi, para siswa tidak selalu melihat tugas-tugas sekolah sebagai jalan terbaik yang menuju kearah kebebasan, produktivitas, kedewasaan, atau apa saja yang dipandang mereka sebagai perkembangan yang disukai. Dalam hubungan ini tugas guru adalah menolong mereka untuk memilih topik, kegiatan, atau tujuan yang bermanfaat, baik untuk jangka panjang maupun untuk jangka pendek.<br />D. Prinsip Motivasi<br />Prinsip ini disusun atas dasar penelitian yang seksama dalam rangka mendorong motivasi belajar para siswa di sekolah berdsarkan pandangan demokratis. Ada 17 prinsip motivasi yang dapat dilaksanakan:<br />1. Pujian lebih efektif daripada hukuman. Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan. Oleh karena itu, pujian lebih besar nilainya bagi motivasi belajar.<br />2. Semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) yang harus mendapat pemuasan. Kebutuhan-kebutuhan itu menyatakan diri dalam berbagai bentuk yang berbeda. Para siswa yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit bantuan dalam motivasi dan disiplin.<br />3. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi yang dipaksakan dari luar. Kepuasan yang didapat oleh individu itu sesuai dengan ukuran yang ada di dalam dirinya sendiri.<br />4. Jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) memerluakn usaha penguatan (reinformancement). Apabila suatu perbuatan belajar mencapai tujuan, maka perbuatan itu perlu segera diulang kembali beberapa menit kemudian sehingga hasilnya lebih mantap. Penguatan ini perlu dilakukan dalam setiap tingkatan pengalaman belajar.<br />5. Motivasi mudah menjalar luas terhadap orang lain. Guru yang berminat tinggi dan antusias akan mempengaruhi para siswa sehigga mereka juga berminat tinggi dan antusias. Siswa yang antusias akan mendorong motivasi para siswa lainnya.<br />6. Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang motivasi. Apabila seseorang telah menyadari tujuan yang hendak dicapainya, perbuatannya kearah itu akan lebih besar daya dorongnya.<br />7. Tugas-tugas yang besumber dari diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya ketimbang bila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru. Apabila siswa diberi kesempatan untuk menemukan masalah sendiri dan memecahkannya sendiri, ia akan mengembangkan motivasi ddan disiplin yang lebih baik.<br />8. Pujian-pujian yang datangnya dari luar (external rewards) kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya. Berkat dorongan orang lain, misalnya untuk memperoleh angka yang tinggi, siswa akan berusaha lebih giat karena minatnya menjadi lebih besar.<br />9. Teknik dan prosedur mengajar yang bermacam-macam itu efektif untuk memelihara minat siswa. Cara mengajar yang bervariasi ini akan meimbulkan situasi belajar yang menantang dan menyenangkan.<br />10. Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk mempelajari hal-hal lainnya. Minat khusus yang telah dimiliki oleh siswa, misalnya minat bermain bola basket, akan mudah ditransferkan kepada minat dalam bidang studi atau dihubungkan dengan masalah tertentu dalam bidang studi.<br />11. Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat para siswa yang tergolong kurang tidak ada artinya bagi para siswa yang tergolong pandai. Hal ini disebabkan oleh perbedaan tingkat abilitas pada siswa tersebut. Oleh karena itu, guru yang hendak membangkitkan minat para siswanya hendaknya menyesuaikan usahanya dengan kondisi yang ada pada mereka.<br />12. Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efketif dalam memotivasi dibandingkan dengan tekanan atau paksaan dari orang dewasa.<br />13. Motivasi erat hubungannya dengan kreativitas siswa. Dengan teknik mengajar tertentu, motivasi siswa dapat diarahkan kepada kegiatan-kegiatan kreatif. Motivasi yang telah dimiliki oleh siswa, apabila diberi semacam hambatan, misalnya adanya ujian yang mendadak, peraturan sekolah, kreativitasnya akan meningkat sehinga dia lolos dari hambatan itu.<br />14. Kecemasan akan meimbulkan kesulitan belajar. Kecemasan ini akan mengganggu perbuatan belajar sebab akan mengakibatkan pindahnya perhatiannya kepada hal lain sehingga kegiatan belajarnya menjadi tidak efketif.<br />15. Kecemasan dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih baik. Emosi yang lemah dapat menimbulkan perbuatan yang lebih energetik, kelakuan yang lebih bergairah.<br />16. Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustasi sehingga dapat menuju kepada demoralisasi. Karena terlalu sulitnya tugas itu, para siswa cenderung melakukan hal-hal yang tidak wajar sebagai manifestasi dari frustasi yang terkandung didalam dirinya.<br />17. Tiap siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang berlain-lainan. Ada siswa yang kegagalannya justru menimbulkan insentif, tetapi ada anak yang selalu berhasil malahan menjadi cemas terhadap kemungkinan timbulnya kegagalan. Hal ini bergantung pada stabilitas emosi masing-masing.<br />E. Teknik Memotivasi Berdasarkan Teori Kebutuhan<br />1. Pemberian Penghargaan atau Ganjaran<br />Teknik ini dianggap berhasil bila menumbuhkembangkan minat anak untuk mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan adalah membangkitkan atau mengembangkan minat. Jadi, penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja. Penghargaan adalah alat, bukan tujuan. Hendaknya diperhatikan jangan sampai penghargaan ini menjadi tujuan. Tujuan pemberian penghargaan karena telah melakukan kegiatan belajar dengan baik, ia akan terus melakukan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas.<br />2. Pemberian Angka atau Grade<br />Apabila pemberian angka atau grade didasarkan atas perbandingan interpersonal dalam prestasi akademis, hal ini akan menimbulkan dua hal: anak yang mendapat angka baik dan anak yang mendapat angka jelek. Pada anak yang mendapat angkan jelek mungkin akan berkembang rasa rendah diri dan tak ada semangat terhadap pekerjaan-pekerjaan sekolah.<br />Dalam hubungan ini, William Glasser dalam Schools without Failure (1969) (dalam Hamalik, Umar, 2000:184) menyatakan, “Karena grade atau angka itu lebih banyak menekankan kegagalan daripada keberhasilan, dan karena kegagalan itu merupakan dasar bagi timbulnya masalah-masalah, maka saya menyarankan sistem pelaporan kemajuan siswa yang keseluruhannya menghilangkan kegagalan. Saya menyarankan jangan ada siswa yang tergolong gagal atau hal-hal yang menyebabkan ia merasa gagal dengan adanya sistem angka.”<br />3. Keberhasilan dan Tingkat Aspirasi<br />Istilah “tingkat aspirasi” menunjuk kepada tingkat pekerjaan yang diharapkan pada masa depan berdasarkan keberhasilan atau kegagalan dalam tugas-tugas yang mendahuluinya. Konsep ini berkaitan erat dengan konsep seseorang tentang dirinya dan kekuatan-kekuatannya.<br />Menurut Smith, apa yang dicita-citakan seseorang untuk dikerjakan pada masa datang tergantung pada pengamatannya tentang apa-apa yang mungkin baginya. Menurut Borow, tingkat aspirasi banyak bergantung pada inteligensi, status sosial ekonomi, hubungan, dan harapan orang tua. Akan tetapi, faktor yang paling kuat adalah perbandingan besar-kecilnya (proporsi) pengalaman tentang keberhasilan dan kegagalan (Hamalik, Oemar, 2000:185).<br />Dalam hubungan ini guru dapat menggunakan prinsip bahwa tujuan-tujuan harus dapat dicapai dan para siswa merasa bahwa mereka akan mampu mencapainya.<br />4. Pemberian pujian<br />Teknik lain untuk memberikan motivasi adalah pujian. Namun, harus diingat bahwa efek pujian itu bergantung pada siapa yang memberi pujian dan siapa yang menerima pujian itu. Para siswa yang sangat membutuhkan keselamatan dan harga diri, mengalami kecemasan, dan merasa bergantung pada orang lain akan rsponsif terhadap pujian. Pujian dapat ditunjukkan baik secara verbal maupun secara nonverbal. Dalam bentuk nonverbal misalnya anggukan kepala, senyuman, atau tepukan bahu.<br />5. Kompetisi dan Kooperasi<br />Persaingan merupakan insentif pada kondisi-kondisi tertentu, tetapi dapat merusak pada kondisi yang lain. Dalam kompetisi harus terdapat kesepakatan yang sama untuk menang. Kompetisi harus mengandung suatu tingkat kesamaan dalam sifat-sifat para peserta.<br />Ada tiga jenis persaingan yang efektif:<br />a. Kompetisi interpersonal antara teman-teman sebaya sering menimbulkan semangat persaingan.<br />b. Kompetisi kelompok di mana setiap anggota dapat memberikan sumbangan dan terlibat di dalam keberhasilan kelompok merupakan motivasi yang sangat kuat.<br />c. Kompetisi dengan diri sendiri, yaitu dengan catatan tentang prestasi terdahulu, dapat merupakan motivasi yang efektif.<br />Adapun kebutuhan akan realisasi diri, diterima oleh kelompok, dan kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan dapat lebih banyak dipenuhi dengan cara kerja sama. Menurut Lowry dan Rankin (1969), kerja sama adalah fungsi utama dan merupakan bentuk yang paling dasar dari hubungan-hubungan antar kelompok (dalam Hamalik, Umar, 2000:186).<br />6. Pemberian harapan<br />Harapan selalu mengacu ke depan. Artinya, jika seseorang berhasil melaksanakan tugasnya atau berhasil dalam kegitan belajarnya, dia dapat memperoleh dan mencapai harapan-harapan yang telah diberikan kepadanya sebelumnya. Itu sebabnya pemberian harapan kepada siswa dapat menggugah minat dan motivasi belajar asalkan siswa yakin bahwa harapannya bakal terpenuhi kelak. Harapan itu dapat merupakan hadiah, kedudukan, nama baik, atau sejenisnya. Sebaliknya, cara ini tidak menghasilkan apa-apa jika tidak memenuhi harapan yang pernah diberikan kepada para siswa.<br />F. Model Pembelajaran Tuntas <br />1. Pengertian <br />Belajar tuntas merupakan model pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas, dengan asumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan yang dipelajari (Ramayulis, 2005:193).<br />Berdasarkan uraian di atas, maka model belajar tuntas akan terlaksana apabila, (1) siswa menguasai semua bahan pelajaran yang disajikan secara penuh, (2) bahan pengajaran dibetulkan secara sistematis.<br />Dalam proses pembelajaran dimungkinkan bagi guru untuk menetapkan tingkat penguasaan yang diharapkan dari setiap peserta didik dengan menyediakan berbagai kemungkinan belajar dan meningkatan mutu pembelajaran. Guru harus mempu meyakinkan bahwa setiap peserta didik dapat mencapai penguasaan penuh dalam belajar. <br />Menurut Carrol (dalam Ramayulis 2005:193) pada dasarnya bakat merupakan indeks kemampuan seseorang, melainkan sebagai ukuran kecepatan belajar (measures of learning rate). Artinya seorang yang memiliki bakat tinggi memerlukan waktu relatif sedikit untuk mencapai taraf penguasaan bahan dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki bakat rendah. Dengan demikian peserta didik dapat mencapai penguasaan penuh terhadap bahan yang disajikan, bila kualitas pembelajaran dan kesempatan waktu belajar dibuat tepat sesuai denagn kebutuhan masing-masing peserta didik.<br />Berdasarkan uraian di atas maka model belajar dilandasi oleh dua asumsi yaitu:<br />a. Bahwa adanya korelasi antara tingkat keberhasilan dengan kemampuan potensial (bakat). Hal ini dilandasi teori tentang bakat yang dikemukakan oleh Carrol yang menyatakan bahwa apabila para peserta didik didistibusikan secara normal dengan memperhatikan kemampuannya secara potensial untuk beberapa bidang pengajaran, kemudian mereka diberi pengajaran yang sama dan hasil belajarnya diukur, ternyata akan menunujukkan distribusi normal. Hal ini berarti bahwa peserta didik yang berbakat cenderung untuk memperoleh nilai tinggi (Ramayulis,194:1990).<br />b. Apabila dilaksanakan secara sistematis, maka semua peserta didik akan mampu menguasai bahan yang disajikan kepadanya.<br />2. Strategi Belajar Tuntas <br />Menurut Benyamin S. Bloom (Ramayulis,194:1990) ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam belajar tuntas yaitu:<br />a. Menentukan unit pelajaran (dipecah untuk setiap satu dua minggu).<br />b. Merumuskan tujuan pengajaran (secara khusus dan terukur).<br />c. Menentukan standar ketuntasan (patokan berupa persentase).<br />d. Menyusun dianostik test, test formatif sebagai dasar umpan balik.<br />e. Mempersiapkan seperangkan tugas untuk dipelajari.<br />f. Mempersiapkan seperangkat pengajaran korektif (bagi peserta didik yang lemah). <br />g. Pelaksanaan pengajaran biasa (group based instruction).<br />h. Evaluasi sumatif, (apabila selesai satu unit).<br />Strategi belajar tuntas dikembangkan oleh Bloom di atas meliputi tiga bagian, yaitu:<br />a. Mengidentifikasi prakondisi<br />b. Mengembangkan prosedur operasional <br />c. Hasil belajar <br />Strategi tersebut diimplementasikan dalam sistem pembelajaran klasikal maupun individual dengan memberikan bumbu sesuai dengan taraf kemampuan individu peserta didik berupa corrective technique, semacam pengajaran remedial, yang dilakukan dengan memberikan pengajaran terhadap tujuan yang gagal dicapai peserta didik, dengan prosedur dan metode yang berbeda dengan sebelumnya. Memberikan tambahan waktu kepada tambahan waktu kepada peseta didik yang membutuhkan (belum menguasai bahan secara tuntas).<br />Strategi belajar tuntas dapat dibedakan dari pengajaran non belajar tuntas terutama dalam hal-hal sebagai berikut:<br />a. Pelaksanaan test secara teratur untuk memperoleh balikan terhadap bahan yang diajarkan sebagai alat untuk mendiagnosa kemajuan (diagnostic progress test).<br />b. Peserta didik baru dapat melangkah pada pelajaran berikutnya setelah ia benar-benar menguasai bahan pelajaran sebelumnya sesuai dengan patokan yang ditetapkan.<br />c. Pelayanan bimbingan dan penyuluhan terhadap anak didik yang gagal mencapai taraf penguasaan penuh, melalui pengajaran korektif, yang merupakan pengajaran kembali, pengajaran tutorial, restrukturasi, kegiatan balajar dan pengajaran kembali kebiasaan-kebiasaan belajar peserta didik, sesuai dengan waktu yang diperlukan masing-masing. <br />H. Hipotesis Tindakan <br />Berdasarkan kajian pustaka tersebut di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan, ”Dengan menerapkan model pembelajaran tuntas, prestasi belajar siswa akan meningkat, begitu juga motivasi belajar mereka". <br /><br /><br /><br /> <br />BAB III<br />METODE PENELITIAN<br /><br />Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. <br />Menurut Sukidin dkk. (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan sosial eksperimental. <br /> Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan perbedaannya. Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (2000) (dalam Sukidin, dkk. 2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada: (1) tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan antara proyek dengan sekolah.<br />Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil.<br />Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.<br />A. Rancangan Penelitian<br />Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi dimasyarakat atau sekolompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, 2002:82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tidakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan invovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.<br />Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:<br />1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.<br />2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama. <br />3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.<br />4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.<br />5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu. (Arinkunto, 2002:82-83).<br />Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut: <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Gambar 3.1 Alur PTK<br />Penjelasan alur di atas adalah:<br />1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.<br />2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya model pembelajaran tuntas.<br />3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.<br />4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rangcangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.<br />Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2, dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. <br />B. Tempat dan Waktu Penelitian<br />1. Tempat Penelitian <br />Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN ABC Kec. Kota Jakarta tahun pelajaran 2009/2010.<br /><br /><br /><br />2. Waktu Penelitian<br />Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April semester genap 2009/2010.<br />C. Subyek Penelitian<br />Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas IV SDN ABC Kec. Kota Jakarta tahun pelajaran 2009/2010 pada pokok bahasan kisah-kisah Nabi.<br />D. Prosedur Penelitian <br />Penelitian ini dilaksanakan melalui 5 tahap, yaitu, (1) tahap perencanaan, (2) tahap persiapan, dan (3) tahap pelaksanaan, (4) tahap pengolahan data, dan (5) penyusunan Laporan. Tahap-tahap tersebut dapat dirinci seperti sebagai berikut.<br />1. Tahap Perencanaan<br />Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan meliputi, (1) observasi di sekolah dan diskusi dengan mitra guru, (2) penyusunan proposal penelitian.<br />2. Tahap Persiapan<br />Pada tahap persiapan ini meliputi, (1) pembuatan RP (rencana pembelajaran), (2) pembuatan LO (lembar observsi), (3) pembuatan soal tes formatif, (4) pembuatan angket untuk mengamati motivasi belajar, (5) pembuatan rambu-rambu penilaian, (5) uji coba instrumen, dan (6) seleksi dan revisi instrumen.<br /><br /><br />3. Tahap Pelaksanaan<br />Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan yang banyak berhubungan dengan lapangan dan pengolahan hasil penelitian. Tahap pelaksanaan meliputi, (1) tahap pengumpulan data dan (2) tahap pengolahan data.<br />4. Tahap Penyelesaian<br />Pada tahap ini meliputi, (1) penyusunan laporan penelitian dan (2) penggandaan laporan.<br />E. Instrumen Penelitian<br />Instrumen adalah alat pengumpul data seperti, tes, kuesioner, observasi, skala sikap, sosiometri, wawancara dan lain-lain. <br />Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini adalah berupa tes. Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau lisan atau secara perbuatan (Sudjana dan Ibrahim, 1996:100). <br />Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:<br />1. Silabus<br />Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar. <br />2. Rencana Pelajaran (RP)<br />Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.<br />3. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar<br />a. Lembar observasi pengelolaan model pembelajaran tuntas, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.<br />b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.<br />4 Tes formatif<br />Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep Pendidikan Agama Islam transaksi keuangan. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46 soal yang telah diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Langkah-langkah analisis butir soal adalah sebagai berikut:<br />a. Validitas Tes<br />Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur secara tepat. Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini dapat dihitung dengan korelasi Product Moment: <br /> (Arikunto, 2002: 72)<br />Dengan: rxy : Koefisien korelasi product moment<br />N : Jumlah peserta tes<br />ΣY : Jumlah skor total <br />ΣX : Jumlah skor butir soal<br />ΣX2 : Jumlah kuadrat skor butir soal<br />ΣXY : Jumlah hasil kali skor butir soal<br />b. Reliabilitas <br />Suatu tes dikatanan reilabel apabila tes tersebut menunjukkan hasil-hasil yang mantap. Antara validitas dengan reliabelnya suatu soal berhubungan erat, yaitu untuk memenuhi syarat relaiabilitas, suatu soal harus valid dulu. Oleh karena itu reliabilitas suatu soal tidak perlu diragukan lagi apabila soal tersebut benar-benar sudah valid, jadi soal yang valid pasti reliabel. Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus belah dua sebagai berikut:<br /> (Arikunto, 2002:93)<br />Dengan: r11 : Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan<br />r1/21/2 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes<br />Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliabel.<br />c. Taraf Kesukaran <br />Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal adalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf kesukaran adalah:<br /> (Arikunto, 2002:208)<br />Dengan: P : Indeks kesukaran<br />B : Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar<br />Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes<br /> Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:<br />• Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar<br />• Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang<br />• Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah<br />d. Daya Pembeda<br />Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:<br /> (Arikunto, 2002:211)<br />Dimana:<br />D : Indeks diskriminasi<br />BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar<br />BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar<br />JA : Jumlah peserta kelompok atas<br />JB : Jumlah peserta kelompok bawah<br /> Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.<br /> Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar<br />Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda butir soal sebagai berikut:<br />• Soal dengan D = 0,000 sampai 0,200 adalah jelek<br />• Soal dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup<br />• Soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik<br />• Soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat baik<br />5. Analisis Item Butir Soal<br />Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrumen penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi:<br />a. Validitas <br />Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Dari perhitungan 46 soal diperoleh 10 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari validitas soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.<br /><br /> Tabel 3.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa<br />Soal Valid Soal Tidak Valid<br />1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 46 5, 6, 8, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 25, 31, 32, 33, 34, 35, 40, <br /><br />b. Reliabilitas <br />Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r11 sebesar 0, 423. Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 45 dengan r (95%) = 0,294. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.<br />c. Taraf Kesukaran (P)<br />Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji terdapat: <br />• 22 soal mudah<br />• 14 soal sedang<br />• 10 soal sukar<br />d. Daya Pembeda<br />Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.<br />Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria jelek sebanyak 16 soal, berkriteria cukup 21 soal, berkriteria baik 9 soal. Uraian secara lengkap analisis daya pembeda soal tes dapat dilihat pada lampiran.<br />Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.<br />F. Teknik Analisis Data<br />Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.<br />Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.<br />Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:<br />1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif <br />Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:<br /> <br />Dengan : = Nilai rata-rata<br /> Σ X = Jumlah semua nilai siswa<br /> Σ N = Jumlah siswa<br />2. Untuk ketuntasan belajar<br />Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:<br /> <br />3. Untuk lembar observasi<br />a. Lembar observasi pengelolaan model pembelajaran tuntas. <br />Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan model pembelajaran tuntas digunakan rumus sebagai berikut:<br /> <br /> Dimana: P1 = pengamat 1 dan P2 = pengamat 2<br />b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa<br />Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut:<br /> dengan<br /> <br /> Dimana: % = Persentase pengamatan<br /> = Rata-rata <br /> = Jumlah rata-rata<br /> P1 = Pengamat 1<br /> P2 = Pengamat 2<br /><br />BAB IV<br />HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN<br /><br />Data penelitian yang diperoleh berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan model pembelajaran tuntas dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.<br /> Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan model pembelajaran tuntas yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran tuntas dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa dan guru.<br /> Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan proses belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran tuntas.<br />A. Analisis Data Penelitian Persiklus<br />1. Siklus I<br />a. Tahap Perencanaan<br />Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan model pembelajaran tuntas, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.<br /><br /><br />b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan <br />Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 2 April 2009 di Kelas IV dengan jumlah siswa 45 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah kepala sekolah dengan dibantu seorang guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar. <br />Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Tabel 4.1. Pengelolan Pembelajaran Pada Siklus I<br />No Aspek yang diamati Penilaian Rata-rata <br /> P1 P2 <br />I Pengamatan KBM<br />A. Pendahuluan<br />1. Memotivasi siswa<br />2. Menyampaikan tujuan pembelajaran <br /><br />B. Kegiatan Inti<br />1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa<br />2. Membimbing siswa melakukan kegiatan<br />3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok<br />4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil penyelidikan<br />5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep <br /><br />C. Penutup<br />1. Membimbing siswa membuat rangkuman<br />2. Memberikan evaluasi <br /><br />I Pengelolaan Waktu 2 2 2<br />III Antusiasme Kelas<br />1. Siswa Antusias<br />2. Guru Antusias <br /><br />Jumlah 32 32 32<br /><br />Keterangan : Nilai : Kriteria<br />1 : Tidak Baik<br />2 : Kurang Baik<br />3 : Cukup Baik <br />4 : Sangat Baik<br /><br /><br />Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, pengelolaan waktu, dan siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat penilaian kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I. Dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.<br />Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel berikut.<br /> <br /> Tabel 4.2. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus I<br />No Aktivitas Guru yang diamati Persentase<br />Menyampaikan tujuan <br />Memotivasi siswa/merumuskan masalah<br />Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya<br />Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi<br />Menjelaskan materi yang sulit<br />Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep<br />Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan<br />Memberikan umpan balik<br />Membimbing siswa merangkum pelajaran 7,81<br /><br />No Aktivitas Siswa yang diamati Persentase<br />Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru<br />Membaca buku siswa<br />Bekerja dengan sesama siswa<br />Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru<br />Menyajikan hasil pembelajaran<br />Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide<br />Menulis yang relevan dengan KBM<br />Merangkum pembelajaran<br />Mengerjakan tes evaluasi <br /><br /><br />Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 20,31%. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-masing sebesar 17,19% dan 12,50%. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah mengerjakan/memperhatikan penjelasan guru yaitu 21,09%. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah bekerja dengan sesama siswa, diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru, dan membaca buku yaitu masing-masing 17,58% 13,48 dan 10,74%.<br />Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran tuntas sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.<br />Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut.<br /><br /> Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I<br />No Uraian Hasil Siklus I<br />Nilai rata-rata tes formatif<br />Jumlah siswa yang tuntas belajar<br />Persentase ketuntasan belajar <br /> Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran tuntas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68,22 dan ketuntasan belajar mencapai 66,67% atau ada 30 siswa dari 45 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 66,67% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan model pembelajaran tuntas.<br />c. Refleksi<br />Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: <br />1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran<br />2) Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu<br />3) Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung<br />d. Refisi<br />Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.<br />1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.<br />2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan<br />3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.<br /><br /><br />2. Siklus II<br />a. Tahap perencanaan <br />Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan model pembelajaran tuntas dan lembar observasi guru dan siswa.<br />b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan <br />Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 9 April 2009 di Kelas IV dengan jumlah siswa 45 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah kepala sekolah dengan dibantu seorang guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. <br />Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:<br /> Tabel 4.4. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II<br />No Aspek yang diamati Penilaian Rata-rata<br /> P1 P2 <br />I Pengamatan KBM<br />A. Pendahuluan<br />1. Memotivasi siswa<br />2. Menyampaikan tujuan pembelajaran <br /><br /> B. Kegiatan Inti<br />1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa<br />2. Membimbing siswa melakukan kegiatan<br />3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok<br />4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil peneyelidikan<br />5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep <br /><br /> C. Penutup<br />1. Membimbing siswa membuat rangkuman<br />2. Memberikan evaluasi <br /><br />II Pengelolaan Waktu 3 3 3<br />III Antusiasme Kelas<br />1. Siswa Antusias<br />2. Guru Antusias <br /><br />Jumlah 41 43 42<br />Keterangan : Nilai : Kriteria<br />1 : Tidak Baik<br />2 : Kurang Baik<br />3 : Cukup Baik <br />4 : Sangat Baik<br /><br />Dari tabel diatas, tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan model pembelajaran tuntas mendapatkan penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namum demikian penilaian tersebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.<br />Dengan penyempurnaan aspek-aspek di atas dalam penerapan model pembelajaran tuntas diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa yang telah mereka lakukan.<br /> Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa:<br /><br /> Tabel 4.5. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II<br />No Aktivitas Guru yang diamati Persentase<br /><br />9 Menyampaikan tujuan <br />Memotivasi siswa/merumuskan masalah<br />Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya<br />Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi<br />Menjelaskan materi yang sulit<br />Membimbing dan mengamati siswa dalam menentukan konsep<br />Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan<br />Memberikan umpan balik<br />Membimbing siswa merangkum pelajaran 71,81<br /><br />No Aktivitas Siswa yang diamati Persentase<br /><br />9 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru<br />Membaca buku siswa<br />Bekerja dengan sesama siswa<br />Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru<br />Menyajikanhasil pembelajaran<br />Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide<br />Menulis yang relevan dengan KBM<br />Merangkum pembelajaran<br />Mengerjakan tes evaluasi/latihan 12,11<br /><br /><br />Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 23,44%. Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan. Selain itu aktivitas guru yang mengalami peningkatan adalah menjelaskan materi yang sulit sebesar 14,06%. Meminta siwa mendiskusikan dan menyajikan hasil kegiatan 10,93%. Disamping itu ada juga aktivitas guru yang mengalami penurunan antara lain memotivasi siswa dan mengaitkan dengan materi sebelumnya masing-masing menjadi 6,25%, memberi umpan balik menjadi 15,63% dan membimbing siswa merangkum pelajaran menjadi 6,25% <br />Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II adalah bekerja dengan sesama siswa yaitu 19,53%. Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas siswa yang mengalami peningkatan adalah membaca buku menjadi 13,67%, diskusi antar siswa/antar siswa dengan guru menjadi 14,06%, menyajikan hasil pembelajaran menjadi 7,42%, mengajukan pertanyaan/ide dan merangkum pemelajaran masing-masing menjadi 9,38%. <br />Aktivitas lainnya yang mengalami penurunan adalah menulis yang relevan dengan KBM menjadi 12,11% dan mengerjakan tes evaluasi menjadi 6.25%.<br />Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa terlihat pada tabel berikut.<br /><br /> Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II<br />No Uraian Hasil Siklus II<br />1<br />2<br />3 Nilai rata-rata tes formatif<br />Jumlah siswa yang tuntas belajar<br />Persentase ketuntasan belajar 74,67<br />34<br />75,56<br /><br />Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 74,67 dan ketuntasan belajar mencapai 75,56% atau ada 34 siswa dari 45 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan menerapkan model pembelajaran tuntas.<br />c. Refleksi<br />Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:<br />1) Memotivasi siswa<br />2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep <br />3) Pengelolaan waktu<br /><br /><br />d. Revisi Rancangan<br />Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain:<br />1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.<br />2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.<br />3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.<br />4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.<br />5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.<br />3. Siklus III<br />a. Tahap Perencanaan<br />Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan model pembelajaran tuntas dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.<br />b. Tahap kegiatan dan pengamatan<br />Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 16 April 2009 di Kelas IV dengan jumlah siswa 45 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah kepala sekolah dengan dibantu seorang guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. <br />Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut: <br /><br /> Tabel 4.7. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III<br />No Aspek yang diamati Penilaian Rata-rata<br /> P1 P2 <br />I Pengamatan KBM<br />A. Pendahuluan<br />1. Memotivasi siswa<br />2. Menyampaikan tujuan pembelajaran <br /><br /><br /> B. Kegiatan Inti<br />1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa<br />2. Membimbing siswa melakukan kegiatan<br />3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok<br />4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil peneyelidikan<br />5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep <br /><br /><br /> C. Penutup<br />1. Membimbing siswa membuat rangkuman<br />2. Memberikan evaluasi <br /><br />II Pengelolaan Waktu 3 3 3<br />III Antusiasme Kelas<br />1. Siswa Antusias<br />2. Guru Antusias <br /><br /> Jumlah 45 44 44,5<br /> <br />Keterangan : Nilai : Kriteria<br />1 : Tidak Baik<br />2 : Kurang Baik<br />3 : Cukup Baik <br />4 : Sangat Baik<br /><br />Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan model pembelajaran tuntas mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.<br />Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan model pembelajaran tuntas diharapkan dapat berhasil semaksimal mungkin.<br /> Tabel 4.8. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus III<br />No Aktivitas Guru yang diamati Persentase<br />1<br /><br />9 Menyampaikan tujuan <br />Memotivasi siswa/merumuskan masalah<br />Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya<br />Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi<br />Menjelaskan materi yang sulit<br />Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep<br />Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan<br />Memberikan umpan balik<br />Membimbing siswa merangkum pelajaran 7,81<br /><br />No Aktivitas Siswa yang diamati Persentase<br /><br />9 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru<br />Membaca buku siswa<br />Bekerja dengan sesama siswa<br />Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru<br />Menyajikanhasil pembelajaran<br />Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide<br />Menulis yang relevan dengan KBM<br />Merangkum pembelajaran<br />Mengerjakan tes evaluasi/latihan 12,50<br /><br /><br />Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 20,31%, aspek ini menurun kembali seperti pada siklus I. Sedangkan aktivitas menjelaskan materi yang sulit, meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil pembelajaran, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab menurun masing-masing menjadi sebesar 10,94%, 6,25%, dan 7,81% <br />Aktivitas lain yang mengalami peningkatan adalah mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya dan menyampaikan langkah-langkah strategis masing menjadi 10,94% dan 17,19%. Adapun aktivitas yang lain tidak mengalami perubahan.<br />Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus III adalah membaca buku yaitu sebesar 19,53% dan diskusi antar siswa/antar siswa dengan guru menjadi sebesar 19,14%, aspek ini mengalami peningkatan dibanding siklus sebelumnya. aktivitas lain yang mengalami peningkatan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru menjadi 12,50%, dan mengerjakan tes evaluasi menjadi sebesar 6,844%.<br />Sedangkan aktivitas yang mengalami penurunan adalah bekerja sama dengan sesama siswa menjadi 13,87%, mengajukan pertanyaan/ide menjadi 5,86%, menulis yang relevan dengan KBM menjadi 7,03% dan merangkum pembelajaran menjadi 7,81%.<br />Berikutnya adalah rekapitulasai hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut.<br /><br /> Tabel 4.9. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III<br />No Uraian Hasil Siklus III<br />1<br />2<br />3 Nilai rata-rata tes formatif<br />Jumlah siswa yang tuntas belajar<br />Persentase ketuntasan belajar 79,78<br />39<br />86,67<br /><br />Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 78,60 dan dari 45 siswa yang telah tuntas sebanyak 39 siswa dan 6 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,67% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran tuntas sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.<br />c. Refleksi<br />Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan menerapan model pembelajaran tuntas. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: <br />1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.<br />2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.<br />3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.<br />4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.<br /><br /><br />d. Revisi Pelaksanaan <br />Pada siklus III guru telah menerapkan model pembelajaran tuntas dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan model pembelajaran tuntas dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.<br />B. Pembahasan<br />1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa<br />Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran tuntas memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 66,67%, 75,56%, dan 86,67%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.<br />2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran <br />Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran tuntas dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.<br />3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran <br />Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada pada pokok bahasan kisah-kisah Nabi dengan model pembelajaran tuntas yang paling dominan adalah bekerja dengan sesama siswa, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.<br />Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran tuntas dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />BAB V<br />SIMPULAN DAN SARAN<br /><br />A. Simpulan <br />Berdasarkan dari tujuan penelitian tindakan kelas (action research) untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang terjadi di kelas, serta berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:<br />1. Model pembelajaran tuntas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam, hal ini terlihat dengan ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66,67%), siklus II (75,56%), siklus III (86,67%). <br />2. Model pembelajaran tuntas dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan, siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok dan mampu mempertangungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok, serta penerapan model pembelajaran tuntas mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.<br />B. Saran<br />Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:<br />1. Untuk melaksanakan model pembelajaran tuntas memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model pembelajaran tuntas dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.<br />2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.<br />3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SDN ABC Kec. Kota Jakarta tahun pelajaran 2009/2010.<br />4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.<br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br />Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.<br />Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineksa Cipta.<br />Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.<br />Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.<br />Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.<br />Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.<br />Djamarah. Syaiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.<br />Hamalik, Oemar. 1994. Metode Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.<br />Hamalik,Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. <br />Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria Dearcin University Press.<br />Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.<br />Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.<br />Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.<br />Poerwodarminto. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Ilmu.<br />Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.<br />Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.<br />Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.<br />Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.<br />Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineksa Cipta.<br />Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.<br />Lampiran 1<br /><br />LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN KBM<br /><br />Nama Sekolah : ………………. Nama Guru : ………………………<br />Mata Pelajaran : ………………. Hari/tanggal : ………………………<br />Sub Konsep : ………………. Pukul : ………………………<br /><br />Petunjuk<br />Berikan penilan anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai.<br />No Aspek yang diamati Penilaian<br /> 1 2 3 4<br />I Pelaksanaan <br />A. Pendahuluan <br />1. Memotivasi Siswa<br />2. Menyampaikan tujuan pembelajaran <br />B. Kegiatan Inti <br />1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa.<br />2. Membimbing siswa melakukan kegiatan.<br />3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok <br />4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil penyelidikan.<br />5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.<br />C. Penutup<br />1. Membimbing siswa membuat rangkuman.<br />2. Memberikan evaluasi. <br />II Pengelolaan waktu <br />III Antusiasme kelas <br />1. Siswa antusias <br />2. Guru Antusias. <br /> <br />Keterangan Jakarta, ……….2009<br />1. Kurang baik Pengamat <br />2. Cukup baik <br />3. Baik <br />4. Sangat baik <br /> (…………………………..)<br /><br /><br /><br /><br />Lampiran 2<br />LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DAN SISWA DALAM KBM<br /><br />Nama Sekolah : Tanggal :<br />Kelas/semester : Waktu : <br />Bahan Kajian : Nama Guru : <br />Petunjuk Pengisian <br />Amatilah aktivitas gurudan siswa dalam kelompok sampel selama kegiatan belajar berlangsung kemudian isilah lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut:<br />1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkinkan dapat melihat semua aktivitas siswa yang diamati.<br />2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan, kemudian ½ menit pengamat menuliskan kode kategori pengamatan.<br />3. Pengamatan ditujukan untuk kedua kelompok yang melakukan secara bergantian setiap periode waktu tiga menit.<br />4. Kode-kode kategori dituliskan secara berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom yang tersedia.<br />5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secara serempak.<br />Aktivitas guru Aktivitas siswa<br />1. Menyampaikan tujuan <br />2. Memotivasi siswa/merumusan masalah.<br />3. Mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya.<br />4. Menyampaikan langkah-langkah/strategi<br />5. Menjelaskan materi yang sulit<br />6. Memebimbing menemukan konsep.<br />7. Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan.<br />8. Memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab.<br />9. Membimbing siswa merangkum pelajaran. 1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru.<br />2. Membaca buku.<br />3. Bekerja dengan sesama siswa<br />4. Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru.<br />5. Menyajikan hasil pembelajaran <br />6. Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide.<br />7. Menulis yang relevan dengan KBM.<br />8. Merangkum pembelajaran.<br />9. Mengerjakan tes evaluasi.<br /><br /> Nama Guru: <br /> <br /> <br /> <br /><br />Nama Murid: Nama Murid:<br /> <br /> <br /> <br /> <br />Nama Murid: Nama Murid:<br /> <br /> <br /> <br /> <br />Nama Murid: Nama Murid:<br /> <br /> <br /> <br /> <br />Nama Murid: Nama Murid:<br /> <br /> <br /> <br /><br /> Jakarta, 2009<br /> Pengamat <br /><br /> (…………………….)<br />Lampiran 3<br /><br />Data Pengamatan Pengelolaan KBM Pada Siklus I <br /><br />No. Aspek yang diamati Penilaian <br /> P1 P2<br /> 1 2 3 4 1 2 3 4<br />I Pelaksanaan <br />A. Pendahuluan <br />1. Memotivasi Siswa<br />2. Menyampaikan tujuan pembelajaran <br />B. Kegiatan Inti <br />1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa.<br />2. Membimbing siswa melakukan kegiatan.<br />3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok <br />4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil penyelidikan<br />5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.<br />C. Penutup<br />1. Membimbing siswa membuat rangkuman.<br />2. Memberikan evaluasi. <br /><br /><br />II Pengelolaan waktu √ √ <br />III Antusiasme kelas <br />1. Siswa antusias <br />2. Guru Antusias. <br /><br /><br /><br />Keterangan:<br /><br /> <br /> Dimana: P1 = pengamat 1 <br />P2 = pengamat 2<br /><br /><br /><br /><br />Lampiran 4<br /><br />Data Pengamatan Pengelolaan KBM Pada Siklus II <br /><br />No. Aspek yang diamati Penilaian <br /> P1 P2<br /> 1 2 3 4 1 2 3 4<br />I Pelaksanaan <br />A. Pendahuluan <br />1. Memotivasi Siswa<br />2. Menyampaikan tujuan pembelajaran <br />B. Kegiatan Inti <br />1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa.<br />2. Membimbing siswa melakukan kegiatan.<br />3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok <br />4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil penyeledikan<br />5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.<br />C. Penutup<br />1. Membimbing siswa membuat rangkuman.<br />2. Memberikan evaluasi. <br /><br />√<br />√<br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br />II Pengelolaan waktu √ √ <br />III Antusiasme kelas <br />1. Siswa antusias <br />2. Guru Antusias <br /><br /><br /><br /><br />Keterangan:<br /><br /> <br /> Dimana: P1 = pengamat 1 <br />P2 = pengamat 2<br /><br /><br /><br /><br />Lampiran 5<br /><br />Data Pengamatan Pengelolaan KBM Pada Siklus III<br /><br />No. Aspek yang diamati Penilaian <br /> P1 P2<br /> 1 2 3 4 1 2 3 4<br />I Pelaksanaan <br />A. Pendahuluan <br />1. Memotivasi Siswa<br />2. Menyampaikan tujuan pembelajaran <br />B. Kegiatan Inti <br />1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa.<br />2. Membimbing siswa melakukan kegiatan.<br />3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok <br />4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil penyelidikan<br />5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.<br />C. Penutup<br />1. Membimbing siswa membuat rangkuman.<br />2. Memberikan evaluasi. <br /><br />√<br />√<br /> <br /><br /><br /><br /> <br /><br /> <br />II Pengelolaan waktu √ √ <br />III Antusiasme kelas <br />3. Siswa antusias <br />4. Guru Antusias. <br />√<br /> <br /><br />√ <br />√<br /> <br /><br />√ <br /><br /><br /><br />Keterangan:<br /><br /> <br /> Dimana: P1 = pengamat 1 <br />P2 = pengamat 2<br /><br /><br /><br /><br />Lampiran 6<br /><br />Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I<br /><br />No. Nama (Guru-Siswa) P RP I (80 menit) Jumlah<br /> Nama Guru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 <br /> P1 2 3 3 3 4 6 3 5 3 32<br /><br /> P2 3 2 2 3 4 7 3 6 2 32<br /><br /> Rata-rata X 2.5 2.5 2.5 3 4 6.5 3 5.5 2.5 32<br /><br /> Prosentase % 7.81 7.81 7.81 9.38 12.50 20.31 9.38 17.19 7.81 100<br /><br />1 Nama Siswa P1 4 4 6 4 2 3 3 2 4 32<br /><br /> P2 8 2 5 5 2 2 4 2 2 32<br /><br />2 Nama Siswa P1 6 4 6 4 2 3 2 2 3 32<br /><br /> P2 8 2 7 5 1 2 3 2 2 32<br /><br />3 Nama Siswa P1 5 3 7 5 1 3 2 2 4 32<br /><br /> P2 10 4 4 4 1 2 3 2 2 32<br /><br />4 Nama Siswa P1 4 4 7 5 2 3 2 3 2 32<br /><br /> P2 10 4 4 3 1 2 4 2 2 32<br /><br />5 Nama Siswa P1 6 2 8 4 3 1 2 2 4 32<br /><br /> P2 8 3 4 5 3 3 2 2 2 32<br /><br />6 Nama Siswa P1 6 4 6 4 1 3 2 2 4 32<br /><br /> P2 8 4 3 5 1 3 4 2 2 32<br /><br />7 Nama Siswa P1 5 4 6 3 3 4 2 2 3 32<br /><br /> P2 5 4 4 5 3 3 3 3 2 32<br /><br />8 Nama Siswa P1 6 3 8 4 3 1 2 2 3 32<br /><br /> P2 9 4 5 4 1 2 3 2 2 32<br /><br />Jumlah P1 42<br />28<br />54<br />33<br />17<br />21<br />17<br />17<br />27<br />256<br /><br /> P2 66<br />27<br />36<br />36<br />13<br />19<br />26<br />17<br />16<br />256<br /><br />Rata-rata X 54 27.5 45 34.5 15 20 21.5 17 21.5 256<br /><br />Prosentase rata-rata % 21.09 10.74 17.58 13.48 5.86 7.81 8.40 6.64 8.40 100<br /><br /><br />Keterangan:<br /><br />Rata-rata (x) <br /><br />Prosentase rata-rata (%) <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Lampiran 7<br /><br />Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran II<br /><br />No. Nama (Guru-Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah<br /> Nama Guru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 <br /> P1 2 2 2 3 5 7 4 5 2 32<br /><br /> P2 3 2 2 3 4 8 3 5 2 32<br /><br /> Rata-rata X 2.5 2 2 3 4.5 7.5 3.5 5 2 32<br /><br /> Prosentase % 7.81 6.25 6.25 9.38 14.06 23.44 10.93 15.63 6.25 100<br /><br />1 Nama Siswa P1 2 5 6 5 2 5 2 3 2 32<br /><br /> P2 3 5 6 5 2 4 2 3 2 32<br /><br />2 Nama Siswa P1 3 4 7 5 2 4 2 3 2 32<br /><br /> P2 2 6 5 5 3 3 3 3 2 32<br /><br />3 Nama Siswa P1 4 4 6 5 3 3 2 3 2 32<br /><br /> P2 4 4 7 4 2 3 3 3 2 32<br /><br />4 Nama Siswa P1 4 6 6 4 1 5 2 2 2 32<br /><br /> P2 3 5 6 4 3 4 3 2 2 32<br /><br />5 Nama Siswa P1 5 4 6 4 3 3 2 3 2 32<br /><br /> P2 5 5 5 4 4 1 4 2 2 32<br /><br />6 Nama Siswa P1 5 2 7 6 1 2 3 4 2 32<br /><br /> P2 3 4 7 6 1 2 3 4 2 32<br /><br />7 Nama Siswa P1 6 4 6 2 3 3 2 4 2 32<br /><br /> P2 4 3 9 4 2 1 4 3 2 32<br /><br />8 Nama Siswa P1 4 3 6 5 3 3 3 3 2 32<br /><br /> P2 5 6 5 4 3 2 2 3 2 32<br /><br />Jumlah P1 33<br />32<br />50<br />36<br />18<br />28<br />18<br />25<br />16<br />256<br /><br /> P2 29<br />38<br />50<br />36<br />20<br />20<br />24<br />23<br />16<br />256<br /><br />Rata-rata X 31 35 50 36 19 24 21 24 16 256<br /><br />Prosentase rata-rata % 12.11 13.67 19.53 14.06 7.42 9.38 8.20 9.38 6.25 100<br /><br /><br />Keterangan:<br /><br />Rata-rata (x) <br /><br />Prosentase rata-rata (%) <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Lampiran 8<br /><br />Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III<br /><br />No. Nama (Guru-Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah<br /> Nama Guru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 <br /> P1 3 2 4 5 2 7 2 5 2 32<br /><br /> P2 3 2 3 6 5 6 2 4 2 33<br /><br /> Rata-rata X 2.5 2 3.5 5.5 3.5 6.5 2 4.5 2 32<br /><br /> Prosentase % 7.81 6.25 10.94 17.19 10.94 20.31 6.25 14.06 6.25 100<br /><br />1 Nama Siswa P1 2 5 5 7 2 3 3 3 2 32<br /><br /> P2 3 6 5 6 3 2 2 3 2 32<br /><br />2 Nama Siswa P1 5 6 4 6 2 3 2 2 2 32<br /><br /> P2 5 6 7 4 2 2 1 2 3 32<br /><br />3 Nama Siswa P1 4 5 2 2 9 1 4 3 2 32<br /><br /> P2 3 5 6 6 1 2 4 2 3 32<br /><br />4 Nama Siswa P1 4 6 5 6 2 2 3 2 2 32<br /><br /> P2 5 8 6 4 1 1 3 2 2 32<br /><br />5 Nama Siswa P1 4 7 4 7 2 2 1 3 2 32<br /><br /> P2 5 9 4 7 0 1 2 2 2 32<br /><br />6 Nama Siswa P1 4 6 4 8 2 2 2 2 2 32<br /><br /> P2 3 8 4 7 3 1 1 3 2 32<br /><br />7 Nama Siswa P1 5 4 3 7 2 3 3 3 2 32<br /><br /> P2 3 7 6 6 3 1 1 2 3 32<br /><br />8 Nama Siswa P1 5 5 2 7 2 2 3 4 2 32<br /><br /> P2 4 7 4 8 2 2 1 2 2 32<br /><br />Jumlah P1 33<br />44<br />29<br />50<br />23<br />18<br />21<br />22<br />16<br />256<br /><br /> P2 31<br />56<br />42<br />48<br />15<br />12<br />15<br />18<br />19<br />256<br /><br />Rata-rata X 32 50 35.5 49 19 15 18 20 17.5 256<br /><br />Prosentase rata-rata % 12.50 19.53 13.87 19.14 7.42 5.86 7.03 7.81 6.84 100<br /><br /><br />Keterangan:<br /><br />Rata-rata (x) <br /><br />Prosentase rata-rata (%) <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Lampiran 9<br /> Hasil Tes Ulangan Harian Pada Siklus I<br />No. Nama Nilai Keterangan<br /> T TT<br />1 Nama Siswa 100 √ <br />2 Nama Siswa 60 √<br />3 Nama Siswa 80 √ <br />4 Nama Siswa 60 √<br />5 Nama Siswa 70 √ <br />6 Nama Siswa 80 √ <br />7 Nama Siswa 70 √ <br />8 Nama Siswa 50 √<br />9 Nama Siswa 70 √ <br />10 Nama Siswa 40 √<br />11 Nama Siswa 90 √ <br />12 Nama Siswa 60 √<br />13 Nama Siswa 70 √ <br />14 Nama Siswa 70 √ <br />15 Nama Siswa 70 √ <br />16 Nama Siswa 50 √<br />17 Nama Siswa 90 √ <br />18 Nama Siswa 50 √<br />19 Nama Siswa 70 √ <br />20 Nama Siswa 70 √ <br />21 Nama Siswa 40 √<br />22 Nama Siswa 80 √ <br />23 Nama Siswa 70 √ <br />24 Nama Siswa 80 √ <br />25 Nama Siswa 50 √<br />26 Nama Siswa 70 √ <br />27 Nama Siswa 70 √ <br />28 Nama Siswa 80 √ <br />29 Nama Siswa 70 √ <br />30 Nama Siswa 50 √<br />31 Nama Siswa 60 √<br />32 Nama Siswa 100 √ <br />33 Nama Siswa 70 √ <br />34 Nama Siswa 70 √ <br />35 Nama Siswa 80 √ <br />36 Nama Siswa 60 √<br />37 Nama Siswa 50 √<br />38 Nama Siswa 80 √ <br />39 Nama Siswa 70 √ <br />40 Nama Siswa 70 √ <br />41 Nama Siswa 70 √ <br />42 Nama Siswa 60 √<br />43 Nama Siswa 80 √ <br />44 Nama Siswa 70 √ <br />45 Nama Siswa 50 √<br />Jumlah 3070<br />30 15<br /><br /><br /><br />Keterangan:<br />T : Tuntas <br />TT : Tidak tuntas <br />Jumlah Siswa yang tuntas : 30<br />Jumlah siswa yang tidak tuntas : 15<br />Skor Maksimal Ideal : 4500<br />Skor Tercapai : 3070<br />Rata-rata Skor Tercapai : 68,22 <br />Prosentase Ketuntasan : 66,67%<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Lampiran 10<br /> Hasil Tes Ulangan Harian Pada Siklus II<br />No. Nama Nilai Keterangan<br /> T TT<br />1 Nama Siswa 100 √ <br />2 Nama Siswa 60 √<br />3 Nama Siswa 90 √ <br />4 Nama Siswa 70 √ <br />5 Nama Siswa 70 √ <br />6 Nama Siswa 90 √ <br />7 Nama Siswa 70 √ <br />8 Nama Siswa 50 √<br />9 Nama Siswa 80 √ <br />10 Nama Siswa 50 √<br />11 Nama Siswa 100 √ <br />12 Nama Siswa 60 √<br />13 Nama Siswa 80 √ <br />14 Nama Siswa 70 √ <br />15 Nama Siswa 80 √ <br />16 Nama Siswa 60 √<br />17 Nama Siswa 90 √ <br />18 Nama Siswa 60 √<br />19 Nama Siswa 70 √ <br />20 Nama Siswa 70 √ <br />21 Nama Siswa 50 √<br />22 Nama Siswa 80 √ <br />23 Nama Siswa 80 √ <br />24 Nama Siswa 90 √ <br />25 Nama Siswa 60 √<br />26 Nama Siswa 80 √ <br />27 Nama Siswa 80 √ <br />28 Nama Siswa 90 √ <br />29 Nama Siswa 80 √ <br />30 Nama Siswa 60 √<br />31 Nama Siswa 70 √ <br />32 Nama Siswa 100 √ <br />33 Nama Siswa 80 √ <br />34 Nama Siswa 80 √ <br />35 Nama Siswa 80 √ <br />36 Nama Siswa 70 √ <br />37 Nama Siswa 50 √<br />38 Nama Siswa 80 √ <br />39 Nama Siswa 90 √ <br />40 Nama Siswa 80 √ <br />41 Nama Siswa 70 √ <br />42 Nama Siswa 70 √ <br />43 Nama Siswa 80 √ <br />44 Nama Siswa 80 √ <br />45 Nama Siswa 60 √<br />Jumlah 3360<br />34 11<br /><br /><br /><br />Keterangan:<br />T : Tuntas <br />TT : Tidak tuntas <br />Jumlah Siswa yang tuntas : 34<br />Jumlah siswa yang tidak tuntas : 11<br />Skor Maksimal Ideal : 4500<br />Skor Tercapai : 3360<br />Rata-rata Skor Tercapai : 74,67 <br />Prosentase Ketuntasan : 75,56%<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br />Lampiran 11<br /> Hasil Tes Ulangan Harian Pada Siklus III<br />No. Nama Nilai Keterangan<br /> T TT<br />1 Nama Siswa 100 √ <br />2 Nama Siswa 70 √ <br />3 Nama Siswa 90 √ <br />4 Nama Siswa 80 √ <br />5 Nama Siswa 80 √ <br />6 Nama Siswa 90 √ <br />7 Nama Siswa 90 √ <br />8 Nama Siswa 60 √<br />9 Nama Siswa 90 √ <br />10 Nama Siswa 60 √<br />11 Nama Siswa 100 √ <br />12 Nama Siswa 70 √ <br />13 Nama Siswa 80 √ <br />14 Nama Siswa 80 √ <br />15 Nama Siswa 80 √ <br />16 Nama Siswa 70 √ <br />17 Nama Siswa 90 √ <br />18 Nama Siswa 60 √<br />19 Nama Siswa 80 √ <br />20 Nama Siswa 80 √ <br />21 Nama Siswa 60 √<br />22 Nama Siswa 90 √ <br />23 Nama Siswa 80 √ <br />24 Nama Siswa 90 √ <br />25 Nama Siswa 70 √ <br />26 Nama Siswa 90 √ <br />27 Nama Siswa 90 √ <br />28 Nama Siswa 90 √ <br />29 Nama Siswa 80 √ <br />30 Nama Siswa 60 √<br />31 Nama Siswa 80 √ <br />32 Nama Siswa 100 √ <br />33 Nama Siswa 80 √ <br />34 Nama Siswa 80 √ <br />35 Nama Siswa 80 √ <br />36 Nama Siswa 70 √ <br />37 Nama Siswa 50 √<br />38 Nama Siswa 90 √ <br />39 Nama Siswa 80 √ <br />40 Nama Siswa 80 √ <br />41 Nama Siswa 90 √ <br />42 Nama Siswa 80 √ <br />43 Nama Siswa 80 √ <br />44 Nama Siswa 80 √ <br />45 Nama Siswa 70 √ <br />Jumlah 3590<br />39 6<br /><br /><br /><br />Keterangan:<br />T : Tuntas <br />TT : Tidak tuntas <br />Jumlah Siswa yang tuntas : 39<br />Jumlah siswa yang tidak tuntas : 6<br />Skor Maksimal Ideal : 4500<br />Skor Tercapai : 3590<br />Rata-rata Skor Tercapai : 79,78 <br />Prosentase Ketuntasan : 86,67%<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR <br />PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN TUNTAS PADA SISWA KELAS IV <br />SDN ABC KEC. KOTA JAKARTA <br />TAHUN PELAJARAN 2009/2010<br /><br /><br /><br /><br />KARYA TULIS ILMIAH<br /><br /><br />Oleh <br />NAMA GURU S.Ag<br />NIP: 130 000 000<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />DINAS PENDIDIKAN <br />SDN ABC KEC. KOTA JAKARTA<br />2009<br />ABSTRAK<br /><br /><br />Nama Guru, 2008. Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Menerapkan Model Pengajaran Tuntas Pada Siswa Kelas IV SDN ABC Kec. Kota Jakarta Tahun Pelajaran 2009/2010<br /><br />Kata Kunci: Pendidikan Agama Islam, model pembelajaran tuntas<br /><br />Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan intruksional khusus. Sebab dalam kegiaatan belajar mengajar, mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.<br />Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Apakah penerapan model pembelajaran tuntas dapat meningkatkan prestasi siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama Islam (b) Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran tuntas dalam meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam?<br />Untuk meningkatkan prestasi dan motivasi siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam, khususnya di SDN ABC Kec. Kota Jakarta, salah satunya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran tuntas. Dengan menerapkan metode pembelajaran ini diharapkan prestasi serta motivasi belajar Pendidikan Agama Islam dapat meningkat.<br />Tujuan penelitian tindakan ini adalah: (a) Ingin mengetahui bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam setelah diterapkannya model pembelajaran tuntas. (b) Ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran tuntas dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama Islam.<br />Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN ABC Kec. Kota Jakarta tahun pelajaran 2009/2010. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.<br />Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (66,67%), siklus II (75,56%), siklus III (86,67%).<br />Kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran tuntas dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa SDN ABC Kec. Kota Jakarta tahun pelajaran 2009/2010, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Pendidikan Agama Islam.<br />DAFTAR ISI<br /><br />Halaman<br />Halaman Judul i <br />Lembar Pengesahan ii<br />Kata Pengantar iii<br />Abstrak iv<br />Daftar Isi vi<br />BAB I PENDAHULUAN<br />A. Latar Belakang Masalah 1<br />B. Rumusan Masalah 4<br />C. Pemecahan Masalah 5<br />D. Batasan Masalah 5<br />E. Tujuan Penelitian 5<br />F. Manfaat Penelitian 6<br />G. Definisi Operasional 6 <br />BAB II KAJIAN PUSTAKA <br />A. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar 8<br />B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 10<br />C. Motivasi Belajar 11<br />D. Prinsip Motivasi 11<br />E. Teknik Mimotivasi Berdasarkan Kebutuhan 15<br />F. Model Pembelajaran Tuntas 18<br />G. Hipotesis Tindakan 21<br />BAB III METODE PENELITIAN<br />A. Rancangan Penelitian 24 <br />B. Tempat dan Waktu Penelitian 27<br />C. Subyek Penelitian 28<br />D. Prosedur Penelitian 28<br />E. Instrumen Penelitian 29<br />F. Teknik Analisis Data 35<br />BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN<br />A. Analisis Data Penelitian Persiklus 38<br />B. Pembahasan 55<br />BAB V SIMPULAN DAN SARAN <br />A. Simpulan 57<br />B. Saran 57<br />DAFTAR PUSTAKA 59perpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-91214484357395510312010-05-01T08:29:00.000-07:002010-05-02T16:42:27.895-07:00- KUMPULAN PIDATO BAHASA INGGRIS<span style="font-weight:bold;"></span>KUMPULAN PIDATO INGGRIS<br /><span style="font-weight:bold;">Potret Pendidikan Indonesia<br />“A Reflection of Education for Indonesian Future”.<br /></span><br /><br />Juries, ladies and gentlemen, Standing here, I would like to deliver my speech under title “Reflection of Education for Indonesian Future.<br />Ladies and Gentlemen:<br />Do you still remember the tragedy of the atomic bomb fell on Nagasaki and Hiroshima, Japan, in 1945? It became the world's historical record. Japan devastated. At the same year in Indonesia, August 17, 1945, our nation celebrated independence as a sign of the escape from the hands of colonialism. Japan was devastated country, Indonesia got freedom. Logically, a country that developed rapidly since Indonesia had a chance to build itself our nation (Indonesia). However, reality shows the fact on the contrary; today Japan is superior country that built itself and the far left Indonesia. <br />Ladies and Gentlemen, do you know why it happens?<br />The key of success that Japan established itself is a great attention to the development of Human Resources by paying attention education. The first step taken from Japan government was to record how many teachers and doctors were still alive. The result is very amazing. After approximately 20 years, Japan can become an advanced country. For education sector, Japan is the best nation of Asian. Japan is really aware that teacher has crucial role in developing country. <br />Happy brothers and sisters,<br />What about in Indonesia?<br />Indonesian government is far behind from all especially Asian nations. This is supported by the lack of government attention. If there is a concern but it is serious and professional in management. Furthermore, the process of management is not transparency and inappropriate policy whereas our country is considered as one of the countries that has sufficient natural resources as a major capital to build the country. But the reality of poverty and unemployment still become the main enemy. We may forget that the progress of a nation depends on the merit of human qualities or human development index. <br />Indonesian government is far behind from all especially Asian nations. This is supported by the lack of government attention. If there is a concern but it is not serious and professional in management. Furthermore, the process of management is not transparency and inappropriate policy whereas our country is considered as one of the countries that has sufficient natural resources as a major capital to build the country. But the reality of poverty and unemployment still become the main enemy. We may forget that the progress of a nation depends on the merits of human qualities or human development index. Jhon Neisbitt Mega trends in 2000 in his book reminds us by saying: "A poor country could rise, even without the natural resources abundant, if the nation did enough invest, namely in terms of quality human resources." <br /><br />Ladies and Gentlemen <br /> Then, how do we have attitude the weaknesses of our education above? It is difficult to change our nation problem which has more than 210 million people whereas our nation will face hard challenge in the future concerning the life of Indonesian people in national and global life among the nations of the world. <br /> <br />The main key of education success for the future is we must be optimistic about the future without having to lose our rationality to be always self correct and improve our weaknesses. The rise of education budget that becomes 20 % of national budget is a clear proof from government attention to the development of our education. <br /><br />Ladies and Gentlemen, <br />Optimism is not enough if not preceded by concrete steps. Then what concrete steps can we do to improve our education in the future? Exactly the answer is very much, but I personally try to give a simple answer. These answers are a reflection for us.<br /><br />One: education is a responsibility of all citizens. It is not just responsibility of school. We have a moral obligation to save education. The government must also guarantee citizen by giving free education such as fellowship especially for poor student.<br /><br />Two: I convince a paradigm that says” besides schooling education, there is another important thing namely education begins from family. This paradigm is very important for parent to build human character in the future.<br /><br />Three: education curriculum, good evaluation system. Government provides the broadest authority to formulate their own curriculum. This curriculum was developed by the educational unit to allow adjustment of educational programs to the needs and potential that exists in schools. <br /><br />Four: improving teacher’s quality as profession through teacher certification program as well as appreciation to the teacher by giving wage or teacher subsidy. This policy constitutes a concrete effort to the teacher proficiency, improving quality of learning process and finally improving quality of student’s learning output.<br /><br />Five: education is not only for educating children in a single category of intelligence, such as only intellectual intelligence (IQ) but also to develop other intelligences like spiritual intelligence (SQ), emotional quotient (EQ), and so on. Therefore, one of the causes of our nation in a protracted crisis is poor of Spiritual quotient. Corruption, collusion, nepotism and premanism are a manifestation of failure of our educational products. Inspired by the movie "Laskar Pelangi by Andrea Hirata, There is valuable lesson we can take from the film” someones’ intellegence can not be measured with brain solely, written with the numbers but also measured from the" heart ". <br /> <br />This is my speech; we hope that Indonesian education can produce personality or coming generation which has moral, independence, mature, honest and good character. And finally our education will be qualified and advance as well as give a great contribution to the advance of our country in all aspects. <br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">HOW TO ADVANCE OUR EDUCATION IN INDONESIA</span><br /><br />الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام ..............................................................<br /><br />Firstly, All praises are to Allah, makes this world complete with beautiful something, so we attend in the nice occasion <br />Secondly, Peace and salution be given to our the best and greatest prophet Muhammad SAW that we hope His help in doomsday. He is as the islamic hero who helped us to go out from stupidity era to modern era until now. <br /> Thirdly, big thank to our teacher that gives me time to deliver my speech in this morning. Well, standing here, I would like to deliver my speech under title “How to advance our education in Indonesia. <br />Ok, Ladies and gentlemen<br />Science and education are the most principal needs for the people. Because of that, The government has to guarantee the fulfillment of basic need without discriminating social statue, age and gender. In the case, This is declared in opening of the Indonesian Constitution 1945 “Developing the mentality of the nation life”.<br />Happy brothers and sisters, The government should improve education sector including the education system that allows all levels of society going to school through scholarships, the improvement of the quality of education and the teacher’s prosperity. The problem within the educational sector will be never settled if the government does not have the commitment to the quality of education. Take an example; only 9 % of the whole national budget is allocated for education in Indonesia. It is a proof that the government has not shown its political will to improve the quality of the people’s life through education. This figure is the lowest among the countries with compared to ASEAN. Our neighbor countries like Malaysia which allocates more than 20 % of its national budget, Thailand 22 % and Singapore 19 %. On the other hand, our education sector in Indonesia has not been put an important priority in the political issue.<br />Happy friends, <br />There are at least three main reasons why education has not attained its success.<br />First: The government has not got its political will to improve the quality of education, such as education national budget is very minimum.<br />Second: The people and the student’s parents have not realized about the importance of the quality education. <br />Third: The capability of the educational institution in management is still so far what is expected.<br />All these mean that is a big problem for us. If we want to have a better future, I personally think there some suggestions to solve the problem above. They are:<br />1. There should be strong political will to improve the quality of education in our country for example; increasing education national budget, giving scholarships to the teacher has no academic qualification (S1), free school fee for the poor students.<br />2. Educational Institution should be given opportunities as much as possible to carry out the job based on the real need of the community. Everyone especially teacher should understand about what the student actually needs. Not only the knowledge which is given through school subjects, they don’t merely need mathematic, biology but they also need the skill of community, the skill of interaction, the skill of cooperative with others.<br />3. Educational activities should be projected towards the future. This means that everything we do in the educational institutional should be directed towards the fulfillment of the people’s basic need in the future. <br />Finally the most important thing is a real effort to develop a good character for our student. What can we do with this? Is it enough just to give “Pendidikan Agama” and PPKN which are given only 2 hours every weeks? Of course it is not enough. We should give integrate moral values, religion teaching and good culture within every subject in the curriculum such as; we teach biology to the students by inviting students to think about the miracle of nature, who created the nature. <br />If all these can be realized, I am very optimistic that the quality of education can advance and will have a great contribution to the prosperity of the coming generation.<br />Ladies and Gentlemen, Here is my speech. We hope my speech can be beneficial for the future of our education. Thanks all and the last say….<br /> <br /><span style="font-weight:bold;">MAKING HEALTHY GENERAL ELECTION 2009 <br />TOWARD AN IDEAL INDONESIAN GOVERNMENT</span><br /><br />Legislative general election 2009 has been done. KPU and some survey institutions stated real quick count and placed democrat party in the first position with a majority vote 20 % prededed by PDI-P, GOLKAR and the others. This result moved some leaders of politic party to probe coalision of parties for the coming president election on july 2009. <br />As if Legislative general election 2009 run well to manifest procedural and substantial democracy which protected and guaranteed basic rights like civil, politic, economy, social and culture. However, this general election still set aside a complex problem if we compared the previous general elections. We often hear information from mass media that there were many fouls happened in general election 2009 we found. General election which followed by 44 parties and put majority vote for candidate of DPR and DPRD members as well as parliamentary threshold are exactly more complicated than general election 2004. Of course, quick count and determining general election result will need long time and have own complexity.<br />Standing here, we are going to deliver a discourse about how to make healthy general election 2009 toward an ideal Indonesian government. Faithfully and shortly from this speech, we will also explain crucial problems happened in general election 2009 as the principle of general election is to develop an ideal government which aims to improve a process and quality of democracy life in our beloved nation. <br />Ladies and gentlemen, <br />We only note some big problems in realization process of general election namely;<br />1. Money politic. It can not be denied that during realization process of general election in Indonesia. Money politic is a common thing. This case gives a proof for us that our community is very easy to be trapped in a moment earthly interest from legislative candidate. General election arena will change into politic disaster if criteria of figure victory is determined and measured by money.<br />2. The bad quality of general election campaign from politic parties. The current campaign looks alike to keep ignorant people with entertainments. The most thing is; the people are happy and satisfied with a campaign. General election as democracy festivity is meant by politic parties as a fight “dead or alive”. They also mean it as a bright future to reach position in state palace. It is really ironic that politic parties only expect civil sympathy for getting authority and forget civil fate when they hold the power.<br />3. Management technical defect and politic determination which caused million people lost constitutional rights. This related on badness of permanent voter list (DPT), disorder of ballot for voting. Most of white group (GOLPUT) also illustrate this democracy party. People who don’t vote constitute a deep accumulation toward disbelief to parliament or party leader who don’t take sides with civil when they holds the power. <br />4. Government was imprinted to let disorder of general election process which disobeys democracy and PEMILU principles. From the facts above, we think that legislative general election has a serious defect. As a consequence, democracy process which is still developed in our country gets decline as well as threats president election (PILPRES) 2009. <br />Ladies and gentlemen, How we can develop an ideal government if a process of general election realization is not still suitable with our hopes. That is why, there must be good solution to overcome big problems above in order that we improve ourselves especially to welcome the coming president election on July 2009. <br />Ladies and gentlemen,<br />There are some beneficial solutions for us to improve process of general election. They are;<br />1. Improve process of general election especially about permanent voter list (DPT). Learning from experiences 9 April 2009, General Election Commission has to recover and make up to date a permanent voter list (DPT) by applying de jure and de facto principle. KPU must make a complaint post soon for the people who can not use their rights in general election 2009. They who come to complaint post must be soon noted as voter addition. <br />2. The coming general election campaign must be more qualified by considering five things namely one: is general election exactly done based on the rules?, Two: Can general election campaign convince people with good programs?,Three; Are there any deceptions or money politic to the people with some promises?,Four; Can a campaign introduce representatives of party leader?,Five; does a campaign touch main problems of our country? <br />3. History will note an attitude “accepting victory or a defeat”, giving a congratulation and moral support to the winner as well as inviting parties to contribute together. That is a good attitude. A very sportive action showed by Hillary Clinton when she admitted the winning of Barrac Obama from democrat party and happily supports campaigns of Barrac Obama. It should not be done to bring down and disfigure a taken policy. That’s why, attitude of politic elite invites all communities to follow and accept the result of general election peacefully. <br />4. To form an ideal, strong, civilized government, party coalition is very necessary. Developing solid government coalition is not easy thing in politic reformation era which follows presidential system with party multi system. Effectiveness and government stability are difficult to reach except if there are same vision and mission from party coalition, strong commitment from cabinets and supporter in parliament to manifest vision and mission. And the most important thing is, Party coalition must give a priority the future of nation, not for private interest. All parties must take a part to support government to overcome nation problems. We should not blame each other, make a big conflict because what we need right now is we loose and free from multidimensional crisis happened in our beloved country.<br />Ladies and gentlemen…<br />Here is my short speech, I hope my speech will be beneficial for us to succeed the coming general election especially president election on July 2009. With the next general election, Indonesia will meet an ideal, strong and civilized government which finally become into big nation, advanced nation in the world. May Allah SWT always give guidance our beloved nation.<br />And the last I say Assalamu’alaikum Wr.Wb<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">THE IMPACT OF FACEBOOK FOR TEENAGER</span><br /><br /><br />Standing here, we are going to deliver an interesting title about The Impact of Face Book for Teenager. <br /><br />Ladies and gentlemen…<br />What are you going to do when you face the window of virtual world which is ready to send you everywhere? Opening email, news site, blogging? Or opening social websites or others? You exactly agree with my opinion if I think that almost the people tend to open social websites such as face book at first than others sites. And do you know what face book means?<br />Well, as we all know face book is a social networking site as new media for the user of internet to express ourselves especially through pictures, short message to answer short questions too. <br />Face book comes in the midst of the wider community in general and students in particular, is to facilitate friendship, communication, and expanding the network / connection, and allows people to each other in fulfilling the needs of social beings who depend on each other. Face book is growing exponentially and will grow in the future too because it connects people of different caste, religion and countries together. <br /><br />Happy brothers and sisters<br />The presence of high technology like Face book can give some benefits for the users.<br />1. Reinforcement Hospitality <br />One of the reasons people use face book is to strengthen brotherhood or friendship although limited to only through facebook.<br />2. Knowing our potential <br />Face book has a variety of applications that can be used by users for free. In this application, we can see what potential there is in us even though it was limited to an application. <br />3. Media campaign <br />Face book can also be used as a promotional medium. Many who advertise products, services, agencies, etc. through face book as a means of media campaigns for example, during the legislative elections. The candidates use Face book as a means of campaigns and mobilize support. <br />4. To Facility discussions<br />on face book, we can join the various communities or groups that are not limited, to join the course you must be invited by the admin community or group. <br /><br />But, unfortunately Face book also leads to negative impact for users. They are:<br /><br />1. Wasteful. This means It was obvious wasteful, especially when we use hand phone. We must fill pulse just to check or change the status of Face book. <br />2. Face book can also make you lazy to learn, do chores or work that we should do.<br /><br />Ladies and Gentlemen:<br />To protect ourselves from the negative impact, I personally give you all smart solutions. You should consider some other important things as well. <br />First: while you can meet new friends online, you may also come into contact with spite people misrepresenting themselves. These are people you don’t want to know. Internet thieves and sexual predators are only too eager to exploit personal information found on social networking sites. <br />Second: Keep your private information. Never post your full name, Social Security number, address, phone number, financial information or schedule. These will make you vulnerable from thieves, scams, burglars, or worse. <br />Third: Think twice before posting your photo. Photos can be used to identify you offline. They can also be altered or shared without your knowledge<br />Fourth: Use your common sense. If you are contacted by a stranger online, find out if any of your established friends know the person, or run an online search on them (after all, you can use these things to your own benefit too!). If you agree to meet them, make it in a public place and invite others to join you. <br />Fifth: Trust your instincts. If you feel threatened or uncomfortable during an online interaction, don’t continue the dialogue. Report any offensive behavior to the social networking Web site administrators. <br />Sixth: Be careful. Don’t take any information you receive from a new online contact at face value. The Internet makes it easy for people to say or do things they would never say or do in public or in face-to-face interactions. Protecting yourself is the smart thing to do. <br />Ladies and gentlemen…<br />Here is my short speech; I hope my speech will be beneficial for us to succeed the coming generation with the presence of the high technology in modern era. May Allah SWT always give guidance for us<br />And the last I say Assalamu’alaikum Wr.Wb<br /> <br /><span style="font-weight:bold;">TEACHER IS HERO WITHOUT COMMENDABLE SIGN</span><br /><br />The meaning of hero for everyone is exactly different. And the meaning of hero will change preceded with the era growth. Years ago, hero is more emphasized to the people that defend our country from colonial domination. Nowadays emphasizing the meaning of hero becomes larger. But is hero today same with the last hero? Exactly not, because we are in the independence world. So What is the form of real hero today?<br />The answer is teacher. Teacher is one of form of heroism today. Teacher is proper given predicate of hero. Because of remembering teacher’s struggle and sacrifice that are given to young generation in order that young generation becomes the best generation not only having intellectual but also morality. How crucial teacher’s role is, Until when Japan was devastated by atom bomb. The Caesar Hirohito did not ask “how many soldiers, tank, and fighter jet did we have?” But he asked; How many teachers were still alive? He understood that teacher has crucial role in developing country. He didn’t worry Japan will be completely destroyed forever because there were still teachers alive. This is not strange for only short time; Japan would be come back as developed country. This happened since Japan maximized teacher’s role.<br />Back to our country, The fact that happens today is term of teacher as hero without commendable sign according to me that humiliated teacher’s status or doesn’t appreciate teacher. If we observe, teacher is associated as a hero but verdicted contemptibility that He is without commendable sign.<br />For receiver, in this case teacher without commendable sign can be interpreted that teachers don’t hope or ask an appraisal in doing their duty. They are honest and straight forward in teaching with wage which is not sufficient to fulfil family need in a month.<br />The giver of commendable; society or government will interpret that It was fate teacher is not necessary to give a commendable. That implicates to government and society do not feel to have the obligation in giving commendable sign. Let’s see the example there are some teachers have two professions. At the morning they are as teachers, at the afternoon they are as driver. So don’t amazed if there are some teachers, who have another profession like driver, don’t prepare themselves to teach at the school and finally the quality of students is very low. <br />As their fate is less paid attention. Their life welfare is still in a dream. Facility at their school is still like colonial era. If may compare condition in Malaysia. The teacher’s wage in Malaysia is enough to be eaten three months. Its facility is very sophisticated and complete. Then there are some people comment, “Don’t too demand for a salary increases, teacher! Don’t blame that, the government ability in paying wage is enough here. <br />Their opinion is wrong. They should be aware. From where do they can read? From where do they write? From where does employee get position and intelligence? That all are from teacher. At this very moment, all have been taught by teacher. Appreciate teachers! Give attention to teacher because knowledge will be beneficial if student doesn’t appreciate them.<br />That’s why I personally think that<br />1. Omit the degree which humiliates “teacher is hero without commendable sign” Change that degree with “teacher is nation hero.<br />2. For teacher, keep on your teaching and be the best and professional teacher. Teacher is like world job, but akhirat wage. As their glory, the highest wage will be received when at the here after namely going into the heaven at first. Otherwise teacher is the first person going to the hell.<br />That all my speech, we hope this will be trigger for us to appreciate the teacher’s commendable which becomes the key of development for our beloved country.<br /><br /><br /><br />Let’s Arouse Sport of Beloved Indonesia<br /><br />Ladies and gentlemen, <br />Indonesia has established its independence to the world. As long time, a perseverance of Indonesian’s Son had effort to defend this Indonesian independence with a hard struggle, sweat and blood. Since the first independence era, Indonesia always got a great challenge either internal or external. In colonial period, a concentration of this nation is to defend Indonesian independence. At the moment, there were many shocks of nation disintegration trigged by another nation as well as our nation itself. Since socio-political in Indonesia, the people were made a doctrine to think about how to fulfil this independence. It is obvious that our government at the time got a big temptation affected by a great dictator. However if we see, both of Indonesian government era had contributed sweet achievements in the world of sport. Take an example Lee Swee and Rudy Hartono, they were as badminton athlete who gave a big contribution toward the advance of sport in Indonesia. Achievements of Indonesian sport in past time had raised a prestige or good image of Indonesia in the eye of other nations<br /><br />Well, happy juries,<br />Today, Indonesian people had more freedom to produce a master work and innovate. All Indonesian areas are almost supplied with electricity. A construction of sport surplus in international standard has spread all over Indonesia including Jakarta, East Kalimantan, South Sumatera and Riau. This condition should have assisted Indonesian sport achievement in world arena. However Indonesian sport achievement in this time tends to be stagnant interval till descent. In the previous SEA GAMES, Indonesia got only in the fifth level. Thomas and Uber Cup are always dominated by China. In Asian Cup of Indonesian football could not defend from group phase although Indonesia acted as host. <br /><br />Happy brothers and sisters,<br />There is a big question for us toward reasons of our sport fact of having fallen behind from Asian countries. As one of state image projection is not only seen from prosperity, education, economy and military, Sport sector also becomes a sweet image projection about how world community views a state. <br />Happy the juries,<br />Basically, there are many reasons caused condition of our sport fact of having fallen behind from Asian and western countries. They are:<br />1. The lack of sport facility as well as financing of our sport still becomes a classic problem which threats sport founding in many areas.<br />2. There is unique thing from what we analogy a nation character. A minimum of our sport achievement in this time is the same as a minimum of Indonesian nationalism because of an effect of globalization era. It affected on mindset of Indonesian people for materialism. Take an example, some cases showed by Football player team of PSSI rejected to become PELATNAS because of unmatched payment. Some of Indonesian sport player do not have a pure intention to struggle national sport achievement for the name of Indonesia but for the short interest.<br />3. We may not blame athletes who think only material in their duties completely. It happened because government never gives a proper appreciation to the athletes who succeeded to perfume name of their nation. That is a dilemma between willing to put out Indonesian flag on the stage and appreciation from our government. <br />4. Founding and developing our sport has not been maximal yet. It means that developing our sport can not be done instantly without a mature planning. The government in this time trains and develop our athlete who has attained the age. If it is done continuously, we will have no strong fundamental in sport sector. <br /><br />Well, ladies and gentlemen,<br />Looking back problems above, here we will give a better critic and suggestion to advance Indonesian sport sector.<br />1. Build and complete our surplus of sport. It can make athletes to train maximally <br />2. Nationalism of our athletes must be maintained and become a doctrine toward the advance of Indonesian sport sector. The government must also appreciate our athlete achievement. Loot at China and Malaysia, their athletes have a high nationalism to their country as well as their government gives a high prosperity guarantee for their achievement in advancing sport sector.<br />3. Our sport development can be done early with a good planning. The government and sport organization have to look for young athletes who have a great talent to be developed and prepared into competent athletes.<br />4. Beginning from now, let’s think wholly. Problems of our sport become our responsibility. President of Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono invited all components of nation to dig and advance Indonesian sport sector continuously. Let’s strengthen the unity of nation through sport. Let’s develop a strong nation character through sport. Let’s increase noble spirit and sportiveness through sport. Let’s increase Indonesian image in the global level through sport. The name of Indonesia is not only seen from prosperity, education, economy and military but Indonesia is also seen from sport achievement. Well ladies and gentlemen let’s think together to advance and liberate our sport for The Mighty God, nation and for us.<br /><br />That all my speech, we hope this will be trigger for us to advance our sport which becomes the key of development for our beloved country.<br /> <br />THE IMPACT OF INTERNET FOR TEENAGERS<br />BY MUHAMMAD HAFIDH<br /><br />In modern era with his technology forward rapidly, the human mind is also the longer the sophistication of science. One of technologies used around the world is internet. Internet can be used by anyone from children to adolescents. Most people like by all facilities that attract them. They can download the music they want. The others can also play games. There are many advantages offered by the internet that can add friends through chatting net, email, friendster, face book and others. With the all facilities, they can keep in touch with friends or relatives even though they are in distance away because they moved out of the city or countries. For the learners, many students use the internet for research as it contains websites with information on just about every subject that is possible to imagine. In some countries, school even provide free internet access for the students in their learning resource centers<br />Ladies and gentlemen…<br />In other side, the use of internet by children and young people raises an ethical dilemma because the internet also brings us negative impacts. There are some irresponsible websites that offer those pictures or pornography video. This case makes us upset about this situation. With the presence of internet in this era, young people are very labile to cross the line. Many criminals that happen in our country are caused by bad side from internet. <br />Happy brothers and sisters..<br />The news in mass media like Rape, sexual abuse, murder etc was a concrete proof for our failure to select and make a filter on the presence of internet. Internet also affects on children physiological as well as addictive person. Someone who uses internet will be hooked and makes them in front of computer for hours until they forget to do household. They do not even socialize more with other people. <br />Happy the juries…<br />From the fact above, what should we do? Should we blame anyone or the other? Exactly not. This is our responsibility. We may not blame anyone. An effort we do is to avoid our children cross the line and disobey the law. Well the juries….<br />There are some beneficial suggestions to reencounter negative impact of internet.<br />1. We should do something based on our capacity. As the parents, the role of parents now is very necessary to monitor the lives of children. The children at the age of teenagers are more unstable. They search in the self and are very easy to do something wrong, affected by outside world. If the child in environment is good, he or she becomes a good child, otherwise if the child in environment is bad, he will be also bad. Parents should limit what should be seen and what should not be seen by children.<br />2. As teachers, they should direct their students into a good way if the students often use internet. Teachers also explain the danger or disadvantage of using internet. By giving the right comprehension, the students realize on what they should do and use internet well.<br />3. The involving of owner of internet and government are also important. At least owner of internet should make a sensor or block bad sites that influence young generation. Young generation must be saved because they are nation hope. Government also socializes about the use and benefit of internet through seminar, positive activities<br /><br />Well ladies and gentlemen<br />That’s all my speech, we hope this suggestion will be smart solution to overcome the danger of presence of internet and we also hope that we can obtain the positive side from internet. This means that what we can do to increase the effectiveness of this medium is to use it wisely! It is a tool that needs to be used with a sense of responsibility and common sense – if only everyone would understand and follow these ethics of Internet!<br />Juries, brothers and sisters. Thanks for all Wassalamu’alaikum Wr.Wbperpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-65249139563560224212010-04-30T21:24:00.000-07:002010-04-30T21:26:49.728-07:002. Syarah Hikam<span style="font-weight:bold;">2. Syarah Hikam<br /><br />BAGIAN KEDUA<br />2: AHLI ASBAB DAN AHLI TAJRID</span><br /><span style="font-weight:bold;"><br />KEINGINAN KAMU UNTUK BERTAJRID PADAHAL ALLAH MASIH MELETAKKAN KAMU DALAM SUASANA ASBAB ADALAH SYAHWAT YANG SAMAR, SEBALIKNYA KEINGINAN KAMU UNTUK BERASBAB PADAHAL ALLAH TELAH MELETAKKAN KAMU DALAM SUASANA TAJRID BERERTI TURUN DARI SEMANGAT DAN TINGKAT YANG TINGGI.<br /></span><br />Hikmat 1 menerangkan tanda orang yang bersandar kepada amal. Bergantung kepada amal adalah sifat manusia biasa yang hidup dalam dunia ini. Dunia ini dinamakan alam asbab. Apabila perjalanan hidup keduniaan dipandang melalui mata ilmu atau mata akal akan dapat disaksikan kerapian susunan sistem sebab musabab yang mempengaruhi segala kejadian. Tiap sesuatu berlaku menurut sebab yang menyebabkan ia berlaku. Hubungan sebab dengan akibat sangat erat. Mata akal melihat dengan jelas keberkesanan sebab dalam menentukan akibat. Kerapian sistem sebab musabab ini membolehkan manusia mengambil manfaat daripada anasir dan kejadian alam. Manusia dapat menentukan anasir yang boleh memudaratkan kesihatan lalu menjauhkannya dan manusia juga boleh menentukan anasir yang boleh menjadi ubat lalu menggunakannya. Manusia boleh membuat ramalan cuaca, pasang surut air laut, angin, ombak, letupan gunung berapi dan lain-lain kerana sistem yang mengawal perjalanan anasir alam berada dalam suasana yang sangat rapi dan sempurna, membentuk hubungan sebab dan akibat yang padu.<br /><br />Allah s.w.t mengadakan sistem sebab musabab yang rapi adalah untuk kemudahan manusia menyusun kehidupan mereka di dunia ini. Kekuatan akal dan pancaindera manusia mampu mentadbir kehidupan yang dikaitkan dengan perjalanan sebab musabab. Hasil daripada pemerhatian dan kajian akal itulah lahir berbagai-bagai jenis ilmu tentang alam dan kehidupan, seperti ilmu sains, astronomi, kedoktoran, teknologi maklumat dan sebagainya. Semua jenis ilmu itu dibentuk berdasarkan perjalanan hukum sebab-akibat.<br />Kerapian sistem sebab musabab menyebabkan manusia terikat kuat dengan hukum sebab-akibat. Manusia bergantung kepada amal (sebab) dalam mendapatkan hasil (akibat). Manusia yang melihat kepada keberkesanan sebab dalam menentukan akibat serta bersandar dengannya dinamakan ahli asbab.<br /><br />Sistem sebab musabab atau perjalanan hukum sebab-akibat sering membuat manusia lupa kepada kekuasaan Allah s.w.t. Mereka melakukan sesuatu dengan penuh keyakinan bahawa akibat akan lahir daripada sebab, seolah-olah Allah s.w.t tidak ikut campur dalam urusan mereka. Allah s.w.t tidak suka hamba-Nya ‘mempertuhankan’ sesuatu kekuatan sehingga mereka lupa kepada kekuasaan-Nya. Allah s.w.t tidak suka jika hamba-Nya sampai kepada tahap mempersekutukan diri-Nya dan kekuasaan-Nya dengan anasir alam dan hukum sebab-akibat ciptaan-Nya. Dia yang meletakkan keberkesanan kepada anasir alam berkuasa membuat anasir alam itu lemah semula. Dia yang meletakkan kerapian pada hukum sebab-akibat berkuasa merombak hukum tersebut. Dia mengutuskan rasul-rasul dan nabi-nabi membawa mukjizat yang merombak hukum sebab-akibat bagi mengembalikan pandangan manusia kepada-Nya, agar waham sebab musabab tidak menghijab ketuhanan-Nya. Kelahiran Nabi Isa a.s, terbelahnya laut dipukul oleh tongkat Nabi Musa a.s, kehilangan kuasa membakar yang ada pada api tatkala Nabi Ibrahim a.s masuk ke dalamnya, keluarnya air yang jernih dari jari-jari Nabi Muhammad s.a.w dan banyak lagi yang didatangkan oleh Allah s.w.t, merombak keberkesanan hukum sebab-akibat bagi menyedarkan manusia tentang hakikat bahawa kekuasaan Allah s.w.t yang menerajui perjalanan alam maya dan hukum sebab-akibat. Alam dan hukum yang ada padanya seharusnya membuat manusia mengenal Tuhan, bukan menutup pandangan kepada Tuhan. Sebahagian daripada manusia diselamatkan Allah s.w.t daripada waham sebab musabab.<br /><br />Sebagai manusia yang hidup dalam dunia mereka masih bergerak dalam arus sebab musabab tetapi mereka tidak meletakkan keberkesanan hukum kepada sebab. Mereka sentiasa melihat kekuasaan Allah s.w.t yang menetapkan atau mencabut keberkesanan pada sesuatu hukum sebab-akibat. Jika sesuatu sebab berjaya mengeluarkan akibat menurut yang biasa terjadi, mereka melihatnya sebagai kekuasaan Allah s.w.t yang menetapkan kekuatan kepada sebab tersebut dan Allah s.w.t juga yang mengeluarkan akibatnya. Allah s.w.t berfirman:<br />Segala yang ada di langit dan di bumi tetap mengucap tasbih kepada Allah; dan Dialah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana. Dialah sahaja yang menguasai dan memiliki langit dan bumi; Ia menghidupkan dan mematikan; dan Ia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. ( Ayat 1 & 2 : Surah al-Hadiid )<br />Maka Kami (Allah) berfirman: “Pukullah si mati dengan sebahagian anggota lembu yang kamu sembelih itu”. (Mereka pun memukulnya dan ia kembali hidup). Demikianlah Allah menghidupkan orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan kepada kamu tanda-tanda kekuasaan-Nya, supaya kamu memahaminya. ( Ayat 73 : Surah al-Baqarah )<br /><br />Orang yang melihat kepada kekuasaan Allah s.w.t menerajui hukum sebab-akibat tidak meletakkan keberkesanan kepada hukum tersebut. Pergantungannya kepada Allah s.w.t, tidak kepada amal yang menjadi sebab. Orang yang seperti ini dipanggil ahli tajrid.<br /><br />Ahli tajrid, seperti juga ahli asbab, melakukan sesuatu menurut peraturan sebab-akibat. Ahli tajrid juga makan dan minum Ahli tajrid memanaskan badan dan memasak dengan menggunakan api juga. Ahli tajrid juga melakukan sesuatu pekerjaan yang berhubung dengan rezekinya. Tidak ada perbezaan di antara amal ahli tajrid dengan amal ahli asbab. Perbezaannya terletak di dalam diri iaitu hati. Ahli asbab melihat kepada kekuatan hukum alam. Ahli tajrid melihat kepada kekuasaan Allah s.w.t pada hukum alam itu. Walaupun ahli asbab mengakui kekuasaan Allah s.w.t tetapi penghayatan dan kekuatannya pada hati tidak sekuat ahli tajrid.<br /><br />Dalam melakukan kebaikan ahli asbab perlu melakukan mujahadah. Mereka perlu memaksa diri mereka berbuat baik dan perlu menjaga kebaikan itu agar tidak menjadi rosak. Ahli asbab perlu memperingatkan dirinya supaya berbuat ikhlas dan perlu melindungi keikhlasannya agar tidak dirosakkan oleh riak (berbuat baik untuk diperlihatkan kepada orang lain agar dia dikatakan orang baik), takbur (sombong dan membesar diri, merasakan diri sendiri lebih baik, lebih tinggi, lebih kuat dan lebih cerdik daripada orang lain) dan sama’ah (membawa perhatian orang lain kepada kebaikan yang telah dibuatnya dengan cara bercerita mengenainya, agar orang memperakui bahawa dia adalah orang baik). Jadi, ahli asbab perlu memelihara kebaikan sebelum melakukannya dan juga selepas melakukannya. Suasana hati ahli tajrid berbeza daripada apa yang dialami oleh ahli asbab. Jika ahli asbab memperingatkan dirinya supaya ikhlas, ahli tajrid tidak melihat kepada ikhlas kerana mereka tidak bersandar kepada amal kebaikan yang mereka lakukan. Apa juga kebaikan yang keluar daripada mereka diserahkan kepada Allah s.w.t yang mengurniakan kebaikan tersebut. Ahli tajrid tidak perlu menentukan perbuatannya ikhlas atau tidak ikhlas. Melihat keihklasan pada perbuatan sama dengan melihat diri sendiri yang ikhlas. Apabila seseorang merasakan dirinya sudah ikhlas, padanya masih tersembunyi keegoan diri yang membawa kepada riak, ujub (merasakan diri sendiri sudah baik) dan sama’ah. Apabila tangan kanan berbuat ikhlas dalam keadaan tangan kiri tidak menyedari perbuatan itu baharulah tangan kanan itu benar-benar ikhlas. Orang yang ikhlas berbuat kebaikan dengan melupakan kebaikan itu. Ikhlas sama seperti harta benda. Jika seorang miskin diberi harta oleh jutawan, orang miskin itu malu mendabik dada kepada jutawan itu dengan mengatakan yang dia sudah kaya. Orang tajrid yang diberi ikhlas oleh Allah s.w.t mengembalikan kebaikan mereka kepada Allah s.w.t. Jika harta orang miskin itu hak si jutawan tadi, ikhlas orang tajrid adalah hak Allah s.w.t. Jadi, orang asbab bergembira kerana melakukan perbuatan dengan ikhlas, orang tajrid pula melihat Allah s.w.t yang mentadbir sekalian urusan. Ahli asbab dibawa kepada syukur, ahli tajrid berada dalam penyerahan.<br /><br />Kebaikan yang dilakukan oleh ahli asbab merupakan teguran agar mereka ingat kepada Allah s.w.t yang memimpin mereka kepada kebaikan. Kebaikan yang dilakukan oleh ahli tajrid merupakan kurniaan Allah s.w.t kepada kumpulan manusia yang tidak memandang kepada diri mereka dan kepentingannya. Ahli asbab melihat kepada keberkesanan hukum sebab-akibat. Ahli tajrid pula melihat kepada keberkesanan kekuasaan dan ketentuan Allah s.w.t. Dari kalangan ahli tajrid, Allah s.w.t memilih sebahagiannya dan meletakkan kekuatan hukum pada mereka. Kumpulan ini bukan sekadar tidak melihat kepada keberkesanan hukum sebab-akibat, malah mereka berkekuatan menguasai hukum sebab-akibat itu. Mereka adalah nabi-nabi dan wali-wali pilihan. Nabi-nabi dianugerahkan mukjizat dan wali-wali dianugerahkan kekeramatan. Mukjizat dan kekeramatan merombak keberkesanan hukum sebab-akibat.<br /><br />Di dalam kumpulan wali-wali pilihan yang dikurniakan kekuatan mengawal hukum sebab-akibat itu terdapatlah orang-orang seperti Syeikh Abdul Kadir al-Jailani, Abu Hasan as-Sazili, Rabiatul Adawiah, Ibrahim Adham dan lain-lain. Cerita tentang kekeramatan mereka sering diperdengarkan. Orang yang cenderung kepada tarekat tasauf gemar menjadikan kehidupan aulia Allah s.w.t tersebut sebagai contoh, dan yang mudah memikat perhatian adalah bahagian kekeramatan. Kekeramatan biasanya dikaitkan dengan perilaku kehidupan yang zuhud dan bertawakal sepenuhnya kepada Allah s.w.t. Timbul anggapan bahawa jika mahu memperolehi kekeramatan seperti mereka mestilah hidup sebagaimana mereka. Orang yang berada pada peringkat permulaan bertarekat cenderung untuk memilih jalan bertajrid iaitu membuang segala ikhtiar dan bertawakal sepenuhnya kepada Allah s.w.t. Sikap melulu bertajrid membuat seseorang meninggalkan pekerjaan, isteri, anak-anak, masyarakat dan dunia seluruhnya. Semua harta disedekahkan kerana dia melihat Saidina Abu Bakar as-Siddik telah berbuat demikian. Ibrahim bin Adham telah meninggalkan takhta kerajaan, isteri, anak, rakyat dan negerinya lalu tinggal di dalam gua. Biasanya orang yang bertindak demikian tidak dapat bertahan lama. Kesudahannya dia mungkin meninggalkan kumpulan tarekatnya dan kembali kepada kehidupan duniawi. Ada juga yang kembali kepada kehidupan yang lebih buruk daripada keadaannya sebelum bertarekat dahulu kerana dia mahu menebus kembali apa yang telah ditinggalkannya dahulu untuk bertarekat. Keadaan yang demikian berlaku akibat bertajrid secara melulu. Orang yang baharu masuk ke dalam bidang latihan kerohanian sudah mahu beramal seperti aulia Allah s.w.t yang sudah berpuluh-puluh tahun melatihkan diri. Tindakan mencampak semua yang dimilikinya secara tergesa-gesa membuatnya berhadapan dengan cabaran dan dugaan yang boleh menggoncangkan imannya dan mungkin juga membuatnya berputus-asa. Apa yang harus dilakukan bukanlah meniru kehidupan aulia Allah s.w.t yang telah mencapai makam yang tinggi secara melulu. Seseorang haruslah melihat kepada dirinya dan mengenalpasti kedudukannya, kemampuanya dan daya-tahannya. Ketika masih di dalam makam asbab seseorang haruslah bertindak sesuai dengan hukum sebab-akibat. Dia harus bekerja untuk mendapatkan rezekinya dan harus pula berusaha menjauhkan dirinya daripada bahaya atau kemusnahan.<br /><br />Ahli asbab perlu berbuat demikian kerana dia masih lagi terikat dengan sifat-sifat kemanusiaan. Dia masih lagi melihat bahawa tindakan makhluk memberi kesan kepada dirinya. Oleh yang demikian adalah wajar sekiranya dia mengadakan juga tindakan yang menurut pandangannya akan mendatangkan kesejahteraan kepada dirinya dan orang lain. Tanda Allah s.w.t meletakkan seseorang pada kedudukan sebagai ahli asbab ialah apabila urusannya dan tindakannya yang menurut kesesuaian hukum sebab-akibat tidak menyebabkannya mengabaikan kewajipan terhadap tuntutan agama. Dia tetap berasa rengan untuk berbakti kepada Allah s.w.t, tidak gelojoh dengan nikmat duniawi dan tidak berasa iri hati terhadap orang lain. Apabila ahli asbab berjalan menurut hukum asbab maka jiwanya akan maju dan berkembang dengan baik tanpa menghadapi kegoncangan yang besar yang boleh menyebabkan dia berputus asa dari rahmat Allah s.w.t. Rohaninya akan menjadi kuat sedikit demi sedikit dan menolaknya ke dalam makam tajrid secara selamat. Akhirnya dia mampu untuk bertajrid sepenuhnya.<br /><br />Ada pula orang yang dipaksa oleh takdir supaya bertajrid. Orang ini asalnya adalah ahli asbab yang berjalan menurut hukum sebab-akibat sebagaimana orang ramai. Kemungkinannya kehidupan seperti itu tidak menambahkan kematangan rohaninya. Perubahan jalan perlu baginya supaya dia boleh maju dalam bidang kerohanian. Oleh itu takdir bertindak memaksanya untuk terjun ke dalam lautan tajrid. Dia akan mengalami keadaan di mana hukum sebab-akibat tidak lagi membantunya untuk menyelesaikan masalahnya. Sekiranya dia seorang raja, takdir mencabut kerajaannya. Sekiranya dia seorang hartawan, takdir menghapuskan hartanya. Sekiranya dia seorang yang cantik, takdir menghilangkan kecantikannya itu. Takdir memisahkannya daripada apa yang dimiliki dan dikasihinya. Pada peringkat permulaan menerima kedatangan takdir yang demikian, sebagai ahli asbab, dia berikhtiar menurut hukum sebab-akibat untuk mempertahankan apa yang dimiliki dan dikasihinya. Jika dia tidak terdaya untuk menolong dirinya dia akan meminta pertolongan orang lain. Setelah puas dia berikhtiar termasuklah bantuan orang lain namun, tangan takdir tetap juga merombak sistem sebab-akibat yang terjadi ke atas dirinya. Apabila dia sendiri dengan dibantu oleh orang lain tidak mampu mengatasi arus takdir maka dia tidak ada pilihan kecuali berserah kepada takdir. Dalam keadaan begitu dia akan lari kepada Allah s.w.t dan merayu agar Allah s.w.t menolongnya. Pada peringkat ini seseorang itu akan kuat beribadat dan menumpukan sepenuh hatinya kepada Tuhan. Dia benar-benar berharap Tuhan akan menolongnya mengembalikan apa yang pernah dimilikinya dan dikasihinya. Tetapi, pertolongan tidak juga sampai kepadanya sehinggalah dia benar-benar terpisah dari apa yang dimiliki dan dikasihinya itu. Luputlah harapannya untuk memperolehinya kembali. Redalah dia dengan perpisahan itu. Dia tidak lagi merayu kepada Tuhan sebaliknya dia menyerahkan segala urusannya kepada Tuhan. Dia menyerah bulat-bulat kepada Allah s.w.t, tidak ada lagi ikhtiar, pilihan dan kehendak diri sendiri. Jadilah dia seorang hamba Allah s.w.t yang bertajrid. Apabila seseorang hamba benar-benar bertajrid maka Allah s.w.t sendiri akan menguruskan kehidupannya. Allah s.w.t menggambarkan suasana tajrid dengan firman-Nya:<br />Dan (ingatlah) berapa banyak binatang yang tidak membawa rezekinya bersama, Allah jualah yang memberi rezeki kepadanya dan kepada kamu; dan Dialah jua Yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui. ( Ayat 60 : Surah al-‘Ankabut )<br /><br />Makhluk Allah s.w.t seperti burung, ikan, kuman dan sebagainya tidak memiliki tempat simpanan makanan. Mereka adalah ahli tajrid yang dijamin rezeki mereka oleh Allah s.w.t. Jaminan Allah s.w.t itu meliputi juga bangsa manusia. Tanda Allah s.w.t meletakkan seseorang hamba-Nya di dalam makam tajrid ialah Allah s.w.t memudahkan baginya rezeki yang datang dari arah yang tidak diduganya. Jiwanya tetap tenteram sekalipun terjadi kekurangan pada rezeki atau ketika menerima bala ujian.<br /><br />Sekiranya ahli tajrid sengaja memindahkan dirinya kepada makam asbab maka ini bermakna dia melepaskan jaminan Allah s.w.t lalu bersandar kepada makhluk . Ini menunjukkan akan kejahilannya tentang rahmat dan kekuasaan Allah s.w.t. Tindakan yang jahil itu boleh menyebabkan berkurangan atau hilang terus keberkatan yang Allah s.w.t kurniakan kepadanya. Misalnya, seorang ahli tajrid yang tidak mempunyai sebarang pekerjaan kecuali membimbing orang ramai kepada jalan Allah s.w.t, walaupun tidak mempunyai sebarang pekerjaan namun, rezeki datang kepadanya dari berbagai-bagai arah dan tidak pernah putus tanpa dia meminta-minta atau mengharap-harap. Pengajaran yang disampaikan kepada murid-muridnya sangat berkesan sekali. Keberkatannya amat ketara seperti makbul doa dan ucapannya biasanya menjadi kenyataan. Andainya dia meninggalkan suasana bertajrid lalu berasbab kerana tidak puas hati dengan rezeki yang diterimanya maka keberkatannya akan terjejas. Pengajarannya, doanya dan ucapannya tidak seberkesan dahulu lagi. Ilham yang datang kepadanya tersekat-sekat dan kefasihan lidahnya tidak selancar biasa.<br /><br />Seseorang hamba haruslah menerima dan reda dengan kedudukan yang Allah s.w.t kurniakan kepadanya. Berserahlah kepada Allah s.w.t dengan yakin bahawa Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Allah s.w.t tahu apa yang patut bagi setiap makhluk-Nya. Allah s.w.t sangat bijak mengatur urusan hamba-hamba-Nya.<br /><br />Keinginan kepada pertukaran makam merupakan tipu daya yang sangat halus. Di dalamnya tersembunyi rangsangan nafsu yang sukar disedari. Nafsu di sini merangkumi kehendak, cita-cita dan angan-angan. Orang yang baharu terbuka pintu hatinya setelah lama hidup di dalam kelalaian, akan mudah tergerak untuk meninggalkan suasana asbab dan masuk ke dalam suasana tajrid. Orang yang telah lama berada dalam suasana tajrid, apabila kesedaran dirinya kembali sepenuhnya, ikut kembali kepadanya adalah keinginan, cita-cita dan angan-angan. Nafsu mencuba untuk bangkit semula menguasai dirinya. Orang asbab perlulah menyedari bahawa keinginannya untuk berpindah kepada makam tajrid itu mungkin secara halus digerakkan oleh ego diri yang tertanam jauh dalam jiwanya. Orang tajrid pula perlu sedar keinginannya untuk kembali kepada asbab itu mungkin didorong oleh nafsu rendah yang masih belum berpisah dari hatinya. Ulama tasauf mengatakan seseorang mungkin dapat mencapai semua makam nafsu, tetapi nafsu peringkat pertama tidak kunjung padam. Oleh yang demikian perjuangan atau mujahadah mengawasi nafsu sentiasa berjalan.<br />TAJUK 3<br /><br />KANDUNGAN<br /><br />SYARAH AL-HIKAMperpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-47200796359175072002010-04-30T21:22:00.000-07:002010-04-30T21:24:03.691-07:001. Syarah Hikam<span style="font-weight:bold;">1. Syarah Hikam<br /><br /><br />BAGIAN PERTAMA<br />1: PERBUATAN DHAHIR DAN SUASANA HATI<br /><br />SEBAGIAN DARI TANDA BERSANDAR KEPADA AMAL (PERBUATAN ZAHIR) ADALAH BERKURANGAN HARAPANNYA (SUASANA HATI) TATKALA BERLAKU PADANYA KESALAHAN.<br /></span><br />Imam Ibnu Athaillah memulakan Kalam Hikmat beliau dengan mengajak kita merenung kepada hakikat amal. Amal boleh dibahagikan kepada dua jenis iaitu perbuatan zahir dan perbuatan hati atau suasana hati berhubung dengan perbuatan zahir itu. Beberapa orang boleh melakukan perbuatan zahir yang serupa tetapi suasana hati berhubung dengan perbuatan zahir itu tidak serupa. Kesan amalan zahir kepada hati berbeza antara seorang dengan seorang yang lain. Jika amalan zahir itu mempengaruhi suasana hati, maka hati itu dikatakan bersandar kepada amalan zahir. Jika hati dipengaruhi juga oleh amalan hati, maka hati itu dikatakan bersandar juga kepada amal, sekalipun ianya amalan batin. Hati yang bebas daripada bersandar kepada amal sama ada amal zahir atau amal batin adalah hati yang menghadap kepada Allah s.w.t dan meletakkan pergantungan kepada-Nya tanpa membawa sebarang amal, zahir atau batin, serta menyerah sepenuhnya kepada Allah s.w.t tanpa sebarang takwil atau tuntutan. Hati yang demikian tidak menjadikan amalnya, zahir dan batin, walau berapa banyak sekalipun, sebagai alat untuk tawar menawar dengan Tuhan bagi mendapatkan sesuatu. Amalan tidak menjadi perantaraan di antaranya dengan Tuhannya. Orang yang seperti ini tidak membataskan kekuasaan dan kemurahan Tuhan untuk tunduk kepada perbuatan manusia. Allah s.w.t Yang Maha Berdiri Dengan Sendiri berbuat sesuatu menurut kehendak-Nya tanpa dipengaruhi oleh sesiapa dan sesuatu. Apa sahaja yang mengenai Allah s.w.t adalah mutlak, tiada had, sempadan dan perbatasan. Oleh kerana itu orang arif tidak menjadikan amalan sebagai sempadan yang mengongkong ketuhanan Allah s.w.t atau ‘memaksa’ Allah s.w.t berbuat sesuatu menurut perbuatan makhluk. Perbuatan Allah s.w.t berada di hadapan dan perbuatan makhluk di belakang. Tidak pernah terjadi Allah s.w.t mengikuti perkataan dan perbuatan seseorang atau sesuatu.Sebelum menjadi seorang yang arif, hati manusia memang berhubung rapat dengan amalan dirinya, baik yang zahir mahu pun yang batin. Manusia yang kuat bersandar kepada amalan zahir adalah mereka yang mencari faedah keduniaan dan mereka yang kuat bersandar kepada amalan batin adalah yang mencari faedah akhirat. Kedua-dua jenis manusia tersebut berkepercayaan bahawa amalannya menentukan apa yang mereka akan perolehi baik di dunia dan juga di akhirat. Kepercayaan yang demikian kadang-kadang membuat manusia hilang atau kurang pergantungan dengan Tuhan. Pergantungan mereka hanyalah kepada amalan semata-mata ataupun jika mereka bergantung kepada Allah s.w.t, pergantungan itu bercampur dengan keraguan. Seseorang manusia boleh memeriksa diri sendiri apakah kuat atau lemah pergantungannya kepada Allah s.w.t. Kalam Hikmat 1 yang dikeluarkan oleh Ibnu Athaillah memberi petunjuk mengenainya. Lihatlah kepada hati apabila kita terperosok ke dalam perbuatan maksiat atau dosa. Jika kesalahan yang demikian membuat kita berputus asa daripada rahmat dan pertolongan Allah s.w.t itu tandanya pergantungan kita kepada-Nya sangat lemah. Firman-Nya:<br />“Wahai anak-anakku! Pergilah dan intiplah khabar berita mengenai Yusuf dan saudaranya (Bunyamin), dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat serta pertolongan Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah melainkan kaum yang kafir ”. ( Ayat 87 : Surah Yusuf )<br /><br />Ayat di atas menceritakan bahawa orang yang beriman kepada Allah s.w.t meletakkan pergantungan kepada-Nya walau dalam keadaan bagaimana sekali pun. Pergantungan kepada Allah s.w.t membuat hati tidak berputus asa dalam menghadapi dugaan hidup. Kadang-kadang apa yang diingini, dirancangkan dan diusahakan tidak mendatangkan hasil yang diharapkan. Kegagalan mendapatkan sesuatu yang diingini bukan bermakna tidak menerima pemberian Allah s.w.t. Selagi seseorang itu beriman dan bergantung kepada-Nya selagi itulah Dia melimpahkan rahmat-Nya. Kegagalan memperolehi apa yang dihajatkan bukan bermakna tidak mendapat rahmat Allah s.w.t. Apa juga yang Allah s.w.t lakukan kepada orang yang beriman pasti terdapat rahmat-Nya, walaupun dalam soal tidak menyampaikan hajatnya. Keyakinan terhadap yang demikian menjadikan orang yang beriman tabah menghadapi ujian hidup, tidak sekali-kali berputus asa. Mereka yakin bahawa apabila mereka sandarkan segala perkara kepada Allah s.w.t, maka apa juga amal kebaikan yang mereka lakukan tidak akan menjadi sia-sia.<br /><br />Orang yang tidak beriman kepada Allah s.w.t berada dalam situasi yang berbeza. Pergantungan mereka hanya tertuju kepada amalan mereka, yang terkandung di dalamnya ilmu dan usaha. Apabila mereka mengadakan sesuatu usaha berdasarkan kebolehan dan pengetahuan yang mereka ada, mereka mengharapkan akan mendapat hasil yang setimpal. Jika ilmu dan usaha (termasuklah pertolongan orang lain) gagal mendatangkan hasil, mereka tidak mempunyai tempat bersandar lagi. Jadilah mereka orang yang berputus asa. Mereka tidak dapat melihat hikmat kebijaksanaan Allah s.w.t mengatur perjalanan takdir dan mereka tidak mendapat rahmat dari-Nya.<br /><br />Jika orang kafir tidak bersandar kepada Allah s.w.t dan mudah berputus asa, di kalangan sebahagian orang Islam juga ada yang demikian, bergantung setakat mana sifatnya menyerupai sifat orang kafir. Orang yang seperti ini melakukan amalan kerana kepentingan diri sendiri, bukan kerana Allah s.w.t. Orang ini mungkin mengharapkan dengan amalannya itu dia dapat mengecapi kemakmuran hidup di dunia.Dia mengharapkan semoga amal kebajikan yang dilakukannya dapat mengeluarkan hasil dalam bentuk bertambah rezekinya, kedudukannya atau pangkatnya, orang lain semakin menghormatinya dan dia juga dihindarkan daripada bala penyakit, kemiskinan dan sebagainya. Bertambah banyak amal kebaikan yang dilakukannya bertambah besarlah harapan dan keyakinannya tentang kesejahteraan hidupnya.<br /><br />Sebahagian kaum muslimin yang lain mengaitkan amal kebaikan dengan kemuliaan hidup di akhirat. Mereka memandang amal salih sebagai tiket untuk memasuki syurga, juga bagi menjauhkan azab api neraka. Kerohanian orang yang bersandar kepada amal sangat lemah, terutamanya mereka yang mencari keuntungan keduniaan dengan amal mereka. Mereka tidak tahan menempuh ujian. Mereka mengharapkan perjalanan hidup mereka sentiasa selesa dan segala-segalanya berjalan menurut apa yang dirancangkan. Apabila sesuatu itu berlaku di luar jangkaan, mereka cepat naik panik dan gelisah. Bala bencana membuat mereka merasakan yang merekalah manusia yang paling malang di atas muka bumi ini. Bila berjaya memperoleh sesuatu kebaikan, mereka merasakan kejayaan itu disebabkan kepandaian dan kebolehan mereka sendiri. Mereka mudah menjadi ego serta suka menyombong.<br /><br />Apabila rohani seseorang bertambah teguh dia melihat amal itu sebagai jalan untuknya mendekatkan diri dengan Tuhan. Hatinya tidak lagi cenderung kepada faedah duniawi dan ukhrawi tetapi dia berharap untuk mendapatkan kurniaan Allah s.w.t seperti terbuka hijab-hijab yang menutupi hatinya. Orang ini merasakan amalnya yang membawanya kepada Tuhan. Dia sering mengaitkan pencapaiannya dalam bidang kerohanian dengan amal yang banyak dilakukannya seperti berzikir, bersembahyang sunat, berpuasa dan lain-lain. Bila dia tertinggal melakukan sesuatu amal yang biasa dilakukannya atau bila dia tergelincir melakukan kesalahan maka dia berasa dijauhkan oleh Tuhan. Inilah orang yang pada peringkat permulaan mendekatkan dirinya dengan Tuhan melalui amalan tarekat tasauf.<br /><br />Jadi, ada golongan yang bersandar kepada amal semata-mata dan ada pula golongan yang bersandar kepada Tuhan melalui amal. Kedua-dua golongan tersebut berpegang kepada keberkesanan amal dalam mendapatkan sesuatu. Golongan pertama kuat berpegang kepada amal zahir, iaitu perbuatan zahir yang dinamakan usaha atau ikhtiar. Jika mereka tersalah memilih ikhtiar, hilanglah harapan mereka untuk mendapatkan apa yang mereka hajatkan. Ahli tarekat yang masih diperingkat permulaan pula kuat bersandar kepada amalan batin seperti sembahyang dan berzikir. Jika mereka tertinggal melakukan sesuatu amalan yang biasa mereka lakukan, akan berkurangan harapan mereka untuk mendapatkan anugerah dari Allah s.w.t. Sekiranya mereka tergelincir melakukan dosa, akan putuslah harapan mereka untuk mendapatkan anugerah Allah s.w.t.<br /><br />Dalam perkara bersandar kepada amal ini, termasuklah juga bersandar kepada ilmu, sama ada ilmu zahir atau ilmu batin. Ilmu zahir adalah ilmu pentadbiran dan pengurusan sesuatu perkara menurut kekuatan akal. Ilmu batin pula adalah ilmu yang menggunakan kekuatan dalaman bagi menyampaikan hajat. Ia termasuklah penggunaan ayat-ayat al-Quran dan jampi. Kebanyakan orang meletakkan keberkesanan kepada ayat, jampi dan usaha, hinggakan mereka lupa kepada Allah s.w.t yang meletakkan keberkesanan kepada tiap sesuatu itu.<br /><br />Seterusnya, sekiranya Tuhan izinkan, kerohanian seseorang meningkat kepada makam yang lebih tinggi. Nyata di dalam hatinya maksud kalimat:<br /><br />Tiada daya dan upaya kecuali beserta Allah.<br />“Padahal Allah yang mencipta kamu dan benda-benda yang kamu perbuat itu!” ( Ayat 96 : Surah as- Saaffaat )<br /><br />Orang yang di dalam makam ini tidak lagi melihat kepada amalnya, walaupun banyak amal yang dilakukannya namun, hatinya tetap melihat bahawa semua amalan tersebut adalah kurniaan Allah s.w.t kepadanya. Jika tidak kerana taufik dan hidayat dari Allah s.w.t tentu tidak ada amal kebaikan yang dapat dilakukannya. Allah s.w.t berfirman:<br />“Ini ialah dari limpah kurnia Tuhanku, untuk mengujiku adakah aku bersyukur atau aku tidak mengenangkan nikmat pemberian-Nya. Dan (sebenarnya) sesiapa yang bersyukur maka faedah syukurnya itu hanyalah terpulang kepada dirinya sendiri, dan sesiapa yang tidak bersyukur (maka tidaklah menjadi masalah kepada Allah), kerana sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, lagi Maha Pemurah”. ( Ayat 40 : Surah an-Naml )<br />Dan tiadalah kamu berkemahuan (melakukan sesuatu perkara) melainkan dengan cara yang dikehendaki Allah; sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana (mengaturkan sebarang perkara yang dikehendaki-Nya). Ia memasukkan sesiapa yang kehendaki-Nya (menurut aturan yang ditetapkan) ke dalam rahmat-Nya (dengan ditempatkan-Nya di dalam syurga); dan orang-orang yang zalim, Ia menyediakan untuk mereka azab seksa yang tidak terperi sakitnya. ( Ayat 30 & 31 : Surah al-Insaan )<br /><br />Segala-galanya adalah kurniaan Allah s.w.t dan menjadi milik-Nya. Orang ini melihat kepada takdir yang Allah s.w.t tentukan, tidak terlihat olehnya keberkesanan perbuatan makhluk termasuklah perbuatan dirinya sendiri. Makam ini dinamakan makam ariffin iaitu orang yang mengenal Allah s.w.t. Golongan ini tidak lagi bersandar kepada amal namun, merekalah yang paling kuat mengerjakan amal ibadat.<br /><br />Orang yang masuk ke dalam lautan takdir, reda dengan segala yang ditentukan Allah s.w.t, akan sentiasa tenang, tidak berdukacita bila kehilangan atau ketiadaan sesuatu. Mereka tidak melihat makhluk sebagai penyebab atau pengeluar kesan.<br /><br />Di awal perjalanan menuju Allah s.w.t, seseorang itu kuat beramal menurut tuntutan syariat. Dia melihat amalan itu sebagai kenderaan yang boleh membawanya hampir dengan Allah s.w.t. Semakin kuat dia beramal semakin besarlah harapannya untuk berjaya dalam perjalanannya. Apabila dia mencapai satu tahap, pandangan mata hatinya terhadap amal mula berubah. Dia tidak lagi melihat amalan sebagai alat atau penyebab. Pandangannya beralih kepada kurniaan Allah s.w.t. Dia melihat semua amalannya adalah kurniaan Allah s.w.t kepadanya dan kehampirannya dengan Allah s.w.t juga kurniaan-Nya. Seterusnya terbuka hijab yang menutupi dirinya dan dia mengenali dirinya dan mengenali Tuhannya. Dia melihat dirinya sangat lemah, hina, jahil, serba kekurangan dan faqir. Tuhan adalah Maha Kaya, Berkuasa, Mulia, Bijaksana dan Sempurna dalam segala segi. Bila dia sudah mengenali dirinya dan Tuhannya, pandangan mata hatinya tertuju kepada Kudrat dan Iradat Allah s.w.t yang menerajui segala sesuatu dalam alam maya ini. Jadilah dia seorang arif yang sentiasa memandang kepada Allah s.w.t, berserah diri kepada-Nya, bergantung dan berhajat kepada-Nya. Dia hanyalah hamba Allah s.w.t yang faqir.<br />TAJUK 2<br /><br /><span style="font-weight:bold;">KANDUNGAN<br /><br />SYARAH AL-HIKAM</span>perpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-22361680666567933332010-04-30T21:15:00.000-07:002010-05-26T16:48:32.089-07:00- PESANTREN TRADISIONAL DI TENGAH TANTANGAN MODERNISASI<span style="font-weight:bold;">- PESANTREN TRADISIONAL DI TENGAH TANTANGAN MODERNISASI</span><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">PESANTREN TRADISIONAL DI TENGAH TANTANGAN MODERNISASI<br /></span><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">A. PENDAHULUAN</span><br />Dunia pesantren adalah dunia yang mewarisi dan memelihara kontinuitas tradisi Islam yang dikembangkan ulama dari masa ke masa, dan hal tersebut tidak terbatas pada periode tertentu dalam sejarah Islam, karenanya tidak sulit bagi dunia pesantren untuk melakukan penyesuaian terhadap berbagai perubahan yang terjadi. Maka itu kemamupuan pesantren untuk tetap bertahan dalam setiap perubahan, bukan sekedar karena karakteristiknya yang khas, tetapi juga karena kemampuannya dalam melakukan perbaikan terus menerus secara otodidak.<br />Pondok Pesantren dalam proses pendidikannya lebih menitikberatkan pada ajaran Agama, tetapi pada perkembangannya sekarang pendapat ini sedikit berubah mengingat beberapa pesantren telah mencoba menerapkan system sekolah baik madrasah maupun diniyah yang juga mengajarkan ilmu umum. Serta telah dilengkapinya pendidikan dengan peralatan laiknya sekolah modern seperti adanya laboratorium, komputerisasi, dll sehingga lulusan pesantren diharapkan memiliki kualitas yang sama dengan lulusan sekolah biasa. Jenis pesantren ini disebut dengan pesantren modern yang beberapa kalangan menilai sebagai pesantren ideal.<br />Hanya saja, perkembangan pesantren kearah yang modern ini seringkali melupakan khittahnya sebagai basis Agama sehingga tak jarang pesantren yang telah menerapkan system modern (barat) ini seperti kehilangan ruh, nilai dan jiwa. Sehingga tak jarang lulusan dari pesantren masih berkepribadian dengan moral yang jauh dari harapan. Hal ini bisa disebabkan barangkali karena banyak santri yang masuk berasal dari golongan kaya yang notabene selalu bersikap mewah, tidak mandiri, dan individualis. Kumpulan santri yang mempunyai sifat sama ini kemudian sedikit banyak menggerus jiwa kesederhanaan, dan kemandirian pondok.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">B. DINAMIKA PESANTREN<br />1. Pengertian Pondok Pesantren<br /></span><br />Pondok pesantren adalah salah satu pendidikan Islam di Indonesia yang mempunyai ciri-ciri khas tersendiri. Definisi pesantren sendiri mempunyai pengertian yang bervariasi, tetapi pada hakekatnya mengandung pengertian yang sama.<br />Perkataan pesantren berasal dari bahasa sansekerta yang memperoleh wujud dan pengertian tersendiri dalam bahasa Indonesia. Asal kata san berarti orang baik (laki-laki) disambung tra berarti suka menolong, santra berarti orang baik baik yang suka menolong. Pesantren berarti tempat untuk membina manusia menjadi orang baik.<br />Sementara itu ada juga yang memberikan batasan pesantren sebagai gabungan dari berbagai kata pondok dan pesantren, istilah pesantren diangkat dari kata santri yang berarti murid atau santri yang berarti huruf sebab dalam pesantren inilah mula-mula santri mengenal huruf, sedang istilah pondok berasal dari kata funduk (dalam bahasa Arab) mempunyai arti rumah penginapan atau hotel. Akan tetapi pondok di Indonesia khususnya di pulau jawa lebih mirip dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana yang dipetak-petak dalam bentuk kamar-kamar yang merupakan asrama bagi santri.<br />Dalam catatan sejarah, Pondok Pesantren dikenal di Indonesia sejak zaman Walisongo. Ketika itu Sunan Ampel mendirikan sebuah padepokan di Ampel Surabaya dan menjadikannya pusat pendidikan di Jawa. Para santri yang berasal dari pulau Jawa datang untuk menuntut ilmu agama. Bahkan di antara para santri ada yang berasal dari Gowa dan Talo, Sulawesi.<br />Pesantren Ampel merupakan cikal bakal berdirinya pesantren-pesantren di Tanah Air. Sebab para santri setelah menyelesaikan studinya merasa berkewajiban mengamalkan ilmunya di daerahnya masing-masing. Maka didirikanlah pondok-pondok pesantren dengan mengikuti pada apa yang mereka dapatkan di Pesantren Ampel.<br />Kesederhanaan pesantren dahulu sangat terlihat, baik segi fisik bangunan, metode, bahan kajian dan perangkat belajar lainnya. Hal itu dilatarbelakangi kondisi masyarakat dan ekonomi yang ada pada waktu itu. Yang menjadi ciri khas dari lembaga ini adalah rasa keikhlasan yang dimiliki para santri dan sang Kyai. Hubungan mereka tidak hanya sekedar sebagai murid dan guru, tapi lebih seperti anak dan orang tua. Tidak heran bila santri merasa kerasan tinggal di pesantren walau dengan segala kesederhanaannya. Bentuk keikhlasan itu terlihat dengan tidak dipungutnya sejumlah bayaran tertentu dari para santri, mereka bersama-sama bertani atau berdagang dan hasilnya dipergunakan untuk kebutuhan hidup mereka dan pembiayaan fisik lembaga, seperti lampu, bangku belajar, tinta, tikar dan lain sebagainya.<br />Materi yang dikaji adalah ilmu-ilmu agama, seperti fiqih, nahwu, tafsir, tauhid, hadist dan lain-lain. Biasanya mereka mempergunakan rujukan kitab klasik atau yang dikenal dengan kitab kuning. Di antara kajian yang ada, materi nahwu dan fiqih mendapat porsi mayoritas. Hal itu karena mereka memandang bahwa ilmu nahwu adalah ilmu kunci. Seseorang tidak dapat membaca kitab kuning bila belum menguasai nahwu. Sedangkan materi fiqih karena dipandang sebagai ilmu yang banyak berhubungan dengan kebutuhan masyarakat (sosiologi). Tidak heran bila sebagian pakar meneyebut sistem pendidikan Islam pada pesantren dahulu umumnya berorientasi pada fiqih (fiqih orientied) atau berorientasi pada nahwu (nahwu orientied).<br />Masa pendidikan tidak tertentu, yaitu sesuai dengan keinginan santri atau keputusan sang Kyai bila dipandang santri telah cukup menempuh studi padanya. Biasanya sang Kyai menganjurkan santri tersebut untuk nyantri di tempat lain atau mengamalkan ilmunya di daerah masing-masing. Para santri yang tekun biasanya diberi “ijazah” dari sang Kyai.<br />Lokasi pesantren model dahulu tidaklah seperti yang ada kini. Ia lebih menyatu dengan masyarakat, tidak dibatasi pagar (komplek) dan para santri berbaur dengan masyarakat sekitar. Bentuk ini masih banyak ditemukan pada pesantren-pesantren kecil di desa-desa Banten, Madura dan sebagian Jawa Tengah dan Timur.<br />Pesantren dengan metode dan keadaan di atas kini telah mengalami reformasi, meski beberapa materi, metode dan sistem masih dipertahankan. Namun keadaan fisik bangunan dan masa studi telah terjadi pembenahan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">2. Komponen Pondok Pesantren</span><br />Secara umum pesantren memiliki komponen-komponen kyai, santri, masjid, pondok dan kitab kuning. Berikut ini pengertian dan fungsi masing-masing komponen. Sekaligus menunjukkan serta membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya, yaitu :<br /><span style="font-weight:bold;">a. Pondok :</span><br />Definisi singkat istilah ‘pondok’ adalah tempat sederhana yang merupakan tempat tinggal kyai bersama para santrinya.<br />Salah satu niat pondok selain dari yang dimaksudkan sebagai tempat asrama para santri adalah sebagai tempat latihan bagi santri untuk mengembangkan ketrampilan kemandiriannya agar mereka siap hidup mandiri dalam masyarakat sesudah tamat dari pesantren.<br />Sistem asrama ini merupakan ciri khas tradisi pesantren yang membedakan sistem pendidikan pesantren dengan sistem pendidikan Islam.<br /><span style="font-weight:bold;">b. Masjid</span><br />Dalam konteks ini, masjid adalah sebagai pusat kegiatan amaliyah seperti ibadah dan belajar mengajar. Masjid yang merupakan unsur pokok kedua dari pesantren, disamping berfungsi sebagai tempat melakukan sholat berjamaah setiap waktu sholat, juga berfungsi sebagai tempat belajar mengajar. Biasanya waktu belajar mengajar berkaitan dengan waktu shalat berjamaah, baik sebelum maupun sesudahnya.<br /><span style="font-weight:bold;">c. Santri</span><br />Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, tentang santri ini biasanya terdiri dari dua kelompok :<br />1. Santri mukim; ialah santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.<br />2. Santri kalong (laju); ialah santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masing setiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.<br /><span style="font-weight:bold;">d. Kyai</span><br />Peran penting kyai dalam pendirian, pertumbuhan, perkembangan dan pengurusan sebuah pesantren berarti dia merupakan unsur yang paling esensial. Sebagai pemimpin pesantren, watak dan keberhasilan pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu, karismatik dan wibawa, serta ketrampilan kyai. Dalam konteks ini, pribadi kyai sangat menentukan sebab dia adalah tokoh sentral dalam pesantren<br /><span style="font-weight:bold;">e. Kitab-kitab Islam klasik</span><br />Unsur pokok lain yang cukup membedakan peantren dengan lembaga lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab Islam klasik atau yang sekarang terkenal dengan sebutan kitab kuning, yang dikarang oleh para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Kitab-kitab yang merupakan warisan agung dari para ulama’ terdahulu tersebut terus dipertahankan dan dilestarikan.<br />Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam. Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis-jenis kitab-kitab yang diajarkan.<br /><span style="font-weight:bold;">3. Tipologi Pondok Pesantren</span><br />Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mengalami perkembangan bentuk sesuai dengan perubahan zaman, terutama sekali adanya dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan bentuk pesantren bukan berarti sebagai pondok pesantren yang telah hilang kekhasannya. Dalam hal ini pondok pesantren tetap merupakan lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat untuk masyarakat.<br />Secara faktual ada beberapa tipe pondok pesantren yang berkembang dalam masyarakat, yang meliputi:<br /><span style="font-weight:bold;">a. Pondok Pesantren Tradisional (Salafiyah)</span><br />Pondok pesantren ini masih tetap mempertahankan bentuk aslinya dengan semata-mata mengajarkan kitab yang ditulis oleh ulama’ pada abad ke 15 M dengan menggunakan bahasa arab.<br /><span style="font-weight:bold;">b. Pondok Pesantren Modern</span><br />Pondok pesantren ini merupakan pengembangan tipe pesantren karena orientasi belajaranny cenderung mengadopsi seluruh sistem belajar secara klasik dan meninggalkan sistem belajar tradisional. Penerapan sistem belajar modern ini terutama nempak pada bangunan kelas-kelas belajar baik dalam bentuk madrasah maupun sekolah.<br />Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum sekolah atau madrasah yang berlaku secara nasional. Santrinya ada yang menetap ada yang tersebar di sekitar desa itu. Kedudukan para kyai sebagai koordinator pelaksana proses belajar mengajar langsung di kelas. Perbedaannya dengan sekolah dan madrasah terletak pada porsi pendidikan agama dan bahasa Arab lebih menonjol sebagai kurikulum lokal.<br /><span style="font-weight:bold;">c. Pondok Pesantren Komprehensif</span><br />Sistem pesantren ini merupakan sistem pendidikan dan pengajaran gabungan antara yang tradisional dan yang modern. Artinya di dalamnya diterapkan pendidikan dan pengajaran kitab kuning dengan metode sorogan, bandongan dan wektonan, namun secara reguler sistem persekolahan terus dikembangkan. Bahkan pendidikan ketrampilan pun diaplikasikan sehingga menjadikannya berbeda dari tipologi kesatu dan kedua<br /><span style="font-weight:bold;">4. Metode Pembelajaran Pesantren Salaf</span><br />Metode tradisional adalah berangkat dari pola pelajaran yang sangat sederhana dan sejak semula timbulnya, yakni pola pengajaran sorogan, bandongan dan wetonan dalam mengkaji kitab-kitab agama yang ditulis oleh para ulama’ pada zaman abad pertengahan dan kitab-kitab itu dikenal dengan istilah “kitab kuning”.<br /><span style="font-weight:bold;">a. Metode Sorogan</span><br />Sorogan berasal dari kata sorog (bahasa jawa) yang berarti menyodorkan, sebab setiap santri menyodorkan kitabnya dihadapan kyai atau pembantunya (badal, asisten Kyai). Sistem sorogan ini termasuk belajar secara individual, dimana seorang santri berhadapan dengan seorang guru, dan terjadi interaksi saling mengenal diantara keduanya. Sistem sorogan ini terbukti sangat efektif sebagai taraf pertama bagi seorang murid yang bercitacita menjadi alim. Sistem ini memungkinkan seorang guru mengawasi, menilai dan membimbing secara maksimal kemampuan seorang santri dalam menguasai materi pembelajaran. Sorogan merupakan kegiatan pembelajaran bagi para santri yang lebih menitik beratkan pada pengembangan kemampuan perorangan (individual), di bawah bimbingan seorang Kyai atau ustadz. Pelaksanaannya, santri yang banyak itu datang bersama, kemudian mereka antri menunggu gilirannya masing-masing, sambil mempelajari materyang akan di soroggan. Dengan sistem pengajaran secara sorogan ini memungkinkan hubungan kyai dengan santri sangat dekat, sebab kyai dapat mengenal kemampuan pribadi santri secara satu satu persatu. Kitab yang disorogkan kepada kyai oleh santri yangsatu dengan santri yang lain tidak harus sama.<br /><span style="font-weight:bold;">b. Metode Wetonan/bandongan</span><br />Istilah weton berasal dari kata wektu (bahasa jawa) yang berarti waktu, sebab pengajian tersebut diberikan pada waktu-waktu tertentu, yaitu sebelum dan atau sesudah melakukan shalat fardu. Metode weton ini merupakan metode kuliah, dimana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling kyai yang menerangkan pelajaran, Santri menyimak kitab masing-masing dan membuat cacatan padanya. Istilah wetonan ini di Jawa Barat di sebut dengan bandongan. Tetapi sekarang ini banyak pesantren telah menggunakan metode pengajaran dengan memadukan antara model yang lama dengan model pengajaran yang modern yaitu dengan memadukan metode klasikal yang bertingkat.<br /><span style="font-weight:bold;">c. Halaqah/Musyawarah</span><br />Halaqah, sistem ini merupakan kelompok kelas dari sistem bandongan. Halaqah yang arti bahasanya lingkaran murid, atau sekelompok siswa yang belajar di bawah bimbingan seorang guru atau belajar bersama dalam satu tempat.<br />Metode ini dimaksudkan sebagai penyajian bahan pelajaran dengan cara murid atau santri membahasnya bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah tertentu yang ada dalam kitab kuning. Dalam metode ini, kiai atau guru bertindak sebagai “moderator”. Metode diskusi bertujuan agar murid atau santri aktif dalam belajar. Melalui metode ini, akan tumbuh dan berkembang pemikiran-pemikiran kritis, analitis, dan logis.<br /><span style="font-weight:bold;">d. Hafalan/Tahfidz.</span><br />Metode hapalan yang diterapkan di pesantren-pesantren, umumnya dipakai untuk menghafal kitab-kitab tertentu, misalnya Alfiyah Ibn Malik. Metode hafalan juga sering diterapkan untuk pembelajaran al-Qur`an-Hadits. Dalam pembelajaran al-Qur'an metode ini biasa disebut metode Tahfizh al-Qur'an. Biasanya santri diberi tugas untuk mengh fal beberapa bait dari kitab alfiyah, dan setelah beberapa hari baru dibacakan di depan kyai/ustadnya. Dalam pengembangan metode Hafalan atau Tahfizh ini, pola penerapannya tidak hanya menekankan hafalan tekstual dengan berbagai variasinya, tetapi harus juga melibatkan atau menyentuh ranah yang lebih tinggi dari kemampuan belajar. Artinya, hafalan tidak saja merupakan kemampuan intelektual sebatas ingatan tetapi juga sampai kepada pemahaman, analisis, dan evaluasi. Bagaimanapun, hafalan sebagai metode pembelajaran maupun sebagai hasil belajar tidak dapat diremehkan, seperti yang sering terdengar dari pernyataanpernyataan sumbang para pengamat pembelajaran. Hafalan harus dipandang sebagai basis untuk mencapai kemampuan intelektuan yang lebih tinggi.<br /><span style="font-weight:bold;">e. Bahtsul Masa’il</span><br />Suatu metode yang belajar untuk memecahkan masalah secara bersama-sama dalam bentuk diskusi. Masalah yang disikapi adalah masalah-masalah sosial apapun yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dan menuntut kejelasan hukum. Biasanya juga adalah masalah terkini yang belum pernah terjadi sebelumnya.<br />Hal ini biasanya setiap peserta mencoba menjawab masalah yang sedang dibahas dengan menjadikan sumber dasar ajaran agama dan produk pemikiran ulama’ kontemporer sebagai rujukan/refrensi.<br />Hanya saja untuk santri di lingkungan pesantren, bahtsul masail menjadi media pembelajaran dan masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan ilmiah untuk memahami kitab-kitab kuning.<br /><span style="font-weight:bold;">5. Peranan dan Fungsi Pesantren</span><br />Realitas menunjukkan bahwa perkembangan pesantren terus menapaki tangga kemajuan, ini terbukti di sebagian pesantren telah mengembangkan kelembagaannya dengan membuka sistem madrasah, sekolah umum, dan diantaranya ada juga yang membuka semacam lembaga pendidikan kejuruan seperti bidang pertanian, peternakan, teknik dan sebagainya.<br />Meskipun perjalanan pesantren mengalami adaptasi dan penyesuaian, pada tataran praktis pesantren tetap memiliki fungsi-fungsi sebagai:<br /><span style="font-weight:bold;">a. Lembaga pendidikan yang melakukan transfer dan transformasi ilmu-ilmu agama (tafaqquh fid din) dan nilai-nilai Islam (Islamic values)</span><br /><span style="font-weight:bold;">b. Lembaga keagamaan yang melakukan kontrol sosial (social control)</span><br />Agar masyarakat berperilaku sesuai dengan pedoman, pengendalian sosial merupakan mekanisme untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan mengarahkan anggota masyarakat untuk bertindak menurut norma-¬norma dan nilai-nilai yang telah melembaga.<br />Pengendalian sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Apabila pengendalian sosial tidak diterapkan, akan mudah terjadi penyimpangan sosial dan tindakan amoral lainnya. Dalam hal ini pesanren sebagai lembaga keagamaan berperan dalam kontrol sosial tersebut. Hal ini karena di daalm pesantren terdapat kyai yang ditokohkan oleh masyarakat yang dapat menjadi panutan bagi mereka.<br /><span style="font-weight:bold;">c. Lembaga keagamaan yang melakukan rekayasa sosial (social engineering).</span><br />Sebagai lembaga keagamaan yang mempunyai peran dalam rekayasa sosial, pesantren berupaya untuk wujudnya kondisi sosial yang diharapkan. Keinginan untuk merancang kondisi sosial ini muncul ketika kondisi faktual berjalan tidak seperti apa yang diharapkan. Atau dalam kata lain terdapat gap antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi yang ada.<br />Relevan dengan peran pesantren pada zamannya fungsi pesantren secara garis besar terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai:<br />a. Lembaga pendidikan<br />b. Lembaga sosial<br />c. Lembaga penyiaran agama.<br />6. Nilai-nilai yang Berkembang di Pesantren<br />a. Sikap Hormat dan Ta’dzim<br />Sikap horrnat, ta’dzim dan kepatuhan kepada kyai adalah salah satu nilai pertama yang ditanamkan pada setiap santri. Kepatuhan itu diperluas lagi, sehingga mencakup penghormatan kepada para ulama sebelumnya dan ulama yang mengarang kitab-kitab yang dipelajari.<br /><span style="font-weight:bold;">b. Persaudaraan dan Kebersamaan</span><br />Dalam tradisi pesantren persaudaraan menjadi ruh yang mendasari seluruh kegiatan santri sehingga tercipta persaudaraan yang kokoh anatar semua keluarga pondok, tidak hanya di pondok saja bhakan ketika mereka sudah kembali ke pondok. Hal ini terlihat di antaranya dari antusias mereka dalam bersama-sama bergotong royong dalam membangun fisik pondok.<br /><span style="font-weight:bold;">c. Keikhlasan</span><br />Dalam tradisi pesantren seorang kyai atau ustadz mengajarkan ilmu kepada santrinya dengan penuh ketekunan dan ketulusan, ia mengajar betul-betul tanpa pamrih. Dengan nilai inilah pesantren bisa menjadi rujukan untuk menuntut ilmu bagi siapapun, tanpa memandang status sosial, sehingga pesantren betul-betul dapat dinikmati oleh semua lapisan.<br />Jiwa keikhlasan ini akan melahirkan sebuah iklim yang sangat kondusif, harmonis disemua tingkat, dari tingkat atas sampai tingkat yang paling bawah sekalipun, suasana yang harmonis antara tiga unsur yang tidak terpisahkan, yaitu sosok Kyai yang penuh kharismatik dan disegani, para asatidz yang tak pernah bosan untuk membimbing dan santri yang penuh cinta, taat dan hormat. Jiwa dan sikap ini akan mencetak santri yang militan siap terjun berjuang di jalan Allah kapan saja dan dimana saja.<br />Keikhlasan memiliki nilai yang tinggi dalam pandangan agama islam. Jiwa ikhlas kyai dalam menegakkan agama serta keikhlasan yang ditanamkan pada jiwa santri menjadikan pesantren mampu melahirkan intelektual-intelektual muslim yang berakhlakl karimah.<br /><span style="font-weight:bold;">d. Kesederhanaan</span><br />Ksederhanaan atau dalam istilah pesantren disebut tawassuth atau iqtishad. Nilai ini tampak dalam kehidupan sehari-hari kiai dan santri-santrinya. Mereka menggunakan segala sesuatu dengan sederhana dan apa adanya.<br />Kesederhanaan menjadi nilai dasar pesantren, karena dengan sikap inilah kecemberuan sosial yang bersifat material bisa dikikis habis. Kesederhanaan di sini meliputi kesederhanaan dalam pola hidup, pola pikir, pola perasaan, pola perilaku.<br />Dibalik kesederhanaan itu akan terpancar jiwa besar, berani maju dan pantang mundur dalam segala kondisi sesulit apapun, bahkan pada jiwa kesederhanaan inilah hidup dan tumbuhnya mental dan karakter yang kuat sebagai syarat mutlak untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam semua ruang lingkup kehidupan. Sikap sederhana inilah yang menjiwai pesantren sehingga eksis hingga kini.<br /><span style="font-weight:bold;">e. Nilai Kemandirian</span><br />Baik santri maupun pihak pesantren memiliki jiwa kemandirian dalam kehidupannya, sehingga santri tidak cengeng, dan bisa berkembang menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah menyerah.<br /><span style="font-weight:bold;">f. Nilai Keteladanan</span><br />Nilai keteladanan memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan di pesantren. Kyai merupakan teladan bagi para santri begitu pula santri saling meneladani antara satu dengan yang lainnya. Sehingga pesantren sebagai lembaga pendidikan agama lebih mudah dalam mewujudkan santri yang berakhlak mulia. Hal ini dikarenakan adanya konsep bahwa mengamalkan ilmu adalah hal yang wajib setelah ilmu itu sendiri.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">C. PESANTREN SALAFI DI TENGAH TANTANGAN MODERNISASI</span><br /><br /><span style="font-weight:bold;">1. Pesantren Di Tengah Globalisasi dan Modernisasi</span><br />Globalisasi dan Modernisasi adalah dua sisi dari satu mata uang, Ia juga menawarkan sebuah pilihan yang ambivalen, satu sisi membawa kebaikan kalau mamang kita siap, dan mungkin juga membawa petaka kalau kita gagap. Globalisasi juga menawarkan berbagaai macam pilihan bisa menguntungkan juga bisa membahayakan. Globalisasi adalah sebuah keniscayaan yang nyata yang mau tak mau akan kita hadapi bersama, Ia tak terelakkan.<br />Menghadapi tantangan ini pesantren dituntut untuk bertindak bijak. Kalau serta merta menolak globalisasi dengan melestarikan kostruksi lama dan tidak mau melihat sesuatu yang baru sangat jelas ini akan merugikan pesantren di kemudian hari, karena orang moderen sebagai mana disebutkan di atas lebih memenitingkan nilai-nilai instrumental.<br />2. Upaya Mempertahankan Sistem Pesantren<br />Mengikuti perkembangan zaman akhir-akhir ini pesantren telah membuka diri. Jika dahulu pesantren hanya sebagai tempat mengaji ilmu agama melalui sistem sorogan, wetonan, dan bandongan, maka saat ini telah membuka pendikan sistem klasikal dan bahkan program baru yang berwajah modern dan formal seperti madrasah, sekolah, dan bahkan universitas. Sekalipun pendidikan modern telah masuk ke pesantren, akan tetapi tidak boleh menggeser tradisinya, yakni gaya kepesantrenan. Sebaliknya, kehadiran lembaga pendidikan formal ke dalam pesantren dimaksudkan untuk memperkokoh tradisi yang sudah ada, yaitu pendidikan model pesantren. Adaptasi adalah suatu bentuk keniscayaan tanpa menghilangkan ciri khas yang dimiliki pesantren (al-muhâfazhah `ala al-qadîm as-shâlih wa al-akhdzu bi al-jadîd al-ashlah).<br />Tradisi yang dimaksud untuk selalu dipertahankan oleh pesantren adalah pengajaran agama secara utuh. Pendidikan pesantren sejak awal memang bukan dimaksudkan untuk menyiapkan tenaga kerja terampil pada sektor-sektor modern sebagaimana diangankan sekolah dan universitas pada umumnya. Melainkan diorientasikan kepada bagaimana para santri dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam secara baik. Pendidikan pesantren adalah pendidikan Islam yang berusaha mengantarkan para santri menjadi alim dan shalih, bukan menjadi pegawai atau pejabat.<br />Dalam perkembangannya ke depan, yang harus selalu diingat adalah bahwa pesantren harus tetap menjadi ‘rumah’ dalam mengembangkan pertahanan mental spiritual sesuai dengan perkembangan jaman dan tuntutan masa. Selain itu, ilmu yang diajarkan di pesantren harus memiliki pola perpaduan (umum-agama) yang dilandasi karakteristik keilmuan Islam , diantaranya bersumber dari Allah SWT, bersifat duniawi dan ukhrawi, berlaku umum untuk semua komunitas manusia, realistis, dan terpadu (integral); artinya tidak membeda-bedakan pada dimensi keilmuannya, serta universal sehingga dapat melahirkan konsep-konsep keilmuwan di segala bidang dan semua kebutuhan manusia. Dan, yang tak kalah pentingnya adalah pesantren, yang merupakan pendidikan berbasis agama (Islam), harus mampu memaksimalkan aspek da’wah karena da’wah merupakan bagian dari Islam dan tidak bisa dipisahkan dengan ilmu-ilmu keislaman.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">D. PENGALAMAN PONDOK PESANTREN DARUL HUDA<br />1. Sejarah Pondok</span><br />Pondok Pesantren Darul Huda merupakan salah satu dari sekian banyak pondok pesantren yang ada di Kabupaten Ponorogo, berdiri sejak tahun 1968 Oleh K.H. Hasyim Sholeh. Pada awalnya berdirinya mempunyai pengertian yang sederhana sekali yaitu sebagai tempat pendidikan yang mempelajari pengetahuan agama islam di bawah bimbingan seorang guru atau Kyai. Sejalan dengan perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat dewasa ini, lembaga pendidikan Pondok Pesantren masih tetap bertahan di dalam pendidikan modern, bahkan semakin eksis berkembang sedemikian rupa baik jumlah santrinya, tujuannya, maupun sistem pendidikan yang diselenggarakannya.<br />Belajar dari pengalaman bahwa banyak pondok pesantren yang termasyhur tetapi kemudian tenggelam setelah meninggalnya Pengasuh, maka menurut pengalaman KH. Hasyim Sholeh pelimpahan tanggung jawab mengasuh pesantren turun temurun lewat garis ahli waris adalah penyebab masalah tersebut. Oleh karena itu, untuk mempertahankan kelangsungan hidup Pondok Pesantren Darul Huda, sejak tahun 1984 sistem ahli waris di Pondok Pesantren Darul Huda dihapus dan diganti dengan pengelolaan Yayasan. Dengan dikelolanya Pondok Pesantren Darul Huda dalam sebuah payung yayasan maka tidak lagi menjadi milik pribadi Kyai tetapi milik seluruh umat Islam. Selanjutnya kaderisasi tidak hanya terbatas pada sistem keluarga semata, tetapi berdasarkan kemampuan serta bakat dan minat.<br />Pondok Pesantren Darul Huda terus berevolusi secara bertahap baik dalam perkembangan sistem pendidikan maupun perkembangan sarana fisiknya. Perubahan serta pembaharuan yang dilakukan Pondok Pesantren Darul Huda semakin cepat terutama setelah dibukanya lembaga baru pada tahun 1989. Hal tersebut dimaksudkan sebagai kesiapan pesantren dalam menghadapi tantangan dan tuntutan zaman yang semakin kompleks. Karena itu, demi kelangsungan pada masa- masa yang akan datang dibutuhkan persiapan yang lebih matang.<br />Sesuai dengan orientasi Pondok Pesantren Darul Huda yaitu pemasyarakatan, maka pembinaan dan perbekalan yang diberikan kepada santri difokuskan pada masalah- masalah kemasyarakatan dengan harapan semoga mereka yang telah menyelesaikan pendidikan di Pondok Pesantren<br />Darul Huda mau berjuang ditengah- tengah masyarakat dengan segala kemampuan yang dimilikinya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">2. Dasar- Dasar Dan Tujuan Pendidikan</span><br />Dasar Pondok Pesantren Darul Huda yang menganut sistem Salafiyah Haditsah adalah ِا Al-muhâfazhah `ala al-qadîm as-shâlih wa al-akhdzu bi al-jadîd al-ashlah artinya melestarikan metode yang lama yang baik dan mengambil metode baru yang lebih baik. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai oleh Pondok Pesantren Darul Huda adalah mendidik santri supaya berilmu, beramal, dan bertaqwa yang dilandasi dengan akhlakul karimah.<br /><span style="font-weight:bold;">3. Sistem Pendidikan</span><br />Pondok pesantren Darul Huda sejak awal berdirinya memegang teguh sistem pendidikan salaf (Tradisional) sebagaimana pondok salaf pada umumnya. Pada awal mula berdirinya pondok pesantren Darul Huda hanya mengajarkan kitab-kitab klasik warisan para auliya terdahulu. Metode pembelajarnnyapun masih sebatas pada metode pembelajaran salaf, yaitu metode sorogan dan wekton. Bahkan para santri pada saat itu masih belum terfokus pada belajar, tapi mereka sambil nyambi bekerja guna mencukupi kebutuhan sehari-hari di pondok.<br />Seiring dengan perkembangan zaman yang dihadapkan pada tantangan modernisasi dan globalisasi yang terus melaju, maka Pondok Pesantren Darul Huda berupaya untuk beradaptasi. Pengembangan dan inovasi pada berbagai komponen di Pondok Pesantren Darul Huda terus di lakukan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Mulai dari sistem pedidikan hingga tingkat manajemen kepemimpinannya.<br />Pengembangan dan inovasi yang dilakukan tidak berarti berupaya melemahkan nilai-nilai dan sistem pendidikan tradisional yang sejak awal dianutnya, tapi justru sebagai usaha mempertahankan dan mengukuhkannya.<br />Dengan berpedoman pada qaidah “Al-muhâfazhah `ala al-qadîm as-shâlih wa al-akhdzu bi al-jadîd al-ashlah” Darul Huda terus berusaha untuk memegang prisip-prisip pendidikan tradisional (salaf) sebagai model pendidikan asli dan khas di Indonesia. Dan berlandaskan pada qaidah ini pula Darul Huda mengepakkan sayapnya dalam rangka mewujudkan sebuah lembaga pendidikan alternatif yang mempertahankan tradisi dan nilai salaf (tradsional) nya dan tetap mapu bertahan di tengah tantangan globalisasi dan modernisasi yang menggiurkan.<br />Salah satu wujud dari upaya pengembangan tersebut adalah diselenggarakannya pendidikan formal dengan mengacu pada kurikulum DEPAG. Maka pada tahun 1989 dibukalah Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Darul Huda.<br />Dengan dibukanya lembaga pendidikan baru ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi sistem yang diterapkan di Darul Huda, dan bukan sebaliknya. Karena, diakui maupun tidak, pesantren dengan sistem yang justru dianggap tradisional (kuno) telah mampu melahirkan intelektual-intelektual muslim yang hingga di zaman serba modern ini nama mereka tetap harum. Sebuah sytem pendidikan unik nan tradisionil yang hampir tidak ada bandingannya di negeri asalnya ini. Sehingga dengan bahasa lain dapat dikatakan bahwa kehadiran dua lembaga formal yang termasuk pada kategori sistem modern tersebut adalah sebagai upaya adaptasi, sehingga sistem tradisional yang ada dapat dipertahankan dan diterima oleh masyarakat serta tidak dipandang sebelah mata.<br /><span style="font-weight:bold;">4. Visi Dan Misi</span><br />Visi pondok pesantren Darul Huda adalah berilmu, beramal dan bertaqwa dengan dilandasi akhlaqul karimah.<br />Misi Pondok Pesantren Darul Huda adalah: Menumbuhkan budaya ilmu, amal dan Taqwa diserta Akhlaqul karimah pada jiwa santri dalam pengabdiannya dalam Agama dan masyarakat Menumbuhkan budaya ilmu, amal dan Taqwa diserta Akhlaqul karimah pada jiwa santri dalam pengabdiannya dalam Agama dan masyarakat<br /><span style="font-weight:bold;">5. Lembaga Pendidikan</span><br />a. Pondok Putra dan Putri<br />Sistem pendidikan di Darul Huda melalui lembaga ini adalah pedidikan melaui sistem tradisional. Santri mendapat pendidikan melaui pembiasaan keseharian. Rutinitas santri di asrama secara umum diatur oleh ketentuan yang berlaku di pondok, kehidupan santri di pondok tidak lepas dari aturan pondok. Secara umum prinsip pendidikan di asrama dapat digambarkan sebagai berikut:<br />1. Dengan prisip berilmu, beramal, bertaqwa, dan berakhlakul karimah, pendidikan di Darul Huda tidak hanya diarahkan pada penguasaan ilmu belaka, akan tetapi lebih dari itu membing santri dalam mengamalkan segala ilmu yang diperoleh, sehingga dapat memiliki jiwa taqwa yang selanjutnya pasti akan melahirkan akhlaqul karimah. Itulah sebabnya Darul Huda lebih menekankan pada proses perolehan ilmu yang bermanfaat dari pada ilmu itu sendiri. Sehingga Darul Huda masih memegang erat nilai-nilai yang terkandung dalam kitab Ta’limul Muta’allim.<br />2. Kedhidupan santri di pondok dibimbing oleh pengurus sebagai kepanjangan tangan dari pengasuh yang dilanjutkan oleh santri senior yang disebut dengan “Bapak Kamar” atau “Musyrif”<br />3. Dalam menjalankan kehidupan di pondok, santri terikat oleh seperangkat aturan sebagai sarana mendidik mental mereka sehingga memiliki jiwa yang taqwa dan berakhlakul karimah. Selain itu juga aturan-aturan tersebut sebagai sarana riyadlah santri. Sehingga dapat dikatakan bahwa salah satu riydlah santri adalah “menaati peraturan”.<br />4. Dalam rangka meningkatkan kualitas spiritual santri mereka diwajibkan menjalankan ibadah yang menjadi rutinitas di pondok, diantaranya:<br />a. Shalat Jamaah beserta wiridnya sebagai rutinitas harian.<br />b. Mujahadah dan zyarah Auliya’ sebagai rutinitas bulanan dan tahunan.<br />c. Dzibaan dan membaca aurad burdah sebagai rutinitas mingguan<br />d. Khataman al Qur’an sebagai rutinitas bulanan<br />5. Pendalaman kitab kuning melalui sistem:<br /><span style="font-weight:bold;">a. Sorogan</span><br />Sistem sorogan yang diterapkan di pondok pesantren Darul Huda adalah sistem “santri aktif”. Santri membaca dihadapan ustadz, kemudian ustadz menanyakan beberapa persoalan yang berkaitan dengan materi yang telah dibaca. Secara yang dikaji dengan melalui sistem sorogan adalah al Qur’an bagi pemula dan kitab bagi santri lanjutan. Kitab yang dikaji melalui metode ini adalah Safinatunnaja (menekankan pada pemahaman nahwu sharaf), Sulam Taufiq (menekankan pada pemahaman teks) dan Fathul Qorib (menekankan pada pemahaman teks dan masail waq’iyyah).<br />Selain sebagai sarana untuk mendalami kitab kuning, kegiatan sorogan juga dijadikan sebagai wahana pembinaan akhlaq santri oleh ustadz pembimbingnya masing-masing. Kegiatan ini dilaksanakan empat malam dalam satu minggu.<br /><span style="font-weight:bold;">b. Wekton</span><br />Sistem wekton yang diterapkan adalah sistem kuliah, dimana ustadz membacakan kitab sementara santri memberikan ma’na pada kitab yang dikaji dan mencatat beberapa keterangan yang diperlukan. Sistem wekton yang ditapkan dapat dibedakan ke dalam beberapa kegiatan, yaitu: (1) Wekton setelah shalat (subuh, dzuhur dan isya’), (2) pengajian kilat pada waktu tertentu dan (3) pengajian pondok Romadlon. Di antara kitab yang dikaji dalam kegiatan wekton harian adalah: Tafsir Jalalain, Shahih Bukhori, Sirojut Thalibi, Tanbihul Ghafilin, dll.<br /><span style="font-weight:bold;">c. Takror</span><br />Istilah takror digunakan oleh Darul Huda sebagai penyebutan sebuah kegiatan musyawarah santri guna membahas pelajaran yang diperoleh di Madrasah Diniyah. Kegiatan ini selain sebagai sarana mengulang pelajaran yang telah diajarkan juga melatih santri untuk kritis dalam belajar. Dengan kegiatan ini pula santri senior mendapatkan kesempatan untuk membimbing adik-adiknya..<br /><span style="font-weight:bold;">d. Syawir</span><br />Syawir adalah kegiatan musyawarah bagi santri tingkat mahasiswa guna membahas kitab-kitab tertentu. Kegiatan ini berguna untuk melatih santri tingkat mahasiswa untuk berjiwa kritis terutama dalam mendalami Fiqih dan ilmu alat (Nahwu dan Shorof).<br />e. Bahtsul Kitab (Bedah Kitab)<br />Bahtsul Kitab adalah kegiatan pengkajian suatu kitab secara global agar kandungannya dapat segera dimengerti dan diterapkan oleh santri tanpa melaui proses yang ketat dan akurat. Selain itu juga kegiatan ini dimaksudkan untuk memberiakan informasi lebih dalam perihal kitab yang dikaji sehingga dapat memberikan motovasi yang besar kepada santri agar kedepan mereka mengkajinya secara mendalam, ketat dan akurat.<br /><span style="font-weight:bold;">f. Bahtsul Masail</span><br />Bahstul Masail diselenggarakan guna membahas persoalan-persoalan kekinian untuk diketahui setatus hukumnya dan sekaligus landasan hukumnya.<br />6. Pengembangan bagasa Arab dan Ingris melalui pembinaan asrama bahasa.<br />7. Peningkatan kreativitas santri melaui kegiatan-kegiatan di luar kegiartan pokok, di antaranya: kaligrafi, hadrah, qiro’ah, olah raga, muhadlarah, berbagai pelatihan maupun seminar, dll.<br /><span style="font-weight:bold;">b. Madrasah Diniyah “Miftahul Huda”</span><br />Madrasah Miftahul Huda yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan MMH, adalah merupakan realisasi dari pola pendidikan di pondok pesantren Darul Huda, ‘ala nahjis salafiyah haditsah dengan motto : Al Muhafadzatu Ala al Qadim ash Shalih wa Al Akhdzu bil Jadid Al Ashlah (Melestarikan hal-hal lama yang baik dan mengembangkan hal-hal baru yang lebih baik dan bermanfaaat) dengan melalui pembelajaran kitab-kitab kuning mu’tabaroh hasil ijtihad ulama-ulama besar islam, dengan tujuan untuk menjaga warisan dan kesinambungan kekayaan khazanah intelektual islam yang diwarisakn secara terus menrus dari generasi ke generasi.<br />MMH yang merupakan cikal bakal pondok pesantren Darul Huda pada mulanya berbentuk madrasah diniyah sederhana yang santrinya adalah warga mayak dan sekitarnya. Baru kemudian setelah tahun 1968 dengan manajemen yang modern mengalami perkembangan pesat sampai sekarang. Dan oleh sebab itulah santri yang mondok di Darul Huda, maka wajib menempuh sekolah di MMH, berbeda dengan MA/MTs “ Darul Huda “.<br />Sejarah telah mencatat bahwa pada awal berdirinya, jenjang pendidikan di MMH sangat lama tidak jauh berbeda dengan pendidikan di pondok-pondok salaf pada umumnya yakni :<br />1. Tingkan sekolah persiapan ( SP ) : selama 2 tahun<br />2. Tingkat Tsanawiyah : selama 3 tahun<br />3. tingkat Aliyah : selama 3 tahun<br />Dengan demikian santri baru bisa tamat/lulus di MMH harus menempuh pendidikan selama 8 tahun. Seiring dengan perkembangan zaman yang terus menuntut adanya perubahan, maka pada tahun ajaran 2009/2000 pola pendidikan di MMH juga mengalami perubahan menjadi 6 tahun dengan kelas tambahan berupa :<br />1. Kelas Exsperimen diperuntukkan bagi siswa MA/sederajat yang sudah memiliki kemampuan membaca kitab kuning ( sudah pernah sekolah diniyah sebelumnya )<br />2. Kelas SP ( sekolah persiapan ) yang diperuntukkan bagi mereka yang belum pernah / belum bisa membaca serta tulis menulis Arab.<br />Setelah 6 tahun kemudian dilanjutkan dengan program Takhasus (pendalaman kitab-kitab kuning ) selama 2 tahun. Namun perubahan pola itu tidak mengurangi kualitas pendidikan madrasah yang diberikan pada tahun-tahun sebelumnya.<br />Perubahan pola pendidikan tersebut terjadi dengan semakin pesatnya perkembangan jumlah santri di pondok DARUL HUDA yang umumnya setingkat MTs / MA ” DARUL HUDA ” yang ketika mereka sudah lulus, akan tetapi di MMH-nya belum lulus dengan lama pendidikan selama 8 tahun. dengan perubahan tersebut diharapkan santri ketika 6 tahun di MTs / MA ” DARUL HUDA ” juga bisa menamatkan pendidikan di MMH, sehingga di harapkan lulusan pondok pesantren ” DARUL HUDA ” merupakan lulusan siap pakai dan bisa mewarnai masyarakatnya dengan bekal ilmu yang didapat baik ilmu umum maupun ilmu agama. Dan disinilah nilai plus pondok pesantren ” Darul Huda ” dibandingkan dengan lainnya.<br />Selain mengajarkan kitab-kitab klasi, MMH juga memberikan pelatihan keorganisasian melalui “Himpunan Murid Miftahul Huda (HIMMAH)” dan “Ikatan Santri Tahkassus(IKHSANT) dan berbagai pelatihan yang lain guna menunjang dan menuntaskan mata pelajaran di MMH seperti, pelatihan manasik haji, pelatihan tajhiz janazah, Fiqhun Nisa’, Bahtsul Kutub, dll.<br /><span style="font-weight:bold;">c. Madarasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah</span><br />Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Darul Huda adalah dua lembaga yang berbeda yang keduanya sama-sama berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Darul. Lembaga ini merupakan lembaga pendidikan dengan sistem moderen. Kurikulum yang diterapkan pun mengacu pada DEPAG. Keberadan MTs Darul Huda diharapkan mampu mengiringi sekaligus melengkapi sytem tradisional yang sejak awal dianut oleh Darul Huda. Segala pelajaran yang diberikan di MTs Darul Huda diharapkan juga mampu mewujudkan santri yang bertaqwa dan berakhlakul karimah. Sistem pendidikannya yang moderen diharapkan tidak hanya mampu mendidik santri pada ranah kognitif saja (sebagaimana yang dialami kebanyakan lembaga pendidikan formal) tapi juga pada ranahafektif dan psikomotorik. sehingga mampu melahirkan insan kamil.<br />Materi pelajaran yang bersifat umum diharapkan mampu diarahkan pada upaya memperkokoh keimanan santri seperti lebih mengarahkannya sebagai sarana tafakkur fi khalqillah dari pada sebagai sarana mengisi daftar nilai.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">E. PENUTUP</span><br />Betapapun pesantren berkembang dengan segala bentuknya masing, namun upaya mempertahankan tradisi salafiyah hendaklah terus dilakukan. Pengaruh globalisasi dan modernisasi yang merajalela hendaklah disikapi dengan bijak, karena tanpa adanya mawas diri dengan perkembangan yang ada dikhawatirkan akan melunturkan kemurnian prinsip pesantren sebagai lembaga pendidikan yang telah diwariskan oleh para wali songo dan ulam’ terdahulu. Namun demikian tidak pula tepat pesantren menutup mata dengan perkembangan tersebut.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">BAHAN BACAAN:</span><br />Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai, Jakarta, LP3ES,1984<br />Haedari, Amin, Drs, M.Pd, H, dan El Saha, Ishom, MA, Peningkatan Mutu Terpadu Pesantren dan Madrasah Diniyah,Jakarta, Diva Pustaka, 2006.<br />Tim Penyusun, Bunga Rampai Pesantren: Kumpulan Tulisan dan Karangan Abdul Rahman Wahid, Jakarta, CV. Dharma Bhakti, 1399 H.<br />Haedari, Amin, Drs, M.Pd, H, Panorama Pesantren dalam Cakrawala Modern, Jakarta, Diva Pustaka,2004.perpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-42442642964902175322010-04-27T22:37:00.000-07:002010-05-01T08:28:37.404-07:00- KUMPULAN PIDATO BAHASA INDONESIA<span style="font-weight:bold;"></span><marquee onmouseover="this.stop()" onmouseout="this.start()"><span style="font-weight:bold;">KUMPULAN PIDATO BAHASA INDONESIA</span></marquee><br /><span style="font-weight:bold;">MENCIPTAKAN GENERASI YANG BERKUALITAS<br />DENGAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN</span><br /><br /><br /><font color="#008000">Hakekat dasar pendidikan kepramukaan adalah meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan yakni Satya dan Darma pramuka kepada peserta didik, sehingga mereka dapat dipersiapkan menjadi kader pimpinan bangsa yang tangguh pada masa depan.<br /> <br />Didalam pramuka kita juga mengenal kegiatan yang bersifat menarik, menyenagkan dan menantang. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan-kegiatan yang di adakan lebih hidup dan mengakomodasi kebutuhan mental mereka, mengingat Kepramukaan adalah sebagai Komplemen pendidikan diluar sekolah. <br /> <br />Dari latar belakang tersebut, dalam kesempatan ini saya akan menyampaikan suatu pidato dengan tema <span style="font-weight:bold;">“MENCIPTAKAN GENERASI YANG BERKUALITAS DENGAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN”. </span><br /><br />Dewan juri yang terhormat, serta teman-teman seperjungan yang saya cintai, <br /><br />Pada tanggal 20 Mei 1961, lewat keppresnya no. 238 presiden soekarno menetapkan bahwa : Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia.<br /><br />Hal ini dikarenakan gerakan kepramukaan merupakan satu wadah dimana hampir 60 organisasi kepanduan meleburkan diri di dalamnya. Sehingga dengan lahirnya GP ini, merupakan tonggak terjalinya persatuan dan kesatuan bengsa, serta sebagai satu-satunya wadah yang menyelenggarakan berbagai program pendidikan kepanduan, untuk membentuk kepribadian, watak dan pekerti generasi muda yang mampu menjawab tantangan bangsa dan negara pada masa depan.<br /><br />Mengingat sejarah tadi, Sangatlah tepat bila kita sekalian memilih Gerakan Pramuka sebagai kegiatan ekstra kurikuler di luar sekolah, karena jika mengikuti kegiatan pendidikan formal di sekolah saja, telah dapat dipastikan, apa yang akan kita peroleh tidak akan optimal, terutama jika dikaitkan dengan pengenalan terhadap alam lingkungan serta penguasaan terhadap pelbagai keterampilan, yang diakui bersifat komplek dan luas. <br /><br />Disamping itu, Saya merasakan sendiri, ternyata pendidikan kepramukaan memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan saya. Saya belajar berorganisasi, kepemimpinan, kemandirian, percaya diri, hormat terhadap sesama, patuh dan santun terhadap orang tua, jujur, bertanggung jawab, dapat dipercaya, amanah serta taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena itulah, saya mengajak teman-teman sekalian, generasi muda Indonesia, untuk bergabung serta aktif menjadi anggota Gerakan Pramuka.<br /> Jangan Sampai generasi pramuka menjadi seperti apa yang ada dalam sebuah syair :<br /><span style="font-weight:bold;">إِنَّ الشَّبَابَ وَالْفَرَاغَ وَالْجِدَةْ * مُفْسِدَةٌ لِلْمَرْءِ أَيَّ مَفْسَدَةْ</span><br />“ Sesungguhnya masa muda, waktu luang dan kekayaan,<br />dapat menjadi perusak yang fatal pada diri seseorang.”<br />Mereka adalah orang yang selalu mengumbar keinginan, cenderung kepada hal-hal yang merugikan dan merusak. Seperti bermain tanpa mengenal waktu, bergurau berlebihan, begadang yang membuat terbengkalai waktu shalat. Yang lebih parah, mereka mulai terjerumus dalam pergaulan bebas, eksperimentasi narkoba dan minum minuman keras, Mâsyâ Allâh...<br /><br /> Kepada kakak-kakak sekalian, baik sebagai pembimbing, pengurus, andalan, pembina, pelatih, pamong dan/ataupun instruktur Gerakan Pramuka, dimanapun berada, mari kita bulatkan tekad untuk terus melakukan langkah-langkah perbaikan yang nyata, sehingga eksistensi dan fungsi Gerakan Pramuka dapat terus dipertahankan, dan bahkan makin ditingkatkan di tanah air.<br />Di dalam system pendidikan kepramukaan, juga terdapat konsep “system Among”, Ketegasan system ini tampak dalam bentuk kalimat sederhana :<br /><br />Ing ngarso sing tulodho maksudnya di depan menjadi teladan<br />Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan<br />Tut wuri handayani artinya di belakang memberi motivasi<br /><br />Diharapkan dengan system ini, dimanapun dan sebagai apapun kader pramuka, dia akan mampu bersikap dan memposisikan diri. Dia akan selalu mawas diri dan tahu diri apa yang harus dilakukan untuk nusa, bangsa dan agamanya. <br /> <span style="font-weight:bold;">إِنَّ فِي يَدِ الشُّبَّانِ أَمْرَ اْلأُمَّةِ، وَفِي إِقْدَامِهِمْ حَيَاتَهَا</span><br />Sesungguhnya di tangan pemuda urusan ummat, dan di langkah pemuda hidupnya umat.<br />Akhirnya semoga kita semua senantiasa mendapatkan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa.</font><br /><br /><font color="#ff0000"><span style="font-weight:bold;">BAHASA INGGRIS</span><br />Dear the jury and my friends as the same struggle whom I love.<br /><br />On May 20, 1961, through of presidential degree no. 238 President Sukarno ruled that: Scout Movement as the only scouting organization that assigned scouting education for children and young people of Indonesia. <br /><br />This is because the scouting movement is the one place where almost 60 scouting organizations merged in it. So with the birth of the scout movement, was a milestone in the involvement of unity and cohesion of the nation, as well as the only container that held a variety of educational programs of scouting, to form the personality, temperament and character of young generation that is able to answer the challenges of nation and state in the future. <br /><br />Given this history, is very appropriate when we all choose the Scout Movement as extra-curricular activities outside of school, because if you follow the formal education activities at school, has been confirmed, what will we get will not be optimal, especially if associated with the introduction of natural environment and the mastery of various skills, which are recognized are complex and extensive. <br /><br />Besides that, I felt alone, apparently scouting education provides a huge benefit for my life. I learned the organizational, leadership, independence, confidence, and respect for others, obedient and well mannered towards parents, honest, responsible, reliable, and trustworthy piety to God Almighty. Because of that, I invite all friends, the young generation of Indonesia, to join and become active members of the Scout Movement. <br /><br />Dear the jury and my friends as the same struggle whom I love.<br /><br />Don’t ever happen; generation of scouts become like what is in this a poem:<br /><span style="font-weight:bold;">إِنَّ الشَّبَابَ وَالْفَرَاغَ وَالْجِدَةْ * مُفْسِدَةٌ لِلْمَرْءِ أَيَّ مَفْسَدَةْ</span><br />“Indeed youth, leisure and wealth can be a destroyer of the fatal in a person”<br /><br />They are the ones who always want to waste, tend to things that are harmful and destructive. Like to play without knowing the time, joking exaggeration, that make staying dormant time of prayer. Worse, they began to fall into promiscuity, drug experimentation and drink, Masya Allah...<br /><br />To the brothers and gentlemen, whether as mentors, administrators, pledge, builder, coach, tutor and / or a Scout instructors, wherever located, let's round it off determination to continue to take steps to repair the concrete, so the existence and function of the Scout Movement can continue to be maintained, and even more enhanced in the homeland.<br />Scouting in the education system, there is also the concept of "Among the system", Assertiveness this system appears in the form of simple sentences:<br /> Ing ngarso sing tulodho means in front to be a role model<br />Ing madyo mangun karso means in the middle to be willingness<br />Tut wuri handayani means provide the motivation behind<br /><br />Expected with this system, wherever and as a cadre of any scout, he will be able to behave and position ourselves. He will always be introspective and know yourself what to do for the homeland, nation and religion.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">إِنَّ فِي يَدِ الشُّبَّانِ أَمْرَ اْلأُمَّةِ، وَفِي إِقْدَامِهِمْ حَيَاتَهَا</span><br />“Indeed in the hands of youth affairs of mankind, and in the steps of his life young people.<br />Eventually, we hope we are all always getting a blessing from God Almighty”</font><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"></span><marquee onmouseover="this.stop()" onmouseout="this.start()"><span style="font-weight:bold;">PUASA ROMADHON MOMEN PENGENDALIAN DIRI</span></marquee><br /><br /><br />Sungguh suatu kebahagiaan dan anugerah yang agung dari Allah SWT, yang telah mempertemukan kita kembali dengan bulan suci Ramadhan.Bulan yang penuh hikmah, berkah dan maghfiroh. Marhaban ya Romadhan, Marhaban ya syahrasshiyam, I love you full.<br /><br /><br />Pada bulan Ramadhan yang mulia ini, semua umat Islam khususnya orang-orang yang beriman mendapat seruan dari Allah SWT, untuk menjalankan salah satu kewajiban beribadah, yaitu puasa Ramadhan selama satu bulan, sebagai manifestasi keIslaman seseorang untuk menjalankan rukun Islam yang ke empat.Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur`an surah Al-Baqarah ayat 183 :<br /><br /><br /><br />“Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan untukmu berpuasa, sebagaimana telah di wajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.”<br /><br />Abdullah Bin Mas`ud sahabat Nabi, sekaligus ahli tafsir yang terkenal, mengatakan bahwa: “Apabila suatu ayat di mulai dengan panggilan “ “ Hai orang-orang yang beriman”. pasti mengandung perintah, larangan, atau peringatan yang sangat penting.Karena yang bersedia dan sanggup memikul serta menjunjung tinggi perintah Allah itu hanya orang-orang yang beriman”.Potensi inilah yang akan menghantarkan manusia lebih unggul dari makhluk lainnya.Senantiasa menjalankan perintahNya, dan menjauhi larangan-laranganNya. <br />Puasa secara bahasa berarti shoum, yang artinya “menahan”.Sedangkan menurut pengertian syar`i : puasa berarti menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkannya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari.Sejarah telah membuktikan bahwa puasa Romadhan telah di syari`atkan mulai tahun ke-2 Hijriyyah, yang berarti Nabi Muhammad SAW telah melaksanakannya sembilan kali.<br /><br />Banyak sekali hikmah yang dapat kita petik dari keistimewaan bulan suci Ramadhan ini, di antaranya adalah :<br />Pada bulan ini, Allah SWT membuka pintu surga, menutup pintu neraka, dan membelenggu para syaithon.Dengan demikian kaum muslimin diberi kesempatan beramal shaleh sebanyak-banyaknya.Mengapa demikian?...Kerena amalan sunnah pada bulan ini pahalanya seperti ibadah wajib, dan amalan wajib pahalanya di lipatgandakan mejadi 700 kali lipat bahkan lebih.”Subhanallah”.<br />Sungguh ironis, manakala pintu surga yang jelas terbuka lebar, sementara ia “enjoy aja” tidak merespon dan berusaha, bagaimana bisa masuk ke dalamnya.Namun yang lebih ironis lagi, manakala pintu neraka yang jelas di tutup rapat, justru ia sengaja mengetuk dan ingin masuk ke dalamnya.Sengaja tidak berpuasa, menuruti hawa nafsu dan melakukan maksiat semaunya.Na`udzubillahi min dzalik tsumma na`udzubillah.<br />Bulan Ramadhan adalah bulan perjuangan.Yaitu berjuang melawan dan mengendalikan hawa nafsu, baik nafsu ammarah maupun nafsu lawwamah, dalam rangka mencapai derajat nafsu muthmainnah.<br />Suatu hari dalam sebuah perjalanan pulang, Nabi Muhammad SAW bersabda : <br /> <br /><br /><br />“Kita baru saja pulang dari jihad kecil, dan kini akan menghadapi jihad akbar.” Sahabat bertanya.”Apakah jihad akbar itu ya Rasulallah?...Beliau menjawab.”Jihad melawan hawa nafsu.”(yaitu puasa bulan Ramadhan)<br /> <br />Para ulama mengatakan bahwa nafsu merupakan pangkal dari semua kejahatan, dan pangkal perbuatan untuk mendurhakai perintah Allah.Karena nafsu merupakan kendaraan VIVnya syaiton, dalam misi utamanya melumpuhkan keimanan dan menyesatkan manusia. Yang endingnya ingin menggiring dan mentransfer manusia ke dalam jurang neraka.Na`udzubillahi minassyaithonirrojim.<br />Al-Bushiri, seorang sufi, pengarang Qashidah Burdah mengibaratkan nafsu bagaikan seorang bayi, bila terus di susui tanpa di sapih ia akan terus bergantung pada ASI ibunya.Tetapi bila bayi itu di sapih, maka ia akan tumbuh sehat tanpa bergantung pada ibunya lagi.Hal ini memberikan sinyalemen kepada kita, bahwa manakala nafsu selalu diberi kesempatan, maka ia akan semakin manja, bahkan berani menentang aturan Agama, bahkan menghalalkan segala cara demi menuruti hawa nafsunya.<br /> Bulan Romadhan adalah “kawah condrodimuko”, momen yang sangat tepat untuk mengadakan gemblengan rohani dan melatih diri, dalam upaya mengendalikan nafsu yang senantiasa di jadikan sarana oleh syaithon menyelinap “bagaikan musuh dalam selimut”.Sesuai dari inti ibadah puasa adalah pengendalian diri, pengendalian diri membutuhkan perjuangan, perjuangan membutuhkan pengorbanan dan kesabaran. <br /> Semoga kita senantiasa di bimbing oleh Allah SWT, untuk meraih hakikat Romadhan kali ini dengan khusuk, dan penuh kesabaran, serta dapat menghiasi diri dengan keutamaan-keutamaannya, yang muaranya adalah dapat meraih predikat ”Muttaqin”, sebagai bekal menata dan membentengi diri dalam mengarungi kehidupan sehari-hari.Amin Ya Robbal `Alamin.<br /><br />Demikian pidato yang dapat saya uraikan, terimakasih atas segala perhatian, mohon ma`af atas segala kekurangan.<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">ROMADHAN BULAN SOLIDARITAS<br />Di sampaikan oleh :<br />Delegasi MTs.”Darul Huda” Mayak Tonatan Ponorogo</span><br /><br /><br />Allah SWT menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan pembaharuan akhlak, untuk memulai kehidupan yang baru, suasana yang baru, dan kondisi ruhaniah yang baru, yang startnya adalah bulan Ramadhan.Tiada ungkapan yang paling tepat di ucapkan bagi orang-orang yang sedang menjalankan ibadah puasa kecuali lafadz ”Selamat menempuh hidup baru”.Semoga dapat meraih Rahmat, Maghfiroh, dan di bebaskan dari api nerakaNya.Allahumma Amin.<br />Islam sebagai Agama ”Rohmatal lil `alamin”, memberikan suport yang kuat kepada pemeluknya, agar senantiasa membangun interaksi sosial terhadap sesama.Yaitu interaksi yang di dasari rasa kasih sayang, persaudaraan, persahabatan, saling menghormati dan menghargai, tolong menolong meringankan beban, dan saling menasehati dalam mengingatkan keimanan dan ketakwaan.Sebagaimana fiman Allah dalam Al-Qur`an :<br /><br /><br /><br />”Tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam dosa dan permusuhan”.<br /><br />Bulan Ramadhan adalah momen yang tepat untuk melatih dan mengembalikan kesadaran diri, kembali kepada fitrah manusia yang sensitif dan peka terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.Dengan demikian ia akan senantiasa introspeksi diri serta sanggup memproklamirkan diri bahwa ”saya hanyalah hamba Allah” dengan penuh ketawadhuan.Sehingga ia akan terhindar dari sifat takabur yang selalu mengatakan ”saya adalah” bak pahlawan kesiangan dengan penuh keangkuhan dan kesombongan.Na`udzubillah min dzalik tsumma na`dzubillah.<br />Bulan Ramadhan adalah bulan yang mengajarkan nilai-nilai ibadah, shingga terwujudnya keseimbangan antara cinta kepada Allah dancinta kepada manusia.Demikian juga nialai-nilai ibadah puasa tidak hanya terjalinnya hubungan yang semakin dekat kepada Allah SWT, tetapi juga semakin dekat kepada sesamanya.<br />Mengingat dan merasakan penderitaan orang lain, seperti lapar dan dahaga, merupakan pengalaman kepada kita, bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain.Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan hanya sesaat dan akan segera berakhir manakala waktu maghrib telah tiba, sementara penderitaan orang lain entah sampai kapan akan berakhir.<br />Dari sinilah, mestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya, yang hingga kini sedang mengalami kesulitan dan penderitaan.Puasa merupakan tradisi keagamaan yang memiliki makna universal harus kita jadikan energi positif bagi menguatnya pemahaman multikultural yang dimotifasi nilai-nilai Robbaniyyah (keTuhanan) dan Insaniyyah (kemanusiaan).<br />Oleh karena itu, sebagai simbol rasa solidaritas antar sesama, dapat kita manifestasikan dalam bentuk infaq, shadaqoh, zakat fitrah, zakat mal dan lain-lainnya.Dalam skala harian, solidaritas dapat kita wujudkan seperti: memberi makanan dan minuman untuk berbuka puasa kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu.Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda : <br /><br />”Barang siapa yang membuat kenyang orang-orang yang berpuasa, Allah SWT akan memberinya minum dari telagaku, yang apabila ia minum satu kali saja dari minuman tersebut, ia tidak akan kehausan sampai masuk surga.”<br /><br />Menunaikan zakat pada bulan Ramadhan, selain dapat menyempurnakan ibadah puasa, juga dapat membantu meringankan beban sesama, dan merupakan sarana pembersih harta yang kita miliki, yang pada hakekatnya milik Allah SWT, yang kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun siap di kembalikan kepada sang pemiliknya,yaitu Allah SWT.<br />Makin sering seseorang beribadah bersama, maka ia akan semakin mengenal siapa saja yang ada di sekitarnya, kemudian ia akan semakin tahu apa yang di butuhkan orang-orang yang ada di sekelilingnya, akhirnya akan tumbuh benih-benih kepekaan sosial, serta memiliki rasa ingin berbagi rasa, dan terciptalah kebersamaan ukhwah Islamiyah yang kokoh.Nilai-nilai mulia itu dapat kita raih dari kemulyaan bulan suci Ramadhan.<br />Semoga kita semua dapat menjalankan ibadah puasa dan dapat meraih hakikat puasa Romadhan kali ini dengan penuh hikmad dan kesabaran, serta dapat menanamkan nilai-nilai Romadhan dalam kehidupan sehari-hari.Amin Ya Robbal `Alamin. <br /><br />Demikian pidato yang dapat saya uraikan, terimakasih atas segala perhatian, mohon ma`af atas segala kekurangan.<br /> <br /><br /><span style="font-weight:bold;">AL-QUR`AN SEBAGAI PETUNJUK<br />DAN PROBLEM SOLVING DALAM KEHIDUPAN<br />Di sampaikan oleh :<br />Delegasi MTs.”Darul Huda” Mayak Tonatan Ponorogo</span><br /><br />Tiada kata dan kalimat yang pantas kita lafalhkan pada kesempatan kali ini, kecuali bersyukur kehadirat Allah SWT, dimana saat ini kita di himpun dan terhimpun di majlis ta`lim Masjid Ulin Nuha STAIN Ponorogo yang megah dan mulia ini, dalam rangka mengikuti musabaqoh pidato menyambut kehadiran tamu agung, yaitu puasa Romadhan.Semoga pertemuan kita saat ini di catat oleh Allah menjadi amalan shalihan maqbulan.Amin Ya Robbal `Alamin.<br />Bulan Romadhan adalah bulan yang banyak sekali keistimewaan di dalamnya.Mulai dari puasa itu sendiri, shalat tarawih, tadarus Al-Qur`an, malam lailatul qodar dan masih banyak hikmah-hikmah yang lainnya.Bulan Romadhan juga bulan di turunkannya Al-Qur`an, yang juga disebut ”Nuzulul Qur`an”.Sebagaimana di jelaskan dalam Al-Qur`an surat Al-Baqoroh :185<br /><br /><br />”Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya di turunkan Al-Qur`an, sebagai petunjuk bagi manusia, dan pembeda antara yang hak dan yang bathil”<br /><br />Ayat di atas menjelaskan bahwa kehebatan dan keistimewaan Al-Qur`an itu luar biasa bagi kehidupan manusia.Coba bayangkan! Andaikan Al-Qur`an tidak di turunkan oleh Allah sebagai pedoman hidup manusia, maka kehancuran dan kemaksiatan akan merajalela.Mengapa demikian? Karena manusia sudah tidak bisa membedakan antara yang hak dan yang bathil, mana yang salah dan mana yang benar, mana yang halal dan mana yang benar, mana yang di perintah dan mana yang di larang.<br />Oleh karena itu, jika kita ingin menjadi orang-orang yang selamat dunia dan akhirat, maka jadikanlah Al-Qur`an panutan, pedoman dan sandaran dalam kehidupan sehari-hari.Karena Al-Qur`an sebagai wahyu Allah merupakan sumber dari segala sumber hukum, sebagai petunjuk hidup dan sebagai obat atau penyembuh terutama bagi orang-orang yang sakit rohaninya. <br />Kekuatan dan kemurnian Al-Qur`an pun luar biasa, dimana sampai saat ini dan sampai kapanpun tidak akan ada yang mampu menyerupai bahkan menandingi kesempurnaan Al-Qur`an, dari segi apapun. Sebagaimana di jelaskan Allah dalam Al-Qur`an :<br /><br /><br /><br />”Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur`an, dan Kami jugalah yang akan memeliharanya.”<br /><br />Namun ironisnya kita yang mengaku umat Islam yang mempunyai petunjuk dan pedoman kitab suci Al-Qur`an, jangankan mengaji atau mengkaji Al-Qur`an, membacanyapun jarang sekali bahkan tidak pernah.Ketika sehari saja tidak membaca koran bingungnya tidak karuan.Tetapi manakala tidak membaca Al-Qur`an ”enjoy aja” tanpa beban.”Sungguh memilukan dan menyedihkan”<br />Maka dari itu melalui momen Ramadhan kali ini, dan tanggungjawab kita bersama untuk mengembalikan sifat ”handarbeni” kita terhadap Al-Qur`an, dan menumbukan benih-benih kecintaan serta menanamkan nilai-nilai unggul yang terkandung di dalamnya.Mari kita tanamkan rasa rindu kita terhadap Al-Qur`an, mari kita kaji, kita baca dengan penuh kecintaan bak surat cinta yang datang menghampiri kita.<br />Coba kita bayangkan! ketika kita sedang membaca surat cinta dari seorang kekasih, yang kita cintai dan kita sayangi, sungguh begitu senang dan gembiranya kita, berulang kali kita baca dengan suka cita, tanpa ada rasa bosan, bahkan tersenyum sendiri tanpa malu walaupun dilihat orang.Tapi mengapa? Di saat membaca surat cinta dari Sang Kholiq yaitu Al-Qur`anul Karim, kita hanya membaca dengan bla...bla...bla...tanpa kita resapi dan kita hayati sama sekali.Pantas kehidupan kita terseok-seok tanpa ada tujuan yang jelas dan nyata.<br />Oleh karena itu, melalui momen Ramadhan ini, marilah kita kembalikan kesadaran diri dengan senantiasa berpegang teguh kepada Al-Qur`anul Karim, sebagai problem solving dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, dengan harapan semoga kita senantiasa mendapat hidayah dan bimbimbingan langsung dari Allah SWT, melalui nilai-nilai mulia yang terkandung dalam Al-Qur`an.Amin Ya Robbal `Alamin.<br /><br />Demikian pidato yang dapt saya sampaikan, terimakasih atas segala perhatian, mohon maaf atas segala kekurangan.<br /><br /><br /><br />M<span style="font-weight:bold;">ERAIH SUKSES DIBULAN RAMADHAN<br />Di sampaikan oleh :<br />Delegasi MTs.”Darul Huda” Mayak Tonatan Ponorogo<br /></span><br />Ramadhan 1430 H telah datang orang mu’min dimanapun tentu sangat gembira menyambut datangnya bulan ramadhan. Betapa tidak ramadhan adalah bulan agung penuh barokah dan kemuliaan. Didalamnya secara khusus Allah SWT mewajibkan orang mu’min berpuasa agar menjadi orang yang bertaqwa. Sebagaimana dalam firman Allah surat Al-baqarah ayat :183<br /><br />“Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan untukmu berpuasa, sebagaimana telah di wajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.”<br />Kenapa Allah menyeru kepada orang-orang yangberiman? Disini Allah SWT mencoba menggiring kepada orang-orang yang beriman agar sadar tentang posisi keimananya kalau dalam kitab HIKAM disebut attahaququ fi maqomat al inzal, berarti orang mukmin supaya memahami posisi keimanannya setelah dia faham maka Allah langsung menggunakan kata-kata kutiba dalam al-qur’an kalau kita belajar ushul fiqh konsekuensi hukumnya adalah wajibberarti Allah mewajibkan kepada orang-orang yang beriman.<br />Tentu kegembiraan seorang mu’min dalam menyambut ramadhan dilandasi dengan hasrat untuk meraih keagungan, kemuliaan dan berkahnya. Juga dilandasi oleh kerinduan untuk memproses diri menjadi orang yang bertaqwa demi surganya yang penuh dengan kenikmatan memang telah disiapkan untuk orang-orang yang bertaqwa.<br />Dewan juri yang mulia, hadirin yang berbahagia………<br />Namun keutamaan dibulan ramadhan belum bisa kita raih secara optimal. Ramadhan itu proses out put ( hasil) nya akan sangat dipengaruhi oleh input ( masukan)nya dan proses yang berlangsung. Untuk meraih kesuksesan pada bulan ramadhan kita harus memperhatikan dan menyiapkan input dan prroses selama ramadhan dari sisi persiapan ada tiga hal yang prlu dipersiapkan:<br />1. persiapan ilmu, walaupun puasa ramadhan sudah kita jalani setiap tahun kita perlu mengkaji hukum-hukum, ketenuan puasa dann semua amalan-amalan yang terkait, mengkaji kembali terhadap semuanya itu bisa mendatangkan pemahaman dan kemntapan yang lebih kuat. Sehingga kita bisa manja<br />2. lankan puasa dan amalan-amalan ramadhan dengan mantap, pengkajian kembali itu akan menciptakan kesadaran baru untuk atau memperbarui kesadaran untuk melaksanakan puasa. Dengan begitu, puasa ramadhan dan seluruh amalan yang ada didalamnya tidak akan dijalani sekedar ritual rutin tahunan, karena hakikat puasa adalah penghambaan kepada allah. Dengan bekal ilmu dan semua amalan lain disertai kesadaran sedang menjalankan ibadah kepada Allah. Dengan begitu kita akan senantiasa merasa berhubungan dengan Allah SWT.<br />3. persiapan aspek ruhiah dan upaya memperbaharui keimanan. Ini perlu agar kita memasuki bulan ramadhan betul-betul dengan sepenuh keimanan dan kesadaran melaksanakan perintah Allah, penuh dengan kesungguhan untuk menggapai keridhoan Nya serta berharap betul untuk mendapatkan ampunanNya. Sebab keberhasilan proses selama ramadhan itu memang bergantung pada landasan iman dan niat semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT.<br />4. perencanaan proses kita perlu menyiapkan program ramadhan dan apa saja yang akan kita kerjakan selama bulan ramadhan. Dengan begitu tidak ada kesempatan yang terabaikan dan ramadhan dapat kita jalankan secara maksimal. Misalnya kita buat rencana jadwal dan programnya juga tolak ukur dan pengawasan atas capaiannya serta solusi alternatif-alternatifnya. Dengan begitu amal ibadah dan peningkatannya akan lebih disiplin. Sebab sekecil apaun amalan jika dilakukan secara istiqomah hasilnya akan tentu luar biasa dalam maqolah dikatan Alistiqomatu khirun min alfi karomah. Syaikh ibnu malik dalam alfiahnya mengatakan:<br /><br />” kalamuan lafdzun mufidun kastaqim. Wasmun wafi’lun tsuma harfun tanqosim”.<br />Taqorub kepada Allah sebagai inti dari amalan ramadhan banyak bentuknya. Amalan pokok selama ramadhan tentu saja berpuasa itu sendiri namun diluar itu banyak amalan lainnya yang bisa kita lakukan seperti mengaji kitab-kitab, menderes al-qur’an, tarwih berjama’ah dan lain-lain. <br />Orang yang berpuasa semata-mata karena mengharap keridhoan Allah SWT biasanya tidak bergantung pada kehadiran siapapun kecuali kesadaran selalu diawasi oleh Allah SWT. Sepirit ramadhan yang dibentuk oleh puasa dan amalan-amalan yang kita laksanakan didalamnya tentu akan menjadi modal sangat berharga untuk mewujudkan penghambaan diri hanya kepada Allah di luar aktifitas puasa yaitu dalam bentuk amal keseharian ditengah-tengah masyarakat. <br />Hadirin rohimakumullah <br />Disisa ramadhan yang tinggal separuh ini marilah kita gunakan secara maksimal mengisi dengan amalan pokok yaitu berupa puasa yang semata-mata karena Allah AWT, dan disi dengan amalan-amalan positif yang dikakuan secara istiqomah agar kita mendapatkan ridho Allah SWT. <br /><br />Demikian pidato yang dapt saya sampaikan, terimakasih atas segala perhatian, mohon maaf atas segala kekurangan.perpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-71965414731700216262009-11-03T17:14:00.000-08:002009-11-03T17:21:43.339-08:00Koleksi Buku - BukuDATA BUKU PERPUSTAKAAN PON. PES. DARUL HUDA <br /><br />UMUM <br />KLASIFIKASI : KARYA UMUM <br />KODE : 000 - 090 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 979-514-147-3 027.8 Drs. Mudhoffir.M.Sc. U P Prinsip-Prinsip Pengelolaan(Pusat Sumber Belajar) 4 Rosda karya Bandung 2003 xii, 87 Il.,Tab. 24 87 <br />2 979-462-512-4 028,5344 U M Model-Model Pengembangan Minat Dan Kegemaran Membaca Siswa 1 Dep Pen Bud Jakarta 1997 ix,33 Il.,Tab. 21 <br />3 001.4 Michael H Walizer,Paul L Weinir U M Metode Dan Analisis Penelitian(Mencari Hubungan) Erlangga Jakarta 1986 x,283 Il.,Tab. 24 283 Recearch Methods And Analusis<br />4 069 U M Musium Biologi (Buku Panduan) 5 Il.,Tab. 21 <br />5 027.8 Imam Fuadi.AMD, Drs.M Sudarodji U P Pengenalan Dan Pembinaan Perpustakaan Sekolah 1 Sinar Ilmu Surabaya 2000 48 Il.,Tab. 21 48 <br />6 027 Didit Budi Ananda U W Wujudkan Impian mendirikan Perpustakaan 1 Media Alas Sedayu Surabaya 2000 96 Il. 21 96 <br />7 027.8 Dra.Halimah,M Irsyam BA U P Pedoman Perpustakaan (MTs) ix,47 Il.,Tab. 21 <br />8 003.5 Wiryanto U T Teori Komunikasi Massa 1 Grasindo Jakarta 2000 vii,95 Il.,Tab. 21 93 <br />9 979-407-292-3 069 Pratameng Kusumo U M Menimba Ilmu Dari Museum 4 Balai Pustaka Jakarta 1993 116 Il. 21 116 <br />10 030 Pamungkas Dkk U R Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap (RPUL) Giri Surya Surabaya 191 16,5 <br />11 060 Richard Bechard U P Pengembangan Organisasi (Strategi Dan Modal) Usaha Nasional Surabaya 1981 xx,204 20 <br />12 027.8 Castam AB U P Petujuk Penyelenggaraan Perpustakaan Secara Sederhana Karunia Surabaya 1990 62 Il. 20 58 <br />13 001.4 James A.Black,Dean J Champion U M Metode Dan Masalah Penelitian Sosial 3 Refika Aditama 2001 vii,374 23 <br />14 979-462-512-4 082.5344 U M Model-Model Pengembangan Minat Dan Kegemaran Membaca Siswa 1 Dep Pen Bud Jakarta 1997 ix,33 Il.,Tab. 21 363-364 369-374 <br />15 26 BPPMI U P Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Masjid Indonesia BPPMI Jakarta 1991 xvii,74 Tab. 21 <br /> Tim P <br /> Tim P <br /> Tim P <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br />KLASIFIKASI : FILSAFAT - LOGIKA - ILMU JIWA - ETIKA <br />KODE : 100 - 199 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 979-9483-33-9 190 Abdul Malik Haromain U P Pemikiran-Pemikiran Revolusioner 1 Averroes Press Malang 2001 xi,265 21 249-263 <br />2 155.2 Thamrin Nasution U M Memanfaatkan Penghinaan Dan Cacian Maki Study Group Surabaya 59 20 59 <br />3 153.4 Drs.M.Kasiram M.Sc U I Ilmu Jiwa Perkembangan Usaha Nasional Surabaya 1983 viii,87 20 86-87 <br />4 153.9 Jim Barret, Geolf Williams U T Tes Bakat Anda 4 Gaya Media Pratama Jakarta 2000 vi,225 Il.,Tab. 21 Test Your Own Aptitude<br /> 979-501-400-5 158,1 DR.Wayne W. Dyer U K Keajaiban Nyata 1 Dahara Prize Semarang 2003 xiv,311 18 <br />5 153.9 Drs.Dali L Imam U P Penyusunan Dan Pengolahan Hasil Test Dalam Rangka Penilaian Hasil Belajar 3 Pepara Jakarta 1983 v,57 Tab. 21 <br />6 979-626-046-8 100 Diane Collinson U L Lima Puluh Filosof Dunia Yang Menggerakkan 1 Raja Grafindo Persada Jakarta 2001 viii,249 23 241-249 Fifty Major Philosopers<br />7 979-421-867-8 153 Muhibbin Syah,M.Ed U P Psikologi Belajar 3 Logos Wacana Ilmu Jakarta 2001 xvii,226 21 201-206 207-226 <br />8 979-8932-10-2 160 H.M.Joesoep Sou'yb U L Logika (Kaidah Berfikir Secara Cepat) 2 Al-Huza Zikro Jakarta 2001 269 Tab. 21 268-269 <br />9 979-731-051-5 160 F.Soesianto, Djoni Dwijono U L Logika Proposisional 1 Andi Yogyakarta 2003 xii,207 Tab. 23 <br />10 979-692-006-9 190 Zainal Abidin U F Filsafat Manusia (Memahami Manusia Melalui Filsafat) 1 Remaja Rosda Karya Bandung 2000 ix,241 Il. 24 235-236 237-2440 <br /> <br />KLASIFIKASI : AGAMA <br />KODE : 200 - 299 <br /><br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 979-416-400-3 291 George M Marsder U A Agama Dan Budaya Amerika 1 Pustaka Sinar Harapan Jakarta 1996 xiii,419 Il.,Tab. 21 387 408 <br />2 979-95248-4-9 291 Dr.H Tarmizi Taher U M Menuju Ummatan Wasathan 1 PPIM Jakarta 1998 xix,196 23 189 <br />3 979-8726-18-9 291 Zuly Qodir U A Agama Dalam Bayang-Bayang Kekuasaan 1 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2001 xxiii,196 19 185 189 <br />4 200 D.H.Abu Ahmadi U S Sejarah Agama 3 Ramdhani Solo 1990 90 21 <br />5 979-547-320-4 200 K.Sukardji U A Agama Yang Berkembang Di Dunia Dan Pemeluknya Angkasa Bandung ix,194 21 <br /><br />KLASIFIKASI : KEMASYARAKATAN,POLITIK,PEMERINTAHAN,UNDANG-UNDANG,EKONOMI,HUKUM DAN SOSIAL <br />KODE : 300 - 368 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 979-8903-85-4 340 Drs.Abdul Wahid S.H U E Etika Profesi Hukum Dan Nuansa Tantangan Profesi Hukum Di Indonesia Tarsito Bandung 1997 vi,260 21 189-192 <br />2 979-9575-8-9 352 Arimbi Heroe Poetri,SH.LL.M U T Tiada Tempat Bagi Rakyat 1 YLBHI Jakarta 2001 viii,122 Il.,Tab. 20 67-68 69-74 <br />3 979-411-742-0 320 Mochtar Pobottingi U S Suara Waktu 1 Erlangga Jakarta 1999 xxx,192 21 181-182 183-192 <br />4 979-499-165-1 330 Dr. Cornelis Rintuh U M Metodologi Penelitian Ekonomi 1 Liberty Yogyakarta 1994 vi,94 21 94 <br />5 979-8903-96-X 331,7 Sri Warjiyati,SH,MH U H Hukum Ketenagakerjaan,Keselamatan Kerja dan Perlindungan Upah Pekerja Wanita Tarsito Bandung 1998 vi,240 21 152-155 <br />6 979-411-418-X 320 Dhuroruddin Mashad U M Menggugat Penguasa Ing Ngarso Ngumbar Angkoro 1 Erlangga Jakarta 1999 xii,143 19 132-133 134-143 <br />7 979-514-838-9 301 Jalaluddin Rachmat U R Rekayasa Sosial (Reformasi,Revolusi Atau Manusia Besar 2 Remaja Rosda Karya Bandung 2000 xxi,225 Tab. 18 223-225 <br />8 979-444-097-3 361,6 Nazarudin Sjamsuddin U P Pemberontakan Kaum Republik (Kasus Darul Islam Aceh) 1 Pustaka Utama Grafiti Jakarta 1990 xviii,337 21 351-366 367-377 <br />9 347,01 Elsam U K Konvensi Internasional Tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Sosial 1 LSAM Jakarta 1998 ii,26 21 <br />10 979-962580-7 361,6 Carmelia Sukmawati U J J.A.Dimara (Lintas Perjuangan Putra Papua) 2 Sakanindo Printama Jakarta 2001 xx,228 Il. 21 222-224 225-228 <br />11 979-9075-60-2 307 Dr.Sunyoto Usman U P Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat 3 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2004 viii,309 Tab. 21 303-309 <br />12 979-8581-54-7 326 Dr.Mansour Faqih U A Analisis Gender Dan Transformasi Sosial 8 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2004 xviii,186 20 173-183 <br />13 327,1 Muhammad Siddiq Gunnus U P Pengakuan Mata-Mata Inggris Dalam Menghancurkan Kekuatan Islam Al Ikhlas Surabaya 1999 xvii,191 20 <br />14 342 Team U K Ketetapan-Ketetapan Majelis Permusyawaratan RI 1999 Aneka Ilmu Semarang 1999 iv,140 Il. 20 <br />15 979-9482-01-1 300 M Arifin Hakim U I Ilmu Sosisl Dasar (Teori Dan Konsep Ilmu Sosial) 1 Pustaka Satya 2001 164 21 161-164 <br />16 979-450-168-9 350 Drs.Miftah Thoha,M.P.A U A Administrasi Kepegawaian Daerah 2 Ghalia Indonesia Jakarta 1987 110 Tab. 20,5 109-110 <br />17 979-95412-2-0 352 Prof.Dr.H.Baqir Manan,S.H.M.C.I U M Menyongsong Fajar Otonomi Daerah 3 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2004 xxii,281 21 <br />18 979-461-018-6 327,17 Mocthar Lubis, S Maiamun U M Menggapai Dunia Damai 1 Yayasan Obor Indonesia Jakarta 1988 xiv,193 Tab. 21 184-190 <br />19 979-411-844-3 355 Indria Samego U T TNI Di Era Perubahan Erlangga Jakarta 2000 x,160 21 Gugus Gugas Politik 142-143 144-150 <br />20 330 Dr.Winardi.SE U I ilmu Ekonomi 3 Tarsito Bandung 1988 xvi,450 Tab. 21 449-450 <br />21 303 Achmad Turan U W Waspadalah Terhadap Ancaman Teroris Dan Teror Bom iv,240 Il,Tab 23 <br />22 979-514-997-0 364,1 Agus Hermawan,Budhiono Dkk U A Akrobat Politik 1 Rosda Karya Bandung 2000 xxii,338 Il 18 <br />23 979-9075-71-8 306 David Koplon/Landung Simatupang U T Teori Budaya 3 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2002 xxi,294 24 291-294 The Theory of culture<br />24 979-514-793-5 320 Eep Saefulloh Fatah U M Membangun Oposisi 1 Rosda Karya Bandung xxviii,216 Tab. 20,5 211-212 213-214 <br />25 342 U T Tap MPR RI No.IX / MPR / 1999 Pabelan Surakarta 48 Il 20 <br />26 979-3963-00-X 342 U U UU Republik Indonesia Citra Umbara Bandung iv,140 21 <br />27 979-8413-76-9 342 Sobirin Malian U G Gagasan Perlunya Konstitusi Baru Pengganti UUD 45 1 UUI Press Yogyakarta 2001 xi,136 22 126-133 134-136 <br />28 331,4 Drs.H Ilhami U B Buku Pintar Wanita Menjadi Pemimpin 1 Karya Anda Surabaya 1995 296 Tab. 20,5 295-296 <br />29 979-9466-01-6 320,5 Eman Hermawan,Umaruddin Masdar U D Demokrasi Untuk Pemula 1 Garda Bangsa Yogyakarta 2000 xiv,108 Il 19 107-108 <br />30 979-539-145-4 303 Tuhana Taufiq Andrianto U K Konflik Maluku 1 Gama Global Media Yogyakarta 2000 xii,225 19,5 214 215-225 <br />31 347,01 ELSAM U D Deklarasi Pembela Hak Asasi Manusia 1 Lem.Studi&Advokasi Masy Jakarta 1999 xxi,16 20,5 <br />32 347,01 Agung Putri, Sri Palupi U M Menelusuri Jejak, Menyingkap fakta 1 Lem.Studi&Advokasi Masy Jakarta 1999 ix,140 Tab. 21 136 <br />33 342 Nugroho Noto Susanto U T Tercapainya Konsesus Nasional 3 Balai Pustaka 1985 xi,87 21 86-87 <br />34 352 Dr Ateng Syafruddin SH U H Hubungan Kep. Daerah dengan DPRD 1 Tarsito Bandung 1982 vi,119 21,5 <br />35 320,5 Anom Surya Putra U A Agamaku Terbang Tinggi 1 Inspirasi Surabaya 2001 xviii,140 Tab. 19,5 125-131 <br />36 979-514-992-X 352 Syahda Guruh LS U M Menimbang Otonomi Vs Federal 1 Rosda Karya Bandung 2000 vi,250 21 237-243 245-250 <br />37 979-692-032-8 306 Prof.Dr.H Abdul Muis SH U I Indonesia di Era Dunia Maya 1 Rosda Karya Bandung 2001 v,190 24 181-184 <br />38 347 Bahder Johan Nasution U H Hukum Acara Peradilan Agama 1 Tarsito Bandung 1992 iv,155 21 153-155 <br />39 979-514-1000-5 321 Eep Saefulloh Fatah,WS Rendra U M Memerdekakan Rakyat memerdekakan Diri Sendiri 1 Rosda Karya Bandung 2000 xix,116 18 109-110 115-116 <br />40 979-8571-20-7 343 Zudan Arif Fakrulloh SH.MH Dkk U H Hukum Ekonomi karya Abditama Surabaya 1997 v,187 24 <br />41 979-95248-4-9 302 Tarmizi Taher U M Menuju Ummatan Washatan : Kerukunan beragama di Indonesia PPIM-IAIN Jakarta 1998 xix,196 23 189-194 <br />42 979-690-325-3 364,14 dr. Lydia harlina Martono S,K.Mdkk U P Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah 1 Balai Pustaka Jakarta 2006 xii,120 Il.,Tab. 25 118-119 <br />43 979-690-086-8 364,14 dr. Lydia harlina Martono S,K.Mdkk U B Belajar Hidup Bertanggung Jawab, Menangkal narkoba dan Kekerasan 2 Balai Pustaka Jakarta 2006 xvi,116 Il. 25 114-115 <br />44 979-95070-1-9 323,4 Dr. Rainer Adam, T.A.Iegowo errol U P Politik dan radio (Buku Pegangan bagi Jurnalis Radio) 1 Jakarta 2000 x,232 Il. 21 193-228 <br />45 979-9483-67-0 309 Peter Beilhaiz,Sigit Jatmiko U T Teori-teori Sosial, Observasi Kritis terhadap Para Filosof terkemuka 3 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2005 xxxii,404 24 395-403 Social Theory:A Guide to Central Thikers<br />46 979-9289-13-0 320 Dr.Heru Nugroho U M Menumbuhkan Ide-Ide Kritis 3 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2004 xiv,198 Tab. 21 <br />47 325,4 H. Aqib Suminto U P Politik Islam Hindia Belanda 1 LP3ES Jakarta 1985 xvi,260 Tab. 22,5 235-244 245-260 <br />48 979-9483-15-8 352 Drs.H. syaukani,HR,Prof.DR.Rosyid MM U O otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan 6 Pustaka Pelajar Bandung 2004 388 Tab. 21 379-388 <br />49 380,1 Drs. T. Sitorus,SE U C Cara dan Teknik Berdagang 1 Tarsito Jakarta 1985 x,236 Tab. 21 <br />50 340,1 Shadia B. Drury U H Hukum dan Politik 1 Tarsito Jakarta 1986 vi,400 21 395-398 <br />51 351,72 Drs.J. Larope,drs R.soedono N A U K Keterampilan Jasa Administrasi sederhana 2 Citra Jaya Murti Surabaya 1990 144 Tab. 21 140 <br />52 307 A. Danial U D demi Keamanan bersama Surabaya 1988 40 Il. 20,5 <br />53 307 Ny.yusni y. bahar U I Indonesia Membangun 5 Ikhwan Jakarta 1996 176 Tab. 21 <br />54 307 U P Pembangunan Masyarakat Desa 1 Paryu Barkah Jakarta 1976 112 18,5 <br />55 305,2 R.Agus Wijaya,R. Gustinasari U R Renungan Menjelang Remaja Usaha Nasional Surabaya 89 Il. 20 <br />56 338,9 Biro Bina Perekonomian daerah DKI U P Parpostel DKI Jakarta dalam Angka 1995 Jakarta viii,98 Tab. 21 <br />57 306,6 H.A.Timoer djaelani M.A. U K Kebijaksanaan Pembinaan kelembagaan agama Islam 105 21 <br />58 338 Pemkab daerah I II Sidoarjo U I Informasi Industri dan Perdagangan di Kab. Sidoarjo Sidoarjo iii,55 Tab. 21 <br />59 351 Depag U P Peranan Agama Dalam Meyukseskan Pemilu 2007 xi,49 20,5 <br />60 336,2 Dirjen Bea dan Cukai U B Barang Larangan Il. 21 <br />61 979-3763-11-6 362,2 Barmin BA U A Awas Bahaya Napza (Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif) 1 Swakarya Jakarta 2006 vii,87 Il.,Tab. 25 <br />62 307 Hikmat Kurnia U M Membina Kelompok Muda 1 Penebar swadaya Jakarta 1995 vi,34 21 34 Teknologi Tepat Guna<br />63 304,6 BPS U P Penduduk Jawa Timur 1995 BPS Jakarta 1995 lii,301 Tab. 21 <br />64 <br /> <br />KLASIFIKASI : PENDIDIKAN <br />KODE : 369 - 379 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 979-518-831-3 371,9 Prof.Dr.Utami Munandar U P Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat 1 Rineka Cipta Jakarta 1999 vii,286 Tab. 23 283 <br />2 979-96596-1-2 370 Larry J Reynolds U K Kiat Sukses Manajemen Berbasis Sekolah 2 Diva Pustaka Jakarta 2005 xiv,202 Tab. 21 201 <br />3 979-8877-10-1 370 Abdul Rahman Shaleh U P Pendidikan agama Dan Keagamaan 1 Gema Windu Panca Perkasa Jakarta 2000 x,268 Tab. 21 <br />4 370,1 Drs.Suparlan Surya Pratondo U I Ilmu Jiwa Kepribadian 4 Paryu Barkah Jakarta 1982 252 21 <br />5 375 Drs.Paimun U P Prosedur Pengembangan Sistem InstruksionalSatuan Pelajar Medang Jempa Jakarta 1983 62 Tab. 21 62 <br />6 374 DR.Fritz Kunkel/Hasan Amin U D Pendidikan Pribadi 3 Balai Pustaka Jakarta 1957 83 18,5 <br />7 377 H.A.Timur Djaelani M.A U K Kebijaksanaan Pembinaan Kelembagaan Agama Islam 105 21 <br />8 370,11 A.S.Abdulloh U P Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila Dalam Percakapan 2 Ikhwan Jakarta 1990 56 Il. 21 56 <br />9 979-462-5515 375 Drs.Erry Utomo M.Ed Dkk U P Pokok-Pokok Pengertian Dan Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal 1 DepDikBud Jakarta 1997 vii,40 23 41 <br />10 979-462-546-9 375 bambang Kuswanti Purwo U P Pokok-Pokok Pengajaran Bahasa Dan Kurikulum Muatan Lokal 1 DepDikBud Jakarta 1997 viii,36 23 37 <br />11 371,2 U S Siap Menghadapi Ebtanas SMU 1999 1 Gama Exacta Yogyakarta 1998 141 21 <br />12 371,2 U S Siap Menghadapi Ebtanas SMU 2000 1 Gama Exacta Yogyakarta 2001 215 21 <br />13 371,2 U S Siap Menghadapi Ebtanas SMU 2001 1 Gama Exacta Yogyakarta 2000 135 21 <br />14 979-9483-41-7 379 Francis X wahono U K Kapitalisme Pendidikan Antara Kompetisi Dan Keadilan 1 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2001 xx,141 Tab. 20 123-130 <br />15 979-518-046-0 371,1 Drs.H. Abu Ahmadi,Drs.Widodo Supriyono U P Psikologi Belajar 2 Rineka Cipta Jakarta 2004 ix,243 Tab. 20 241-243 <br />16 370,19 Moehadi,AM.Djuliati Surojo Dkk U S Sejarah Pendidikan Daerah Jawa Tengah Eka Dharma 1997 xvii,202 Tab. 21 167-171 <br />17 371,9 Abdi Tama U A Anak-Anak Kreatif 1 Dwi Pratama Surabaya 1996 vi,33 Il. 21 <br />18 371,9 Drs.Adhy Surya U M Matahari Di Desa Wukir tawu 1 Ridaka Surabaya 1998 64 Il.,Tab. 21 64 <br />19 371,9 Drs.Adhy Surya U M Masih Ada Matahari Media Alas Dayu Surabaya 1995 72 Tab. 21 72 <br />20 372,2 U T Test IQ Kecerdasan Amelia Surabaya 32 Il. 20,5 <br />21 372,2 U P Pintar Membaca Dan Mewarnai Amelia Surabaya 24 Il. 20,5 <br />22 371,33 LPK.Madacom U B Buku Panduan Microsoft Office For Windows 53 20,5 <br />23 371,33 YPP.Darul Huda U W Word Star 6.0 36 Il. 20,5 <br />24 371,2 U M Media Komunikasi Pendidikan Menengah Umum KORPRI Il. 20,5 <br />25 372,1 Nazaruddin U A Agar Anak Cerdas 1 Penebar Swadaya Jakarta 1995 44 Il.,Tab. 20 <br />26 371 U P Petunjuk Pelaksanaan bea Siswa Dan BPO 31 Tab. 21 <br />27 979-462-513-2 372,4 DepDikBud U L Laporan Loka Karya Pengembangan Minat Dan Kegemaran Membaca Siswa 1 Jakarta 1997 ix,64 21 52 <br />28 371,3 U M Modul Metode Pendidikan Agama Islam 1 Dirjen PKAI Jakarta 2001 viii,69 Tab. 21 68-69 <br />29 371,2 Tim Psikologi U L Latihan Psikotes Senior 15 Pustaka Setia Bandung 2000 172 Il.,Tab. 17 172 <br />30 375 Atwi Suparman, Purwanto U A Analisis Pembelajaran DepDikBud Jakarta 1997 vi,34 Il.,Tab. 21 30 <br />31 979-462-589-2 375 Muhammad Soleh U P Pokok-Pokok Pengajaran Matematika sekolah 1 DepDikBud Jakarta 1998 viii,69 Il.,Tab. 21 43-44 <br />32 979-8571-00-2 370,1 Drs.Tadjab MA U I Ilmu Jiwa Pendidikan 1 Karya Abdi Tama Surabaya 1994 iv,130 20,5 <br />33 979-421-026-9 370,3 Yusuf Hadi, Miarso Dkk U D Definisi Teknologi Pendidikan 2 Raja Grafindo Jakarta 1994 xxviii,214 Tab. 21 177-187 The DefinitionOf educational For Minology<br />34 370,1 Herry SG U S Setetes Darah Penyambung Nyawa 2 Media Alas Dayu Surabaya 1998 65 Il. 21 65 <br />35 377 H.A.Timur Djaelani M.A U P Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pengembangan Perguruan Agama 2 Dermaga Jakarta 1982 214 Tab. 21 <br />36 377 U D Deskripsi Mata kuliah Program Penyetaraan D.II GPAI SD/MI 1 POKJADA 1993 190 Tab. 21 <br />37 371,2 Tim U S Siap Menghadapi Ujian Nasional 2006 1 Gama Exacta Yogyakarta 2005 178 24 <br />38 371,2 Tim U L Lupus (Latihan Untuk Persiapan Ulangan Umum Semester 1 Gama Exacta Yogyakarta 2006 296 24 <br />39 371,2 Tim U L Lupus (Latihan Untuk Persiapan Ulangan Umum Semester (IPA) 1 Gama Exacta Yogyakarta 2006 239 24 <br />40 371,2 Tim U C Cerdik (Cepat, Ringkas & metodik) 1 Gama Exacta Yogyakarta 2006 232 24 <br />KLASIFIKASI : BAHASA <br />KODE : 400 - 499 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 420 Rachamat Taufiq U B Belajar Mudah Bahasa Inggris 5 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2003 xiii,276 Tab. 21 275-276 <br />2 413 Drs. Budiono M.A U H Himpunan Lengkap Peribahasa Indonesia modern 1 Alumni Surabaya 144 20,5 <br />3 979-514-896-6 411 Asep Syamsul M Romli S.IP U J Jurnalistik Praktis 1 Remaja Rosda Karya Bandung 1999 viii,99 18 97-98 <br />4 979-9075-09-2 420 Drs. Azhar Arsad MA U D Dasar-Dasar Penguasaan Bahasa Inggris 10 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2004 ix,192 Il.,Tab. 21 <br />5 428 Surayin BA U P Petunjuk Mempelajari dan Conversation Practice English 1 Bina ilmu Surabaya 81 Il.,Tab. 17,5 <br />6 420 Drs Ayub S U E English Structure (For The SMTA) 1 1976 168 Tab. 21 168 <br />7 400 Imam Asyari BA U N Ngeluri Basa Jawa 3 Kota Kembang Yogyakarta 1986 125 Tab. 20,5 <br />8 420 U N English Language service 1 1973 134 Il. 20 <br />9 420 H Mucshin Manaf U S Step On English Comprehension 1 Sunan Ampel Surabaya 1992 ix.144 Tab. 21 <br />10 428 Drs. H Murni Djamal U I Improving Reading Skill In English 1 Darul Ulum Jakarta 2001 ix,128 20,5 125-128 <br />11 979-547-223-2 415 Prof. A Hamid Hasan U A Analisis Wacana Pragmatik 2 Angkasa Bandung 1994 viii,114 21 112-114 <br />12 418 Muhammad Wardan U I Ilmu Tata Berunding 1 Usaha Faida Yogyakarta 1958 38 21,5 <br />13 979-404-119-X 411 Prof. DR Henry Guntur U M Menulis 5 Angkasa Bandung 1993 ix,196 Tab. 21 192-196 <br />14 420 Abdul Rozak Husain U L Let's Speak And Practice English 1 Aneka Solo 1994 162 Tab. 21 161-162 <br />15 979-3237-74-0 420 Slamet Riyanro U A A Succesful Foreign Language Guide 2 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2004 vi,66 Il.,Tab. 21 <br />16 423 Idi Supono U E English Verses Selection 1 Citra Sarca Prima 2000 220 19 <br />17 417 Drs. Soetarno U M Mardi Jawi 1 Widya Putra Surakarta 1987 140 Tab. 20 141 <br /> <br />KLASIFIKASI : MATEMATIKA,BIOLOGI,FISIKA DLL <br />KODE : 500 - 599 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 530 Drs.The How Liong U K Konsep Fisika Modrn 2 Erlangga Jakarta vii.612 Il.Tab 24 <br />2 979-40-134-0 582/591 Gembong Tjitro Suepono U T Taksonomi Tumbuhan(Scihizophyta,Thallophyta,Bryophyta,Pteridophyta) 6 Gajah Mada Yogyakarta 2003 xi.309 Il.Tab 21 308-309 <br />3 979-518-751-1 575,7 Ir.Jumar U E Etomologi Pertanian 1 Redika Cipta Jakarta 2000 x.237 Il.Tab 21 233-237 <br />4 979-731-485-5 540 Drs.Rukasih Ahmad,M.Si U K Kimia Lingkungan 1 Andi Yogyakarta 2004 xiii.182 Il.Tab 23 171 <br />5 979-462-368-7 540,07(540) Litiasari Hari,Hari Firman R K Kimia 3 1 Pusat Perbukuan Yogyakarta 1995 xi.199 Tab 22 191 <br />6 979-8591-27-5 581,1(574) Frank Besalis Buri Dkk U F Fisiologi Tumbuhan ITB Bandung 1992 xii.173 Il.Tab 30 159-167 169-173 <br />7 570 Drs.Antoni Idel,Drs.Abdul Jamal U B Buku Pintar Biologi Gita Media Press Surabaya xi.272 Il.Tab 21 <br />8 551,48 N.Antasari U A Aku Adalah Air Kehidupan 3 Ridaka Surabaya 1998 62 Il 21 <br />9 979-404-458-X 581 Ir zainal Abidin U D Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh 1 Angkasa Bandung 1993 x.85 Il.Tab 21 74-77 <br />10 573 Ursula Goodnough,Suenartono U G Genetika Erlangga Jakarta 1988 xi.462 Il.Tab 24 449-462 <br />11 530 Drs.Jahjaranawijaja Dkk U Z Zat Dan Energi 9 Balai Pustaka Jakarta 1986 ix.245 Il.Tab 19 <br />12 541 Drs.Rohadi,Drs.Masyanto Dkk U I Ilmu Kimia 1 SIC Surabaya 1985 iv.109 Il.Tab 16 <br />13 979-456-124-0 576,15(576) N.S Subarau U M Mikro Organisme Tanah Dan Pertumbuhan Tanaman 1 Universitas Indonesia Jakarta 1994 xii.353 Il.Tab 23 349-351 352-353 <br />14 570 Drs.R.Suetarno AK U R RPAL (Rangkuman Pengetahuan Alam Lengkap) 1 Aneka Ilmu Semarang 1991 x.217 Il 20,5 216-217 <br />15 545,384 Herry Sg U U Udang Windu Dan Kehidupanya Mataram Agung Jakarta 1996 40 Il.Tab 20,5 203 <br />16 979-421-377-2 581,1 Benyamin Lakitan U D Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan 5 Raja Grafinda Persada Jakarta 2004 xv.205 Il 20,5 265-266 <br />17 979-420-241- X 581,4(574) Gembong Tjitro Suepono U M Morfologi Tumbuhan 15 Gajah Mada Yogyakarta 2005 x.266 Il.Tab 21 <br />18 574,1 Albert L.Lehninger Dkk U D Dasar-Dasar Kimia 1 Erlangga Jakarta 1994 vii.308 Il 24,5 595-208 <br />19 530 Ir,Zulkifli Harahab Edeard D U K Kunci Penyelesaian Soal-Soal Fisika 6 Erlangga Jakarta iv.181 Tab 23 <br />1 979-668-769-x 530,12 Paul Strathern U B Bohr Dan Teori Kuantum 1 Erlangga Jakarta 2003 ix.100 Il 19 Ide Besar The Big Ideal Bohr & Quantum Teory<br />2 979-668-515-8 623,45 Paul Strathern U O Open Haimer Dan Bom Atom 1 Erlangga Jakarta 2003 vi.97 Il 19 Ide Besar The Big Ideal oppenbeimer & Bom Atom<br />3 979-668-476-3 539,752 Paul Strathern U C Curie Dan Radio Aktivitas 1 Erlangga Jakarta 2003 iv.90 Il 19 Ide Besar The Big Ideal Curie Radio Activity<br />4 979-668-521-2 530,11 Paul Strathern U E Einstein Dan Relativitas 1 Erlangga Jakarta 2003 viii.94 Il 19 Ide Besar The Big Ideal Pinskin & Relatuity<br />5 979-668-494-1 576,5 Paul Strathern U C Crick,Watson Dan DNA 1 Erlangga Jakarta 2003 iv.101 Il 19 Ide Besar The Big Ideal Crick ,Watson & DNA<br />6 979-668-492-5 531,14 Paul Strathern U N Newton Dan Gravitasi 1 Erlangga Jakarta 2003 ix.96 Il 19 Ide Besar The Big Ideal Newton & Gravity<br />7 979-668-487-9 004 Paul Strathern U T Turing Dan Komputer 1 Erlangga Jakarta 2003 ix.93 Il 19 Ide Besar The Big Ideal Turing & komputer<br />8 979-668-228-0 608 Eryl Davies,Bambang S U P Buku Saku Penemuan 3 Erlangga Jakarta 2001 160 Il 18 152-153 154-159 A Dorling Kinder Sley Book<br />9 979-668-289-2 582,16 Theresa Greenaway,Ir.Hadi S U P Buku Saku Pohon 2 Erlangga Jakarta 2002 160 Il 18 158 154-156 A Dorling Kinder Sley Trees<br />10 979-668-287-6 500 Dr.Sarah Brewer,Ir.Triheru W U F Buku Saku Fakta Tubuh 2 Erlangga Jakarta 128 Il 18 124-127 A Dorling Kinder Sley body Facts<br />11 979-668-227-2 500 Stevesetfoid,Ir.Harini,MSC U F Buku Saku Fakta Sains 3 Erlangga Jakarta 160 Il 18 156-159 A Dorling Kinder Sley Science Fact<br />12 979-668-226-4 500 Scarlett,Dr.Nampiah Sukarno U F Buku Saku Fakta Alam 3 Erlangga Jakarta 128 Il 18 124-127 A Dorling Kinder Sley Nature Facts<br />13 979-668-288-4 561 Douglas Palmer,DR.Yulin Lestari U F Buku Saku Fakta Fosil 2 Erlangga Jakarta 2002 160 Il 18 150-151 156-159 A Dorling Kinder SleyTossils<br />14 979-98175-0-1 510 Wono Setya Budi U L Langkah Awal Menuju ke Olimpiade Matematika 1 13 Ricardo Jakarta 2006 xiii,232 Il,Tab 25 231-232 <br />15 979-3644-25-7 510 Wono Setya Budi U L Langkah Awal Menuju ke Olimpiade Matematika 2 13 Ricardo Jakarta 2006 viii,235 Il,Tab 25 231-233 234-235 <br /> <br /> <br />KLASIFIKASI : KESEHATAN, PENYAKIT DLL <br />KODE : 610 - 616 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 614 U P Pengetahuan Kedokteran Untuk Ibu Rumah Tangga 1 Pantja Simpati Jakarta 1987 357 23 <br />2 979-492-008-8 616,804475 E Wayne Massey&Petrus Adrianto U T tes-Tes diagnistik dalam Neorulogi 4 Hipokrates Jakarta 1996 x, 140 Il 21 127-128 129-139 Diagnostic Test in Neorulogy<br />3 610,7 dr. H. Sonja Poernomo SKm U P Pendidikan Kesehatan di SD / Mi 1 Songo Abadi Inti Jakarta 1983 vi, 39 Il 21 39 <br />4 614 Sutopo, KA Moeyoto dkk U P Pedoman Pemasyarakatan Garam Beriodium Melalui Jalur Pendidikan 1 PGRI & UNICEF Jakarta 1995 vii, 29 Il,Tab 21 <br />5 979-492-061-4 616,3623 British Medical Association U I Imunisasi Hepatitis B 2 Hipokrates Jakarta 1995 vi, 35 Il 18 34-35 Immunisation Against hepatitist B<br /> <br />KLASIFIKASI : ELEKTRONIKA, MESIN, BANGUNAN, AIR <br />KODE : 620 - 629 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 979-426-161-0 621,81 J.J.M.Hagen Doorn U K Konstruksi Mesin Rosdajaya Jakarta 1989 x,273 Il.Tab 23,5 <br />2 979-410-035-8 621,3 U P Pengertian Dasar Kendaraan Bermotor Baratara Jakarta 1986 v,58 Il 14,5 <br />3 621,381 Dwi Sunar Prasetyono U B Belajar Sistem Cepat Elektronika 2 Absolut Yogyakarta 2003 268 Il 20,5 267-268 <br />4 620 E. Karyanto U P Pedoman Reparasi Motor Bensin 1 CV Pedoman IJ Jakarta 1994 ix,284 Il 20,5 283-284 <br />5 629,2 Drs. Daryanto U M Motor Bensin Pada Mobil 1 Yrama Widya Bandung 2003 iv,214 Il 21 213-214 <br />6 629,2 Drs. Armunanto Nugroho U K Kelistrikan Mobil 3 Dahara Prize Semarang 2001 vii,109 Il 20,5 109 <br />7 621,38 H. Hartanto Soedjono U M Merakit Elektronika 3 Dahara Prize Semarang 1999 71 Il 20,5 <br />8 629,43 Petrus Pratomo U P Penerima TV Satelit 3 Elex Media Komputindo Jakarta 1993 ix,101 Il.Tab 21 99 101 <br />9 979-659-066-2 629 E. Karyanto U T Teknik, Perbaikan, Penyetelan, Pemeliharaan, Trouble, Shooting Motor Diesel 3 Pedoman Ilmu Jaya Jakarta 2001 xi,187 Il 21 187 <br />10 621,9 Drs. Syamsul Arifin U A Alat-Alat Ukur dan Mesin-Mesin Perkakas 1 Ghalia Jakarta 1981 127 Il 20,5 127 <br />11 621,4 Soependi BE U M Motor Bensin 1 Paryu Barkah Yogyakarta 1975 63 Il 20 <br />12 621,38 CM Prasojo A.Mujito Mulyadi WA U B Belajar Elektronika 5 Tiga Serangkai 1987 78 Il.Tab 20,5 <br />13 629,2 Drs. Boentarto U C Cara Pemeriksaan, Penyetelan, dan Perawatan Sepeda Motor 1 Andi Yogyakarta 1995 vii,123 Il 23 119 121 <br />14 979-426-160-2 620 J.J.M.Hagen Doorn U K Konstruksi Mesin 1 Rosdajayaputra Jakarta 1989 xii,292 Il.Tab 24 <br />15 621,388 George Kravitz U P Pelajaran Dasar Televisi 4 Dahara Prize Semarang 2001 v,213 Il 20,5 <br />16 621 Yoes Axinanto U C Cara Praktis Membuat Antena Parabola 2 Dahara Prize Semarang 1999 v,68 Il.Tab 20,5 <br />17 621,381 Dwi Sinar Prasetono U B Belajar cepat Sistem Elektronika 2 Absolut Yogyakarta 2003 268 Il 21 267-268 <br />18 621,9 Sutjipto U T Teori dan Praktek Mengetik 1 Indah Surabaya 1986 146 Il 20,5 146 <br />19 620 Sukanto,Sugeng H.R U T Teknologi Sederhana 1 Aneka Ilmu Semarang 2001 vi,47 Il. 20,5 47 <br />20 621,381 RA. Penfold U D Dasar-dasar Elektronika Untuk Pemula Pionir Jaya Bandung 1997 vi,137 Il. 17 <br />21 621,39 Tim PMII U P Pedoman Praktis Pengenalan dan Penggunaan Komputer 1 PMII Surabaya 1990 v,68 Il.Tab. 21 <br /> <br />KLASIFIKASI : PERTANIAN,PETERNAKAN,PERIKANAN DAN MAKANAN <br />KODE : 630-642 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 979-489-515-6 641,3 Dr.Ir.Made Astawan,M.S U M Membuat Mie dan Bihun 2 Penebar Swadaya Depok 2000 viii,72 Il.Tab 21 67-71 <br />2 639,5 N.Ghufron H.Kordik U B Budidaya Kepiting dan Ikan Bandeng 2 Dahara Prize Semarang 2000 vii,272 Il.Tab 21 269-272 <br />3 636 Ade Rosa-Dian Tanjung U B Budidaya bekicot 2 Karunia Surabaya 1992 28 Il.Tab 20 28 <br />4 979-489-540-7 630 L.Morbandono H.S U M Membuat Kompos 26 Penebar Swadaya Depok 2001 x,54 Il.Tab 20 51-53 <br />5 636 Drs.Bambang Marhianto U P Peluang Bisnis Beternak Lebah 1 Gitamedia Press Surabaya 1999 128 Il.Tab 21 <br />6 979-8952-21-9 636,5 M.Anwar Zaini Dkk U D Derkuku 3 Trubus Agrisarana Surabaya 2000 viii,53 Il.Tab 20 53 <br />7 636 Drs.Bambang Marhianto U B Budidaya Rumah dan Sarang Walet 1 Gitamedia Press Surabaya 1996 125 Il. 21 <br />8 635 K.Soenarjono U B Budidaya Pepaya Gula 1 Cipta Anugrah Surabaya 1996 vi,92 Il. 21 90 <br />9 979-489-353-6 633,6 Yusni Bandini U N Nipah Pemanis Alami Baru 1 Penebar Swadaya Jakarta 1996 viii,60 Il.Tab 20 59-60 <br />10 636,5 Setyo Wibowo U P Petunjuk Beternak Ayam Buras 1 Gitamedia Press Surabaya 1996 160 Il. 21 <br />11 635 Tudaryadi U A Apel Anna kebanggaan Kita 1 Karunia Surabaya 1999 76 Il.Tab 21 75 <br />12 635 Ir.Sri Nuryani Soedjono BSC U B Budidaya Pisang 4 Dahara Prize Semarang 1999 64 Il.Tab 21 <br />13 635 Ris Hendi U B Bertanam sirsak Karunia Surabaya Il. 20 <br />14 635 N.G.Budi Tjahjono U B Budidaya kedondong Raksasa 1 Mataram Agung Jakarta 1999 63 Il. 21 63 <br />15 979-489-528-8 632 Muchroji Cahyana Y.A U B Budidaya Jamur Kuping 2 Penebar Swadaya Jakarta 2000 viii,63 Il.Tab 20 62 <br />16 979-489-572-X 635 Dr.Ir.Meity Suradji Sinaga,M.Sc U J Jamur Merang dan Budidayanya 18 Penebar Swadaya Jakarta 2000 x,86 Il.Tab 20 84 <br />1 979-489-530-x 635 Dr.T.Adisarwanto U M Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan sawah & Lahan kering 1 Penebar Swadaya Jakarta 2000 viii,88 Il. 21 85 <br />2 639,5 M.Gufron H. Kordik U B Budidya Ikan Nila 1 Dahara Prize Semarang 1997 xi,281 Il.Tab 21 275 <br />3 979-9542-12-x 639,5 Agus G.T.K. U B Bawal Air Tawar 1 Agro Media Pst Jakarta 2001 viii,59 Il. 23,5 <br />4 979-9542-00-6 636,5 Agus G.T.K. U M Merumahkan Walet 1 Agro Media Pst Jakarta 2001 viii,72 Il. 23,5 <br />5 979-9542-05-7 636,5 Agus G.T.K. U P Perkutut 1 Agro Media Pst Jakarta 2001 viii,42 Il. 23,5 <br />6 979-9542-03-0 632 Agus G.T.K. U J Jamur Kuping 1 Agro Media Pst Jakarta 2001 viii,42 Il.Tab 23,5 <br />7 979-9542-776-0 641 suyanti Satuhu U M Menbuat Aneka Dodol Buah 1 Penebar Swadaya Jakarta 2004 viii,72 Il. 20,5 Agritekno 70 <br />8 979-9542-04-10 639 Agus G.T.K. U M Maanvis 1 Agro Media Pst Jakarta 2001 viii,42 Il. 23,5 <br />9 979-489-819-8 641 Muthohar & Isna U M Membuat Aneka Produk Olahan ikan 2 Penebar Swadaya Jakarta 2004 viii,72 Il. 20,5 Agritekno 69 <br />10 979-9542-15-4 636,5 Agus G.T.K. U M Murai Batu 1 Agro Media Pst Jakarta 2001 viii,40 Il. 23,5 <br />11 979-9542-5-7 636,5 Agus G.T.K. U P Perkutut 1 Agro Media Pst Jakarta 2001 viii,42 Il. 23,5 <br />12 979-9542-12-x 639,5 Agus G.T.K. U B Bawal Air Tawar 1 Agro Media Pst Jakarta 2001 viii,59 Il. 23,5 <br />13 979-9542-02-2 635 Agus G.T.K. U J Jamur Kayu 1 Agro Media Pst Jakarta 2001 viii,42 Il. 23,5 <br />14 979-9542-00-6 636,5 Agus G.T.K. U M Merumahkan Walet 1 Agro Media Pst Jakarta 2001 viii,72 Il. 23,5 <br />15 979-9542-09-10 639 Agus G.T.K. U M maanvis 1 Agro Media Pst Jakarta 2001 viii,42 Il. 23,5 <br />16 979-9542-08-1 639 Agus G.T.K. U K koi 2 Agro Media Pst Jakarta 2001 vii,38 Il.Tab 23,5 <br />17 979-9542-13-08 636,5 Agus G.T.K. U A Anis 1 Agro Media Pst Jakarta 2001 viii,40 Il. 23,5 <br />18 979-9542-15-4 636,5 Agus G.T.K. U M Murai Batu 1 Agro Media Pst Jakarta 2001 viii,40 Il. 23,5 <br />19 979-9542-496-6 634 Onny Untung U A Agar Tanaman Berbuah di Luar Musim 3 Penebar Swadaya Jakarta 2001 vii,82 Il.Tab 21 <br />1 979-3357- 634,9 Muna Sintra SP. & Murhananto MM U M Mendesain, Membuat, dan Merawat Tanaman rumah 2 Argomedia Pustaka Jakarta 2004 vi,113 Il.Tab 23,5 111-113 <br />2 979-489-7272 634,9 Ir.Yos Sutioso U A Aeroponik Sayuran (Budidaya Dengan sistem Pengabutan) 1 Penebar Swadaya Jakarta 2003 viii,71 Il.Tab 20,5 Agribisnis 64-70 <br />3 979-489-538-5 639,5 Sri wahyuni & A. Fauzi U R Red Phantom Tetra (Ikan Hias Air Tawar) 2 Penebar Swadaya Jakarta 2000 vi,42 Il.Tab 21 40 <br />4 636 N. Eko Budi Ti U M Mengintip Budidaya Burung Unta 1 Mataram Agung Jakarta 2001 92 Il. 24 89 <br />5 979-489-531-8 639,5 Usni Arre U B Budidaya Bawal Air Tawar (Untuk Konsumsi dan Hias) 2 Penebar Swadaya Jakarta 2000 viii,80 Il.Tab 21 79 <br />6 636,5 Pc. Raharjo U T Ternak Puyuh 4 Penebar Swadaya Jakarta 1983 32 Il.Tab 23 <br />7 979-8952-32-4 636,5 Eko M. Nur Cahyo U M Membesarkan Anak Perkutut Dengan Bantuan Puter 2 Trubus Agrisarana Surabaya 1999 viii,42 Il. 21 <br />8 630 Drs. Antoni Ideal setyo Wibowo U B Budidaya Tambak Bandeng Modern 1 Gitamedia Press Surabaya 1996 160 Il. 21 <br />9 630 Drs. Yandianto U B Bercocok Tanam Dalam Pot 1 Mes Bandung 2003 148 Il. 22,5 147 <br />10 636,5 Ir.Mussal Boer M.Agr Sc U B Beternak Ayam kampung 1 Tarsito Bandung 1987 70 Il.Tab 22,5 69 <br />11 641 Ny. Lia Yuliawati U M membuat Sendiri 185 Macam Kue dan Minuman 1 Mes Bandung 2001 192 Il. 22 <br />1 979-8031-98-9 632,9 Sri Najiati U M Memilih dan Merawat Tanaman Buah di Pekarangan sempit 6 Penebar Swadaya Jakarta 2004 131 Il.Tab 21 128-129 <br />2 639,5 Novie ebi U M Memelihara Koi di Halaman sempit 1 Media Alas Dayu Surabaya 1999 82 Il. 21 82 <br />3 635 Sri Wedhastri U P Pemanfaatan Biji Kecipir Sebagai Sumber Protein dalam bentuk Tempe Balai Pustaka Jakarta 1983 54 Il.Tab 21 <br />4 979-404-727-9 635 hartanto U M Mengawetkan satur-sayuran 2 Angkasa Bandung 1991 v,31 Il. 21 <br />5 635,9 Didit P U B Bertanam Kentang, Kacang jagung Hibrida Sinar Ilmu Surabaya 1996 36 Il. 21 35 <br />6 979-489-199-1 636 F. Rahardi U A agribisnis Peternakan 1 Penebar Swadaya Jakarta 1993 iv,75 Il.Tab 21 72-75 <br />7 635 Ris Hendi U B Bertanam Sirsak Karunia Surabaya 46 Il. 21 <br />8 979-8031-24-5 635 Irfan U B Bertanam Kacang Sayur 10 Penebar Swadaya Jakarta 1995 18 Il. 21 <br />9 641 setyoko U P Pak Joko tukang Kecap Karunia Surabaya 1989 40 Il. 21 <br />10 635 Rishadi U K Kecipir Tanaman Bergizi Tinggi 2 Karunia Surabaya 1992 36 Il.Tab 21 36 <br />11 979-21-0674-x 633,5 rahmat rukmana U R Rami (Budidaya dan Penanganan Pasca Panen) 1 Kanisius Yogyakarta 2007 39 Il.Tab 21 38-39 <br />12 639,31 Hery U U Udang Windu dan Kehidupannya Mataram Agung Jakarta 1996 37 Il. 21 37 <br />13 636,5 Arie Kuswara U A Ayam Buras (tata Laksana Kandang & Penetasan) Wahyu Wijaya Surabaya 1995 25 Il. 21 <br />14 637 Ida Suryani U M Membuat Susu Kedelai 2 Karunia Surabaya 1991 30 Il.Tab 21 30 <br />15 979-489-523-7 630 Khaerudin Duwapar U P Petunjuk Bertanam semangka sistem Turus 2 Penebar Swadaya Jakarta 2000 vii,80 Il. 21 79 <br />16 637,1 N. Antasari U S Susu kedelai Menambah Kecerdasanku 1 Ridaka Surabaya 1999 80 Il. 21 <br />17 635 Nur Laila U S Si Amir Ahli Pisang 4 Karunia Surabaya 1995 72 Il. 21 70 <br />1 635 Ina Muryanti U M Mari Bertanam Nangka Mini 2 Cipta Anugrah Surabaya 1999 vi,92 Il. 21 92 <br />2 636 Drs.Bambang Marhianto U B Bebek Darat 1 Gitamedia Press Surabaya 1996 160 Il.Tab 20,5 <br />3 641 Ny.Supriyanti U R Resep Makanan (Koleksi Kue Basah) 1 Pustaka Media 2002 viii,128 19 <br />4 979-8031-38-5 639,5 Heru susanto U M Membuat Kolam Ikan 8 Penebar Swadaya Jakarta 1993 iv,72 Il.Tab 20,5 72-73 <br />5 635 Sumekta U B Budi Daya Rumput Laut 1 Dwi Pratama Surabaya 1996 v,31 Il.Tab 21 <br />6 979-489-759-0 641 Darkam Musaddad,Nur hartuti U P Produk Olahan Tomat (Saus,Jus,Manisan,Selai,Pasta,Dodol) 1 Penebar Swadaya Jakarta 2003 viii,72 Il.Tab 20,5 68-70 <br />7 641,5 Nurdin Elya S U S Sukses Dengan Home Industry 1 Absolut Yogyakarta 2004 122 Il 19,5 121 <br />8 636,39 Ade Norma Handayani U M Memelihara Kambing Perah 1 Karunia Surabaya 1995 34 Il 21 33 <br />9 979-489-770-1 641 Erliza Hambali U M Membuat Aneka Produk Olahan Mangga 1 Swadaya Jakarta 2004 83 Il 20,5 75 <br />10 979-404-725-2 631,7 hartanto U A Air 2 Angkasa Bandung 1991 v,28 Il 21 29 <br />11 639 Waro Hastuti S U T Teknologi Pemeliharaan Larva 1 DirJen Perikanan 32 Il 20,5 25 <br />12 635 N.E Buditjahjono U B Budi Daya Anggur Tanpa Biji 1 Karunia Surabaya 1998 76 Il 21 76 <br />13 635 Inkasari U M Manisnya Buah Melon 1 Dwi Pratama Surabaya 1996 v,34 Il.Tab 21 34 <br />14 635 Adi Pewara U P Pesona Semangka Merah 1 Media Alas Dayu Surabaya 1997 vi,60 Il 20,5 60 <br />15 635 N Antasari U I Indahnya Tanaman Nanas Dalam Pot 2 Mataram Agung Jakarta 1999 68 Il 20,5 68 <br />16 639 Widarto U T Teknik Penanganan Ikan Segar 1 DirJen Perikanan 1985 ii,14 Il 21 <br />17 641 Ny Supriyanto U K Koleksi Kue Kering Dan Minuman 1 Pustaka Media 2002 vii.128 18,5 <br />18 633,4 Dadang MA U B Budi Daya Tomat Dan Kentang Menyatu Di Satu Batang 2 Mataram Agung Jakarta 1999 vi,90 Il 21 89 <br />19 633 Dr.T.Adisarwanto U M Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan sawah & Lahan kering 1 Penebar Swadaya Jakarta 2000 viii,86 Il.Tab 20,5 85-87 <br />20 634 Winarsih U M Mengkudu 1 Tarity Samudra Berlian Jakarta 2006 viii,162 Il,Tab 21 <br />21 635,98 Ir. Rini Wudianto U M Mengokulasi Tanaman 1 Penebar Swadaya Jakarta 1995 iv,24 Il,Tab 21 Teknologi Tepat Guna <br /> 635,98 Ir. Rini Wudianto U M Menyambung Tanaman 1 Penebar Swadaya Jakarta 1995 iv,44 Il 21 Teknologi Tepat Guna <br /> <br />KLASIFIKASI : PERABOT RUMAH,KELUARGA,ADMINISTRASI <br />KODE : 643-659 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 979-692-048-4 659,1 Agus Trijanto U C Copy Writing 1 Remaja Rosda Karya Bandung 2001 x,262 18 183-185 <br />2 651 Brooks Fenno U S Strategi Bisnis 2 Dahara Prize Semarang 1992 Il.,Tab 20 <br />3 649 Kanwil BKKBN Propinsi Jatim U B Budi Pekerti Luhur Dibentuk Sejak Masa Kanak-Kanak Kanwil BKKBN Propinsi Jatim Surabaya 1994 18 Il. 21 <br />4 649 Kanwil BKKBN Propinsi Jatim U H Hidup Produktif Dan Hemat Kanwil BKKBN Propinsi Jatim Surabaya 1994 18 Il. 21 <br />5 649 Kanwil BKKBN Propinsi Jatim U T Tanamkan Kasih Sayang Dalam Keluarga Sejak Dini Kanwil BKKBN Propinsi Jatim Surabaya 1994 18 Il. 21 <br />6 657 Drs.R.Soedono Notoadiwidjojo Pembukuan Sederhana Citra jaya Murti Surabaya 112 Tab. 21 105 <br /> <br />KLASIFIKASI : TEKNOLOGI TEPAT GUNA,INDUSTRI RT <br />KODE : 660-690 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 979-404-248-X 687 Soedjono Bsc U S Seni KerajinanMembordir 3 Angkasa Bandung 1991 57 Il. 18,5 58 <br />2 979-404-291-9 684 Soedjono Bsc,E.Sri Nuryani U K Kerajinan Rotan 2 Angkasa Bandung 1991 42 Il. 18,5 42 <br />3 979-3641-02-9 686 Pujo Siswanto U K Kupas Tuntas Teknik Sablon Masa Kini 6 Absolut Yogyakarta 2004 viii,176 Il.,Tab. 20 <br />4 979-8125-10-9 613,2 Hertog Nur sanyoto Dkk U I Ilmu Gizi (Zat Utama) 1 Golden Terayon Jakarta 1992 viii,162 Tab. 21 <br />5 621,3 Hartanto Dkk U I Instalasi Dan Alat-Alat listrik 1 Titian Ilmu Bandung 1992 v,70 Il. 21 70 <br />6 685 Drs.EW jiono U K Koperasi Para Pengrajin Kulit 1 Karunia Surabaya 1997 iv,84 Il. 20,5 84 <br />7 663,6 Ida Suryani U M Membuat Susu Kedelai 2 Karunia Surabaya 1992 32 Il.,Tab. 21 30 <br />8 979-9542-07-3 615,8 Agus U R Ramuan Tradisional 1 Argo Media Jakarta 2001 vii,55 Il. 23,5 <br />9 979-404-728-7 664 Hartanto U M Mengawetkan Buah-Buahan 2 Angkasa Bandung 1994 v,32 Il. 21 <br />10 656,5 Arie Kuswara U A Ayam Buras (Tatalaksana Kandang Dan Penetasan) 1 Wahyu Wijaya Surabaya 1995 25 Il. 20 25 <br />11 664 Dinas Penyuluhan U B Beberapa Teknis Industri Ringan Dan Kerajinan Rakyat Hida Karya Agung Jakarta 44 19 <br />12 690 U P Pambangunan Masyarakat Desa Paryu Barkah Jakarta 1976 57 Il. 19 <br />13 674 Drs.Iyod Sirojudin U M Membuat Kerajinan Dari Tripleks 2 Widjaya Jakarta 1983 47 Il. 20,5 <br />14 979-8952-47-2 688,7 Totok Amrin U M Mwmbuat Sanmgkar Burung 1 Trubus Agri Sarana Surabaya 1999 viii,48 Il. 21 48 <br />15 979-489-840-6 6 Ani Suryani,Erliza Hambali,Mira Rifa'i U M Membuat Aneka Selai 2 Penebar swadaya Jakarta 2004 75 Il. 20,5 72 <br />16 686,3 Yunus TR U K Ketrampilan Menjilid 2 Karunia Surabaya 1989 32 Il. 22 30 <br />17 614 A Danial U G Garam Beriodium Mencegah Penyakit 1 Karunia Surabaya 1999 90 Il. 21 89 <br />18 664 N Antasari U T Tapak-Tapak Masa Depan Membuat Tempe Lamtoro 1 Ridaka Surabaya 1997 vi,80 Il. 21 78 <br />19 671 Drs Daryanto U T Teknis Mengelas Dan Kerja Pelat tarsito Bandung 1986 vi,133 Il. 21,5 133 <br />20 684 H Hartanto Soedjono U M Mengolah Rotan (Untuk Barang Kerajinan Ekspor) 3 Dhahara Prize Semarang 1997 75 Il. 21 75 <br />21 677,1 T.W.K Hadi Soeprapto BA Dkk U S Seni Kecakapan Khusus Saudara Salatiga 1968 3 Il. 21 <br />22 663 Rony Palungkun Membuat Sari Kelapa (Nata de Coco) 1 Penebar Swadaya Jakarta 1995 iv,20 Il.,Tab. 21 <br />23 664,6 Sori basya Siregar Pengawetan Pakan Ternak 1 Penebar Swadaya Jakarta 1995 iv,40 Il.,Tab. <br />24 664 Fendy R. Paimin Menetaskan Telur Itik Dengan Sekam 1 Penebar Swadaya Jakarta 1995 iv,20 Il. <br />25 664,9 Sri wahyuni Membuat Aneka Dendeng 1 Penebar Swadaya Jakarta 1995 iv,36 Il.,Tab. <br />26 668,62 Setijo Pitojo Penggunaan Urea Tablet Untuk Padi 1 Penebar Swadaya Jakarta 1995 iv,28 Il. <br />27 664,9 Singgih Wibowo Membuat bakso Ikan dan daging 1 Penebar Swadaya Jakarta 1995 iv,36 Il. <br />28 664,2 Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma Tanaman Obat dan ramuan Untuk Darah Tinggi 1 Penebar Swadaya Jakarta 1995 iv,36 Il. <br />29 668,62 Heru Prihmantoro Memupuk Tanaman Buah 1 Penebar Swadaya Jakarta 1995 iv,36 Il.,Tab. <br />30 664,2 Nazaruddin Tanaman Obat dan ramuan Untuk Penyakit Kulit 1 Penebar Swadaya Jakarta 1995 iv,36 Il. <br /> 668,62 Heru Prihmantoro Memupuk Tanaman Sayur 1 Penebar Swadaya Jakarta 1995 iv,28 Il. <br /> <br />KLASIFIKASI : SENI,OLAH RAGA,HIBURAN REKREASI <br />KODE : 700-799 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 780 Bu Fat,AT Mahmud U S Seni Musik 2 Karya Uni Press Jakarta 1983 86 Il.,Tab. 20,5 86 <br />2 780 Hadi Sunarko,Djarmono,sukotjo U S Seni Musik 2 Intan pariwara Klaten 1988 97 Il. 21 97 <br />3 780 Drs.Endro Martono U M Musik Praktis (Teori Dan Praktik) 178 Il. 20,5 <br />4 745 Iyod Sirojuddin U K Kerajinan Tangan Dan Kesenian (untuk SD Kelas 4) 1 Amalia Jakarta 1995 Il.,Tab. 21 53 <br />5 780,7 Soeharti Sardjono U S Seni Musik 2 Widya Duta Surakarta 1991 92 Il.,Tab. 21 <br />6 796,5 Krida Reksa Wana U P Panduan Mendaki Gunung Sek Saka Wana Bhakti Jakarta 34 Il. 21 34 <br />7 979-404-265-X 796 Fred Mc Mane U D Dasar-Dasar Atletik 10 Angkasa Bandung 1987 67 Il. 21 67 <br />8 712,5 Affandi U M Mari Membuat Taman Di Rumah 1 Ridaka surabaya 1996 iv,76 Il. 21 <br />9 979-404-5884 745,5 oho Garha U P Pokok-Pokok Pengajaran Kerajinan tangan Dan Kesenian 1 DepDikBud Jakarta vii,55 Il. 21 55 <br />10 979-3034-23-8 745 Enen Wardana U A Aneka Kreasi Membungkus Kado 1 Kawan Pustaka Jakarta 2003 vii,60 Il. 23 <br />11 979-3357 712,5 Mona Sinta,SP,Ir. Murhananto,MM U M Mendesain, Membuat, Dan Merawat taman Rumah 1 Argo Media Pustaka Jakarta 2004 vi,113 Il. 23 <br />12 751 Evi S U P Pesona Kulit Karang 3 Wahyu Wijaya surabaya 1994 32 Il. 21 <br />13 778 Andreas Feininger U S Segi Teknik Fotografi 1 Dahara Prize Bandung 2000 172 Il. 19 The Complete Photographer<br />14 778 Ray Hayward ARPS U K Ketrampilan Fotografi 1 Dahara Prize Bandung 1999 193 Il. 19 The Craft Of Photographer<br />15 745 Yacop Tualaka U T Teknik Seni Merangkai Janur Dan Bunga 1 Absolut Yogyakarta 2003 186 Il. 21 <br /><br /><br />KLASIFIKASI : SASTRA - KESASTRAAN <br />KODE : 800-899 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 979-9481-03-1 809 Kinayati Jojo Suroto U P Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Bahasa Dan Sastra 1 Nuansa Bandung 2000 vi.164 Tab 20 153-164 <br />2 808 Ahmad Sunaryo U C Contoh-contoh Teks Pidato Dan Pedoman Pembawa Acara 3 Pusataka Amani Jakarta 2000 1991 20 <br />3 Imrant Abdulloh U M Memahami Drama Putu Wijaya 1 Pusat Pemninaan Jakarta 1985 vi.77 20 71-74 75-77 <br />4 979-535-464-6 808 E.Zainal Arifin U D Dasar-Dasar Kerangka Penulisan Ilmiah 5 PT Gramedia Jakarta 2003 xiv.120 Il.Tab 20 <br />5 979-8581-105-0 808 Joko Sumardjo U C Catatan Kecil Tentang Menulis Cerpen 3 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2004 xii.216 20 213-214 <br />6 979-523-020-2 808,3 Emily Bronte U W Wuterning Heights 1 Dian Rakyat Jakarta 2003 96 Il 20 92-95 96 <br />7 979-3237-74-0 808,3 Slamet Riyanto U A A Successful Foreing Language Guide 2 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2004 vi.66 Il 20 <br />8 979-3279-16-8 808,3 Hartono U A Al Bahari 1 PT Syamil Ciptra Media Bandung 2002 69 Il 20 <br />9 979-407-325--3 813 Nasjah Djamin U D Di Bawah Kaki Pak Derman 2 Balai Pustaka Jakarta 1991 162 20 <br />10 979-9289-00-9 808 Redi Panuju U P Panduan Penulis Untuk Pemula 3 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2005 x.100 20 99-100 <br />11 979-3477-20-2 808 Jabrohim U C Cara Menulis 2 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2003 ix.190 20 <br />12 979-492-031-2 808,2 Hariyanto U S Seluk-Beluk Penyusun Karangan Ilmiah 2 Hpokraties Jakarta 1993 vi.81 20 81-82 <br />13 979-1068-04-6 808,5 Mumammad In'am F Noer U E English Public Speaking Training 1 Spirit Yogyakarta 2006 60 Tab 25 <br />14 979-3477-47-4 808 J Maurus U A Aneka Orang-Orang Besar 1 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2004 x.225 20 <br />15 979-419-067-5 810 A Teeuw U S Sastra Indonesia Modern II Pustaka Jaya Jakarta 1989 xiii.314 20 229-314 <br />16 816 Yose Rijal Sidi Marajo U A Aplication Letters 2 AC Jakarta 1996 vi.160 Tab 20 151 <br />17 808 Djohari U T Teknik Menyusun Karya Tulis Dan Sinopsis PT Bina Ilmu Surabaya 1990 v.41 Tab 20 <br />18 808,5 Susi rosalina U C Contoh MC Dan Pidato Praktis Amanah Surabaya 1991 179 Il 20 <br />19 979-407-097-1 808 Nugroho Noto Susanto U H Hujan Kepagian 12 Balai Pustaka Jakarta 1995 67 20 <br />20 979-3477-20,2 808 Jabrohim U C Cara Menulis Praktis 2 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2003 ix.190 20 <br />21 979-523-476-5 808,3 Siorge Gliot U S Silas Marner The Weafer Of Rafeleo Dian Rakyat Jakarta 2000 128 Il 20 <br />22 808,5 Mazamil Aziz U T Pidato Islam Bahasa Inggris Nurani Media Press Pasuruan 2005 vii.130 Tab 15 <br />23 979-23-596-6 808,3 Jon Milne U Q Queen Of Dath 1 Dian Rakyat Jakarta 2005 76 Il 20 <br />24 860 L.K Natia BA U A Apresiasi Sastra Indonesia 1 Arkola Surabaya 1994 128 20,5 <br />25 808 Suwignyo Adi U R Rahasia Pulau Anggrek 1 Citra Unggul Laksana Jakarta 2006 viii,165 Il 21 <br />26 808 Darsan, S.Pd. U R Rahasia Kedalaman 1 Hikayat Yogyakarta 2006 x,146 Il 21 <br /> 808 Darsan, S.Pd. U D Dewata Cengkar Gugat 1 Sahala Adidayatama Jakarta 2006 ix,161 Il 21 <br /> <br /> <br /> <br />KLASIFIKASI : ILMU BUMI - SEJARAH <br />KODE : 899-999 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 956.94 U S Sekenario Rahasia Untuk Menguasai Dunia Haq Press Bandung 48 21 <br />2 959,8 Seskoad U S Serangan Umum 1 Maret 1949 2 Citra Lamtoro Gung Jakarta 1990 xxxiv.425 Il.Tab 24 411-412 420-425 <br />3 979-516-047-4 820 Bambang Sokowati Dewantoro U K Ki Hajar Dewantoro Ayahku 1 Sinar Harapan Jakarta 1998 172 Il.Tab 20 <br />4 Tawalinudin Haris U K Kerajaan Tradisional Di Indonesia (Bima) Putra Sejati Raya Jakarta 1997 xi.142 20 117-121 <br />5 979-9625-8-07 959,88 Karmelia Sukawati U L Lintas Perjuangan Putra Papua 2 Saka Print Jakarta 2001 xviii,28 Il 20 222-224 225-228 <br />6 945 Ministerodegli Affari Ester U Q Questa'e I' ITALIA Tauring Club Italiano 1995 159 Il 20 <br />7 979-416-461-5 973 Athur M.Schlesinger U K Kebinekan Amerika Sinar Harapan Jakarta 1997 xv,123 20 99-114 116-123 Disunting OF America<br />8 920 Zulfan U P Peranan Tokoh Agama Dalam Perjuangan Kemerdekaan 1945-1950 Di Aceh Putra Sejati Raya Jakarta 1997 xi.132 Il 20 109-112 <br />9 959,82 Radyomadowo U S Serat Batara Yuda Kedaulatan Rakyat Yogyakarta 1958 152 Il 20 119-127 <br />10 959,82 Sujanto U R Reorentasi Dan Revitalisasi Pandangan Hidup Jawa 3 Dahara Prize Jakarta 1997 127 20 <br />11 979-404-725-2 831 Hartanto U A Air 2 Angkasa Bandung 1991 iii.29 Il.Tab 20 29 <br />12 959,82 Sujanto U R Refleksi Budaya Jawa Dalam Pemerintahan dan Pembangunan 2 Dahara Prize Jakarta 1997 215 Il 20 203-204 205-215 <br /><br />KLASIFIKASI : BIOGRAFI <br />KODE : 920-928 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 979-8085-05-1 92 (920) Team Dokumentasi Presidden RI U D Diantara Para Sahabat Pak Harto 70 Tahun 1 Citra Lamtoro Gung Jakarta 1991 xv.996 21 <br />2 979-8085-04-3 959,8 (920) Team Dokumentasi Presidden RI U J Jejak Langkah Pak Harto 1 Citra Lamtoro Gung Jakarta 1991 xix.532 Il 21 <br />3 979-8085-03-5 959,8 (920) Team Dokumentasi Presidden RI U J Jejak Langkah Pak Harto 1 Citra Lamtoro Gung Jakarta 1991 xv.996 Il 21 <br />4 979-955-78-01 928 Siti Zainab Luxfiati U B Bung Tomo Vokalis DPR 1956-1959 1 Yayasan Bung Tomo Jakarta 1998 iv. 240 20,5 <br />5 979-9551-25-9 320,54 (920) Drs.Badri Yatim U S Sukarno,Islam Dan Nasionalisme 3 Nuansa Bandung 2001 xvii.196 21 177-183 <br />6 920 Rochiati Wiria Admaja U D Dewi Sartika Depdigbud Jakarta 1985 vi.128 Il 21 121-123 <br />7 923,7 RM.Suebantardjo U J Jenderal Anomerta Basuki Rachmat Proyek Infentarisasi Jakarta 1996 xvi.110 Il 21 101 <br />8 920 A.Acip Hamzah U S Sultan Ternate Ananda 118 Il 21 <br />9 920 Muchtaruddin Ibrohim U C Cut Nyak Dhien Depdigbud Jakarta vi,101 20,5 98-101 <br />10 979-416-047-4 92 (920) Bambang Sukowati Dewantoro U K KI Hajar Dewantoro Ayahku 1 Sinar Harapan Jakarta 1989 172 Il,Tab 21,5 <br />11 920 Ris Therik U B Buta Dari Kecil Namun Mencapai Sarjana (Taha Husein) 4 CV.PD Dan Ikhwan Jakarta 1996 72 Il 20,5 <br />12 928 Drs.Totok Djuroto U P Perjalanan Panjang Seorang Da'I KH.Bey Aritin Dalam Biografi Karunia Surabaya viii,34 Il 20,5 <br />13 920 Sutresna Kutoyo U P Prof H.Moh. Yamin SH Depdigbud Jakarta 1985 xix,136 21 133-136 <br />14 920 Sagiman M.D. U S Sultan Hasanudin Menentang VOC Depdigbud Jakarta 1986 v,298 20,5 295-298 <br /> <br />REFERENSI <br />KLASIFIKASI : AGAMA <br />KODE : <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 2X5.2 Imam Al- Ghozali R I Ihya' Ulumuddin 1 Asy -syifa' Semarang 1990 v,686 20 <br />2 2X4 Muktamar NU R P Permasalahan dan Jawaban Muktamar NU Ke- 28 Menara Kudus Kudus 1989 vii,220 20 <br />3 2X4.020 Prof. Dr. Abdul Wahab Khalaf R I Ilmu Usulul Fiqh 2 Gema Risalah Press Bandung 1997 405 20 <br />4 4X13 Dr. KH. Imam Basyari Anwar R K Kamus Ulil Albab Karya Utama Surabaya vi,578 20 <br />5 2x2.1 Muhamad Fuad Abdul Baqi R A Al- Lu'lu' Wal Marjan Bina Ilmu Surabaya 542 21 <br />6 2X4.8 Team FKI 2003 R E Esensi Pemikiran Mujatahid Purna Siswa III Aliah 03 Kediri 2003 xxiii,425 24 <br />7 979-400-027-02 2X4 Syayid Syabiq R F FiqihSunnah 7 Al-Ma'arif Bandung 1990 348 21 <br />8 2X5.4 Imam Annawawi R A Al- Adzkar Darul Ihya' Indonesia 1994 615 21 <br />9 979-592-387-0 2X9 Muhamad Said Mursi R T Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah 1 Pustaka Al-kautsar Jakarta 2007 xxiv,480 24,5 <br />10 979-8966-02-3 2X2.9 Abdullahi Ahmed An-naim R D Dekontruksi Syari'ah 2 LKIS Yogyakarta 1994 xxiii,386 20 <br />11 2X4 Ibnu Rusyd R B Bidayatul Hidayah (1) 1 Pustaka Amani Jakarta 1995 xvi,518 21 <br />12 2X4 Ibnu Rusyd R B Bidayatul Hidayah (2) 1 Pustaka Amani Jakarta 1995 vii,518 21 <br />13 398,2 Hani Al-Hajj R K 1001 Kisah Teladan 1 Pustaka Al-kautsar jakarta 2004 vlviii,760 17,5 <br />14 2X5 Imam Al-Ghozali R M Minhajul 'Abidin 1 Mutiara Ilmu Surabaya 1995 390 21 <br />15 979-504-061-8 613 Dr. Jonh F. Knight R W Wanita Ciptaan Ajaib 6 Indonesia Publising H Indonesia 2004 409 25 <br />16 979-8100-17-4 2X1,1 Manna Kholil Al-Qattan R S Studi Ilmu- Ilmu Qur'an 6 Litera Antarnusa Bogor 2001 xvi,554 21 533-534 535-554 <br />17 979-97421-7-X 2X1,31 Ignaz Goldziher R M Madzhab Tafsir 1 Elsaq Yogyakarta 2003 xii,454 22 455-459 <br />18 979-433-085-X 2X1,46 M. Quraish Shihab R W Wawasan Al-Qur'an 7 Mizan Bandung 1998 xix,564 23,5 565-567 569-578 <br />19 979-3766-00-1 2X4,106 KH. Muhyidin Abdussomad R F Fiqih Tradisional (Jawaban Pelbagai Persoalan Sehari- hari) 4 Pustaka Bayan Malang 2005 xxviii,372 21 359-369 <br />20 2X4,02 KH. Maimoen Zubair R F Formulasi Nalar Fiqh 1 MHM Kediri 2005 viii,459 24 449-455 456-459 <br />21 979-8880-13-7 2X9 Ja'far Subhani R S Ar-Risalah(Sejarah Kehidupan Rosululloh SAW) 4 Lentera Jakarta 2000 xx,720 24 699-701 702-719 <br />22 979-8966-33-3 2X0,32 Andree Feillard R N NU Vis-à-vis Negara 1 LKIS Yogyakarta 1999 xxvii,471 23 472-495 497-506 <br />23 979-518-308-7 2X5,1 Drs. Sudarsono S.H. R P Pokok -Pokok Hukum Islam 1 Rineka cipta Jakarta 1992 x,672 21 <br />24 2X4,106 Abdul Azis, dkk R P Paradigma fiqh Masail 1 MHM Kediri 2003 xiv,305 21 306-308 <br />25 979-9168-83-X 70 Dr. H.M. Djamaluddin Miri, LC, MA R A Ahkamul Fuqoha' 2 Diantama Surabaya 2005 lxxviii,690 24 665-670 <br />26 979-400-038-8 2x4 Syayid Syabiq R F Fiqih Sunnah (5) 6 Al-Ma'arif Bandung 1990 264 21 <br />27 979-400-038-8 2X4 Syayid Syabiq R F Fiqih Sunnah (6) 7 Al-Ma'arif Bandung 1990 176 21 <br />28 979-3381-25-6 922 Greg Barton R B Biografi Gus Dur 5 LKIS Yogyakarta 2004 xxx,516 23 509-514 <br />29 979-3715-05-7 2X5,1 Dr. 'Aid Al- Qorni R L La Tahzan (Jangan Bersedih !) 18 Qisthi Press Jakarta 2005 xxviii,572 24 <br />30 979-561-567-X 2X4,157 Abdul Baqir Zein R M Masjid -Masjid Bersejarah di Indonesia 1 Gema Insani Jakarta 1999 382 24 <br />31 2X4 Ibnu Rusyd R B Bidayatul Mujtahid 1 Pustaka Amani Jakarta 1995 346 21 <br />32 979-56-0219-5 2X9 HerryMohammad, dkk R T Tokoh-tokoh Islam yng Berpengaruh Abad 20 1 Gema Insani Jakarta 2006 xiv,322 23 <br />33 979-561-871-7 649 Ahmad Syarifuddin R M Mendidik Anak Membaca, Menulis dam Mencintai Al-Qur'an 1 Gema Insani Jakarta 2004 120 27 115-116 <br />34 2X4,05 Ma'rifatus Sholihin, dkk R M Mutiara Samudra Fiqh (Metode Penalaran Solusi Fiqhiyyah) 2 MHM Kediri 2004 23,5 353-356 <br /> <br />KLASIFIKASI : AGAMA <br />KODE : <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 574 John W Kimball R B Biologi (Edisi Keempat) Jilid 1 Erlangga Jakarta xiii,333 Il. 24 <br />2 574 John W Kimball R B Biologi (Edisi Keempat) Jilid 2 Erlangga Jakarta xii,755 24 <br />3 574 John W Kimball R B Biologi (Edisi Keempat) Jilid 3 Erlangga Jakarta xii,1080 Il. 24 <br />4 570 D.A Pratiwi,Sri Maryati Dkk R B Biologi Erlangga Jakarta 2003 xiv,248 25,5 <br />5 574,07 Dr.Tjandra Kirana SM.Noor,Dr Muslimin Ibrahim M.Pd R A Anatomi Manusia University Press IKIP Surabaya 1989 278 27,5 <br />6 574,07 Dr Soewardiati M.Phil R A Reproduksi Dan Embriologi University Press IKIP Surabaya 1989 216 27,5 <br />7 979-688-469-0 574 Cambell Reece,Mitchell R A Biologi Jilid I Erlangga Jakarta 2003 xxi,472 28 <br />8 979-688-470-4 574 Cambell Reece,Mitchell R A Biologi Jilid II Erlangga Jakarta 2004 xxi,501 28 <br />9 979-8034-56-2 575 Michael J Peiczar.Jr, E.C.S Chan R D Dasar-Dasar Mikrobiologi 1 UI Press Jakarta 1986 viii,443 23 <br />10 979-8034-57-0 575 Michael J Peiczar.Jr, E.C.S Chan R D Dasar-Dasar Mikrobiologi 2 UI Press Jakarta 1988 vii,997 23 <br />11 574,4 Omar Faiz, David Mofrat R A Erlangga Jakarta 2003 169 28 <br />12 570 Steve Prentis R B Bioteknologi Erlangga Jakarta 1985 200 24 <br />13 541 Raiph Petrucci Suminar R K Kimia Dasar (Prinsip Dan Terapan Modern) Edisi Keempat Jilid 1 2 Erlangga Jakarta 1993 365 24 <br />14 541 Raiph Petrucci Suminar R K Kimia Dasar (Prinsip Dan Terapan Modern) Edisi Keempat Jilid 2 2 Erlangga Jakarta 1987 365 24 <br />15 541 Raiph Petrucci Suminar R K Kimia Dasar (Prinsip Dan Terapan Modern) Edisi Keempat Jilid 3 2 Erlangga Jakarta 1987 373 24 <br />16 546 Hart Suminar R K Kimia Organik (Suatu Kuliah Singkat) Edisi Keenam Erlangga Jakarta xix,414 23 <br /> <br />KLASIFIKASI : KAMUS <br />KODE : <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 4X1,3 DR K.H. Imam Bashoni Anwar R K Kamus Ulil Albab (Indonesia-Arab) 1 Karya Utama Surabaya vi,576 Il 21 577-578 <br />2 30 Aka Kamarul Zaman& M. Dahlan Y A R K Kamus Ilmiah Serapan 1 Absolut Yogyakarta 2005 883 Il 21 884-885 <br />3 030 Abd. Bin Nuh & Oemar Bakri R K Kamus Mutiara Sumber 344+266 Il 21 <br />4 2X1,3 R K Kamus Al Misbah Bina Iman Jakarta 632 Il 18,5 <br />5 Wasito S R K Kamus ensiklopedi elektronika Inggris-Indonesia Karya Utama Jakarta 1987 1010 Il 25 <br />6 979-523-188-X 14 Goro Taniqushi R K Kamus Standar Bahasa Jepang-Indonesia 7 Dian Rakyat Jakarta 1997 690 Il 23 <br />7 979-407-182-X 4X0,3 Tim R K Kamus besar Bahasa Indonesia 2 Balai Pustaka Jakarta 2002 xxxv,1382 Il 25 <br />8 979-861-319-3 574,03 wildan Yatim R K Kamus Biologi 2 Yayasan Obor Indonesia Jakarta 2003 vi,908 Il 25 <br />9 4X1,3 Zaid H Al Hamid R K Kamus Al Suyassar Il 15,5 <br />10 503 A. Amiruddin R K Kamus Kimia Organik 2 Depdikbud Jakarta 1993 viii,324 Il 21 251 <br />11 979-97103-9-1 400,3 Slamet riyadi, Ainul Farihin R K Kamus Santri Tiga Bahasa 4 Nurma Media Idea Yogyakarta 2006 xxvi,224 Il. 15 219 <br />1 0-19-431424-3 4X13 AS Hornby R K Oxford Advanced Learn's Dictionary 6 University Press 2000 xii,1539 Il.Tab 25 <br />2 4X14 AS Hornby R K Oxford Advanced Learn's Dictionary 5 University Press 1995 x,1428 Il.Tab 25 <br />3 979-655-202-7 400,3 Hadi Podo R K Pandai Berbahasa Inggris 1 Gramedia Pustaka utama Jakarta 1990 xiv,1513 20 <br />4 4X13 John M. Echols R K Kamus Inggris-Indonesia 19 Gramedia Pustaka utama Jakarta 1993 xiv,660 25 <br />5 4X13 John M. Echols R K Kamus Inggris-Indonesia 3 Gramedia Pustaka utama Jakarta 1992 xxi,618 25 <br />6 979-97411-1-4 4X13 Atabik Ali R K Kamus Inggris-Indonesia-Arab 1 Murti Karya Grafik Yogyakarta 2003 1500 Il 25 <br />7 979-407-182-X 4X03 Lukman Ali R K Kamus Besar bahasa Indonesia 10 Balai Pustaka Jakarta 19990 xxxiii,1281 Tab. 25 <br />8 979-8996-17-6 4X13 Ahmad Warson Munawir R K Al Munawir Pustaka Progressif Surabaya 1997 xiv,1634 Il 25 <br />9 4X13 Atabik Ali R K Kamus Kontemporer arab-Indonesia 3 yayasan Ali Ma'shum Yogyakarta 1997 xvi,2053 22 <br />10 979-547-241-0 334 Henriques R K Kamus Koperasi Lima Bahasa 1 Angkasa Bandung 1993 197 Tab. 21 <br />11 503 A. Amirudin R K Kamus Kimia Organik 1 Karya Jakarta 1994 vii,324 21 <br />12 979-9392-27-6 2X1,13 Drs.Ahsin dkk R K Kamus Ilmu Al Quran 1 Pembina Jakarta 2002 v,328 23 325-328 <br />13 4X1,6 S.M. Amos R K Kamus Elektronika 1 Gramedia Jakarta 1981 vii,419 Tab. 20 <br />14 979-3504-00-5 30 M.Dahlan Y. Ali R K Kamus Induk Istilah Ilmiah 1 Target Press Surabaya 2003 vi,832 20 <br />15 623,8 Sugono dkk R K Kamus Istilah Teknik Perkapalan 1 P3B Depdikbud Jakarta 1985 v,154 21 <br />16 603 Rozik B. Soetjipto dkk R K Kamus Istilah Teknologi Mineral 1 P3B Depdikbud Jakarta 1985 viii,180 21 <br />17 636 Adi Sudono dkk R K Kamus Istilah Peternakan 1 P3B Depdikbud Jakarta 1985 v,153 21 <br />18 613,4 M. Bambang Lesmono dkk R K Kamus Istilah Kosmetika 1 P3B Depdikbud Jakarta 1985 v,86 21 <br />19 597 Komar S. dkk R K Kamus Istilah Budidaya Ikan 1 P3B Depdikbud Jakarta 1985 v,64 21 <br />20 413 M. Sastra Pradja R K Kamus Istilah Pendidikan dan Umum Usaha Nasional Surabaya 1978 iii,567 21 <br />21 8X1,1 Aboe Bakar dkk R K Kamus Aceh-Indonesia 1 P3B Depdikbud Jakarta 1985 xxii,562 21 <br />22 400,3 Gari Rakai Sambu R K Kamus Idiom 1 Bintang Cemerlang Yogyakarta 2001 vi,407 21 <br />23 415 Tim R K Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia 8 Balai Pustaka Jakarta 1997 xix,475 23 465-475 <br />24 400,3 Windy Widya R K Kamus Perancis-Indonesia 5 Citra Hasta Prima Jakarta 1999 v,279 21 <br />25 979-518-245-5 4X1,7 Claude P. Wratall R K Kamus Komputer (Akronim dan Singkatan) 2 Rineka Cipta Jakarta 1992 ix,483 21 <br />26 303 C.Pass dkk Drs. Tumpul Rumapea M.A R K Kamus Lengkap Ekonomi 5 Gelora Aksara Pratama Jakarta 1994 vi,700 21 <br />27 979-523-268-1 400,13 Erich, dieter K dkk R K Kamus Indonesia-Jerman 3 Dian Rakyat Jakarta 1999 492 23 <br /> <br />AGAMA <br />KLASIFIKASI : ISLAM (UMUM) <br />KODE : 2X0 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br /> 2X0,3034 Ahmad Zaki Yamani U S Syariat islam Yang abadi Menjawab Tantangan Masa Kini Al maarif Bandung xi,79 20 <br /> 2X0,016 fuad Kauma U S 1001 Panduan Hidup Muslim 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2001 x,338 20 387-388 <br /> 2X0,8 Aziz Mustafa U A Abu Nawas Mau Terbang 2 Mitra Pustaka Yogyakarta 2004 xviii,282 20 <br /> 2X0,8 Miftahul Asror U A Abu Nawas Menjadi Tabib 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2004 xvi,288 20 287-288 <br /> 979-418-003-7 2X0,8 Hamka U D Di Bawah Lindungan Ka'bah 17 Bulan Bintang Jakarta 1986 viii,56 20 <br /> 2X0,8 Muhammad Mahdi Al Istambuli U W Wanita-wanita Sholihah Dalam Cahaya Kenabian 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2002 xxvii,416 20 413-416 <br /> 979-518-572-1 2X0,02 Sudarsono U S Sepuluh Aspek Agama Islam 1 Rineka Cipta Jakarta 1994 ix,384 20 <br /> 979-9015-44-0 2X0,03 H.M. Atho Munzhor U P Pendidikan Studi Islam 3 Pustak Pelajar Yogyakarta 2001 ix,268 20 259-261 263-265 <br /> 2X0,927 Ahmad Najib Afandi U M Madrasah Nahwu Basrah & Kufah 1 al Hikam Brebes 2004 xvi,97 20 97 <br /> 2X0,92 Misbah Mustafa U M Matan Jurumiah Al Balagh Tuban 20 <br /> 2X0,8 fuad Kauma U K Kisah-Kisah Rukun Islam 4 Mitra Pustaka Yogyakarta 2003 x,374 20 <br /> <br />KLASIFIKASI : <br />KODE : 2X0 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 2X0,8 Anis Ma'ruf U H Hati Kecil 2 Pustaka Pelajar Yogjakarta 2003 xvii.171 Il 19 <br />2 2X0,8 Fuad Kauma,Drs.Nipan U K KisaK-isah Rukun Islam 4 Pustaka Pelajar Yogjakarta 2003 x.374 21 <br />3 2X0,6 Budi Suwono U I Ilmuan Islam Pelopor Sains Modern Seri 2 1 Pustaka Qolami Jakarta 2005 220 24 207-210 211-212 <br />4 2X0,6 Budi Suwono U I Ilmuan Islam Pelopor Sains Modern Seri 1 1 Pustaka Qolami Jakarta 2005 196 24 187-190 191-196 <br />5 979-3777-09-5 2X0,927 H.Taufikul Hakim R P Program Pemula Pembaca Kitab Kuning 2 Al-Falah Offset Jepara 2003 v.66 16 <br /> <br /> <br /> <br /> <br />KLASIFIKASI : ALQURAN DAN ILMU BERKAITAN <br />KODE : 2X1 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 979-3477-07-3 2X1.400 00 isnu Arya Waradhana U A Alquran dan Energi Nuklir 1 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2004 xxii,296 Il.Tab 21 273-278 279-294 <br />2 2X1.5 J.M.S. Baijun U A Alquran Dalam Interpretasi Modern 1 gaya Media Pratama Jakarta 1990 xi,137 20,5 <br />3 2X1.6 Mazheruddin Siddiqi U K Konsep Quran Tentang Sejarah 1 Pustaka Firdaus Jakarta 1986 x,204 19 204-204 <br />4 2X1.31 Drs. RS Abdul Aziz U P Pelajaran Tafsir Ilmu Tafsir Wicaksana Semarang 1988 131 20,5 131-131 <br />5 2X1.121 Muharrom S.Ag. U B Belajar Cepat Baca Al Quran Depag RI Jakarta 2000 iv,54 21 <br />6 979-518-020-7 2X1.19 Ibrohim Al Abyadi U S Sejarah Alquran 2 Rineka Cipta Jakarta 1996 ix,119 21 <br />7 2X1.1 Dr.Ir.H.M. Amin Aziz U M Memahami dan Mendalami Ajaran Al quran 4 Bangkit Daya Insana Jakarta 1995 xii,111 Il. 20 <br />8 2X1.5 Har Ismoyo U M Menaggapi Gugatan Kristen Terhadap Al Quran Yasba Surabaya 38 20 <br />9 2X1.2 Abdul Muhaimin As'ad dan H.M. Anas A U T Terjemah Kalimat Al Quran (Sistem 40 Jam) 3 Indah Jaya Surabaya 1996 xxviii,164 Il.Tab 21 <br />10 2X1 Drs, HMT Falahuddin U B Belajar Membaca dan Menulis Huruf Al Quran 7 Serajaya Jakarta 1983 xi,57 21 57-57 <br />11 2X1 Drs, HMT Falahuddin U P Pedoman Pengajaran Membaca dan Menulis Huruf Al Quran 7 Serajaya Jakarta 1983 xi,63 21 63-63 <br />12 979-9048-45-11 2X1.61 Abu Lholilurrahman U K Kisah Ashabul Kahfi 2 Khoirul Bayan Jakarta 2006 59 Il. 19 <br />13 2X1.13 Prof.Mahmud Yunus U M Metode Khusus Bahasa Arab 4 Hidakarya Jakarta 1979 107 Tab. 21 <br />14 2X1.16 Abu Fida' Mohamad Azzar U O Obati Dirimu Dengan Al Quran 3 Pustaka Pelajar Yogyakarta 2005 xxii,190 19,5 <br />15 979-3311-06-1 2X1.121 Ust. Ismail Tekan U T Tajwid Al Quranil Karim 18 Pustaka Al Husna Jakarta 2006 183 Il. 21 181 <br />16 979-9048-45-11 2X1.61 Abu Kholirrohman U K Kisah Ashabul Kahfi 11 Khoirul Bayan Jakarta 2006 59 Il. 18,5 58 <br /> <br />KLASIFIKASI : HADITS <br />KODE : 2X2 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 2X2,1 I. Zainal Abidin R M Mushtholah Hadits 2 Fa. Setia Karya Bandung 1984 x,192 20 <br />2 979-404-188-2 2X2,373 Majlis Tertinggi Urusan Keislaman Mesir U M Makanan Dan Minuman Serta Hewan Kurban Sembelihan Angkasa Bandung 1987 xi,247 25 Muntakhobu Minassunah<br />3 979-418-022-X 2X2,11 M.Hasbiash Shiddiegy U P Pokok-pokok Ilmu Dirasah Haditsh 7 Bulan Bintang Jakarta 1987 411 20 407-411 <br />4 979-8966-06-6 2X2,02 Nasr Hamid Abu Zayd U I Imam Syafi'I : Moderatisme , Elektisisme, Arabisme 1 LKIS Yogjakarta 1997 ix,185 20 175-180 181-185 <br />5 2X2,34 Nadhiroh Mudjab U H 77 Hadits Panduan Shalat Sunnah 3 Mitra Pustaka Yogjakarta 2003 125 15 <br />6 2X2,1 Rs.Abdul Aziz U H Hadits Ilmu Hadits 2 Wicaksana Semarang 1992 113 20 113 <br />7 2X2,21 Husain Bahraisy U H Himpunan Hadits Pilihan Bukhori Surabaya 1980 xii,391 20 267-269 <br />8 2X2,1 Drs.Fatchurohman U I Ikhtishar Mushthalahul Hadits 10 Al-Ma'arif Bandung 1974 396 21 386-388 <br /> <br /> <br />KLASIFIKASI : AQAID <br />KODE : 2X3 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 2X3,1 Muhammad qotib U L Lailahailailah Akidah Syari'ah Dan Sistem Kehidupan 1 Robbani Press Jakarta 1996 248 23 <br />2 2X3,46 Iziz mustofa U S Sepasang Burung Dan Nabi Sulaiman 2 Mitra Pustaka Yogjakarta 2001 xii.194 21 <br />3 2X3,98 Drs,muin umar U O Orientalisme Dan Study Tentang Islam 1 Bulan Bintang Jakarta 1978 138 21 <br />4 2X3 Prof,k,HM Toib thahirap U I Ilmu Kalam 3 Widjaya Jakarta 1975 277 21 <br />5 979-9075-84-X 2X33,46 Umai Muhammad Ali U K Kisah-Kisah Para Nabi 2 Mitra Pustaka Yogjakarta 2003 xiii.295 19 Bacaan Anak <br />6 2X3 Syehikh Muhammad Aifu Dali R K Kifayatul Awam (Pembahasan Pengajaran Tauhid Ahlussunnah) Mutiara Ilmu Surabaya 1997 232 20,5 <br />7 2X3 Syeihkh Nawawi Bin Limar R Q Qomi'uth Thughyan 1 Pelita Dunia Surabaya 1996 viii.114 20 <br />8 2X3,451 Ir,Moh Irhom Zuhdi U K Kunci Surga Dan Tiket Bagi Calon Penghuninya Garuda Buana Indah Surabaya 1996 iv.153 21 153 <br />9 2X3,9 Aqis Bilqisti U S Sentuhan Cahaya Ilahi Perjalanan Orang-Orang Yang Mendapat Petunjuk llahi Bintang Usaha Jaya Surabaya 2005 128 21 <br />10 2X3,8 Syeihkh Mohammad Attamimi DKK U M Mengungkap Kebatilan Penentang Tauhid 1 Y.Al-sofwa Jakarta 1997 84 18 82-84 Kasyfusy Syubuhaat Fit Tauhid<br />11 2X3 M, Rifai BA DKK U P Pelajaran Agama Islam Sulita Bandung 1968 64 21 63 <br />12 2X3 Rinaldi U I Islam Pilihanku (Perjalanan Spiritual Para Mu'allaf Dari Negri Barat) 1 Pustaka Ulumuddin Bandung 2004 95 21 94-95 <br />13 2X3 Dr, Husain Hilmi Isik U M Menjadi Islam Sejati 1 Bintang Pelajar Gresik 1985 106 20,5 <br />14 979-518-337-0 2X3 Drs, H Zainuddin U I Ilmu Tauhid Lengkap 1 Rineka Cipta Jakarta 1996 ix.268 20,5 257-268 <br />15 979-9633-9-5 2X3,09 Dede Sumarna U B Balada Negeri Di Awan 3 Amiss Mas Jakarta 2006 ii.27 21 <br />16 979-16381-1-5 2X3,5 Anis Maskur MA U M Menyikap Tabir Kematian 1 Sukses Bersama Jakarta 2006 414 21 <br />17 2X3 K,H,M Saberaniti U K Keimanan Ilmu Tauhid 2 Mitra Fajar Tangerang 2006 xi.93 18,5 <br />18 2X3 K,H Dja' far Sabroni U R Risalah Tauhid 2 Lekdis Tangerang 2006 x.99 18,5 <br /> <br /><br />KLASIFIKASI : FIQIH <br />KODE : 2X4 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 2X4,1202 Syaikh Abdul Aziz Bin Abdulloh Bin Bas U R Risalah Sholat 2 Mujahid Bandung 2004 120 21 <br />2 2X4,1 Tim Penyusun Buku MHM R B Buku Panduan Praktik 'Ubudiyah 1 MHM Kediri 2004 155 21 155 <br />3 979-3515-22-8 2X4,12 Abu Muhammad Zainul Abidin U K Khusyu' (Mikhroj Ruhani Wali Allah) 1 Al Huda Jakarta 2004 94 17 <br />4 2X4,1 Mansur Bin Abdul Aziz Al-'Ijyan U J Jangan Benci Mengingat Mati 4 Mitra Pustaka Yogjakarta 2003 107 19 <br />5 979-433-144-9 2X4,13 U S Sahur Bersama M.Quraish Shihab 2 Mizan Bandung 2000 276 17 <br />6 2X4,164 KH.Buchori Dahlan U P Petunjuk Praktek Ziaroh Wali Songo 1 PP.Alfadhilah Cirebon 2005 90 Il 18 <br />7 2X4,3 Maimunah Hasan U M Membangun Surga Di Dunia Dan Akherat 1 Bitang Cemerlang Yogjakarta 2000 xi.205 19 205 <br />8 2X4,1201 Misa Abdu U M Menjernihkan Batin Dengan Sholat Khusu' 2 Mitra Pustaka Yogjakarta 2003 xi.193 19 <br />9 979-9483-39-5 2X4,1201 Drs.Sentot Haryanto,M,Si. U P Psilogi Sholat 1 Pustaka pelajar Yogjakarta 2001 xxvii.239 Il 20 223-235 <br />10 979-98337-1-X 2X4,139 Agus Mustofa U U SCIENTIIC FASTING (Untuk Apa Berpuasa) 4 Padma Press Padang 2006 xiv.250 20 <br />11 2X4,122 Ust.Labib Mz U S Sholat Sunnah 1 Bitang Usaha Jaya Surabaya 2003 128 20 <br />12 979-99452 2X4,1 KH.A.Mustofa Bisri U F Fiqih Keseharian Gus Mus 1 Khalista Surabaya 2005 xv.525 20 <br />13 2X4,4 Benyamin Asri,SH U H Hukum Waris Islam 1 Tarsito Bandung 1989 iv.81 21 81 <br />14 2X4,4 Ja'far Amir,Umar Nayiri Saleh U A Al-Faroidh 1 Sitti Zubaidah Magelang 1974 99 21 <br />15 979-3477-39-3 2X4,74 Dr.Mohammad Chirzin,M.Ag U J Jihad Dalam Al-Qur'an 3 Pustaka Pelajar Yogjakarta 2004 vii.171 20 157-163 164-171 <br />16 2X4,1 S.A.Zainal Abidin U K Kunci Ibadah 1 Toha Putra Semarang 1951 128 19 <br />17 2X4,4 Drs.Dian Khoirul Umam U F Fiqih Mawaris 1 Pustaka Setia Bandung 1999 248 21 Tab <br />18 2X4,4 Team U I Ilmu Fiqih 2 Depag Jakarta 1986 vi.181 21 Tab <br />19 2X4,1202 Team U P Penuntun Ibadah Praktis 1 Depag Jakarta 2000 iv.60 21 Il <br />20 2X4,15028 Team U T Tanya Jawab Manasik Haji 1 Depag Jakarta 1996 vii.47 18 <br />21 2X4,15 Team U H Hikmah Ibadah Haji 1 Depag Jakarta 1996 vii.40 17 Il <br />22 2X4,15 Kumpulan Ulama' U P Petunjuk Jama'ah Haji Dan Umroh Serta Peziarah Masjid Rosul SAW 1 Depag Jakarta 1995 66 13 <br />23 2X4,125 Team U P Pedoman Pembinaan Musholla 1 Depag Jawa Timur vii.222 20 Tab <br />24 2X4,222 Dr.Abu Suro'I Abdul Hadi MA U B Bunga Bank Dalam Islam Al Ikhlas Surabaya 1993 68 20 <br />25 2X4 Purna Aliah 1997 U M Mengenal Istilah Dan Rumus Istilah 2 Darul Hikmah Jombang 2002 vii.104 20,5 <br />26 979-561-570-X 2X4,1213 M.Nasarudin Al-Labani U T Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah 4 Gema Insani Press Jakarta 1999 262 24 260-261 Ahkaamul-Janaa'iz Wa Bid'ihaa<br /> <br /> <br />KLASIFIKASI : Akhlaq Dan Tasawuf <br />KODE : 2X5 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 2X5,1 Dr. Muhammad Ali Khutub U G Generasiku, Dengarkan Pesan Nabimu 1 Mitra Pustaka Yogjakarta 2002 241 19 <br />2 2X5,4 Ahmad Baghiabah U P Perilaku Yang Dapat Memperpanjang Umur Dan Merubah Takdir 1 Mitra Pustaka Yogjakarta 2003 160 19 <br />3 2X5,211 Ibnu Taimiyah U M Membedakan Wali Alloh Dan Wali Setan 1 Mitra Pustaka Yogjakarta 2003 279 21 <br />4 2X5,22 Prof.Dr. Husein Syahatah U M Membersihkan Jiwa Dengan Musahabah 1 Mitra Pustaka Yogjakarta 2004 299 21 <br />5 2X5,51 A. Mujab Mahali U K Kewajiban Timbal Balik Orang Tua Anak 10 Mitra Pustaka Yogjakarta 2003 196 19 <br />6 979-421-127-3 2X5,5 Al-Ghozali U M Menangkap Kedalaman Rohaniah Peribadatan Islam 1 Raja Grafindo Persada Jakarta 1995 178 18 <br />7 2X5,1 Fuad Kaumadan U K Kisah - Kisah Akhlak Terpuji 2 Mitra Pustaka Yogjakarta 2001 194 21 <br />8 2X5,1 M.Nipan Abdul Halim U K Menghiasi Diri Dengan Akhlak Terpuji 1 Mitra Pustaka Yogjakarta 2000 359 21 357 <br />9 2X5,1 Dr. Fadhi Ilahi U M Cinta Nabi Dan Tanda - Tandanya 2 Mitra Pustaka Yogjakarta 2004 64 20 <br />10 2X5,1 Sayyid Kutub U C Melawan Kehidupan Yahudi 1 Mujahid Bandung 2004 128 21 <br />11 2X5,1 Dr. Musthofa Al-Qudhat U M merajut Nilai Ukhuah 1 Mitra Pustaka Yogjakarta 2002 207 20 <br />12 979-3237-98-8 2X5,4 Drs. M.Afif Anshori M.A. U M Dzikir Demi Kedamaian jiwa (solusi Tasawuf Atas Problema Manusia Modern) 1 Pustaka Fajar Yogjakarta 2003 121 21 113 <br />13 2X5,1 Muhammad Al-Ghozali U D Akhlak Seorang Muslim 1 Al-Ma'arif Bandung 1995 442 21 <br />14 979-97464-1-8 2X5,4 Muhammad Arifin Ilham U A Hakikat Dzikir (Jalan Taat Menuju Alloh) 5 Intuisi Press 2004 114 19 <br />15 979-3604-01-8 2X5,1 Habiburrohman Elshirazy U H Diatas Sajadah Cinta 2 Basmala Semarang 2005 184 18 <br />16 2X5 KH. Mamin BR U D pembangunan Jiwa Layang Kalimosodo 10 CV.Amin Surabaya 163 20,5 <br />17 2X5,2 Dr. Javad NurBakhsy U P Psikologi Sufi 1 Fajar Pustaka Yogjakarta 1998 258 19 249 <br />18 2X5,1 Haris Firdaus U P 7 Sifat Negatif Manusia 3 Mujahid Bandung 2005 108 15,5 107 <br />19 2X5,1 Dr. Aidh Al-Qorni U S Jadilah Pemuda Kahfi (Ekspresi Cinta Seorang Ulama' Kepada Sang Pencipta) 1 Aqwam Solo 2005 168 21 <br />20 2X5,1 Anshori Ahmad Mahmud U I Husnul Khotimah (Puncak Harapan Dan Memenuju Kebahagiaan) 1 Bina Insani Press Solo 2000 40 15 <br />21 2X5,1 Abu Al-Ghifari U H 7 Perangkap Yahudi 3 Mujahid Bandung 2005 108 15 <br />22 2X5,1 Dr. Wahiduddin Khan U G Menjadi Generasi Qur'ani 1 Mitra Pustaka Yogjakarta 2002 188 19,5 <br />23 2X5,4 Muhammad Bahruddin U D Do'a - Do'a Penyejuk Hati 1 Bintang Cemerlang Yogjakarta 2000 303 19 <br />24 2X5 Nashr Bin Muhammad Assamarandi U T Tuntutan Hidup Para Waliulloh 1 Mutiara Ilmu Surabaya 1995 372 20 <br />25 979-3766-01-8 2X5,4 KH. Muhyiddin Abdussomad U T Tahlil Dan Perspeksi Al-Qur'an Dan As-Sunnah 4 PP.Nurul Islam Jember 2005 88 21 85 <br />26 2X5,1 Yuni Nur Kayati U A Anakku Sayang, Ibumu Ingin Bicara 3 Mitra Pustaka Yogjakarta 2000 102 19,5 101 <br />27 2X5,1 A. Khoiron Marzuki U A Anak Sholeh Dalam Asuhan ibu Muslimah 4 Mitra Pustaka Yogjakarta 2004 xii.243 19,5 241 <br />28 2X5,1 M. Nipan Abdul Halim U A Anak Sholeh Dambaan Keluarga 2 Mitra Pustaka Yogjakarta 2001 xviii.220 19,5 217-220 <br />29 2X5,3 Dr. Mustofa Zuhri U B Butir-butir Mutiara Berita Pikiran Ilmiah Memahami Tauhid Dan tarikat Islam 1 Bina Ilmu Surabaya 1984 112 21 107-108 <br />30 2X5,1 Abu Hadian Syuf U A Anakku, Dengarkan nasehatku 2 Menara Kudus Yogjakarta 2002 121 18,5 <br /><br /><br />KLASIFIKASI : SOSIAL DAN BUDAYA <br />KODE : 2X6 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 2X6,2 Dr. AbdelWahab El-Affendi U M Masyarakat Tak Bernegara 2 LKIS Yogjakarta 2001 ix,101 21 96-68 99-101 <br />2 979-1070-01-6 2X6,1174 Agus Mustofa U M Menuai Bencana 1 Padma Press Surabaya 2006 256 Il 20 <br />3 2X6,612 KH. Ahmad Siddiq U K Khittah Nahdliah 2 Jember 1980 74 20 <br />4 979-9481-02-3 2X6 Bryan S. Turner U M Marxisme (Dan Revolusi Sosial Di Dunia Islam) 1 Nuansa Bandung 2000 184 17 157-176 177-184 <br />5 979-561-232-8 2X6, Dr. Yusuf Qordhowi U A Agenda Permasalahan Umat 2 Gema Insani Press Jakarta 1994 112 19 <br />6 2X6,78 Abderrahim Winarso U Q Qosidah (mengelola Taqwa Seni Sekedar Alat) Dharma Bakti Jakarta 1984 viii,39 20 <br />7 2X6,78 Abderrahim Winarso U Q Qosidah (MembinaTaqwa) Dharma Bakti Jakarta 1982 viii,34 20 <br />8 979-97103-2-4 2X6,13 H. Asyhari Marzuki U W Wawasan Islam (Menggapai Kehidupan Qur'ani) 2 Nurma Media Idea Yogjakarta 2003 xv,143 17 133-135 136-143 <br />9 979-418-189-7 2X6 Joesoef Sou'yb U O Orientalisme Dan Islam 2 Bulan Bintang Jakarta 1990 xvii,192 21 <br />10 2X6,1522 Abu Al-Ghifari U W Wanita Bukan Makhluk Penggoda 1 Mujahid press Bandung 2003 21 93-94 <br />11 2X6,63 Ahmad Hasan Kanzan U W Waktu Luang Bagi Remaja Muslim 2 Mitra Putaka Yogjakarta 2002 101 19,5 <br />12 2X6,63 Abu Al-Ghifari U G Generasi Narkoba 3 Mujahid press Bandung 2003 62 21 61-62 <br />13 2X6,2 H. usep Romli HM U Z Zionis Israel (DiBalik Invasi AS Ke Irak) 1 Mujahid press Bandung 2003 128 21,5 127-128 <br />14 2X6,16 M. Noor Aufa Shiddq U R Tahsinul Khot Menara kudus Kudus 2006 199 15,5 <br /><br /><br />KLASIFIKASI : FILSAFAT <br />KODE : 2X7 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 2X7,2 KH.Imam Badri U H HarmoniKehidupan Seorang Muslim 1 Mysikan 2004 vi,62 15 <br />2 2X7,36 Prof.Dr.Ali Fikri U J Jati Diri Remaja Muslimah 2 Mitra Pustaka Yogyakarta 2003 xii,187 21 Abdul Fatah<br />3 2X7,34 Ma'ruf Zuraeq U P Pedoman Mendidik Anak Menjadi Sholeh Sholehah 1 Bintang Cemerlang Yogyakarta 2001 ix,253 19 Kaifa Nurobbi Abnaana<br />4 1412-7515 2X7,52 H.Sugianto U A Al Tahsir 1 Ponorogo 2001 iv,208 21 <br />5 979-518-842-9 2X7,42 Drs.Ahmad Amir Aziz U N Neo-Modernisme Islam Di Indonesia 1 Rineka Cipta Jakarta 1999 xi,114 20 109 <br />6 979-8877-104 2X7,3 Abdurrahman Sholeh U P Pendidikan Agama Dan Keagamaan (Fisi,Misi Aksi) 1 Gema Windu Jakarta 2000 x,268 21 <br />7 2X7,28 HM.Nurdin Umar U T Tuntunan Dakwah 2 Firma Islamiah Medan 1967 56 20 <br />8 2X7,31 Depag RI U P Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Madrasah Duniyah Jakarta 2000 vi,97 Tbl 21 <br />9 2X7,1 Drs.Ahmad Marimba U P Pengantar Filsafat Pendidikan Islam 3 Al-Ma'arif Bandung 1974 vii,172 18 158 <br />10 2X7,22 Drs.H.Masdar Helmi U D Dakwah Dalam Alam Pembangunan Toha Putra Semarang vii,60 22 58 <br />11 2X7,42 Prof.Dr.Hasan Langgulung U B Beberapa Pemikiran Tentang Pemikiran Islam 1 Al-Ma'arif Bandung 1980 vii,268 21 266 <br />12 2X7,21 Drs.Salman Al Faris U B Bekal-Bekal Dakwah Sinar Ilmu Surabaya 1996 vii,56 20 <br />13 2X7,31 M.Kuho U S Sistem Pendidikan Islam 3 Al-Ma'arif Bandung 1993 vii,423 21 423 <br />14 979-9244-15-3 2X7,3 Prof.Dr Azumardi Azra MA U P Pendidikan Islam (Tradisi Dan Moderinisasi Menjadi Melenium Baru) 3 Kalimah Ciputat 2001 xvii,233 23 209 <br />15 2X7,23 Muhaimin MA U T Tema-Tema Pokok Dakwah Islam di Tengah Tranformasi Sosial Karya Abdi Tama Surabaya xi,283 20 279 <br />16 1693-1149 2X7,52 STAIN Ponarogo U D Dealogia 1 Ponorogo 2003 xii.119 24 <br />17 1693-1505 2X7,52 STAIN Ponarogo U C Cendekia 1 Ponorogo 2003 xii.138 24 138 <br />18 2X7,24 Prof.Dr H.Abubakar Assidik U P Potret Dakwah Muhammad SAW Dan Para Sahabatnya 1 Romadoni Solo 1986 60 18 <br />19 2X7,24 H.M.Bagil Md U C Christian Muslim Dialogue Islamik Dakwah Riyadh 1984 v,47 22,5 47 <br />20 2X7,3 H.A Timur Jaelani MA U K Kebijaksanaan Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag 105 21 <br />21 2X7,42 Ir.H.Yogi Abdya Majid U M Menemukan Jati Diri DI Dalam Alloh Dan Rosululloh 3 GradikaBinangkit 1998 iv,124 23 121-122 <br />22 2X7,321 Ibrohim Amini U B Belajar sambil Bermain 4 Al-Huda Jakarta 2006 64 Il 21 <br /><br /><br />KLASIFIKASI : PESANTREN <br />KODE : 2X7.341 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 2X7.34108 Zamakhsyari Dhofier U T Tradisi Pesantren (Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai) 1 LP3ES Jakarta 1982 vii,192 Il.Tab. 22,5 178-184 185-191 <br />2 2X7.34104 Abdurrahman wahid U B Bunga Rampai Pesantren Dharma Bhakti Jakarta 178 21 <br />3 2X7.34104 Ir.H.Zahril Rustam,MM & Ir.Juhus Prajarto U P Pendirian dan Pengelolaan koperasi di Lingkungan Pondok Pesantren 1 PPBKPP Jakarta 1999 xvi,64 21 <br />4 2X7.34106 Drs.Shobirin el Haddad MM,Drs Andi MR U P Pengelolaan Kewirausahaan di Lingkungan Pondok Pesantren 1 PPBKPP Jakarta 1999 x,66 21 <br />5 2X7.341 Dra.Rosalinda M.Lubis, Drs.Anas Hafiz A U P Pengelolaan Agroindustri di Lingkungan Pondok Pesantren 1 PPBKPP Jakarta 1999 x,58 Tab 21 <br />6 2X7.341 Ir.H.Suwandi,MM & Ir.H.Dadang Suherman U P Pengelolaan Agrobisnis di Lingkungan Pondok Pesantren 1 PPBKPP Jakarta 1999 xii,60 Il.Tab. 21 <br />7 2X7.34104 dr.Yusuf Zubaidi U P Pondok Pesantren dan Kesehatan Pustaka Kita Jakarta 43 Tab 20 <br />8 2X7.34107 Abu Ivan, M.Amien Mansour U P Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Pesantren AlHidayah Jakarta 1975 84 Tab 21 83-84 <br />9 2X7.34104 H.Ainura, Masbuchin dkk U P Pondok Pesantren dan Kesenian Pustaka Kita Jakarta 125 24 <br />10 2X7.34104 dr.Yusuf Zubaidi U P Pondok Pesantren dan Kesehatan Pustaka Kita Jakarta Tab 24 <br />11 2X7.34107 Zamil Brahim U P Pengembangan Pendidikan kepramukaan dalamPondok Pesantren Toha Putra Semarang 1982 114 20,5 <br />12 2X7.341 Drs.Soeparlan Soeryopratando M. Syarif U K Kapita Selekta Pondok Pesantren Paryu Berkah Jakarta 192+25 21 <br />13 2X7.34106 H.Mustafa Syarif U A Administrasi Pesantren Paryu Berkah Jakarta 1984 171 Tab 20 171 <br />14 2X7.34106 H.Mustafa Syarif U A Administrasi Pesantren Paryu Berkah Jakarta 1982 172 Tab 20 171-172 <br />15 2X7.34106 H.Mustafa Syarif U A Administrasi Pesantren Paryu Berkah Jakarta 172 Tab 20 171-172 <br />16 2X7.34106 H.Mustafa Syarif U A Administrasi Pesantren Paryu Berkah Jakarta 184 Tab 20 183-184 <br />17 2X7.341 Drs.Saiduddin A.Rosyid,Mlis U P Pendirian dan Pengelolaan Baitul Maal Wat Tamwil di Lingk.Pondok Pesantren 4 PPBKPP Jakarta 1999 40 Tab 20 <br />18 2X7.3 Prof.Dr.Hasan Langgulung U B Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam 1 Al Maarif Bandung 1980 268 20 266 <br /> <br />19 979-1528-0-7 2X7.341 Drs.H.Mahmud,MM U Model-Model Pembelajaran di Pesantren 1 Media Nusantara Tangerang 2006 vii,123 20 121 <br />20 979-15381-0-7 2X7.341 Ahmad Mujib El-Shirozy,Fahmi Arief ElM U Landasan Etika Belajar Santri 1 Sikses Bersama Jakarta 2006 144 20 <br />21 2X7.341 Drs.H.Amin Haedari M.Pd.,M.Ishom El S U Pesantren dan Madrasah Diniyah 1 Diva Pustaka Jakarta 2004 vii,131 21 129 <br />22 2X7.341 Drs.H.Amin Haedari M.Pd. U Panorama Pesantren Dalam Cakrawala Modern 4 Diva Pustaka Jakarta 2006 viii,182 21 181 <br />23 979-24-2407-5 2X7.341 Drs.H.Amin Haedari M.Pd. U Masa Depan Pesantren (Dalam Tantangan Modernitas dan Tantangan Komplesitas Global 2 IRD Press Jakarta 2006 vi,282 21 279 <br />24 979-96596-8-X 2X7.341 Drs.H.Amin Haedari M.Pd. U Transformasi Pesantren 1 Media Nusantara Jakarta 2006 xi,240 23 231 <br />25 2X7.34102 Abu Ivan U Penyelenggaraan Koperasi Pondok Pesantren 1 Al Hidayah Jakarta 1974 vi,49 18 <br /> 2X7.341 U Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Oleh Pondok Pesantren 1 PPPP Jakarta 2000 x,40 21 <br /> 2X7.34108 Drs.Marwan Sridjo U Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia Dharma Bhakti Jakarta 1982 173 20 105 <br /> 979-98939-0-9 2X7.341 Drs.H.Muhammad Nasri, Dra.Hj.Sundarini U Kewirausahaan Santri 1 Citra Yudha Jakarta 2004 vi,106 20 <br /> 2X7.341 Drs.H.Abd.Rahman Shaleh U Pola Pembimbingan Madrasah Diniyah Depag Ri Jakarta 1999 45 21 <br /> 2X7.341028 Kol. Suprapto Koijurito U Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Kelautan di Pondok Pesantren Depag Ri Jakarta 2000 46 21 <br /> 2X7.382 U Upaya Peningkatan dan Pembinaan Perguruan Agama Islam Depag Ri Surabaya 1982 80 21 <br /> 2X7.34 Drs.M.Fadiilah Zaidi, Drs.Ahmad Sanusi U Kiat Sukses Pesantren Mandiri Depag Ri Jakarta 1999 x,58 21 <br /> 2X7.33 Drs.H.Achyarni S U Materi kegiatan Ramadhan Untuk Siswa Sekolah Menengah Tingkat Atas Depag Ri Jakarta 1985 xiii,49 21 <br /> <br /> 2X7.341 U Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Pondok Pesantren Depag RI Jakarta 2003 viii,77 21 <br /> 2X7.341 Drs.H.Sadikun Sugihwaras U Pondok Pesantren dan Pembangunan Pedesaan Dharma Bhakti Jakarta 1980 vii,168 21 <br /> 2X7.3 Prof.Dr.Azyumardi Azra MA U Pendidikan Islam (Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru) 3 Kalimah Jakarta 2001 xvii,233 23 209 <br /> U Deklarasi kairo elsam Yogyakarta 1998 xii,16 18 <br /> <br /> <br />KLASIFIKASI : <br />KODE : 2X8 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br /> 979-8966-01-5 2X8 Kazuo Shimogaki U Kiri Islam (Antara Modernisme Islam dan Postmodernisme,kaj. Kritis Atas Pemikiran Hassan hanafi) LKIS Yogyakarta 1993 xix.149 21 77-81 144-149 <br /> <br /> <br /><br />KLASIFIKASI : SEJARAH ISLAM DAN BIOGRAFI <br />KODE : 2X9 <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br />1 979-97482-7-5 2X9,8 Helvy Tiana Rasa Dkk U E Episode Cinta Sang Murabbi 1 Putaka Jakarta 2005 ivi.272 Il 18 <br />2 979-514-914-8 2X9,8 Yoga Ad.Attarmia U K KH.Muh.Ilyas Rohyat Ajengan Santun Dari Ciparung 2 Rusda Karya Bandung 2000 xiv.157 Il 24 155-156 <br />3 979-8932-11-0 2X9,3 Prof.DR.A.Syalabi U S Sejarah Dan Kebudayaan Islam 2 4 Al Husna Zikra Jakarta 2000 403 21 399-402 <br />4 2X9,13 Mahmudah Azizia U K Kearifan Siti Khodijah 1 Putra Pelajar Gresik 1999 xvi,192 20,5 <br />5 979-659-008-5 2X9,11 KH.Firdaus A.N U D Detik-Detik Terakhir Kehidupan Rosululloh 2 Red Ilmu Jaya Jakarta 2001 viii,128 21 191-192 <br />6 2X9,14 Hilmi Ali Sya'bana U K Khobah Bin Arat, Suraqof Bin Malik,Yazid Bin Abu Sofyan 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2004 ix,150 19,5 Sahabat Nabi 128 <br />7 2X9,14 Hilmi Ali Sya'bana U S Salman Al Farisi,'Abd Alrohman Bin Auf,Abdulloh Bin Mas'ud 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2004 viii,178 19,5 Sahabat Nabi 150 <br />8 2X9,14 Hilmi Ali Sya'bana U J Ja'far Bin Abi Tholib,Abu Bakar Assidik,Suhaib Bin Sinan 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2004 viii,138 19,5 Sahabat Nabi 178 <br />9 2X9,14 Hilmi Ali Sya'bana U A Abu Dzar Al Ghifari,SA'ad Bin'ubadah,Samurah Bin Jundap 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2004 112 19,5 Sahabat Nabi 138 <br />10 2X9,14 Hilmi Ali Sya'bana U U Ustman Bin Affan 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2004 viii,134 19,5 Sahabat Nabi 112 <br />11 2X9,14 Hilmi Ali Sya'bana U A Annas Bin Abd Al Mutholib,Na'man Bin Muqorobin,Ubai Bin Ka'ab 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2004 viii,141 19,5 Sahabat Nabi 134 <br />12 2X9,14 Hilmi Ali Sya'bana U A Amr Bin Ash,Abdulloh Bin Zubair,Abdulloh Bin Umar 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2004 viii,134 19,5 Sahabat Nabi 141 <br />13 2X9,14 Hilmi Ali Sya'bana U A Abdulloh Bin Abbas,Abd Bin Amr Bin Haram,Abu Hurairah Addausi 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2004 ix,134 19,5 Sahabat Nabi 134 <br />14 2X9,14 Hilmi Ali Sya'bana U A Abu Ai 'Ash Bin Al Robi',Abu Ubaidah Amir Bin Jaroh,Amr Bin Ma'dikarib 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2004 ix,120 19,5 Sahabat Nabi 120 <br />15 2X9,14 Hilmi Ali Sya'bana U S Sa'id Bin Zaid,Tholhah Bin Ubaidah Al Tami Abu musa Al As'ari 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2004 ix,148 19,5 Sahabat Nabi 148 <br />16 2X9,14 Hilmi Ali Sya'bana U U Uair Bin Malik hudzaifah BiN Yaman Abu Sofyan Bin Al Haris 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2004 viii,132 19,5 Sahabat Nabi 132 <br />17 2X9,14 Hilmi Ali Sya'bana U H Hamzah Bin Abd Al Mutholib,Anas Bin Malik,Kholil Bin Walid 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2004 viii,142 19,5 Sahabat Nabi 142 <br />18 2X9,14 Hilmi Ali Sya'bana U U Usman Bin Zaid,Zaid Bin Khotob,Abbad Bin Bisur 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2004 viii,106 19,5 Sahabat Nabi 106 <br />19 2X9,14 Hilmi Ali Sya'bana U K Kholid Bin Zaid,Khubaid Bin 'Athli,Wajzai'ah Bin Saur 1 Mitra Pustaka Yogyakarta 2004 viii,114 19,5 Sahabat Nabi 114 <br />20 979-556-138-3 2X9,8 Idries Shah U S Sang Guru Zaman (Kisah-Kisah Dari Timur) 1 Syafa'at Surabaya 2004 xviii,216 17,5 <br />21 979-9148-49,1 2X9,14 Zaidin Sidik U A Abdurrohman Bin 'Auf (Sang Konglomerat Muslim) 3 Khoirul Bayan Press 2006 79 Il 17,5 75 <br />22 979-9148-48,4 2X9,14 Zaidin Sidik U Z Zaid Bin Sabit Penghimpun Wahyu Alloh 3 Khoirul Bayan Press 2006 82 Il 17,5 79 <br />23 979-9148-48,9 2X9,14 Zaidin Sidik U A Abu dzar Al Ghifari Pembela Kaum Tertindas 2 Khoirul Bayan Press Jakarta 2006 iii,91 Il 17,5 88 <br />24 979-9148-49,3 2X9,14 Khomarudin Ibnu Mikam U K Kisah Mujahidin Perang Badar 2 Khoirul Bayan Press Jakarta 2006 120 Il 17,5 118 <br /><br />BUKU PELAJARAN <br />KLASIFIKASI : BUKU PELAJARAN <br />KODE : <br /> <br />No No ISBN Kode DDC Pengarang KLB KLJ Judul Cet Penerbit Kota Tahun Jml Hlm Il/Tbl Tinggi Jdl Seri Hlm.Bbl Hlm. Ind Jdl Asli<br /> RAK BARAT RAK BARAT <br />1 910 Drs.Koko Kustiawan U I Ilmu Pengetahuan Sosial geografi 1 A 1 Angkasa Bandung 2005 vii,48 Il.Tab. 28 47-48 <br />2 500 Anang Prasetyo U S Sains (Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan) 1 A 1 Gramedia Jakarta 2005 viii,120 Il. 27 117-118 <br />3 420 Chabib Basirun U S Speak English First 1 A 1 Grasindo Jakarta 2005 xx,75 Il. 27,5 74 <br />4 323 Amin Suprihatin,Spd U K Kewarganegaraan 1 Cempaka Putih Klaten 2006 iv,92 Il.Tab. 28 82 <br />5 500 Budi Suryatin dkk U S Sains (Energi dan Perubahannya) 1 Grasindo Jakarta 2006 xx,183 Il.Tab. 26 180 <br />6 979-33-6026-4 420 Soegeng HS U E Effectif English 1 Tiga Serangkai solo 2005 vi,154 Il.Tab. 25 145 146 <br />7 979-668-615-5 510 Ponco Sujatmiko U M Matematika Kreatif 1 Tiga Serangkai solo 2005 vi,245 Il.Tab. 25 237 <br />8 979-668-591-4 2X4.00 Drs. T. Ibrohim U P Penerapan Fiqh 1 Tiga Serangkai solo 2005 xi,132 Tab. 25 132 <br />9 979-668-606-6 2X1.472 Drs. T. Ibrohim U P Pemahaman Al Quran dan Hadits 3 Tiga Serangkai solo 2005 xi,84 Il.Tab. 25 84 <br />10 979-668-622-8 420 Drs. T. Darsono U F Fasih Berbahasa arab 3 3 Tiga Serangkai solo 2005 xviii,110 Il.Tab. 25 110 <br />11 979-668-636-8 2X3.09 Drs. T. Ibrohim dkk U M Membangun Aqidah dan Akhlak 3 Tiga Serangkai solo 2005 xii,116 Il.Tab. 25 116 <br />12 979-668-610-4 2X9.3 Drs. T. Ibrohim dkk U T Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam 3 Tiga Serangkai solo 2005 xii,100 Il.Tab. 25 99 <br />13 330 Drs. Bambang Pris Hardoyo U P Pelajaran Ekonomi 1 Grasindo Jakarta 2005 iv,78 Il.. 27 77 <br />14 910 Drs.Koko Kustiawan U I Ilmu Pengetahuan Sosial geografi 1 B 1 Angkasa Bandung 2005 vii,48 Il.Tab. 28 47-48 <br />15 500 Anang Prasetyo U S Sains (Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan) 1 B 1 Gramedia Jakarta 2005 viii,120 Il. 27 117-118 <br />16 420 Chabib Basirun U S Speak English First 1 B 1 Grasindo Jakarta 2005 xx,75 Il. 27,5 74 <br /> <br /> RAK UTARA RAK UTARA <br />1 979-495-176-5 420.7 Drs. Murdibjono, MA dkk U E English For The Junior High School 1 A 3 Univ Negeri Malang Malang 2001 vi,64 Il.Tab. 26 58 <br />2 979-495-265-6 420.7 Drs. Murdibjono, MA dkk U E English For The Junior High School 2 A 3 Univ Negeri Malang Malang 2001 iv,64 Il.Tab. 26 60 <br />3 979-495-268-0 420.7 Drs. Murdibjono, MA dkk U E English For The Junior High School 3 A 2 Univ Negeri Malang Malang 2001 vi,58 Il.Tab. 26 57 <br />4 979-495-382-2 410 Dra. Annassiyah Muchtar dkk U B Bahasa Indonesia 1 B 4 Univ Negeri Malang Malang 2001 vi,63 Il.Tab. 29,7 63 <br />5 979-495-382-2 410 Dra. Annassiyah Muchtar dkk U B Bahasa Indonesia 1 A 4 Univ Negeri Malang Malang 2001 vi,52 Il.Tab. 29,7 53 <br />6 979-495-467-5 330.9 Dra. H. Bambang Banu Siswoyo,MM dkk U I IPS Ekonomi Untuk SLTP Kelas III 1 Univ Negeri Malang Malang 2001 114 Il.Tab. 29,5 113-114 <br />7 979-495-466-7 330.9 Dra. H. Bambang Banu Siswoyo,MM dkk U I IPS Ekonomi Untuk SLTP Kelas II 1 Univ Negeri Malang Malang 2001 117 Il.Tab. 29 118 <br />8 979-495-465-9 330.9 Dra. H. Bambang Banu Siswoyo,MM dkk U I IPS Ekonomi Untuk SLTP Kelas I 1 Univ Negeri Malang Malang 2001 78 Il.Tab. 29 78 <br />9 979-495-272-9 330 Dra. H. Bambang Banu Siswoyo,MM dkk U I IPS Ekonomi Untuk SLTP Kelas III 1 IKP Malang Malang 1996 iv,124 Il.Tab. 26 123 <br />10 979-495-271-0 330 Dra. H. Bambang Banu Siswoyo,MM dkk U I IPS Ekonomi Untuk SLTP Kelas II 1 IKP Malang Malang 1996 iv,92 Il.Tab. 26 92 <br />11 979-495-270-21 330 Dra. H. Bambang Banu Siswoyo,MM dkk U I IPS Ekonomi Untuk SLTP Kelas I 1 IKP Malang Malang 1996 iv,76 Il.Tab. 26 76 <br />12 979-8422-87-2 410 Drs.H. Abdullah Ambang,Zainal Arifin Spd dkk U P Penuntun Terampil Bahasa Indonesia 2 1 Trigenda Karya Bandung 1999 x,118 Il.Tab. 29,5 117-118 <br />13 979-8422-87-2 410 Drs.H. Abdullah Ambang,Zainal Arifin Spd dkk U P Penuntun Terampil Bahasa Indonesia 3 1 Trigenda Karya Bandung 1999 x,126 Il.Tab. 29,5 125-126 <br />14 979-8422-87-2 410 Drs.H. Abdullah Ambang,Zainal Arifin Spd dkk U P Penuntun Terampil Bahasa Indonesia 1 1 Trigenda Karya Bandung 1999 x,134 Il.Tab. 29,5 133-134 <br />15 979-514-605-x 909 Mh. Hassan N. dkk U I IPS Sejarah 1 rosdakarya Bandung vi,113 Il.Tab. 27 113 <br />16 979-514-607-6 909 Mh. Hassan N. dkk U I IPS Sejarah 3 rosdakarya Bandung vi,146 Il.Tab. 27 145-146 <br />17 979-9035-03-1 39 Ch. Usman U G Geografi Untuk SLTP Kelas 1 3 Jantiko Bandung 1996 ix,105 Il.Tab. 27 105 <br />18 979-9035-03-1 301 Ch. Usman U G Geografi Untuk SLTP Kelas 2 3 Jantiko Bandung 1996 ix,96 Il.Tab. 27 96 <br />19 979-9035-03-1 301 Ch. Usman U G Geografi Untuk SLTP Kelas 3 2 Jantiko Bandung 1996 viii,118 Il.Tab. 27 118 <br />20 510.7 Drs.Wahyuddin Djumanta U M Matematika untuk SLTP Kelas 2 2 Multi Trust Bandung 1999 vi,122 Il.Tab. 29,5 122 <br />21 510.7 Drs.Wahyuddin Djumanta U M Matematika untuk SLTP Kelas 1 2 Multi Trust Bandung 1999 vi,153 Il.Tab. 29,5 153 <br /> <br /> RAK TIMUR RAK TIMUR (Bag.Selatan) <br />1 979-3740-54-X 492 Khoirul Huda M.Ag Dkk U B Bahasa Arab 1 Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 vii,128 Tab. 24 <br />2 979-3740-55-8 492 Sutaman M.A Dkk U B Bahasa Arab 2 Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 v,70 Tab. 24 <br />3 979-3740-56-6 492 Sutaman M.A Dkk U B Bahasa Arab 3 Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 v,75 Tab. 24 <br />4 979-3740-49-3 297,4 Roli Abdul Rohman M.Ag Dkk U F Fiqih 2a Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 vi,127 Tab. 24 127 <br />5 979-3740-50-7 297,4 Roli Abdul Rohman M.Ag Dkk U F Fiqih 2b Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 v,108 24 108 <br />6 979-3740-51-5 297,4 Roli Abdul Rohman M.Ag Dkk U F Fiqih 3a Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 v,139 24 139 <br />7 979-3740-52-3 297,4 Roli Abdul Rohman M.Ag Dkk U F Fiqih 3b Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 vi,106 24 106 <br />8 979-3740-30-2 2X9 Drs Husein Tuanaya M.Ag Dkk U S SKI 3a Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 v,91 24 91 <br />9 979-3740-31-0 2X9 Drs Husein Tuanaya M.Ag Dkk U S SKI 3b Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 v,102 Tab. 24 102 <br />10 979-3740-23-X 2X1,46 Dra Lilis Fauziyah R.A M.Ag Dkk U A Al Qur'an Dan Al Hadits 3a Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 vi,97 24 97 <br />11 979-3740-61-2 2X1,46 Dra Lilis Fauziyah R.A M.Ag Dkk U A Al Qur'an Dan Al Hadits 3b Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 v,88 24 88 <br />12 979-3487-39-9 2X5,1 Roli Abdul Rohman M.Ag Dkk U A Akidah Akhlaq 2b JP Press Surabaya 2004 x,118 Tab. 24 118 <br />13 979-3487-40-2 2X5,1 Roli Abdul Rohman M.Ag Dkk U A Akidah Akhlaq 2a JP Press Surabaya 2004 x,134 Tab. 24 134 <br />14 979-727-317-2 2X4 Drs A Wahid Sy M.Ag Dkk U M Memahami Fiqih 3 Ed.1 ARMICO Bandung 2006 xii,104 25 103 <br />15 2X3,1 Drs Taufikurrokhman M Ag Dkk U A Akidah Akhlaq Xa MDC Jatim Surabaya 2005 v,122 Tab. 25 122 <br />16 2X3,1 Drs Taufikurrokhman M Ag Dkk U A Akidah Akhlaq Xb MDC Jatim Surabaya 2005 v,178 25 176 <br />17 2X3,1 Drs Moh Karim M.Ag, Sholih Zainuri M Ag U A Akidah Akhlaq XI MDC Jatim Surabaya 2005 v,194 Il.,Tab 25 189-190 <br />18 2X4,00 Roli Abdul Rohman M.Ag Dkk U F Fikih X MDC Jatim Surabaya 2005 v,210 Il.,Tab 25 208 <br />19 2X4,00 Drs Moh Karim M.Ag, Sholih Zainuri M Ag U F Fikih XI MDC Jatim Surabaya 2005 v,130 Tab 25 129 <br />20 420 Khoirul Huda M.Ag Dkk U B Bahasa Arab X MDC Jatim Surabaya 2005 xii,146 Tab 25 <br />21 420 Badarman Dkk U B Bahasa Arab XI MDC Jatim Surabaya 2005 x,92 Tab 25 <br />22 2X1,472 Dra Ulfa Hayati Muzayanah M.Ag Dkk U A Al Qur'an Hadits X MDC Jatim Surabaya 2005 vi,170 Tab 25 140 <br />23 2X1,472 Dra Ulfa Hayati Muzayanah M.Ag Dkk U A Al Qur'an Hadits XI MDC Jatim Surabaya 2005 vi,146 Tab 25 122 <br />24 2X9,3 Imam Subchi U S SKI XII 1 Lista Fariska Putra Jakarta 2006 x,138 Il. 25 137 <br />25 492 A Saepul Hidayat S.Ag U B Belajar Efektif BahasaArab XII Inti Media Cipta Nusantara Jakarta 2006 viii,160 Il.,Tab 25 <br />26 472 Firdos Mujahidin M.Ag U A Al Qur'an Dan Hadits 1 Titian Ilmu Bandung 2006 x,109 28 109 <br /> <br /> RAK TIMUR RAK TIMUR (Bag.Utara) <br />1 979-3740-02-7 519,5 Binti Maqsudah Dkk U M Matimatika Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 v.124 Tab 24 <br />2 979-3740-05-1 519,5 Imam Sujarwo Dkk U M Matimatika (3A) Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 vi.169 24 <br />3 979-3740-05-1 519,5 Imam Sujarwo Dkk U M Matimatika (3A) Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 vii.163 24 <br />4 979-3740-45-0 540 Budi Wibowo Dkk U K Kimia (3B) Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 vi.97 Tab 24 <br />5 979-3740-04-3 519,5 Binti Maqsudah Dkk U M Matimatika (2B) Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 v.110 24 <br />6 979-3740-03-5 519,5 Binti Maqsudah Dkk U M Matimatika (2A) Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 v.125 Tab 24 <br />7 979-3740-01-9 519,5 Fatkurrohman Dkk U M Matimatika Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 v.126 24 <br />8 979-462-580-9 910,7 Sumardi Sutrijat U G Geografi (1) 1 Depdikbud Jakarta 1999 xiii.196 Il 28 <br /> <br /> RAK TIMUR RAK TIMUR (Bag.Utara) <br />1 979-462-339-3 523,3 Moh.Ma'mur Tanudidjaya U I Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa 4 Perum Balai Pustaka Jakarta 1996 xi,196 Il,Tbl 27 169 <br />2 979-462-528-0 910 Kartinan Kudonarpodo & Didang U G Geografi 2 1 PT.Balai Pustaka Jakarta 1997 xii,132 Il 28 131 <br />3 979-662-069-3 910 Tim Penyusun U G Geografi Cempaka Putih Klaten 2005 iv,244 Il,tbl 27 243 <br />4 979-3740-44-2 540 Marjani Dkk U K Kimia (3A) Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 v,143 Tbl 20 143 <br />5 979-3740-43-4 540 Dra.Yanisetyuati Dkk U K Kimia (2B) Wahana Dinamika Karya Jakarta 2004 v,103 Tbl 103 <br />6 503 A.Amirudin Dkk U K Kamus Kimia (Kimia Organik) 2 Depdikbud Jakarta 1993 viii,324 21 <br />7 979-462-549-3 540,7 Benny Karyadi U K Kimia (2) 2 Depdikbud Jakarta 1998 xiii,236 Il 23 232 <br />8 979-668-688-0 574,1 Endang Susilowati U S Sains Kimia (prinsip & Terapanya) 2A 1 Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Solo 2004 xiii,148 Il,Tbl 25 <br />9 570 Gunawan Susilowarno Dkk U B Biologi PT,Grasindo Jakarta 2005 viii,120 Tbl 27 119 <br />10 979-678-734-2 510 Ujang Maulidin U M Matematika (Program IPA) 2 Sarang Panca Nusa Bandung 2006 v,272 27 272 <br />11 979-3740-06-X 510 Imam Sujarwo Dkk U M Matematika (3B) Wahana Dinamika Karya Bandung v,138 23 138 <br />12 979-517-09-4 510 Wagiman U M (Prioritas) Matematika Widya Duta Grafika Bandung 2005 v,186 25 186 <br />13 979-407-626-0 510 Andi Hakim Dkk U M Matematika (1) 2 PT.Balai Pustaka Jakarta 1994 xii,190 Il 28 <br />14 979-462-410-1 510 Andi Hakim Dkk U M Matematika (2) 1 Depdikbud Jakarta 1994 xii,280 Il 28 <br />15 Binti Maqsudah Dkk U M Matematika (XI A) iv,122 21 199 <br />16 979-462-5973 530 Tan Ik Gie , Dkk U F Fisika Modern Pelengkap Buku Fisika SMU 1,2,3 1 Depdikbud Jakarta 1999 viii,126 Il 22 126 261-267 <br />17 979-462-3415 530,07 E. Budikase Dan Nyoman Kertiase U F Fisika 3 Untuk SMU Kelas 3 1 Depdikbud Jakarta 1995 xi,269 Il 28 269 153-155 <br />18 979-462-3415 530 E. Budikase Dan Nyoman Kertiase U F Fisika 2 Untuk SMU Kelas 2 1 Depdikbud Jakarta 1994 x,157 Il 28 157 235-241 <br />19 979-462-3415 530 Nyoman Kertiasa U F Fisika1 Untuk SMU Kelas 1 3 Depdikbud Jakarta 1996 x,242 Il 28 242 <br />20 979-462-3601 510 Soekarno dan M. Amin U B Biologi 3 Untuk SMU Kelas 3 1 Depdikbud Jakarta 1995 x,256 Il 28 255-256 <br />21 979-668-6570 570 Sri apujianto M. Si U B Biologi (2A) Untuk Kelas 2SMA /MA 1 Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Solo 2004 xii,164 Il,Tbl 22 159 <br />22 979-3740-078 170 Drs. Wasono, Dkk U B Biologi (2B) Untuk Kelas 2 SMA /MA Wahana Dinamika Karya Surabaya 2004 v,102 Il,Tbl 24 102 <br /> <br /> RAK TIMUR RAK TIMUR (Bag.Utara) <br />1 979-462-529-9 330,07 Suradjiman U E Ekonomi 2 1 Depdikbud Jakarta 1997 <br />2 979-462-501-9 909 Edhie Wurlantoro U S Sejarah Nasional Dan Umum 1 1 Depdikbud Jakarta 1996 <br />3 979-462-573-6 301,07 Yad Mulyadi U A Antropologi SMUKelas 3 1 Depdikbud Jakarta 1999 <br />4 979-462-574-4 301,07 Lambang Trijono Suharko U S Sosiologi 2 SMU Kelas 3 1 Depdikbud Jakarta 1998 <br />5 979-462-525-6 301 Hanneman Samuel Dan Aziz Suganda U S Sosiologi 1 SMU Kelas 2 1 Depdikbud Jakarta 1997 <br />6 979-462-446-2 330,07 Suradjiman U E Ekonomi 1 SMU Kelas 1 1 Depdikbud Jakarta 1996 <br />7 979-462-572-8 909 Machmoed Effendhie U S Sejarah Budaya SMU Kelas 2 1 Depdikbud Jakarta 1999 <br />8 979-46-430-62 410 Ali Saukah Dan Murdibjono U E English For Senior High School Book 1 for the First year 1 Depdikbud Jakarta 1995 <br />9 979-46-430-62 410 Ali Saukah Dan Arwijati Wahyudi U E English For Senior High School Book 2for the First year 1 Depdikbud Jakarta 1996 <br />10 979-462-532-9 420,7 Murdibjono Dan Arwijati Wahyudi U E English For Senior High School Book 3 for the First year 1 Depdikbud Jakarta 1997 <br />11 979-3740-07-8 570 Drs. Wasono M. Pd. Dkk U B Biologi (2A)Untuk MA Sederajat 1 Wahana Dinamika Karya Surabaya 2004 <br />12 979-462-590-6 910,01 Hakim L. M. , Moh. Ma'mur T. & Jaja U J Jagad Raya Pelengkap Buku IPBA Untuk SMU Kelas 1,2,3 1 Depdikbud Jakarta 1999 <br />13 979-462-213-3 530 Drs. M. Birsyam U H Hukum - Hukum kekekalan Dalam Matematika 3 Depdikbud Jakarta 1993 vii,66 <br />14 530 Muhammad Nur Heri Siswaya U F Fisika Untuk Kelas XI MA / SMA Semester 1 Dan 2 vi,159 <br />15 979-462-5914 531,07 Tan Ik Gie , Dkk U M Mekanika Pelengkap buku Fisika SMU Kelas 1,2,3 Depdikbud Jakarta 1999 x,131 <br /> <br /> <br /> <br /> RAK BARAT RAK BARAT <br />1 979-668-616-3 510 Ponco Sudjatmiko.M.Si U M Matematika Kreatif (Konsep dan Terapannya) Tiga Serangkai Solo 2004 xiv.178 Tab 25 <br />2 979-668-616-4 909 Drs.Suparman Dkk U P Pengetahuan Sosial Sejarah Tiga Serangkai Surakarta 2004 xiv.210 25 205 <br />3 492 U B Bahasa Arab تعلم اللغة العربيّة IB Media Ilmu Jakarta vii.84 25 84 <br />4 472 U A Aqidah Dan Hadits 1B Media Ilmu Jakarta vii.87 25 88 <br />5 2X3,09 U A Aqidah Dan Akhlak 1B Media Ilmu Jakarta vii.104 25 103 <br />6 2X9,3 U S Sejarah Kebudayaan Islam 1B Media Ilmu Jakarta vii.84 25 84 <br />7 2X4,1 U F Fikih 1B Media Ilmu Jakarta vii.79 25 80 <br />8 979-750-015-9 510 Amihidaris .Sri Maemanah .Bayu Urip .S U M Matematika 1 Aria Duta Depok 2005 vi.242 25 <br />9 979-678-285-2 959,8 Drs.H.Endang .H.Sriyanti U S Sejarah Nasional Dan Umum VII B 6 Sarana Panca Karya Bandung 2005 vii.64 25 63 <br />10 979-727-170-6 530 Drs.H.Susilo Djamhari U S Sains Fisika 1B 1 Armico Jakarta 2004 105 25 <br />11 979-3104-97-X 510 Amron Muzakki U M Matematika 1B Lista Fariska Putra Jakarta 2005 vi.122 25 105 <br />12 4X0 A.Murfi'ah S U B Bahasa Dan Sastra Indonesia 1A Lista Fariska Putra Bandung 2005 vi.90 Il 25 121 <br />13 979-727-294-3 323 Enjangodih.Dra.Sumarni U P Pengetahuan sosisal Kewarganegaraan 1B 1 Armico Jakarta 2004 57 25 <br />14 4X0 A.Murfi'ah S U B Bahasa Dan Sastra Indonesia 1B Lista Fariska Putra Jakarta 2005 vi.102 Il 25 89 <br />15 510 Amron Muzakki U M Matematika 1A Lista Fariska Putra Bandung 2005 vi.122 25 57 <br />16 678-295-2 959,8 Drs.H.Endang .H.Sriyanti U S Sejarah Nasional Dan Umum VII A 6 Sarana Panca Karya Bandung 2005 viii.68 25 103 <br />17 979-727-294-3 323 Dr.SHM Dahlan Ridwan U P Pengetahuan sosisal Kewarganegaraan 1A 1 Nusa Bandung 2004 25 121 <br />18 2X4,1 H.As'ad Bashori Spd U F Fikih 1A Armico Jakarta 2005 74 25 65 <br />19 2X9,3 U S Sejarah Kebudayaan Islam 1A Media Ilmu Sidoarjo 2005 viii.87 25 <br />20 2X3,09 U A Aqidah Dan Akhlak 1B Media Ilmu Malang 2004 viii.86 25 73 <br />21 472 U A Aqidah Dan Hadits 1A Media Ilmu Malang 2005 x.137 25 88 <br />22 492 U B Bahasa Arab تعلم اللغة العربيّة IA Media Ilmu Malang 2004 vii.68 25 138 <br />23 410 Endang Dwilestari .Y.Budi.Artati U P Pelajaran Bahasa Dan Sastra Intan Prawira Klaten 2005 xiii. 220 25 68 <br />24 330,9 Dani Fardani S U I Ilmu Pengetuan Sosial Dan Ekonomi 1A Angkasa Bandung 2004 vii.44 25 104 <br />25 330,9 Dani Fardani S U I Ilmu Pengetuan Sosial Dan Ekonomi 1B Angkasa Bandung 2004 vii.40 25 220 <br /> <br /> <br /> RAK TIMUR RAK TIMUR (Bag. Selatan) <br />1 979-3487-41-0 440 Fuslianyo.Spd,Dra.Eko Wardani U B Bahasa Indonesia 1 Press Surabaya 2004 vi,140 Tbl 24 140 <br />2 979-3740-32-9 420 Drs.Widayanto Dkk U B Bahasa Inggris 3B 1 Wahana Dinamika 2004 vi,80 Il.Tbl 24 80-81 <br />3 979-3740-32-9 420 Drs.Widayanto Dkk U B Bahasa Inggris 3A 1 Wahana Dinamika 2004 v,80 Il.Tbl 24 80-81 <br />4 979-3740-32-9 420 Dra.Isma'il U B Bahasa Inggris 2B 1 Wahana Dinamika 2004 v,82 Tbl 24 81-82 <br />5 979-3740-32-9 420 Dra.Isma'il U B Bahasa Inggris 2A 1 Wahana Dinamika 2004 v,82 Tbl 24 80 <br />6 979-3487-36-4 330 Subianto.Spd U E Ekonomi 1 Press Surabaya 2004 X,118 Tbl 24 115-116 <br />7 979-3487-36-6 330 Subianto.Spd U E Ekonomi 1 Press Surabaya 2004 X,118 Tbl 24 117-118- <br />8 979-3487-33-2 342 Tim.Musyawarah Guru Bina PPKN U P PPKN .Kls 3 1 Press Surabaya 2004 X,114 Il.Tbl 24 105-107 <br />9 979-3487-32-1 342 Tim.Musyawarah Guru Bina PPKN U P PPKN .Kls 2 1 Press Surabaya 2004 X,132 Tbl 24 126-128 <br />10 979-3487-31-3 323 Tim.Musyawarah Guru Bina PPKN U K Kewarganegaraan 1 Press Surabaya 2004 Xii,112 Il 24 119-122 <br />11 979-5171-93-3 323 Drs.Syamsudin U K Kewarganegaraan 1 Widiya Duta Surabaya 2006 vi,126 Il.Tbl 24 125-126 <br />12 979-526-753-1 420 Desmal Dardjis U E English (Sciencen And Social Program) 1 Bumi Aksara Surabaya 2006 v,157 Il.Tbl 24 145-146 <br />13 979-517-085-6 410 Sarno Yulianto U K Kompeten Berbahasa Dan Bersastra Indonesia 1 Widiya Duta Jakarta 2005 vi,191 Tbl 24 189-191 <br />14 979-517-240-9 330 Saminto U W Wawasan Ekonomi 1 Widiya Duta Jakarta 2005 vi,202 Tbl 24 200 <br />15 979-668-873-5 330 Prof.Dr.Sutarno .Mpd U K Kompetensi Ekonomi 1 Tigas Serangkai Surakarta 2004 viii,104 Il.Tbl 24 104 <br />16 420 Drs.Widayanto.Mpd U E English 1 Tigas Serangkai 2005 vi,157 Il.Tbl 24 155-157 <br />17 979-517-082-1 8X1 Sarno Yulianto U K Kompeten Berbahasa Dan Bersastra Indonesia 1 Depdikbud 2005 vi,309 Il.Tbl 24 307-309 <br />18 979-668-535-3 420 Bambang Sugeng U F Funtional English (For Senior High Scool) 1 Widiya Duta 2005 vi,346 Il.Tbl 24 346 <br />19 979-668-871-9 330 Prof.Dr.Sutarno .Mpd U K Kopetensi Dasar ekonomi 2 Tigas Serangkai Solo 2005 X,102 Il.Tbl 24 102 <br />20 330 Bianto U E Ekonomi 1 Tigas Serangkai Solo 2005 vi,194 Tbl 24 194 <br />21 4X0 Garys Karaf U T Terampil berbahasa indonesia 2 Tigas Serangkai Jakarta 1995 iX,250 Tbl 24 <br />22 Imam Syafi'i U T Terampil berbahasa indonesia 1 Perum Balai Pustaka Jakarta 1995 iX,60 Il 24 <br />23 410 Imam Syafi'i U T Terampil berbahasa indonesia 1 Perum Balai Pustaka Jakarta 1996 iX,238 Il 24 <br />24 2X3,6 Amin Suprihatini .Spd U K Kewarganegaraan 1 Perum Balai Pustaka Klaten 2005 iv,172 Il 28 167perpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5249326490969683533.post-15797078763429975712009-11-03T11:24:00.000-08:002010-04-17T16:26:25.214-07:00PROFIL PERPUSTAKAAN PONDOK PESANTREN DARUL HUDA<span style="font-weight:bold;">PROFIL <br />PERPUSTAKAAN PONDOK PESANTREN DARUL HUDA <br />MAYAK TONATAN PONOROGO <br /></span><br /><span style="font-weight:bold;">A. PENDAHULUAN</span><br /><br />Perpustakaan perpustakaan pp.Darul Huda yang berdiri pada tanggal 29 September 1989 bernaung dibawah Yayasan Pondok Pesantren Darul Huda, merupakan salah satu dari media pendukung Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di PP.darul huda Darul Huda. <br />Perpustakaan Madrasah Aliyah Darul Huda sebagaimana Madrasah Aliyah Darul Huda bernaung, menggunakan metode <span style="font-weight:bold;">" على نهج السلفية الحديثة " </span> dengan pengertian <br /><span style="font-weight:bold;">" المحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح "</span> yang artinya tetap melestarikan metode lama yang baik dan mengambil baru yang lebih baik. Metode ini diharapkan sesuai arah kebijakan pemerintah mengenai kurikulum tahun 2004 dengan pendekatan berbasis kompetensi yang mulai diberlakukan tahun 2004.<br />B. STATUS PERPUSTAKAAN<br /> Perpustakaan Madrasah Pondok Pesantren Darul Huda berada di bawah Yayasan Darul Huda<br />C. VISI <br />Berilmu, Beramal, Bertaqwa <br />D. MISI<br /> Membantu mewujudkan warga madrasah berilmu yang amaliyah dan beramal yang ilmiah <br /> hingga mencapai insan yang bertaqwa. <br /><br />E. TUJUAN<br /><br />1. Membantu meningkatkan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam manajemen Pendidikan di madrasah, baik kepala sekolah , tenaga pengajar, murid, tata usaha serta masyarakat dalam fungsinya untuk memposisikan posisinya masing – masing, sehingga secara bersama – sama dapat berperan serta dalam proses pendidikan.<br />2. Membantu memberikan kwalitas proses belajar mengajar yang baik. Seluruh keluarga Madrasah didorong untuk meningkatkan prestasinya , termasuk dalam hal ini adalah upaya meningkatkan wawasan kepala sekolah , guru dan murid. <br />3. Mewujudkan siswa yang mempunyai wawasan luas dan hati yang jernih. Sehingga disamping menjadi manusia yang berilmu, juga menjadi manusia yang berperan aktif dalam membangun masyarakat.<br />4. Mendorong seluruh komponen yang terlibat untuk mampu menjadikan fungsi manajemen dan fungsi Perpustakaan bagi penyelenggara Perpustakaan.<br />F. TARGET<br /> Terciptanya kegiatan di perpustakaan yang terencana dan terarah dengan acuan manajemen <br /> yang baik.<br />1. Meningkatnya kualitas Kegiatan Belajar Mengajar, siswa, guru dan seluruh keluarga besar madrasah, sehingga bisa membantu terciptanya Proses Belajar Mengajar yang kondusif dan menciptakan output yang handal.<br />2. Berfungsinya seluruh kegiatan dengan baik yang berkaitan dengan kegiatan seluruh petugas perpustakaan, sehingga memungkinkan terjadinya kerjasama yang baik dan terbangunnya rasa tanggung jawab bersama antara kita.<br />G. SASARAN<br /><br />Sasaran kegiatan Perpustakaan adalah siswa, guru dan seluruh warga madrasah dapat menggali potensi yang ada dan sadar untuk terus berusaha meningkatkan sumber daya pribadi maupun Manusia lainnya. <br />H. PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN <br />No. Jenis Program Keterangan<br />01 Harian <br /> 1. Pelayanan peminjaman dan pengembalian buku.<br />2. Penataan Buku <br />3. Perawatan buku<br />02 Mingguan <br /><br /> 1. Pengecekan inventaris Perpustakaan.2. <br />03 Bulanan <br /> 1. Pengecekan data peminjaman<br />2. Perawatan buku (penyampulan)<br />3. Koordinasi dengan bagian putri.<br />04 Tahunan 1. Laporan kegiatan<br />2. Studi banding<br />3. Pengecekan total buku dan inventaris <br />4. Peremajaan gedung perpustakaan.<br />5. Pembuatan proposal pembelian buku <br />6. Pembuatan Kartu Anggota Perpustakaan<br /><br />PROFIL PERPUSTAKAAN PONDOK PESANTREN DARUL HUDA<br /><br />A. Identitas Perpustakaan<br /> <br />1. Nama Perpustakaan : PERPUSTAKAAN PONDOK PESANTREN DARUL HUDA<br />2. Alamat Perpustakaan <br /> a. Jalan : Jl. Ir. H. Juanda Gg. VI No. 38 Mayak<br /> b. Desa : Tonatan<br /> c. Kecamatan : Ponorogo<br /> d. Kabupaten : Ponorogo<br /> e. Propinsi : Jawa Timur ( Kode Pos. : 34618 ) <br /> f. No. Telp / No. Fax. : ( 0352 ) 461093 Fax ( 0352 ) 486964 <br />3. Nama Yayasan : YAYASAN DARUL HUDA <br />4. Tahun Berdiri : 1989 <br />5. Nama Kepala Perpustakaan : Ust. SHOLIHUL HUDA <br />6. SK Kepala Perpustakaan <br />a. Nomor : 0277/PP.DH / P.1/VII/07<br />b. Tanggal : 17 Juli 2007<br /><br />B. DATA PETUGAS <br />1. Jumlah petugas Perpustakaan pada tahun 2007/2008 <br />a. Laki-laki : 3 Orang <br />b. Perempuan : 3 Orang<br /> J u m l a h : 6 Orang<br /> <br /><br />C. DATA FASILITAS PERPUSTAKAAN <br /><br />No. Jenis Ruangan Jumlah Kondisi<br />1 Ruang Buku & Baca 2 Baik / rusak * )<br />2 Ruang Referensi & Media 2 Baik / rusak * )<br /><br />PROFIL PERPUSTAKAAN PERPUSTAKAAN DARUL HUDA<br />D. Identitas Madrasah <br /> <br />1. Nama Perpustakaan : PERPUSTAKAAN PONDOK PESANTREN DARUL HUDA<br />2. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda Gg. VI No. 38 Mayak <br /> Kelurahan : Tonatan<br /> Kecamatan : Ponorogo<br /> Kabupaten : Ponorogo<br /> Propinsi : Jawa Timur ( Kode Pos. : 34618 ) <br /> No. Telp / No. Fax. : ( 0352 ) 461093 / ( 0352 ) 486964 <br />3. Nama Yayasan : YAYASAN DARUL HUDA <br />4. Tahun didirikan : 1989 <br />5. Nama Kepala Perpustakaan : Ust. SHOLIHUL HUDA <br />6. No. SK. Kepala Perpustakaan : 0277/PP.DH / P.1/VII/07<br />7. Masa Kerja Kepala : 1 tahun ( dimadrasah ini ) <br /><br />E. Data Petugas pengunjung <br />1. Jumlah Petugas dalam 5 tahun terakhir <br /><br />Struktur 2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007 2007/2008<br />Kepala Perpustakaan 1 1 1 1 1<br />Bag. Administrasi 1 1 1 1 1<br />Bag. Keuangan 1 1 1 1 1<br />Bag. Pengadaan - - 1 1 1<br />Bag. Pemeliharaan 1 1 1 1 1<br />Bag. Sirkulasi - - 1 1 1<br />Bag. Referensi 1 1 1 1 1<br />2. Jumlah Rata-rata Pengunjung Harian Dalam Satu Tahun Terakhir : <br />Bulan Rata-rata Pengunjung Harian <br /> Laki-laki Perempuan Jumlah<br />Juli 37 30 67<br />Agustus 40 30 70<br />September 40 36 76<br />Oktober 43 33 76<br />Nopember 47 41 88<br />Desember 49 42 91<br />Januari 50 45 95<br />Februari 53 47 100<br /> <br /><br />C. Data Fasilitas Perpustakaan <br /> <br />1. Ruangan <br /><br />No Jenis Ruangan Jumlah Kondisi<br /> Ruang Baik Rusak Ringan Rusak Berat<br />1 Ruang Buku dan Baca 2 - 2 -<br />2 Ruang Referensi &Media 1 - - -<br /> <br />2. Infrastruktur <br /><br />No Infrastruktur Jumlah Kondisi<br /> Baik Rusak Ringan Rusak Berat<br />1 Pagar Depan - - - -<br />2 Pagar Samping - - - -<br />3 Pagar Belakang - - - -<br />4 Tiang Bendera 2 V - -<br />5 Reservoir / Menara Air 1 V - -<br />6 Bak Sampak Permanen 1 V - -<br />7 Saluran Primer - - - -<br />8 Lain-lain - - - -<br /><br />3. Perabot<br /><br />No P e r a b o t Jumlah Kondisi<br /> Baik Rusak Ringan Rusak Berat<br />1 Rak Buku 8 - - -<br />2 Meja Baca 4 - - -<br />3 Kursi Baca 4 - - -<br />4 Meja Petugas 3 - - -<br />5 Kursi Petugas 5 - - -<br />6 Almari Inventaris 1 - - -<br />7 Meja komputer 1 - - -<br />8 Lain-lain - - - -<br /><br />4. Alat Penunjang Perpustakaan <br /><br />No Jenis Alat Penunjang Jumlah Kondisi<br /> Baik Rusak Ringan Rusak Berat<br />1 CD Pengetahuan Islam - - - -<br /><br /> 5. Alat Mesin kantor <br /><br />No Jenis Alat Mesin Jumlah Kondisi<br /> Baik Rusak Ringan Rusak Berat<br />1 Komputer 1 1 - -<br />2 Printer 1 1 - -<br />3 TV 1 1 - -<br />4 Tape 1 1 - -<br />5 VCD Player 1 1 - -<br /><br />KATA PENGANTAR<br /><br /><br />Program Kerja Perpustakaan Pondok Pesantren Darul Huda ini berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan santri Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo Jawa Timur dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional dan pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren Darul Huda Ponorogo. <br /><br />Dalam rangka mencapai Tujuan Institusional pondok Pesantren Darul Huda diperlukan suatu program kerja yang jelas, yang dapat dipergunakan sebagai pedoman kerja para guru dan karyawan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.<br /><br />Dalam menyusun program kerja ini, kami telah berusaha sekuat tenaga, sebatas kemampuan kami untuk menyusunnya dengan sebaik-baiknya, sudah barang tentu untuk mendapatkan program yang baik dan bermutu, kami harus memadukan antara jenis kegiatan dan alokasi waktu yang tersedia sesuai dengan kemampuan dan kondisi perpustakaan madrasah.<br /><br />Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan partisipasi aktif dari semua jajaran baik petugas perpustakaan, guru maupun karyawan yang ada di lingkungan Pondok Pesantren Darul Huda khususnya dan Pondok Pesantren Darul Huda pada umumnya.<br /><br />Mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan Perpustakaan madrasah, maka buku kerja ini baru dapat memuat program kerja harian, bulanan dan tahunan.<br /><br />Akhirnya kepada semua pihak, baik petugas Perpustakaan, guru maupun karyawan yang telah mencurahkan waktu, pikiran dan tenaganya guna penyusunan program kerja ini, tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga Allah SWT menerima amal baik kita semua. Amin.perpuskumayakhttp://www.blogger.com/profile/14776243702575267474noreply@blogger.com5